“Tuan karena urusan saya disini sudah selesai saya ijin mau kembali ke kantor Tuan”, ucap Ester ingin berpamitan pada Radhis.
“Oh, tunggu kau sudah jauh jauh datang kesini, kenapa tidak sekalian ikut makan bersama kami?”, ucap Radhis pada Ester, kemudian Radhis menghadap pada ibunya mertuanya, “Boleh kan Bu?” .
“Oh tentu saja, silahkan bergabung bersama kami Nona Ester”. Ucap Tania dengan senang.
“Tolong Ester saja Nyonya, karena saya sudah sangat dekat dengan Rachel”,
“Kalau begitu kau bisa memanggil aku Tante”,
Sebelum menjawab Ester melirik sedikit kearah Radhis untuk memastikan di ijinkan tidaknya dia memanggil Tania Tante.
Bagaimanapun juga Tania adalah Mertua Radhis, atasannya meskipun tak ada orang yang tahu, dengan begitu Ester wajib menimbang nimbang setiap hal yang dia kerjakan jika itu berkaitan dengan keluarga Radhis.
Melihat ekspresi Radhhis dat
“Oh Nona Junny”, awab Radhis pada Junny dengan tersenyum.“Iya Tuan” jawab Junny dengan membungkuk lagi pada Radhis.“Apa kabar nona?” tanya Radhis pada Junny.“Wah ternyata kau juga kenal menantu teman baiku ini?”, tanya Bella pada Junny.“Iya ibu, tuan Radhis adalah kenalan dari orang yang sudah membantu Junny”.“Benarkah itu?”, sontak Bella terkaget, setelah itu Bella lanjut berkata lagi “Tolong sampaikan pada Teman kamu nak Radhis aku berterimakasih karena sudah membantu Junny mendapatkan lisensi nya sebagai dokter”, ucap Bella sambil berdiri dan membungkuk pada Radhis.“Sudah Bibi tenang saja, nanti akan saya sampaikan pada teman saya itu”, ucap Radhis.“Baik kalau begitu apa kita akan pulang sekarang Bu?” tanya Junny pada Bella.“Tunggu dulu, kamu baru datang kenapa tak menikmati sedikit hidangan dulu se
Kini mereka suda sampai dirumah, bersamaan dengan itu Rachel yang baru pulang dari kantornya juga sudah ada diruamah.“Isriku sudah pulang?” tanya Radhis ramah kepada Istrinya.“Iya, hari ini aku lumayan sedikit yang dikerjakan”, Jawab Rachel kepada suaminya.“Iya sudah kamu mandi terus istirahat”, ucap Radhis perhatian pada Rachel.“Iya sudah ayo”. Jawab Rachel.“Ayo?” tanya Radhis yang bingung saat mendengar perkataan Istrinya.“Emm maksutku ayo kita istirahat!” ucap Rachel dengan wajah memerah.Dengan secepat kilat Radhis menghampiri Istriny segera digendongnya Rachel di depan bagaikan seorang putri.Di bawa nya Rachel ke kamar oleh Radhis.Setelah meletakkan Rachel di tempat Tidur Radhis segera mengunci pintu kamar mereka dari dalam.Setelah selesai Radhis menghampiri Istrinya yang sedang berbaring pasrah di atas tempat tidur itu.&
“Iya!!” Jawab Regad menyadari perkataannya begitu keras dia memelankan suaranya “Apa yang kau lakukan disini?” tambah nya.“Memang kenapa jika aku disini?” tanya Radhis sengaja berbelit pada Regad.“Ini adalah Ruangan Direktur, sedeat apapun statusmu dengan Tuan Ed tapi ini rana yyang berbeda”, kini Regad memang terkesan berbisik tapi dengan penuh tekanan di setiap katanya, seolah dia memarahi Radhis dengan berbisik.“Kemana perginya Ester?” tanya Radhis mengabaikan peringatan Regad.“Dia sedang pergi kekamar kecil”, jawab Regad dan kemudian Regad lanjut berkata,“Apa yang Kau lakukan!!?” dengan segera Regad membentak Radhis karena Radhis kini tengah duduk di kursi Direktur di ruangan itu.“Sudah Kau duduk saja di sana”, jawab Radhis dengan Cuek pada Regad.“Lihat saja Kau!” ucap Regad dan dia kini duduk di sofa yang berad
“Kamu benar Marot, Jika Sea sudah menikah dengan Jhon hidup kita akan kembali seperti sebeumnya”, terang nenek Xion pada Marot.“Kalian sudah mau berangkat?” celetuk Sea yang tiba-tiba ikut nimbrung perbincangan mereka.“Sea kamu sudah bangun sayang?” ucap Nori melihat anaknya yang sudah berdanda cukup cantik.“Iya Ibu, Ibu sudah menyiapkan sarapan?” tanya Sea pada Ibunya.“Sudah, itu suda Ibu siapkan”, ucap Nori sambil berdiri dan menuju meja makan bersama anak kesayangannya.“Ibu tadi sudah menyiapkan”,“wuiikkkk”,Tiba-tiba saat Nori berbicara pada Sea, Nori terkaget karena Sea seolah ingin muntah waktu baru menyantap sarapannya satu suapan.“Sea? Kamu sakit?” tanya Nori yang kawatir.“Ada apa?” karena dia mendengar suara Nori yang bertanya pada Sea tadi, Marot yang baru saja berdiri untuk berangkat ke kantor be
“Mana pasiennya sus?”, tanya seorang Dokter wanita yang barusaja datang disana, kepada suster yang datang bersamanya.“Ini Dok”, terang suster itu sambil mengarah kepada Sea.“Maaf, yang lain bisa menunggu di luar dulu?”, ucap dokter wanita itu pada nenek Xion dan keluarga yang lain.“Baik dokter”, ucap nenek Xion dan dia meninggalkan ruangan itu bersama Marot dan Nori.Melihat Nori begitu cemas Marot menenangkan istrinya, “Sudah tenang saja, kini Sea sedang di tangani oleh dokter, kamu tidak perlu seceas itu”.“Iya”, ucap Nori masih dengan tampang yang tetap tampak begitu cemas.Beberapa saat kemudian Suster meminta mereka masuk kembali, dan begitu mereka didalam sang dokter segera menjelaskan hasil diaknosisnya kepada mereka termasuk kepada Sea.“Jadi begini, sepertinya nona Sea perlu di rawat beberapa hari karena memang dia sedang drop”, si dokter b
“Tapi jika nanti Jhon bertanya kepada Kita bagaimana”, ucap Marot dengan polosnya, dan kemudian dia lanjut bertanya lagi, “Dan kalau dia tidak percaya bahkan dia menyangkal anak ini bagaimana Bu?”, pungkas Marot.“Itu adalah Tugas Sea untuk meyakinkan Jhon, dan aku yakin Sea bukanlah anak kecil jadi dia bisa meyaknkan Jhon!”, terang nenek Xion yang kemudian menghadap kepada Sea, dan lanjut berkata kepada cucu kesayangannya itu.“Bagaimana Sea?” tanya nene Xion seolah memberikan tantangan untuk Sea.“Baik nek Aku akan sebaik mungkin untuk meyakinkan Jhon”,“Jangan sebaik mungkin!,tapi harus yakin dan benar benar bisa meyakinkan Jhon!”, ucap nenek Xion dengan tegas.“Iya nek, aku yakin aku aka bisa meyakinkan Jhon”.“Bagus, kalau begitu kau hubungi Jhon sekarang agar dia datang kesini segera”, perintah nenek Xion pada Sea.“Baik n
Semantara itu di Geneve Alin dan Mey yang ditunggu oleh Radhis kini sduah datang,“Permisi pak?”, ucap Ester membawakan tamu untuk Radhis.“Masuk”.“Iya pak ini ada Nona Alin dan Nyonya Mey”, ucap Ester yang memasuki ruangan Radhis dengan ditemani dua orang wanita dibelakangnya.“Oh silahkan, Aku sduah menunggu kalian sedari tadi”, ucap Radhis dengan ebrdiri dari tempat duduk nya dan dengan ramah mempersilahkan mereka bedua.“Sialahkan Alin dan Bibi Mey duduk”, ucap Radhis lagi dan kemdian menghadap pada Ester, “Kamu boleh pergi”.“Baik Pak, kalau bapak butuh bisa menghubungi saya nanti”, ucap Esterdengan membungkuk dan segera pergi dari ruangan Radhis menyisahkan Radhis, Alin dan Mey disana.“Jadi bagaimana?”, radhis membuaka perbincangan dengan mereka berdua.“Begini Pak”, “tolong Radhis saja Bibi&rdqu
“Iya Radhis bibi paham perasaanmu”, ucap Mey pada Radhis.“Sudah Bi, Biarkan saja”, ucap Radhis , kemudian dia melanjutkan membahas kontrak Alin dengan Wish yang searang di pimpin oleh Rachel.“Bagaimana perkembangan proyek kalian dengan Wish?” tanya Radhis pada Alin.“Proyek itu sudah dalam proses pembangunan Pak” terang Alin kepada Radhis.“Menurut Ester bahan yang diminta dari Geneve juga sudah dikirim”, jawab Radhis.“Iya Pak, maka dari itu karena semua bahan sudah siap jadi pengerjaan proyek itu mungkin akan segera dilaksanakan”.“Bagus kalau begitu, aku sengaja bertanya kepadamu karena jika aku tanya perkembangan proyek ini kepada Istriku aku takut di akan curiga”, jelas Radhis.“Iya pak, saya mengerti, saya akan selalu melaporkan perkembangan proyek kepada Pak Radhis”, Alin meyakinkan Radhis.“Dan lagi pak, seperti