Radhis dan Tania kini dalam perjalanan menuju Reuni sekolah Tania,
reuni itu di adakan di Restoran biasa di jalan pusat Auckland,“Saya akan memarkirkan Mobilnya dulu Bu” ucap Radhis pada saat Tania keluar dari Mobil,
“Nanti kamu masuk saja, tapi ingat kamu jangan membuatku malu!”, ucap Tania pada Radhis, dan kini Radhis sedikit maju kedepan untuk memarkir mobilnya di tempat parkir yang sudah disediakan oleh restoran tempat Ibunya Reuni.
Sedangkan Rachel di kantornya merasah sedikit kuwalahan, karena sepertinya untuk yang kesekian kalinya nenek Xion dan Sea tak masuk kekantor, sedangkan mereka juga di gaji,
jika memang besok tak masuk lagi Rachel bersumpah akan mendatangi mereka kerumahnya.Kembali pada Radhis yang saat ini sudah berjalan meninggalkan parkiran tiba tiba dikagetkan dengan beberapa orang yang mengagetkannya dari arah belakang,
“Hey bisahkah kau cepat sedikit, ibuku sudah ada janji
“Kau tak percaya wajar, kau tak akan mengerti urusan bisnis seperti ini”.“Tapi aku bertana benarkah anak nyonya mengenal Direktur Geneve?”, Tanya Radhis dengan tatapan nya yang begitu dingin.“Kenapa kau menatapku seperti itu?”, tanya sih Regad pada Radhis, kemudian Regad melanjutkan “Tentu saja aku kenal, apa kau pikir anak Tante tania akan bisa begitu mudah mendapat kontrak dengan Geneve jika tak ada yang membantunya?”,Dengan diam Radhis hanya berkata lagi dalam hati, “Memang benar tak akan mudah jika tak ada yang membantu, tapi itu aku, bukan bajingan sepertimu”,“Oh, Bagus kalau begitu jika memang kamu kenal dengan direktur Geneve, bisahkah kau telepon kan dia untuk ku, aku ingin berterimakasih karena sudah mengistimewakan Istriku wakttu itu”.“ehh, Itu” Regad seolah kebingungan,“Kenapa?” tanya Radhis pada Regad, dan kini semua mata m
“Bukan begitu Regad”, “Sudah Bu biarkan saja”, ucap Radhis melarang Tania untuk berbicara lagi.Untuk kali ini berbeda dari biasanya, kini Tania menuruti apa yang di katakan oleh Radhis, dia mencoba untuk mengingat betapa berkuasanya laki laki yang selama ini di anggap pecudang itu, sampai sampai Tania hampir saja menjilat lantai Rumahnya hanya karena kalah dalam pertaruhan, Jika marah, tentu saja Tania adalah orang yang paling marah bahkan membenci Radhis, namun kali ini dia tak mau tampak buruk di depan teman teman sekolahnya dulu.“Tuh tante lihat, menantu Tante saja sudah siap menanggung malu itu, jadi Tante tenang saja”.Kini Regad benar-benar tertawa begitu keras, dia tak pernah mengerti bagaimana itu Maizen atau bagaimana cara agar bisa makan disana.Kini acara di Restoran itu sudah selesai, semua yang ada disana sedang bersiap menuju Maizen,“Tante bagaimana kalau ikut bersama saya”, tan
“Tante jangan bercanda seperti itu”, “Mana mungkin pecundang sepertinya bisa membeli mobil, dan bahkan Dua?”, Regad yang masih tak percaya mencoba menyangkal ucapan Tania.Sementara itu yang lain hanya mendekat ke arah Tania mereka mulai bertanya tanya pada Tania,“Benar kah itu Tania?”,“Bukankah Menantumu itu seorang yang tak berguna?”“Bukankah dulu dia sering jadi hujat-hujatan keluarga besarmu?”Beberapa wanita berumur itu mulai bertanya satu persatu,“Iya,. Aku juga tak mengerti, tapi kini dia sekarang sudah banyak membantu keluarga kecil kami”.Ucap Tania sambil meihat ke menantunya yang kini tengah berdiri dengan tampak begitu gagah.Kini seolah tania benar benar berterimakasih karena akhirnya diasudah tak harus menanggung malu di depan teman teman nya, namun tak tau sampai kapan Tania akan bersikap sebaik ini karena seperti yang diketahui Tania adalah
Kini begitu Radhis sampai di Maizen beberapa yang lain sudah selesai memarkir mobilnya, mereka menunggu semua orang berkumpul terutama Regad, dia ingin menyombongkan dirinya didepan banyak orang .“Ini dia pecundang datang”, ucap Regad pada Ibunya saat dia melihat mobil Radhis datang,.“Kau benar”, ucap Nataly yang selalu bersaing dengan Tania,Semula dia ingin menyombongkan diri karena dia bilang bahwa anakknya yang membantu Rachel di Geneve waktu kontrak pertama dulu, untuk menunjukan bahwastatusnya lebih tinggi dibandingkan dengan Tania.Kini Radhis sudah berhenti didekat kerumunan tadi, yang seolah olah anak Tk yang menunggu saat untuk bertamasya.“Ibu dan Bibi bisa turun disini biar aku memarkir mobinya di basement parkir dulu”, ucap Radhis memersilahkan Ibu mertuanya dan Temannya untuk turun.“Hey kau tau cara parkir disini tidak?” tanya Regad dengan keras untuk menarik perhat
“Jika Tuan ingin membuka Kartu Bronze kami persilahkan, kami selalu menghargai pelanggan apapun status nya”, ucap sang Resepsonis.“Bagus kalau begitu”, Regad kini hendak menyodorkan identitas dan kartu ATM nya, sampai si Resepsionis kembali berkata.“Kalau begitu Tuan bisa memesan tempat di Maizen dan nantinya kami akan menghubungi tuan dalam waktu paling lama satu bulan”.“Hah?! Satu bulan?!”, sontak Regad teriak karena terkaget mendengar ucapan Resepsionis.Bagaimana mungkin dia harus menunggu satu bulan sedangkan kini dia sudah membawa teman teman reuni ibunya untuk menyombongkan diri, tapi jika harus gagal dan menunggu satu bulan itu sungguh hal yang memalukan bagi nya.“Bagaimana ini Bu?” tanya Regad berbisik pada Nataly yang diam dari tadi disampingnya.“Aku juga tak mengerti dan kenapa tadi kau meminta kami untuk datang kesini” ucap Nataly menyesali sikap anaknya
“Maa Tante semua, sepertinya acara makan ini harus kita tunda”,“Kenapa?”,“Iya kenapa ditunda?”Celoteh beberapa orang yang nampak kecewa karena tak jadi makan di Maizen.“Sepertinya Maizen sednag di pakai oleh seseorang yang tampaknya sangat berkuasa, bahkan sekarang tamu tamu di atas sedang di keluarkan dari sana”.“Iya, benar barusan aku mendengar mereka mengusir tamu mereka bahkan yang kaya sekalipun karena Maizen akan digunakan oleh seseorang”, imbuh Nataly meyakinkan teman-temannya.“Kalau begitu iya susdah ayo kita pulang”. Ucap sala satu ibu ibu disana.“Kalian mau kemana?” suara Radhis mengagetkan Tania, dan Tania menjawab pertanyaan Radhis itu.“Dari mana saja Menantuku?” ucap Tania ingin tampak rukun dengan menantunya.“Maaf tadi tempatnya hampir penuh Bu”,“Halah, bilang saja kau tak bisa
“Kalau begitu kami ke atas dulu” , ucap Radhi pada resepsionis itu.“Silahkan Tuan”.“Mari Bu”, ucap Radhis pada Ibu Mertuanya dan kemudian dia menoleh pada Regad dan Nataly yang menahan malu “Kalian boleh ikut jika kalian mau”.“Tentu saja kami ikut”, ucap nataly tak tau malu.Saat dalam perjalanan menuju Mizen semua teman teman Tania memuji Tania,“Wah Tania Menantumu sangat Hebat”,“Iya, andaikan dia menjadi menantuku aku pasti sangat bahagia”,“Kalian benar, aku rasa aku pun juga begitu”.Celoteh beberapa ibu ibu disana bersahutan.Kini di dalam lift Regad hanya bisa diam, karena dia merasa sangat malu karena sudah gagal tampil hebat dari Radhis, saat semua memasuki Maizen mereka semua terperangah melihat betapa mewahnya Maizen.“Wah Restoran ini sungguh sangat mewah”, ucap Bella yang pertama kali memasu
“Kalian dengar apa yang dibilang anakku?”, sombong Nataly pada teman temannya.“Isi Atm yang dibawa oleh anakku lebih dari 10juta dolar!!”, tambah Nataly dengan tertawa bangga.“Wah, itu uangmu?” tanya salah satu teman Tania dengan tertawa menghina.Kini seolah jadi bahan hinaan Regad tak terima.“Tentu saja!” bentak Regad yang sudah dipenuhi dengan amarah karena merasa terhina.“Jika bukan punyaku mau punya siapa? Anakmu?!”, kini seolah sopan santun sudah hilang di dirinya Regad dengan tertawa kini melampiaskan dengan perkataan yang tak sepantasnya di ucapkan pada Wanita Tua.“Besar juga gajimu”, pancing Radhis.“Tentu saja!”, bentak Regad, kemudian dia melanjutkan lagi ucapannya, “Nona Ester sangat baik padaku dia sering memberikan bonus padaku, bahkan mungkin dia menyukaiku, makanya lebih baik kau melepaskan Istrimu siapa tau aku bisa me