Freya begitu sedih, keluarga yang dimilikinya sekarang hanyalah ayah dan Hana adiknya. Sejak perlombaan pewaris gelar penguasa, Hana mengalami penyakit langka yang hingga saat ini perenpuan itu hanya bisa berada di dalam ruang kesehatan. Penyakit Hana berada pada tubuhnya yang juga lumpuh karena kekuatan sihirnya yang menghilang, hal itulah yang membuat hana harus dibantu oleh alat sihir agar tetap hidup. Keluarga Freya yang sangat dia sayangi, sekarang mereka semua harus terbaring lemah tak berdaya.
"Ayah tenang saja, Freya akan berusaha dengan baik menjaga wilayah ini," ucap Freya tenang.Di balik jendela itu, Zane tersenyum puas. Rencananya berhasil berkat bantuan seseorang yang berkhianat di dalam anggota dewan. Untuk sementara waktu Ryder dan Freya tidak akan bisa bertemu, karena Freya akan sibuk mengurus wilayahnya yang semakin kacau, berkat pria yang di sukainya Ryder.Freya keluar dari kamar sang ayah menuju ruang rapat dewan, untuk sementara wFreya dan dua orang penjaga sedang memindahkan jasad monster itu ke arah hutan besar pinggir wilayah. Tiba-tiba kedua orang penjaga yang bersama Freya melayang dan terhempas begitu jauh menabrak beberapa pohon besar hingha tewas. Freya diam tak berkutik, hanya sepersekian detik nyawa mereka telah menghilang. Dengan tajam Freya menatap kesembilan monster besar yang sedang menatapnya denhan buas."Aku tidak punya waktu untuk meladeni kalian semua, sialan!!" teriak Freya.Freya mengeluarkan sihir api pada pedangnya, lalu menyerang monster yang mulai berjalan ke arah gerbang timur. Salah satu monster memiliki duri di sekujur tubuhnya dan menusuk lengan dan kaki Freya. Menghadapi sembilan monster sekaligus membuat perempuan itu kewalahan, mustahil baginya meninggalkan gerbang karena para monster itu akan menerobos masuk dengan mudah. Sekarang Freya harus menahan sebisa mungkin para monster itu.Freya kembali menyerang dengan pedangnya, permukaan kulit moster itu cukup ke
"Zane, apa yang kamu lakukan disini," sahut Natalia cemas."Natalia, kamu diam saja. Aku yang akan berbicara dengannya," ucap Ryder serius."Pergilah dari sini, ambilkan kami minuman segar untuk menyegarkan pikiran," tutur Zane sambil menatap tajam ke arah Natalia.Natalia dengan cepat pergi meninggalkan kamar itu, dia ketakutan melihat Zane yang pasti sedang marah padanya. Suasana di dalam kamar Ryder begitu tegang, Zane memulai pembicaraan mereka dan menjelaskan tentang tindakannya di masa lalu pada Ryder. Ryder menjadi semakin emosi, dia sama sekali tidak menerima permintaan maaf pria itu. Namun, Ryder bisa mendapatkan bantuan untuk menghancurkan wilayah utara termasuk sang penguasa."Sekarang kau hanya memiliki kekuatan yang kecil, saat ini kau bisa dengan mudah dikalahkan oleh para penyihir kuat dari wilayah. Ingatlah Ryder, jika kau ingin menghancurkan bos sebuah kelompok, maka anggotanya itu tidak akan tinggal diam," jelas Zane."Aku tahu soal itu, pe
Ekspresi wajah Ryder menjadi tegang, dia melirik Evan lalu menyeringai pada pria itu. "Aku sudah mengatakan pada kalian, bahwa aku akan menghancurka kalian semua termasuk Freya," ucap Ryder sinis."Kurang ajar, selama ini Freya selalu membelamu dan membuat orang-orang percaya kalau kau bukanlah penjahat," sahut Evan kesal."Hahahahaha, perempuan itu memang sangat naif. Orang bodoh seperti dia pasti akan berumur pendek," celetuk Ryder.Daren memegang pedang Ryder dengan tangan kosong, membuat telapak tangan pria itu berlumuran darah. Matanya begitu merah karena emosi, Ryder hanya terkekeh pelan lalu menarik pedangnya kembali. "Aku sama sekali tidak pernah mengira bahwa kau akan menjadi orang yang seburuk ini Ryder," lirih Daren."Hahahaha kalian semua terlalu naif, karena itulah aku dengan gampang mengelabui kalian semua," tutur Ryder tersenyum tipis."Aku rela mati demi melindungi wilayahku, maka kau harus rela kehilangan nyawamu nanti saat kita be
Ryder mengamati sekelilingnya, tampak sebuah hutan lebat dengan kesan menyeramkan. Mata Ryder melirik ke arah kanan, menahan Natalia agar tidak menjauh darinya lalu menarik pedangnya keluar. Seekor serigala besar dengan tanduk besar di kepalanya muncul di tengah hutan perbatasan. Zane dan Ridius segera bersiap menyiapkan alat pengekang yang akan menundukkan jiwa monster itu. Sementara Ryder menyerang monters serigala untuk melumpuhkan pergerakannya. "Ryder mundur!!" teriak Zane.Dengan cepat Ryder meloncat ke belakang, menjaga keamanan Natalia. Ridius melempar tali rantai yang diselimuti oleh api berwarna biru. Zane segera merapalkan mantranya, lalu sebuah cahaya yang terang membuat monster itu menggeram. Setelah beberapa menit, serigala itu diam dan tidak menyerang mereka lagi. Ryder takjub melihat sihir Zane, Natalia malah merasa ketakutan melihat kejadian itu. Setelah berjalan cukup jauh ke dalam hutan perbatasan, Ryder dan timnya telah mendapat sepul
Keesokan harinya, perjalanan Ryder dan rekannya ke wilayah selatan. Pasukan mereka sudah cukup kuat, Zane juga meminta Ryder untuk menggunakan pedang penguasa cahaya milik ketua wilayah selatan. Memang itu bukanlah hak Ryder, tapi Natalia juga mengizinkan Ryder menggunakan pedang itu. Setiba mereka di gerbang wilayah selatan, Zane segera membuat surat pergantian ketua wilayah selatan. Melihat kondisi pasukan dan Ryder sudah siap untuk menghabisi para penyihir kuat di utara. Penetapan pemilihan ketua wilayah membuat Ryder cemas. Ada beberapa penduduk wilayah selatan yang menolak dengan keras Zane dan Ryder menjadi ketua dan wakil wilayah selatan. Bukan hanya itu, beberapa orang juga memiliki dendam pada Ryder karena telah membuat malu tetua yudistira di masa lalu dengan melakukan kontrak darah yang melanggar aturan wilayah."Kami tidak menerima pecundang itu datang kemari lagi!!" teriak salah seorang penduduk."Benar, mengapa harus Ryder si pecundang yang menjadi wa
Freya dan Laila melangkah dengan cepat ke arah Daren dan teman-temannya. Mereka semua sedang bersiap untuk membuat lingkaran sihir. Kekuatan Pak Zack dan Daren akan digabungkan untuk membuat pelindung sihir agar bisa menghalau serangan dan mendeteksi sihir yang mendeket. "Freya, apa keadaan ayahmu sudah membaik?" tanya Edward."Tidak, ayahku masih tidak menunjukkan perkembangan sama sekali sejak menerima pengobatan dari tim medis. Mungkin sekarang aku hanya bisa menunggu kabar baik dari ini semua," ucap Freya sedih."Tenanglah Freya, kami akan selalu membantumu," tutur Laila memegang tangan Freya lembut.Mereka semua kembali membuat lingkaran sihir raksasa, Pak Zack dan Pak Damian segera ikut begabung setelah mereka menenangkan para penduduk yang terkena penyakit ilium. Pusat kota wilayah utara telah menjadi kota yang sunyi senyap, tidak ada tawa dan teriakan kegembiraan di tengah kota. Hampir setengah dari jumlah penduduk yang terkena penyakit ilium, membuat k
Ryder berdecak kesal, dia sama sekali tidak ingin untuk melawan Daren dan Evan. Melihat Ryder yang enggan melawan mereka, Ridius mengeluarkan sihir hitam miliknya, berpindah tempat ke samping Evan lalu menyerangnya dengan sebuah pedang es berlumuran racun buatannya. Evan segera melompat menjauh, sekarang mereka menjadi dua lawan dua. Daren tersenyum pelan, lalu melangkah ke arah Ryder. Mereka yang dulunya adalah rekan bertarung sekarang menjadi musuh. Ryder menarik kedua pedangnya, mata Daren seketika membulat terkejut. Pedang cahaya milik penguasa selatan, konon tidak ada yang bisa menggunakan pedang itu selain ketua dan wakil dari wilayah selatan."Sepertinya kau diterima dengan baik sekarang," sahut Daren."Benar, aku telah mendapatkan tempat yang lebih baik daripada bersama kalian," ucap Ryder serius."Apakah kau menjual dirimu sendiri sebagai boneka mereka? Huh, sangat disayangkan kau memiliki bakat tapi terkekang oleh emosionalmu sendiri," tutur Daren.Ryd
Daren terus memikirkan cara untuk mengalahkan Ryder, di tengah tubuhnya yang sudah lemas tak berdaya, Daren hanya bisa menatap langit yang begitu cerah. Ryder menancapkan kedua pedangnya ke tanah, lalu menendang perut Daren dengan keras. "Kau pikir bisa mengalahkanku dengan kekuatanmu yang lemah itu?" ejek Ryder."Aku pasti bisa mengalahkanmu," lirih Daren.Meski Daren sudah terluka begitu parah, dia terus memaksa tubuhnya untuk bangkit. Pria itu mengambil sebuah pil yang ada di saku celananya dan memakan pil itu bulat-bulat. Sebenarnya Laila memberinya pil yang bisa menambah kekuatan sihir secara singkat meskipun itu bisa membuat organ tubuh penggunanya hancur. Ryder mundur dari tempatnya, seketika udara disekitarnya menjadi sedingin es. Daren berdiri sambil menatap Ryder tajam. Saat Ryder ingin mengambil pedangnya, batu es yang besar menyelimuti pedang Ryder. "Kurang ajar kau!! Apa kau tidak menyayangi nyawamu?!" pekik Ryder kesal."Hahaha, demi melindu