Share

Guru Baru

Penulis: Alfonzo Perez
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-20 12:08:41

Lintang dibawa melesat jauh menyusuri ke dalam hutan, sebelum kemudian dibawa naik ke atas puncak gunung besar.

Meski sedang terang bulan, Lintang tidak bisa memastikan dia sedang dibawa ke gunung mana karena kecepatan lari sosok yang membawanya sungguh luar biasa.

Lintang juga tidak bisa berteriak di mana mulutnya tetap dibekap. Jantungnya berdebar kencang khawatir sosok itu adalah orang jahat.

Dan benar saja, tepat ketika tiba di atas gunung, tubuh Lintang dilemparkan keras pada permukaan tanah membuat dia langsung terkapar tidak sadarkan diri.

Sampai saat pagi menjelang, Lintang mulai kembali membuka mata.

“A-aku masih hidup? Hahaha, aku hidup,” Lintang tertawa senang.

“Uph!” Dia segera membekap mulutnya sendiri takut sosok yang semalam mendengarnya.

Lintang tersadar di atas rerumputan di sebuah halaman gubuk sedehana yang terdapat di puncak gunung.

Dia sadar itu puncak gunung karena udara di sana terasa begitu berat pertanda dirinya sedang berada di ketinggian.

Lintang bangkit den
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Norma Yunita
kapan update nya thor
goodnovel comment avatar
Fiadi Ardi
hahhahHa bagus lah .la jut
goodnovel comment avatar
Saifatullah
kpn abisnya koin ku
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sang Penakluk Dewa   Sosok Baru

    Hari-hari berlalu begitu cepat hingga tidak terasa pekan terus berganti tersusun menjadi bulan, dan bulan pergi menjadi tahun.Puluhan purnama telah Lintang lewati dengan terus berlatih bersama ketua Kantaka.Hampir semua teknik penyerapan energi milik Ketua Kantaka telah Lintang kuasai membuat kanuragan bocah itu meningkat secara pesat.7 tahun sudah Lintang tinggal di atas gunung, dan kini usianya telah genap menjadi 14 tahun. Lintang tumbuh menjadi pemuda yang kuat, parasnya terlihat mempesona bagai para dewa dari khayangan.Dia memiliki mata bersih berwarna coklat tua, alis hitam sedikit tebal, serta rambut panjang bergelombang yang juga berwarna hitam.Sementara bibirnya sedikit merah muda dengan hidung bangir yang tersemat indah menambah ketampanannya.Lintang kerap mengenakan celana panjang berwarna kuning tua, sabuk kain sutra merah atau kadang biru. Sementara tubuhnya tetap polos tanpa pakaian membuat otot-otot di perut, tangan, bahu, dan dada bidangnya akan terlihat.Namun

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • Sang Penakluk Dewa   Ujian Kenaikan Tingkat

    Setiap setahun sekali, padepokan Campaka Raga akan mengadakan ujian kenaikan tingkat.Hal itu dilakukan untuk mengukur sejauh mana pencapaian para murid dari berbagai kelas. Tapi ujian kali ini bukan untuk itu, melainkan untuk kenaikan tingkat menjadi murid inti dan murid senior.Ujian ini diadakan setiap 10 tahun sekali, dan hari ini sedang diselenggarakan pembukaan acara tersebut.Semua murid berkumpul riuh di alun-alun padepokan, terdapat podium besar tempat para guru dan ketua menilai.Sementara disamping podium itu berdiri gagah singgasana sesepuh beserta wakilnya.Untuk keperluan ujian, alun-alun padepokan diseting sedemikian rupa hingga membentuk lingkaran yang di setiap sisi berderet kursi penonton bagi para murid.Sedangkan di bagian utara alun-alun terdapat ruang terbuka dengan banyak kursi yang kini telah ditempati para peserta.Tidak semua murid bisa mengikuti ujian ini karena hanya murid berbakat dan telah mencapai syarat tertentu sajalah yang bisa mengikutinya.Terdapat

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • Sang Penakluk Dewa   Ujian Berikutnya

    Untuk ujian pemahaman, setiap peserta akan diberikan dua gulungan kertas berwarna merah.Gulungan pertama merupakan gulungan kosong yang harus di isi oleh rentetan norma kependekaran serta aturan perguruan.Sementara gulungan kedua berisi 1000 pertanyaan akan isi pemahaman norma-norma yang harus di jawab.Kedua gulungan itu akan berubah warna ketika selesai dikerjakan. Jika warna merah pada gulungan berubah menjadi putih, maka artinya peserta yang mengisi gulungan tersebut akan dinyatakan lulus. Namun jika warna merah pada gulungan berubah hitam, maka peserta itu akan langsung dinyatakan gagal.Selain ditentukan oleh warna, waktu pengerjaan ujian tersebut juga terbatas. Yaitu hanya selama 3 jam saja. Jika dalam waktu 3 jam ada peserta yang belum menyelesaikannya, maka dia otomatis akan gagal dalam ujian.3000 peserta dengan cepat membuka gulungan mereka. Semuanya berlomba secara adil untuk menentukan siapa yang terbaik.Menit demi menit sangat perarti pada ujian tersebut, sehingga tid

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • Sang Penakluk Dewa   Seorang Penunggang Keledai

    Semua murid mematung terpana dengan keindahan suara seruling, sementara para guru masih terus mengedarkan pandangan mencari asal sumber suara. Begitu pula dengan para murid senior di mana mereka sangat penasaran akan siapa pemilik suara itu.Tapi guru Wiguna dan Balada entah merasa amat sangat senang, bahkan mata mereka berbinar seakan ingin menitikan air mata.“Bocah itu? Aku sangat yakin ini pasti dia. Tidak ada yang pernah melantunkan lagu itu selain dirinya. Sial! Apa mungkin si nakal itu telah selesai?” sesepuh Wirusanala terus meracau di dalam hati. Sementara pandangannya bergulir ke sana ke mari mencari keberadaan sang pemilik seruling.Dia cukup terkejut karena orang yang meniup seruling bisa menyembunyikan hawa keberadaannya. Padahal sesepuh Wirusanala memiliki mata tertajam yang mampu melihat apa pun dari jarak yang sangat jauh bahkan jika itu ilusi sekali pun.Tapi kali ini dia harus mengakui bahwa kanuragan sang pemilik seruling pasti sangat tinggi, membuat sesepuh Wiru

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • Sang Penakluk Dewa   Amarah Sesepuh Wirusanala

    Amarah Sesepuh Wirusanala“Ehem!” Guru Wiguna berdehem keras menghentikan tawa Lintang dan Balada.Sosoknya tiba-tiba saja sudah berada di belakang mereka, membuat keduanya langsung berbalik sembari memasang senyuman bodoh.“Guru,” sapa Balada.“Paman guru, hihihi” sapa Lintang.“Haih! Kukira kalian telah dewasa, ternyata sama saja seperti dulu, selalu membuat masalah,” Guru Wiguna menggeleng.“Maaf guru,” Balada menunduk malu.“Hihihihi, bagaimana kabarmu paman guru? Baik-baik saja kan? Terimakasih sudah membuat sambutan meriah untukku,” Lintang terkekeh tanpa dosa membuat Balada langsung terbatuk mendengarnya.Peletak! Aww! Lintang meringis kembali mendapat jitakan di kepalanya. Tapi kali ini bukan dari Balada melainkan dari guru Wiguna.“Dasar tengik! Sambutan apa yang kau maksud? Semua murid berkumpul di sini bukan untuk menyambutmu. Tapi sedang dalam ujian,” maki Guru Wiguna kesal.“Hais! Kukira sedang menyambutku, hihihi,” Lintang terkekeh konyol membuat Guru Wiguna kembali men

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • Sang Penakluk Dewa   Kekuatan Seruling Surga

    Saat cahaya merah dari serangan sesepuh Wirusanala hampir saja menghantam tubuhnya, Lintang segera mengayunkan Seruling Surga, membuat cahaya itu seketika terpental menghantam tanah.Wush! BUMMMM!Sebuah ledakan besar terjadi menggetarkan wilayah padepokan, menciptakan debu dan asap tebal yang membumbung menutupi pandangan.Namun meski begitu, semua orang sempat melihat apa yang Lintang lakukan, membuat mulut serta mata mereka menganga tidak percaya.Tapi sesepuh Wirusanala melakukan hal berbeda, dia malah tersenyum senang menatap kepulan asap tebal dengan penuh kebanggaan.“Begitu rupanya, baiklah!” gumam sang sesepuh sebelum kemudian sosoknya lenyap dari pandangan.Lintang masih di dalam kepulan asap, tapi dia tahu bahwa sesepuh datang menghampirinya.“Hihihihi, anda ternyata orang yang keras kepala, paman Nala,” Lintang terkekeh.“Aku keras kepala karena dirimu, sialan!” bentak sesepuh Wirusanala.Dia tiba-tiba muncul tepat di hadapan Lintang dengan telah menebaskan pedang.Wush!

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • Sang Penakluk Dewa   Kenyataan

    Dunia kependekaran adalah dunia yang kejam, kelam, licik, penuh intrik dan misteri membuat siapa pun yang masuk ke dalamnya harus memiliki mental serta kekuatan yang matang.Semua yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin di dunia kependekaran, yang ada tidak selamanya ada, dan yang baru bisa saja merupakan hal lama yang dibangkitkan kembali oleh permainan takdir.Seperti halnya Lintang, dia adalah pendekar legenda yang seharusnya telah tiada. Namun karena suatu alasan, Lintang kembali hidup menitis pada seorang bayi laki-laki yang tidak pernah dirinya kenal.Segala bentuk kepahitan hidup dan hiruk pikuk dunia kependekaran telah Lintang lewati membuat dirinya bisa mematangkan diri jauh sebelum waktunya.Lintang hidup dengan membawa ingatan masa lalunya, sehingga tidak sulit untuk pemuda itu bisa memahami segala bentuk energi serta pengolahan kanuragan di dunia persilatan.Hanya saja tubuh yang saat ini dia miliki masih terbilang lemah sehingga kekuatan Lintang akan sangat terbatas karen

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • Sang Penakluk Dewa   Tugas Padepokan

    Akibat dikacaukan oleh Lintang, ujian akhir penentuan status murid pun terpaksa harus diundur dan kembali digelar pada esok harinya.Namun pada ujian kali ini para peserta tidak lagi berambisi untuk jadi yang utama karena gelar itu sudah direbut oleh Lintang.Mereka bertarung hanya untuk menunjukan bahwa mereka mampu berkembang sesuai harapan guru dan ketua.Hingga pada akhirnya, 800 peserta terakhir dinyatakan lolos secara bersamaan.600 dari mereka diangkat menjadi murid inti sementara 200 sisanya dinobatkan menjadi murid senior.Hal itu tentu berdasarkan penilaian ketat para ketua, sesuai tingkat kanuragan serta kedewasaan mereka dalam bertindak.Balada menjadi salah satu yang dinobatkan menjadi murid senior, dia dinobatkan bersama para murid inti musim lalu yang pada ujian kali ini kembali mengikutinya.Sementara Nindhi, Tyas, Arista, Kenes, Ayunda, Baswara, Basukarna, Garda, Hiraya, Mandaka, Ranu dan Taraka diangkat menjadi murid inti.Mereka cukup puas dengan pencapaian itu, tap

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22

Bab terbaru

  • Sang Penakluk Dewa   Pemberitahuan

    Namun Lintang lupa belum membayar makanan sehingga terpaksa harus kembali lagi.Dan ketika semua itu selesai, Lintang segera melesat lagi mengejar aura yang tadi sempat terasa. Tapi naas, Lintang kehilangan jejaknya, membuat dia mengumpat panjang pendek memaki rombongan Raden Dahlan, menyalahkan mereka karena telah membuang waktunya.“Sial!” umpatnya.“Garuda merajai langit!” seru Lintang melesat jauh ke cakrawala.“Ke mana dia? Aku sangat yakin dia tadi berada di kota ini,” Lintang mengedarkan pandangan berusaha kembali mencari.Waktu saat itu memang sudah mulai gelap membuat pandangan Lintang menjadi semakin terbatas.Tapi beberapa saat kemudian, telinganya mendengar suara dentingan senjata. “Pertarungan?” Lintang mengerutkan kening.Dia segera berbalik menyipitkan mata memandang ke arah batas kota.“Benar! Ini suara pertarungan, suaranya berasal dari hutan pinggiran kota,” gumam Lintang berbicara sendiri.“Hahaha, aku yakin itu pasti dia,” Lintang tertawa sebelum kemudian melesat

  • Sang Penakluk Dewa   Gadis Asing

    Lintang bersama teman-temannya tidak peduli akan kedatangan kelompok putra sang Adipati.Mereka tetap menyantap hidangan dengan sangat lahap sembari sesekali tertawa menertawakan Lintang.Padahal para pelayan dan pemilik rumah makan sudah sedari tadi gemetaran. Wajah mereka pucat ketakutan tapi tidak mampu melakukan apa-apa.“Hey, Jumu. Cepat bawakan kami makanan enak atau rumah makan ini akan kuratakan dengan tanah!” seru seorang pria muda berpakaian mewah.Dia memiliki tubuh tinggi tegap dengan wajah cukup tampan berusia sekitar 28 tahun.Pada bahunya terdapat sebuah kelat gelang dari emas menandakan bahwa dirinya seorang bangsawan.Namun perangai pemuda itu sungguh buruk, dia memperlakukan orang lain layaknya budak belian yang dapat dirinya perintah sesuka hati.“Ba-baik den,” Ki Jumu sang pemilik rumah makan terbata. Dia segera meminta 4 pelayannya untuk membawakan apa yang diminta putra sang adipati agar tidak menimbulkan masalah.“Duduk, di mana kita ketua?” tanya salah satu be

  • Sang Penakluk Dewa   Kesombongan Anak Sang Adipati

    Ratusan nyawa pendekar berpakaian hitam melayang di tangan kelompok Balada. Hal itu tentu mengejutkan pemimpin mereka. Dia tidak mengira misi perburuannya akan berakhir dengan pembantaian.Begitu pula dengan 30 pendekar kuat yang dibawa sang pemimpin. Mereka sangat geram terhadap pemuda bertubuh biru di pihak musuh.“Ini pasti perbuatan pemuda itu, sial! Tubuhku sangat gatal sekali,” umpat salah satu dari ke 30 pendekar kuat.Tangannya terus menggaruk kesana-kemari membuat hampir seluruh tubuh pendekar itu menjadi lecet memerah.Bahkan sebagian wajah pendekar lain sampai ada yang telah mengucurkan darah akibat cakaran tangannya sendiri.Beruntung ke 30 pendekar itu memiliki tenaga dalam yang mempuni membuat mereka bisa sedikit menahan rasa gatal menggunakan energi.Kesempatan tersebut mereka manfaatkan untuk menghindar menjauhi tempat pembantaian agar dapat memulihkan diri.Tapi rasa gatal dari racun ulat bulu milik Lintang tetap saja menyiksa.Meski sudah ditahan menggunakan banyak

  • Sang Penakluk Dewa   Pertempuran di Pagi Buta

    Malam semakin larut mengurung alam dengan kegelapan.Hewan-hewan siang terlelap tidur dipersembunyiannya masing-masing, sementara para nokturnal sedang berpesta dengan mangsa-mangsa mereka.Lintang, Balada, Balangbang, Wirusa, Jaka, Bagas, Ki Larang, Nindhi dan tiga pendekar gadis lain masih bersiaga menunggu buruan mereka datang.Sementara putri Widuri terlelap di dalam kereta yang Balada sembunyikan dibalik semak-semak.Sedangkan para kuda sengaja ditotok oleh Lintang agar tidak menimbulkan suara.Persiapan mereka sudah sangat matang, jebakan, siasat, formasi bertarung, bahkan sampai cara pelarian pun telah Lintang perhitungkan.Sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak terduga, sebagian dari mereka akan langsung dapat melarikan diri bersama kereta.Lintang sangat yakin bahwa pihak musuh pasti masih memiliki para pendekar kuat. Membuat dia tidak bisa memastikan apa akan mampu menghabisi mereka atau tidak.Lintang belum tahu entah apa motif utama para pembunuh itu. Tapi yang jelas mer

  • Sang Penakluk Dewa   Perdebatan

    Hampir 2 jam para pendekar perpakaian hitam menunggu Lintang di atas daratan.Mereka belum berani beranjak karena tahu bahwa Lintang dan putri Widuri masih ada di sana.Namun menunggu membuat para pendekar itu bosan sehingga pada akhirnya sang pemimpin memutuskan untuk memeriksanya ke atas langit.“Kalian siaga di sini, nanti jika pendekar itu turun, baru serang secara bersamaan,” sang pemimpin memberi perintah.“Kami mengerti,” angguk semua pendekar.Tanpa berbicara lagi, sang pemimpin segera naik ke atas langit. Dia melesat sangat cepat menuju gumpalan awan tempat terakhir Lintang bersembunyi.Namun alangkah terkejutnya pria itu ketika mendapati Lintang tidak ada di sana. Dia mengumpat panjang pendek memaki dirinya sendiri karena tidak melakukan ini sedari tadi.“Bangsat! Ke mana dia?” sang pemimpin mengepalkan tangan.Dia heran karena tidak pernah melihat pergerakan dari Lintang sedari awal. Padahal dari sejak tadi, sang pemimpin terus memantau ke atas langit.Karena mengira diriny

  • Sang Penakluk Dewa   Siksaan Seorang Pria

    Aaaaaaa!Putri Widuri berteriak panik, meronta berusaha melepaskan diri, tapi cengkraman bayangan hitam yang membawanya begitu sangat kuat. Membuat gadis itu menangis histeris di ketinggian.Sementara para pendekar di bawah terkejut bukan buatan, terlebih 2 pendekar yang sedang berada di tengah sungai.“A-a—apa yang terjadi? Di-di mana gadis itu?” salah satu pendekar di tengah sungai terbata.“A-a—aku juga tidak tahu, bu-bukankan tadi dia tepat di depan kita?” ujar pendekar lain ikut terbata.“Bangsat! Ada yang ingin ikut campur pada urusan kita,” maki sang pemimpin mengepalkan tangan. Dia menengadah jauh ke atas langit memastikan siapa yang berani lancang mencampuri urusannya.Bagi orang lain mungkin akan sulit melihat pergerakan sosok bayangan hitam. Tapi bagi sang pemimpin, dia bisa melihat dengan jelas bagaimana rupa yang membawa putri Widuri.Sang pemimpin sangat yakin bahwa pendekar tersebut pasti merupakan pendekar tingkat ruh atau pendekar tingkat awan tahap awal.Tidak banya

  • Sang Penakluk Dewa   Serangan Tidak Terduga

    Mentari pagi begitu tenang di cakrawala. Sementara di atas daratan, keadaan sedikit agak kacau akibat adanya Lintang.Bagaimana tidak, selepas melanjutkan perjalanan. Lintang kembali berbuat ulah dengan mendekati Kitri, Yamuna, dan Gendis.Bocah biru itu menghasut ketiganya agar tidak menyerah dalam merayu Balada, dia mengatakan bahwa Balada sejatinya adalah pemuda kesepian yang sangat membutuhkan teman.Namun karena terlalu kaku, Balada kerap menyembunyikan keinginannya tersebut dengan cara bersikap dingin.“Kakakku adalah orang yang lembut dan penyayang,” tutur Lintang membuat ketiga gadis yang bersamanya berbinar.“Benarkah? Benarkah?” tanya Gendis bersemangat.“Hmmm,” angguk Lintang sembari menyembunyikan senyum jahilnya.Setelah mendengar itu, Kitri, Yamuna dan Gendis pun sangat bahagia seakan menemukan harapan baru.Sehingga tanpa bertanya lagi, kegitanya langsung berlesatan menghampiri Balada membuat pemuda itu seketika menjadi kikuk.Waktu itu Balada sedang menjadi kusir keret

  • Sang Penakluk Dewa   Kematian Zull

    Selepas mendapatkan apa yang dirinya inginkan, Lintang pun seketika menghentikan serulingnya, membuat semua siluman anjing tiba-tiba menjerit kesakitan sebelum kemudian terkulai meregang nyawa.Mereka tidak sadar entah siapa yang membunuhnya, yang jelas para siluman tersebut tahu bahwa inti energi mereka telah ada yang mencurinya.Zull dan para penyamun lain hanya dapat mematung tanpa mampu berbuata apa-apa. Mereka tidak sanggup menghentikan Lintang karena terlalu ketakutan akan kesaktian seruling-nya.Bagaimana tidak, 300 siluman kuat yang seharusnya mampu membunuh prajurit satu kadipaten saja tidak berkutik oleh seruling itu. Lantas apalagi dengan mereka yang jumlahnya hanya tinggal beberapa puluh orang lagi.Lutut Zull bergetar hebat seakan tidak mampu lagi menopang berat tubuhnya, sementara para penyamun sudah berlutut sedari tadi.Zull memegang gada dengan tangan gemetaran, sedangkan wajahnya pucat dipenuhi keringat dingin.“Hari ini aku sedang tidak enak hati, jadi kalianlah pel

  • Sang Penakluk Dewa   Kekuatan Seruling

    Uhuk! Lintang kembali memuntahkan darah, tapi kali ini darahnya berwarna hitam pertanda serangan lawan mengandung racun yang amat kuat.“Hahahaha, bocah ingusan! Kau telah membunuh ribuan anak buahku, maka tidak ada lagi kesempatan hidup buatmu,” Zull tertawa terbahak-bahak.Dia sangat geram karena mendapati banyak dari anak buahnya telah binasa. Tapi Zull juga senang di mana musuh yang menyerang markasnya akan segera mati.“Sial! Aku terlalu terbawa perasaan,” umpat Lintang memegangi dadanya.Beruntung tadi masih ada seruling Surga yang melindunginya. Andai tidak, maka tubuh Lintang pasti telah hancur menjadi serpihan daging.Lintang berlutut di atas permukaan tanah, dia ingin bangkit tapi tubuhnya terlalu lemas akibat serangan racun dan benturan energi.“Siapa kau sialan? Apa masalahmu hingga berani mengusik markasku?” Zull berteriak menanyakan identitas Lintang.Dia bisa saja membunuh Lintang waktu itu, namun Zull tidak melakukannya.Pemuda berbadan biru tersebut telah membunuh ri

DMCA.com Protection Status