Sementara itu Huang yang sudah diberi peringatan oleh Rocky dan berjalan keluar kantor segera menelepon Marot untuk menjemputnya, kini dia mengerti bahwa yang dia hadapi berada di luar jangkauan nya, dia kini tahu seberapa menakutkan nya Radhis.
“Aku tak mau berurusan dengan iblis ini lagi,sudah cukup aku masih bisa menyembuhkkan tanganku dan mencari pekerjaan lain, dari pada aku harus meregang nyawa di tangan iblis itu”, ucap Huang lirih sendirian dengan menunggu Marot datang.
“Oh Tuan Huang apa yang terjadi?” tanya Marot saat melihat tangan Huang lemas karena patah sebelah.
“Sudah yang terpenting antarkan aku kerumah sakit terlebi dahulu!” ucap Huang pada Marot.
Kini mereka berdua pergi menuju rumah sakit dahulu, di rumah sakit Huang menolak dirawat inap, dia memilih untuk rawat jalan karena dia sadar, dia tak begitu memiliki banyak uang sekarang.
Setelah tangan Huang sudah di tangani, dan di beri perban dan pe
“Bagaimana bisa kau menyalahkan aku?! Sementara kau sendiri yang berjanji akan membantuku dengan sikap sombongmu!!”.“Kau memeang wanita Tua yang tak tau diri!!!”,“Jika bukan karena kau memintaku untuk menyiksa Rachel dulu di kantor agar dia tanda tangan penyerahan perusahaan padamu, Rocky tak akan menyimpan dendam padaku dan mendatangkan istriku kesini!! , Tau Kau??!!”Kini Huang benar benar marah pada nenek Xion dia merasa bahwa nenek Xion hanya mengambil keuntungan darinya, dan nenek Xion terkesan ingin menyingkirkan Huang saat terjadi seperti ini.“Lantas apa maumu sekarang?!” tanya nenek Xion yang kini sduah tak ada rasa hormat sedikitpun pada Huang, mengingat Huang sekarnag tak lebih dari seorang pecundang.“Aku ingin kau memulangkan ku ke China!! Kau yang harus menanggung semua biaya kepulangan ku!!”.“Apa!!??” , seru nenek Xion, “Bagaimana bisa begitu, masal
Kini keesokan harinya Rachel yang bekerja di kantornya tiba tiba kedatangan tamu,sementara itu nenek Xion dan Marot tidak datang kekantor dulu untuk sementara,“Permisi Bu, ibu mempunyai tamu yang sekarang sedang menunggu di ruangan rapat sekarang”, ucap karyawan Rachel pada nya saat dia sedang duduk di kursinya dengan menyelesaikan pekerjaannya.“Baik sebentar lagi saya akan kesana”.Setelah memberekan beberapa berkas di mejanya Rachel menemui tamu di ruangan rapat kantornya,“Permisi, ada yang bisaa saya bantu?” tanya Rachel pada tamunya yang ternyata dua orang wanita, mereka adalah Mey dan Alin.“Nona Rachel benar?” tanya Mey pada Rachel yang kini duduk di depan mereka.“Iya saya Rachel”.“Begini Nona,saya Mey dan ini adalah anak saya Alin dari sekarang dia yang akan mengurus terkait proyek Jiang motor di Auckland jadi tolong kalau bisa nona melihat propo
Pada pagi hari ini tepatnya dua hari setelah Huang meninggalkan Auckland, dan satu hari dari penanda tangananan kontrak proyek antara Alin Jiang Motor dan Rachel Dari Wish,Radhis baru saja ingin bangkit dari tempat tidur untuk seperti biasa menyiapkan sarapan untuk istrinya,“Suamiku tunggu”, ucap Rachel yang ternyata juga sudah bangun,“Kamu sudah bangun?” tanya Radhis pada Istrinya saat kini Tangan Radhis dipegang oleh Rachel saat dia ingin beranjak dari tempat tidur.“Iya, kemarin aku lupa, diminta oleh Ibu untuk bilang sesuatu padamu”,“Apa itu?” ucap Radhis yang kini duduk kembali di tempat tidur untuk mendengar Istrinya berbicara,“Jadi begini, sepertinya aku dari kemarin lupa, kalau ibu meminta agar aku bilang padamu” ucap Rachel pada suaminya, kemudian Rachel melanjutkan pembicaraannya lagi, “Ibu ada Reuni dengan beberapa teman sekolahnya, dan sepertinyaitu hari
Radhis dan Tania kini dalam perjalanan menuju Reuni sekolah Tania, reuni itu di adakan di Restoran biasa di jalan pusat Auckland,“Saya akan memarkirkan Mobilnya dulu Bu” ucap Radhis pada saat Tania keluar dari Mobil,“Nanti kamu masuk saja, tapi ingat kamu jangan membuatku malu!”, ucap Tania pada Radhis, dan kini Radhis sedikit maju kedepan untuk memarkir mobilnya di tempat parkir yang sudah disediakan oleh restoran tempat Ibunya Reuni.Sedangkan Rachel di kantornya merasah sedikit kuwalahan, karena sepertinya untuk yang kesekian kalinya nenek Xion dan Sea tak masuk kekantor, sedangkan mereka juga di gaji, jika memang besok tak masuk lagi Rachel bersumpah akan mendatangi mereka kerumahnya.Kembali pada Radhis yang saat ini sudah berjalan meninggalkan parkiran tiba tiba dikagetkan dengan beberapa orang yang mengagetkannya dari arah belakang,“Hey bisahkah kau cepat sedikit, ibuku sudah ada janji
“Kau tak percaya wajar, kau tak akan mengerti urusan bisnis seperti ini”.“Tapi aku bertana benarkah anak nyonya mengenal Direktur Geneve?”, Tanya Radhis dengan tatapan nya yang begitu dingin.“Kenapa kau menatapku seperti itu?”, tanya sih Regad pada Radhis, kemudian Regad melanjutkan “Tentu saja aku kenal, apa kau pikir anak Tante tania akan bisa begitu mudah mendapat kontrak dengan Geneve jika tak ada yang membantunya?”,Dengan diam Radhis hanya berkata lagi dalam hati, “Memang benar tak akan mudah jika tak ada yang membantu, tapi itu aku, bukan bajingan sepertimu”,“Oh, Bagus kalau begitu jika memang kamu kenal dengan direktur Geneve, bisahkah kau telepon kan dia untuk ku, aku ingin berterimakasih karena sudah mengistimewakan Istriku wakttu itu”.“ehh, Itu” Regad seolah kebingungan,“Kenapa?” tanya Radhis pada Regad, dan kini semua mata m
“Bukan begitu Regad”, “Sudah Bu biarkan saja”, ucap Radhis melarang Tania untuk berbicara lagi.Untuk kali ini berbeda dari biasanya, kini Tania menuruti apa yang di katakan oleh Radhis, dia mencoba untuk mengingat betapa berkuasanya laki laki yang selama ini di anggap pecudang itu, sampai sampai Tania hampir saja menjilat lantai Rumahnya hanya karena kalah dalam pertaruhan, Jika marah, tentu saja Tania adalah orang yang paling marah bahkan membenci Radhis, namun kali ini dia tak mau tampak buruk di depan teman teman sekolahnya dulu.“Tuh tante lihat, menantu Tante saja sudah siap menanggung malu itu, jadi Tante tenang saja”.Kini Regad benar-benar tertawa begitu keras, dia tak pernah mengerti bagaimana itu Maizen atau bagaimana cara agar bisa makan disana.Kini acara di Restoran itu sudah selesai, semua yang ada disana sedang bersiap menuju Maizen,“Tante bagaimana kalau ikut bersama saya”, tan
“Tante jangan bercanda seperti itu”, “Mana mungkin pecundang sepertinya bisa membeli mobil, dan bahkan Dua?”, Regad yang masih tak percaya mencoba menyangkal ucapan Tania.Sementara itu yang lain hanya mendekat ke arah Tania mereka mulai bertanya tanya pada Tania,“Benar kah itu Tania?”,“Bukankah Menantumu itu seorang yang tak berguna?”“Bukankah dulu dia sering jadi hujat-hujatan keluarga besarmu?”Beberapa wanita berumur itu mulai bertanya satu persatu,“Iya,. Aku juga tak mengerti, tapi kini dia sekarang sudah banyak membantu keluarga kecil kami”.Ucap Tania sambil meihat ke menantunya yang kini tengah berdiri dengan tampak begitu gagah.Kini seolah tania benar benar berterimakasih karena akhirnya diasudah tak harus menanggung malu di depan teman teman nya, namun tak tau sampai kapan Tania akan bersikap sebaik ini karena seperti yang diketahui Tania adalah
Kini begitu Radhis sampai di Maizen beberapa yang lain sudah selesai memarkir mobilnya, mereka menunggu semua orang berkumpul terutama Regad, dia ingin menyombongkan dirinya didepan banyak orang .“Ini dia pecundang datang”, ucap Regad pada Ibunya saat dia melihat mobil Radhis datang,.“Kau benar”, ucap Nataly yang selalu bersaing dengan Tania,Semula dia ingin menyombongkan diri karena dia bilang bahwa anakknya yang membantu Rachel di Geneve waktu kontrak pertama dulu, untuk menunjukan bahwastatusnya lebih tinggi dibandingkan dengan Tania.Kini Radhis sudah berhenti didekat kerumunan tadi, yang seolah olah anak Tk yang menunggu saat untuk bertamasya.“Ibu dan Bibi bisa turun disini biar aku memarkir mobinya di basement parkir dulu”, ucap Radhis memersilahkan Ibu mertuanya dan Temannya untuk turun.“Hey kau tau cara parkir disini tidak?” tanya Regad dengan keras untuk menarik perhat