Kini keesokan harinya Rachel yang bekerja di kantornya tiba tiba kedatangan tamu,
sementara itu nenek Xion dan Marot tidak datang kekantor dulu untuk sementara,“Permisi Bu, ibu mempunyai tamu yang sekarang sedang menunggu di ruangan rapat sekarang”, ucap karyawan Rachel pada nya saat dia sedang duduk di kursinya dengan menyelesaikan pekerjaannya.
“Baik sebentar lagi saya akan kesana”.
Setelah memberekan beberapa berkas di mejanya Rachel menemui tamu di ruangan rapat kantornya,
“Permisi, ada yang bisaa saya bantu?” tanya Rachel pada tamunya yang ternyata dua orang wanita, mereka adalah Mey dan Alin.
“Nona Rachel benar?” tanya Mey pada Rachel yang kini duduk di depan mereka.
“Iya saya Rachel”.
“Begini Nona,saya Mey dan ini adalah anak saya Alin dari sekarang dia yang akan mengurus terkait proyek Jiang motor di Auckland jadi tolong kalau bisa nona melihat propo
Pada pagi hari ini tepatnya dua hari setelah Huang meninggalkan Auckland, dan satu hari dari penanda tangananan kontrak proyek antara Alin Jiang Motor dan Rachel Dari Wish,Radhis baru saja ingin bangkit dari tempat tidur untuk seperti biasa menyiapkan sarapan untuk istrinya,“Suamiku tunggu”, ucap Rachel yang ternyata juga sudah bangun,“Kamu sudah bangun?” tanya Radhis pada Istrinya saat kini Tangan Radhis dipegang oleh Rachel saat dia ingin beranjak dari tempat tidur.“Iya, kemarin aku lupa, diminta oleh Ibu untuk bilang sesuatu padamu”,“Apa itu?” ucap Radhis yang kini duduk kembali di tempat tidur untuk mendengar Istrinya berbicara,“Jadi begini, sepertinya aku dari kemarin lupa, kalau ibu meminta agar aku bilang padamu” ucap Rachel pada suaminya, kemudian Rachel melanjutkan pembicaraannya lagi, “Ibu ada Reuni dengan beberapa teman sekolahnya, dan sepertinyaitu hari
Radhis dan Tania kini dalam perjalanan menuju Reuni sekolah Tania, reuni itu di adakan di Restoran biasa di jalan pusat Auckland,“Saya akan memarkirkan Mobilnya dulu Bu” ucap Radhis pada saat Tania keluar dari Mobil,“Nanti kamu masuk saja, tapi ingat kamu jangan membuatku malu!”, ucap Tania pada Radhis, dan kini Radhis sedikit maju kedepan untuk memarkir mobilnya di tempat parkir yang sudah disediakan oleh restoran tempat Ibunya Reuni.Sedangkan Rachel di kantornya merasah sedikit kuwalahan, karena sepertinya untuk yang kesekian kalinya nenek Xion dan Sea tak masuk kekantor, sedangkan mereka juga di gaji, jika memang besok tak masuk lagi Rachel bersumpah akan mendatangi mereka kerumahnya.Kembali pada Radhis yang saat ini sudah berjalan meninggalkan parkiran tiba tiba dikagetkan dengan beberapa orang yang mengagetkannya dari arah belakang,“Hey bisahkah kau cepat sedikit, ibuku sudah ada janji
“Kau tak percaya wajar, kau tak akan mengerti urusan bisnis seperti ini”.“Tapi aku bertana benarkah anak nyonya mengenal Direktur Geneve?”, Tanya Radhis dengan tatapan nya yang begitu dingin.“Kenapa kau menatapku seperti itu?”, tanya sih Regad pada Radhis, kemudian Regad melanjutkan “Tentu saja aku kenal, apa kau pikir anak Tante tania akan bisa begitu mudah mendapat kontrak dengan Geneve jika tak ada yang membantunya?”,Dengan diam Radhis hanya berkata lagi dalam hati, “Memang benar tak akan mudah jika tak ada yang membantu, tapi itu aku, bukan bajingan sepertimu”,“Oh, Bagus kalau begitu jika memang kamu kenal dengan direktur Geneve, bisahkah kau telepon kan dia untuk ku, aku ingin berterimakasih karena sudah mengistimewakan Istriku wakttu itu”.“ehh, Itu” Regad seolah kebingungan,“Kenapa?” tanya Radhis pada Regad, dan kini semua mata m
“Bukan begitu Regad”, “Sudah Bu biarkan saja”, ucap Radhis melarang Tania untuk berbicara lagi.Untuk kali ini berbeda dari biasanya, kini Tania menuruti apa yang di katakan oleh Radhis, dia mencoba untuk mengingat betapa berkuasanya laki laki yang selama ini di anggap pecudang itu, sampai sampai Tania hampir saja menjilat lantai Rumahnya hanya karena kalah dalam pertaruhan, Jika marah, tentu saja Tania adalah orang yang paling marah bahkan membenci Radhis, namun kali ini dia tak mau tampak buruk di depan teman teman sekolahnya dulu.“Tuh tante lihat, menantu Tante saja sudah siap menanggung malu itu, jadi Tante tenang saja”.Kini Regad benar-benar tertawa begitu keras, dia tak pernah mengerti bagaimana itu Maizen atau bagaimana cara agar bisa makan disana.Kini acara di Restoran itu sudah selesai, semua yang ada disana sedang bersiap menuju Maizen,“Tante bagaimana kalau ikut bersama saya”, tan
“Tante jangan bercanda seperti itu”, “Mana mungkin pecundang sepertinya bisa membeli mobil, dan bahkan Dua?”, Regad yang masih tak percaya mencoba menyangkal ucapan Tania.Sementara itu yang lain hanya mendekat ke arah Tania mereka mulai bertanya tanya pada Tania,“Benar kah itu Tania?”,“Bukankah Menantumu itu seorang yang tak berguna?”“Bukankah dulu dia sering jadi hujat-hujatan keluarga besarmu?”Beberapa wanita berumur itu mulai bertanya satu persatu,“Iya,. Aku juga tak mengerti, tapi kini dia sekarang sudah banyak membantu keluarga kecil kami”.Ucap Tania sambil meihat ke menantunya yang kini tengah berdiri dengan tampak begitu gagah.Kini seolah tania benar benar berterimakasih karena akhirnya diasudah tak harus menanggung malu di depan teman teman nya, namun tak tau sampai kapan Tania akan bersikap sebaik ini karena seperti yang diketahui Tania adalah
Kini begitu Radhis sampai di Maizen beberapa yang lain sudah selesai memarkir mobilnya, mereka menunggu semua orang berkumpul terutama Regad, dia ingin menyombongkan dirinya didepan banyak orang .“Ini dia pecundang datang”, ucap Regad pada Ibunya saat dia melihat mobil Radhis datang,.“Kau benar”, ucap Nataly yang selalu bersaing dengan Tania,Semula dia ingin menyombongkan diri karena dia bilang bahwa anakknya yang membantu Rachel di Geneve waktu kontrak pertama dulu, untuk menunjukan bahwastatusnya lebih tinggi dibandingkan dengan Tania.Kini Radhis sudah berhenti didekat kerumunan tadi, yang seolah olah anak Tk yang menunggu saat untuk bertamasya.“Ibu dan Bibi bisa turun disini biar aku memarkir mobinya di basement parkir dulu”, ucap Radhis memersilahkan Ibu mertuanya dan Temannya untuk turun.“Hey kau tau cara parkir disini tidak?” tanya Regad dengan keras untuk menarik perhat
“Jika Tuan ingin membuka Kartu Bronze kami persilahkan, kami selalu menghargai pelanggan apapun status nya”, ucap sang Resepsonis.“Bagus kalau begitu”, Regad kini hendak menyodorkan identitas dan kartu ATM nya, sampai si Resepsionis kembali berkata.“Kalau begitu Tuan bisa memesan tempat di Maizen dan nantinya kami akan menghubungi tuan dalam waktu paling lama satu bulan”.“Hah?! Satu bulan?!”, sontak Regad teriak karena terkaget mendengar ucapan Resepsionis.Bagaimana mungkin dia harus menunggu satu bulan sedangkan kini dia sudah membawa teman teman reuni ibunya untuk menyombongkan diri, tapi jika harus gagal dan menunggu satu bulan itu sungguh hal yang memalukan bagi nya.“Bagaimana ini Bu?” tanya Regad berbisik pada Nataly yang diam dari tadi disampingnya.“Aku juga tak mengerti dan kenapa tadi kau meminta kami untuk datang kesini” ucap Nataly menyesali sikap anaknya
“Maa Tante semua, sepertinya acara makan ini harus kita tunda”,“Kenapa?”,“Iya kenapa ditunda?”Celoteh beberapa orang yang nampak kecewa karena tak jadi makan di Maizen.“Sepertinya Maizen sednag di pakai oleh seseorang yang tampaknya sangat berkuasa, bahkan sekarang tamu tamu di atas sedang di keluarkan dari sana”.“Iya, benar barusan aku mendengar mereka mengusir tamu mereka bahkan yang kaya sekalipun karena Maizen akan digunakan oleh seseorang”, imbuh Nataly meyakinkan teman-temannya.“Kalau begitu iya susdah ayo kita pulang”. Ucap sala satu ibu ibu disana.“Kalian mau kemana?” suara Radhis mengagetkan Tania, dan Tania menjawab pertanyaan Radhis itu.“Dari mana saja Menantuku?” ucap Tania ingin tampak rukun dengan menantunya.“Maaf tadi tempatnya hampir penuh Bu”,“Halah, bilang saja kau tak bisa