Ryder memegang sabuk pedangnya, untuk melepas segel itu pastilah harus menggunakan sihir penyegel pula. Ryder memutar otak, berfikir bahwa satu-satunya jalan untuk mematahkan sihir itu dengan merusak intinya. Ryder berhenti, dia lupa untuk menanyakan bentuk dari inti segel itu. Pria itu menghela nafas kasar, lalu merutuki dirinya sendiri yang begitu bodoh.
Saat tiba di rumah tua milik Julian, Ryder memutuskan langsung masuk ke dalam, melalui pintu depan rumah. Dia tidak ingin lagi masuk ke dalam ruangan yang berada di ruang bawah tanah. Kondisi rumah itu tampak baik-baik saja di dalam, peralatan rumah yang tampak bersih dari debu, meskipun ada cahaya matahari yang masuk melalui cela dinding yang sudah rusak. Ryder berjalan menuju titik aman yang dipetakan oleh Julian, namun ketika Ryder melangkah maju, suara langkah kaki mengikutinya dari belakang.Awalnya Ryder mengira itu hanyalah halusinasi saja dan Ryder melirik ke belakang. Tidak ada seorang pun yang berada dRyder menghembuskan nafasnya pelan, seketika ruangan itu menjadi semakin gelap. Aura kegelapan memancar ke seluruh rantai, Ryder menarik kedua pedangnya. Dengan cepat dia memutar badannya dan memutus rantai pertama, lalu berlari memutus dua rantai berikutnya. Detak jantung Ryder tiba-tiba tak karuan, sebuah ingatan tentang Julian yang mendorong istrinya jatuh ke dalam sihir sang penguasa kegelapan. Ryder mengepalkan tangannya, mengumpulkan seluruh kekuatan aura pada pedangnya, dengan sekali tebas rantai terakhir itu berhasil terputus.Tiba-tiba rumah itu bergoyang hebat, tanah dan dindingnya mulai retak. Bola kristal iti mengeluarkan cahaya yang yang sangat menyilaukan, Ryder menatap dengan samar-samar sebuah pedang berwarna hitam pekat tergeletak di tengah ruangan. Cahaya itu semakin menghilang, Ryder menelan air liurnya. Sembari berjalan mengambil pedang itu, Ryder melihat keatas, bangunan rumah itu mulai hancur, namun Ryder tidak ingin meninggalkan rumah itu begitu saja.
"Apa yang terjadi? Kamu terlihat pucat," sahut Ryder."Oh, aku baik-baik saja. Ayo kita ke sana," jawab Natalia.Ryder dan Natalia berjalan santai menuju pusat kota, namun saat mereka tiba di tengah pusat kota. Mereka berdua terdiam, seorang pria tergantung di atas pohon besar dan banyak mayat di bawahnya. Natalia menutup mulutnya, dia dengan cepat memalingkan wajahnya. Kondisi ini begitu parah dari perkiraannya, Ryder memegang tangan perempuan itu untuk menenangkannya. Disaat yang sama, Freya berlari ke arah tempat itu. Diikuti oleh para pasukan penjaga, Daren, Laila dan Evan. Dengan nafas memburu, Freya mengepalkan tangannya emosi."Bajingan, siapa yang melakukan ini!!" pekik Freya."Nona, tenanglah. Kami sedang melakukan penyelidikan," ucap Norman."Kalian tidak tahu mengapa ini bisa terjadi? Hanya satu orang yang bisa melakukan ini kepada penduduknya sendiri," tegas Freya."Jangan bertindak gegabah," sela Daren.Norman menatap Ryder, lalu me
Freya begitu sedih, keluarga yang dimilikinya sekarang hanyalah ayah dan Hana adiknya. Sejak perlombaan pewaris gelar penguasa, Hana mengalami penyakit langka yang hingga saat ini perenpuan itu hanya bisa berada di dalam ruang kesehatan. Penyakit Hana berada pada tubuhnya yang juga lumpuh karena kekuatan sihirnya yang menghilang, hal itulah yang membuat hana harus dibantu oleh alat sihir agar tetap hidup. Keluarga Freya yang sangat dia sayangi, sekarang mereka semua harus terbaring lemah tak berdaya. "Ayah tenang saja, Freya akan berusaha dengan baik menjaga wilayah ini," ucap Freya tenang.Di balik jendela itu, Zane tersenyum puas. Rencananya berhasil berkat bantuan seseorang yang berkhianat di dalam anggota dewan. Untuk sementara waktu Ryder dan Freya tidak akan bisa bertemu, karena Freya akan sibuk mengurus wilayahnya yang semakin kacau, berkat pria yang di sukainya Ryder. Freya keluar dari kamar sang ayah menuju ruang rapat dewan, untuk sementara w
Freya dan dua orang penjaga sedang memindahkan jasad monster itu ke arah hutan besar pinggir wilayah. Tiba-tiba kedua orang penjaga yang bersama Freya melayang dan terhempas begitu jauh menabrak beberapa pohon besar hingha tewas. Freya diam tak berkutik, hanya sepersekian detik nyawa mereka telah menghilang. Dengan tajam Freya menatap kesembilan monster besar yang sedang menatapnya denhan buas."Aku tidak punya waktu untuk meladeni kalian semua, sialan!!" teriak Freya.Freya mengeluarkan sihir api pada pedangnya, lalu menyerang monster yang mulai berjalan ke arah gerbang timur. Salah satu monster memiliki duri di sekujur tubuhnya dan menusuk lengan dan kaki Freya. Menghadapi sembilan monster sekaligus membuat perempuan itu kewalahan, mustahil baginya meninggalkan gerbang karena para monster itu akan menerobos masuk dengan mudah. Sekarang Freya harus menahan sebisa mungkin para monster itu.Freya kembali menyerang dengan pedangnya, permukaan kulit moster itu cukup ke
"Zane, apa yang kamu lakukan disini," sahut Natalia cemas."Natalia, kamu diam saja. Aku yang akan berbicara dengannya," ucap Ryder serius."Pergilah dari sini, ambilkan kami minuman segar untuk menyegarkan pikiran," tutur Zane sambil menatap tajam ke arah Natalia.Natalia dengan cepat pergi meninggalkan kamar itu, dia ketakutan melihat Zane yang pasti sedang marah padanya. Suasana di dalam kamar Ryder begitu tegang, Zane memulai pembicaraan mereka dan menjelaskan tentang tindakannya di masa lalu pada Ryder. Ryder menjadi semakin emosi, dia sama sekali tidak menerima permintaan maaf pria itu. Namun, Ryder bisa mendapatkan bantuan untuk menghancurkan wilayah utara termasuk sang penguasa."Sekarang kau hanya memiliki kekuatan yang kecil, saat ini kau bisa dengan mudah dikalahkan oleh para penyihir kuat dari wilayah. Ingatlah Ryder, jika kau ingin menghancurkan bos sebuah kelompok, maka anggotanya itu tidak akan tinggal diam," jelas Zane."Aku tahu soal itu, pe
Ekspresi wajah Ryder menjadi tegang, dia melirik Evan lalu menyeringai pada pria itu. "Aku sudah mengatakan pada kalian, bahwa aku akan menghancurka kalian semua termasuk Freya," ucap Ryder sinis."Kurang ajar, selama ini Freya selalu membelamu dan membuat orang-orang percaya kalau kau bukanlah penjahat," sahut Evan kesal."Hahahahaha, perempuan itu memang sangat naif. Orang bodoh seperti dia pasti akan berumur pendek," celetuk Ryder.Daren memegang pedang Ryder dengan tangan kosong, membuat telapak tangan pria itu berlumuran darah. Matanya begitu merah karena emosi, Ryder hanya terkekeh pelan lalu menarik pedangnya kembali. "Aku sama sekali tidak pernah mengira bahwa kau akan menjadi orang yang seburuk ini Ryder," lirih Daren."Hahahaha kalian semua terlalu naif, karena itulah aku dengan gampang mengelabui kalian semua," tutur Ryder tersenyum tipis."Aku rela mati demi melindungi wilayahku, maka kau harus rela kehilangan nyawamu nanti saat kita be
Ryder mengamati sekelilingnya, tampak sebuah hutan lebat dengan kesan menyeramkan. Mata Ryder melirik ke arah kanan, menahan Natalia agar tidak menjauh darinya lalu menarik pedangnya keluar. Seekor serigala besar dengan tanduk besar di kepalanya muncul di tengah hutan perbatasan. Zane dan Ridius segera bersiap menyiapkan alat pengekang yang akan menundukkan jiwa monster itu. Sementara Ryder menyerang monters serigala untuk melumpuhkan pergerakannya. "Ryder mundur!!" teriak Zane.Dengan cepat Ryder meloncat ke belakang, menjaga keamanan Natalia. Ridius melempar tali rantai yang diselimuti oleh api berwarna biru. Zane segera merapalkan mantranya, lalu sebuah cahaya yang terang membuat monster itu menggeram. Setelah beberapa menit, serigala itu diam dan tidak menyerang mereka lagi. Ryder takjub melihat sihir Zane, Natalia malah merasa ketakutan melihat kejadian itu. Setelah berjalan cukup jauh ke dalam hutan perbatasan, Ryder dan timnya telah mendapat sepul
Keesokan harinya, perjalanan Ryder dan rekannya ke wilayah selatan. Pasukan mereka sudah cukup kuat, Zane juga meminta Ryder untuk menggunakan pedang penguasa cahaya milik ketua wilayah selatan. Memang itu bukanlah hak Ryder, tapi Natalia juga mengizinkan Ryder menggunakan pedang itu. Setiba mereka di gerbang wilayah selatan, Zane segera membuat surat pergantian ketua wilayah selatan. Melihat kondisi pasukan dan Ryder sudah siap untuk menghabisi para penyihir kuat di utara. Penetapan pemilihan ketua wilayah membuat Ryder cemas. Ada beberapa penduduk wilayah selatan yang menolak dengan keras Zane dan Ryder menjadi ketua dan wakil wilayah selatan. Bukan hanya itu, beberapa orang juga memiliki dendam pada Ryder karena telah membuat malu tetua yudistira di masa lalu dengan melakukan kontrak darah yang melanggar aturan wilayah."Kami tidak menerima pecundang itu datang kemari lagi!!" teriak salah seorang penduduk."Benar, mengapa harus Ryder si pecundang yang menjadi wa