Share

Sesepuh Padepokan

Lintang menjerit seperti orang gila membuat Ki Jara dan semua pendekar sangat khawatir.

Balada segera berlutut di depan sesepuh padepokan meminta pengampunan untuk adiknya, tapi pria keras kepala itu tidak peduli.

Bahkan alih-alih memperhatikan Balada, sang sesepuh malah tertawa terbahak-bahak seakan menikmati penderitaan Lintang.

“Hahaha, bocah tengik sepertimu memang pantas aku hukum. Kau akan jera setelah ini, dasar nakal,” maki sesepuh padepokan.

Lintang terus berguling kesakitan sembari menitikan air mata, dia tidak menyangka ucapan asal-asalannya ternyata berbuah petaka.

Padahal Lintang memanggil sesepuh dengan paman Nala agar mereka bisa lebih akrab.

Namun sayang, Dia tidak tahu bahwa sesepuh tidak suka disebut nama.

Lintang berhenti berguling setelah tubuhnya lemas tidak berdaya, dia mengumpat panjang pendek di dalam hati memaki sesepuh padepokan.

“Dasar orang tua sialan, tunggu saja! Aku tidak akan melupakan ini,” gumam Lintang geram.

Setelah itu, pandangan Lintang seketika
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Bakri Suhaili
Koin nya terlalu mahal,, cerita nya bagus tp bukan ilmiah... Dari membazir koin,, tak baca pun takpa... Tq.
goodnovel comment avatar
Raro Andana
kelamaan hibernasi nya thor..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status