“Jika Tuan ingin membuka Kartu Bronze kami persilahkan, kami selalu menghargai pelanggan apapun status nya”, ucap sang Resepsonis.
“Bagus kalau begitu”, Regad kini hendak menyodorkan identitas dan kartu ATM nya, sampai si Resepsionis kembali berkata.
“Kalau begitu Tuan bisa memesan tempat di Maizen dan nantinya kami akan menghubungi tuan dalam waktu paling lama satu bulan”.
“Hah?! Satu bulan?!”, sontak Regad teriak karena terkaget mendengar ucapan Resepsionis.
Bagaimana mungkin dia harus menunggu satu bulan sedangkan kini dia sudah membawa teman teman reuni ibunya untuk menyombongkan diri, tapi jika harus gagal dan menunggu satu bulan itu sungguh hal yang memalukan bagi nya.
“Bagaimana ini Bu?” tanya Regad berbisik pada Nataly yang diam dari tadi disampingnya.
“Aku juga tak mengerti dan kenapa tadi kau meminta kami untuk datang kesini” ucap Nataly menyesali sikap anaknya
“Maa Tante semua, sepertinya acara makan ini harus kita tunda”,“Kenapa?”,“Iya kenapa ditunda?”Celoteh beberapa orang yang nampak kecewa karena tak jadi makan di Maizen.“Sepertinya Maizen sednag di pakai oleh seseorang yang tampaknya sangat berkuasa, bahkan sekarang tamu tamu di atas sedang di keluarkan dari sana”.“Iya, benar barusan aku mendengar mereka mengusir tamu mereka bahkan yang kaya sekalipun karena Maizen akan digunakan oleh seseorang”, imbuh Nataly meyakinkan teman-temannya.“Kalau begitu iya susdah ayo kita pulang”. Ucap sala satu ibu ibu disana.“Kalian mau kemana?” suara Radhis mengagetkan Tania, dan Tania menjawab pertanyaan Radhis itu.“Dari mana saja Menantuku?” ucap Tania ingin tampak rukun dengan menantunya.“Maaf tadi tempatnya hampir penuh Bu”,“Halah, bilang saja kau tak bisa
“Kalau begitu kami ke atas dulu” , ucap Radhi pada resepsionis itu.“Silahkan Tuan”.“Mari Bu”, ucap Radhis pada Ibu Mertuanya dan kemudian dia menoleh pada Regad dan Nataly yang menahan malu “Kalian boleh ikut jika kalian mau”.“Tentu saja kami ikut”, ucap nataly tak tau malu.Saat dalam perjalanan menuju Mizen semua teman teman Tania memuji Tania,“Wah Tania Menantumu sangat Hebat”,“Iya, andaikan dia menjadi menantuku aku pasti sangat bahagia”,“Kalian benar, aku rasa aku pun juga begitu”.Celoteh beberapa ibu ibu disana bersahutan.Kini di dalam lift Regad hanya bisa diam, karena dia merasa sangat malu karena sudah gagal tampil hebat dari Radhis, saat semua memasuki Maizen mereka semua terperangah melihat betapa mewahnya Maizen.“Wah Restoran ini sungguh sangat mewah”, ucap Bella yang pertama kali memasu
“Kalian dengar apa yang dibilang anakku?”, sombong Nataly pada teman temannya.“Isi Atm yang dibawa oleh anakku lebih dari 10juta dolar!!”, tambah Nataly dengan tertawa bangga.“Wah, itu uangmu?” tanya salah satu teman Tania dengan tertawa menghina.Kini seolah jadi bahan hinaan Regad tak terima.“Tentu saja!” bentak Regad yang sudah dipenuhi dengan amarah karena merasa terhina.“Jika bukan punyaku mau punya siapa? Anakmu?!”, kini seolah sopan santun sudah hilang di dirinya Regad dengan tertawa kini melampiaskan dengan perkataan yang tak sepantasnya di ucapkan pada Wanita Tua.“Besar juga gajimu”, pancing Radhis.“Tentu saja!”, bentak Regad, kemudian dia melanjutkan lagi ucapannya, “Nona Ester sangat baik padaku dia sering memberikan bonus padaku, bahkan mungkin dia menyukaiku, makanya lebih baik kau melepaskan Istrimu siapa tau aku bisa me
“Tuan karena urusan saya disini sudah selesai saya ijin mau kembali ke kantor Tuan”, ucap Ester ingin berpamitan pada Radhis.“Oh, tunggu kau sudah jauh jauh datang kesini, kenapa tidak sekalian ikut makan bersama kami?”, ucap Radhis pada Ester, kemudian Radhis menghadap pada ibunya mertuanya, “Boleh kan Bu?” .“Oh tentu saja, silahkan bergabung bersama kami Nona Ester”. Ucap Tania dengan senang.“Tolong Ester saja Nyonya, karena saya sudah sangat dekat dengan Rachel”,“Kalau begitu kau bisa memanggil aku Tante”,Sebelum menjawab Ester melirik sedikit kearah Radhis untuk memastikan di ijinkan tidaknya dia memanggil Tania Tante.Bagaimanapun juga Tania adalah Mertua Radhis, atasannya meskipun tak ada orang yang tahu, dengan begitu Ester wajib menimbang nimbang setiap hal yang dia kerjakan jika itu berkaitan dengan keluarga Radhis.Melihat ekspresi Radhhis dat
“Oh Nona Junny”, awab Radhis pada Junny dengan tersenyum.“Iya Tuan” jawab Junny dengan membungkuk lagi pada Radhis.“Apa kabar nona?” tanya Radhis pada Junny.“Wah ternyata kau juga kenal menantu teman baiku ini?”, tanya Bella pada Junny.“Iya ibu, tuan Radhis adalah kenalan dari orang yang sudah membantu Junny”.“Benarkah itu?”, sontak Bella terkaget, setelah itu Bella lanjut berkata lagi “Tolong sampaikan pada Teman kamu nak Radhis aku berterimakasih karena sudah membantu Junny mendapatkan lisensi nya sebagai dokter”, ucap Bella sambil berdiri dan membungkuk pada Radhis.“Sudah Bibi tenang saja, nanti akan saya sampaikan pada teman saya itu”, ucap Radhis.“Baik kalau begitu apa kita akan pulang sekarang Bu?” tanya Junny pada Bella.“Tunggu dulu, kamu baru datang kenapa tak menikmati sedikit hidangan dulu se
Kini mereka suda sampai dirumah, bersamaan dengan itu Rachel yang baru pulang dari kantornya juga sudah ada diruamah.“Isriku sudah pulang?” tanya Radhis ramah kepada Istrinya.“Iya, hari ini aku lumayan sedikit yang dikerjakan”, Jawab Rachel kepada suaminya.“Iya sudah kamu mandi terus istirahat”, ucap Radhis perhatian pada Rachel.“Iya sudah ayo”. Jawab Rachel.“Ayo?” tanya Radhis yang bingung saat mendengar perkataan Istrinya.“Emm maksutku ayo kita istirahat!” ucap Rachel dengan wajah memerah.Dengan secepat kilat Radhis menghampiri Istriny segera digendongnya Rachel di depan bagaikan seorang putri.Di bawa nya Rachel ke kamar oleh Radhis.Setelah meletakkan Rachel di tempat Tidur Radhis segera mengunci pintu kamar mereka dari dalam.Setelah selesai Radhis menghampiri Istrinya yang sedang berbaring pasrah di atas tempat tidur itu.&
“Iya!!” Jawab Regad menyadari perkataannya begitu keras dia memelankan suaranya “Apa yang kau lakukan disini?” tambah nya.“Memang kenapa jika aku disini?” tanya Radhis sengaja berbelit pada Regad.“Ini adalah Ruangan Direktur, sedeat apapun statusmu dengan Tuan Ed tapi ini rana yyang berbeda”, kini Regad memang terkesan berbisik tapi dengan penuh tekanan di setiap katanya, seolah dia memarahi Radhis dengan berbisik.“Kemana perginya Ester?” tanya Radhis mengabaikan peringatan Regad.“Dia sedang pergi kekamar kecil”, jawab Regad dan kemudian Regad lanjut berkata,“Apa yang Kau lakukan!!?” dengan segera Regad membentak Radhis karena Radhis kini tengah duduk di kursi Direktur di ruangan itu.“Sudah Kau duduk saja di sana”, jawab Radhis dengan Cuek pada Regad.“Lihat saja Kau!” ucap Regad dan dia kini duduk di sofa yang berad
“Kamu benar Marot, Jika Sea sudah menikah dengan Jhon hidup kita akan kembali seperti sebeumnya”, terang nenek Xion pada Marot.“Kalian sudah mau berangkat?” celetuk Sea yang tiba-tiba ikut nimbrung perbincangan mereka.“Sea kamu sudah bangun sayang?” ucap Nori melihat anaknya yang sudah berdanda cukup cantik.“Iya Ibu, Ibu sudah menyiapkan sarapan?” tanya Sea pada Ibunya.“Sudah, itu suda Ibu siapkan”, ucap Nori sambil berdiri dan menuju meja makan bersama anak kesayangannya.“Ibu tadi sudah menyiapkan”,“wuiikkkk”,Tiba-tiba saat Nori berbicara pada Sea, Nori terkaget karena Sea seolah ingin muntah waktu baru menyantap sarapannya satu suapan.“Sea? Kamu sakit?” tanya Nori yang kawatir.“Ada apa?” karena dia mendengar suara Nori yang bertanya pada Sea tadi, Marot yang baru saja berdiri untuk berangkat ke kantor be