Home / Urban / Sang PENEMBUS Batas / Bab 072. TERKUAK DAN DILAPORKAN

Share

Bab 072. TERKUAK DAN DILAPORKAN

Author: BayS
last update Last Updated: 2025-02-19 18:28:13

Doorr..! Seth..!

Suara pistol menyalak terdengar. Elang langsung melesatkan tubuhnya ke samping kanan. Lalu cepat dia menangkap sebuah benda yang berdesing, di tempat tadi dia berada.

Clapsh..!

Telapak tangan Elang telah dilambari dengan tenaga dalamnya, hingga terlihat merah membara.

“Brengsek..! Siapa yang menembak..!” seru Bambang, sambil beranjak merunduk di belakang kursi teras.

Elang membuka genggamannya, dan terlihat sebutir peluru tajam di sana. Di liriknya ke arah tembakan itu berasal.

Dan langsung tertangkap oleh mata tajamnya, seseorang tengah membidikkan lagi pistolnya ke arah dirinya.

Seth..! Wessh..!

Elang segera melesatkan butiran peluru di tangannya, ke arah penembak itu. Lesatan peluru Elang sangat cepat, karena hampir sebagian tenaga dalam Elang di kerahkan.

Cracksh..!

"Arghss..!!” si pembokong itu berseru keras kesakitan. Di saat lesatan peluru yang dilemparkan Elang tepat mengenai tangannya yang memegang pistol.

Klaghk..!

Pistolnya pun terpental, sement
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 073. AKHIR PENGKHIANATAN

    "Baik sekali Elang. Seharusnya memang seperti itu yang akan terjadi," ucap Bambang membenarkan analisa Elang. Sementara itu dari kejauhan, di ujung blok rumah Bambang Hermawan. Nampak sepasang mata mengamati kejadian yang berlangsung di rumah targetnya. Dan orang ini tak lain adalah Tarjo, yang bertugas mengawasi kondisi di sekitar rumah pak Bambang dari kejauhan. Melihat kegagalan aksi kedua rekannya. Tarjo pun enggan untuk kembali, dan melaporkan langsung pada Freddy, ‘Itu sama saja cari bonyok dan konyol di hajar Freddy’, bathinnya. Akhirnya dia memilih melaporkan saja via ponsel pada Freddy. Lalu dia berniat meninggalkan kota Jogja sejauh mungkin. ‘Ini pasti akan melibatkan polisi’, bathinnya. Ya, cukup cerdik juga cecunguk bayaran yang satu ini. Hehe. Tutttt...Tuttt.! Klik.! "Halo Tarjo bagaimana?! Berhasil kan?!” sentak Freddy langsung. “Kami gagal. Yono dan Kelik tertangkap Bos,” sahut Tarjo tenang. Klik.! Tarjo langsung mematikan ponselnya.

    Last Updated : 2025-02-20
  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 074. DUEL BEDA GENERASI

    Mbah Kromo Sagirat murka, karena menganggap keluarga Bambang telah menyebabkan keluarga cucunya hancur. Rupanya diam-diam Mintarsih istri Setyono, dia langsung menghubungi dan mengadu pada kakeknya itu. Mintarsih mengatakan pada sepuhnya itu, perihal laporan Bambang pada polisi. Hal yang mengakibatkan suami dan anaknya, kini harus mendekam di kantor polisi, dan terancam di penjara. Mbah Kromo Sagirat adalah salah satu sepuh kebathinan yang disegani, di daerah KarangMojo, kabupaten Gunung Kidul. Daerah yang masih masuk wilayah propinsi Yogyakarta. Sepuh itu sering menerima bantuan dari Mintarsih cucunya ini. Dan dia juga sangat sayang sejak kecil, pada cucunya yang satu ini. Mendengar Mintarsih bercerita tentang keadaannya sambil menangis, dia pun menjadi sangat murka. Mbah Kromo yang berusia nyaris 110 tahun itu pun langsung melesat lenyap, menggunakan ajian Jagad Kelana nya. Ajian yang merupakan ilmu meringankan tubuh nomor satu, di jamannya dulu. Hingga hanya dalam waktu ku

    Last Updated : 2025-02-20
  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 075. PARANG TRITIS BERGOLAK

    "Hahahaa..! Tak kusangka aku akan menemukan lawan di penghujung usiaku. Anak muda sebutkan siapa Gurumu?! Agar aku tak menyesal menghabiskan energi bersamamu! Hahahaa!” tawa lepas Mbah Kromo. Hal yang menandakan sepuh itu sangat senang. Ya, sejujurnya Mbah Kromo sudah malas untuk turun gunung. Karena selama ini tak juga di temuinya lawan yang setanding dengannya, di tlatah Jogja dan sekitarnya. Dia lebih senang menyendiri di kediamannya, dan berniat menunggu ajalnya tiba di sana. Tapi tak di sangkanya malam ini dia bertemu lawan muda, yang membangkitkan kembali hasrat bertarungnya. Memang bagi seorang pendekar, menemukan lawan dan saling menguji kepandaian. Adalah hal paling menyenangkan bagi mereka, dibanding hal apapun juga. Maka terlepaslah kini perihal Mintarsih dari benak Mbah Kromo. Kini dia fokus hanya saling bertukar ajian dan jurus, dengan lawannya yang masih muda ini. Bagai pertarungan manusia berbeda jaman dan generasi.“Saya hanya mendapat sedikit pelajaran dari

    Last Updated : 2025-02-20
  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 076. MALIOBORO DAN INSIDEN

    Slaph..!Elang melesat dan lenyap, untuk kembali ke rumah Bambang. Hatinya merasa senang, karena tak ada korban nyawa dalam duelnya dengan Mbah Kromo. Bahkan Mbah Kromo mengakui, jika mantu cucunya lah yang bersalah dalam masalah ini. Taph.! Sosok Elang menjejak dengan ringan, di teras rumah Bambang. Terlihat keluarga Bambang masih berada di ruang tamu, menunggu kedatangannya kembali. “Mas Elang..! Kau tak apa-apa kan Mas?” seru Nadya, orang yang pertama kali menyadari kehadiran kembali Elang. Dilihatnya pakaian Elang, yang terlihat berbintik-bintik bolong seukuran beras dengan cemas. “Saya baik-baik saja Mbak Nadya,” ucap Elang tersenyum. “Elang! Bagaimana dengan Mbah Kromo?” tanya Bambang penasaran. Jujur saja Bambang merasa cemas, jika Mbah Kromo datang lagi dan memperpanjang urusan dengannya. “Dia titip salam buat Bapak dan keluarga. Dan beliau juga meminta maaf, karena telah berlaku kasar pada keluarga Bapak. Mbah Kromo telah mengakui kesalahan mantu cucunya si Setyono

    Last Updated : 2025-02-20
  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 077. DAN... AGAIN..!

    Slakh. ! Seseorang meluncur cepat dari belakang. Srethhk..! Sosok itu melesat cepat sambil menarik tas vagabond Nadya. Hingga lepas dari pundaknya. Ya, rupanya pelaku jambret itu mengenakan sepatu roda. “Awhh..!” tubuh Nadya pun ikut terhuyung ke depan. Beruntunglah Elang langsung merangkul Nadya, hingga dia tak terjerembab jatuh. Slaph..! Elang langsung melesat cepat, dan tiba-tiba saja dia sudah berada di depan pencuri bersepatu roda itu. ‘Hmm. Masih muda sudah mencuri’, bathin Elang kesal, sambil menarik kembali vagabond bag milik Nadya. Namun tak disangkanya, si pemuda itu balas menarik tas vagabond bag Nadya dengan kedua tangannya. Sraghh..! Gussragh..!! Pemuda itu pun jatuh terguling di atas trotoar, dan menjadi tontonan orang, yang berada di sekitar lokasi itu. Kejadian yang begitu cepat, sehingga orang-orang menganggap itu hanya kecelakaan kecil biasa. Elang tak mempedulikan orang itu, dia pun kembali ke tempat Nadya. “Ini Nadya,” ucap Elang mengangsurkan vagabon

    Last Updated : 2025-02-20
  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 078. PERTAMA DAN TAK TERLUPAKAN

    Kembali Elang terpana, melihat tubuh polos Nadya yang sedang membelakangi dirinya. Nampak tonjolan bokong Nadya yang sedang, mulus, dan kencang tengah bergoyang. Dengan bertumpu pada tangan kirinya menempel di dinding kamar mandi, sementara tangan kanannya sibuk di bagian bawah tubuhnya. Timbul rasa kasihan Elang pada Nadya, dia tak ingin Nadya mati lemas, karena mendaki hasratnya yang tak kunjung datang. Karena jika bukan oleh dirinya, Nadya tak akan pernah merasa tercukupkan hasratnya. ‘Ini semua gara-gara kutukan keparat itu!’ maki bathin Elang geram. Perlahan Elang mendatangi Nadya dari arah belakang. "Nadya, biar kubantu ya," bisik Elang lembut di dekat telinga Nadya. Dipeluknya lembut tubuh Nadya, sambil dikecupnya pundak mulus Nadya. "Aihhh..! M-mas Elanggsh..! Tsk, tsk..!" Nadya tersentak kaget bukan kepalang. Namun saat di rasakannya pelukkan Elang mendatangkan rasa damai dan nyaman baginya. Maka perlahan tubuh Nadya kembali relaks dan terisak. Ya, isakkan Nadya ad

    Last Updated : 2025-02-21
  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 079. PERMINTAAN MENGEJUTKAN

    Hari sudah menjelang malam, suara adzan magribh pun baru saja usai berkumandang. Saat mereka berdua keluar dari penginapan itu. 'Hmm. Ternyata Kutukkan Naga Asmara tak harus dipenuhi, dengan persetubuhan secara sempurna. Asalkan si wanita mendapatkan klimaksnya dariku, maka itu sudah memenuhi kutukan itu', bathin Elang senang, dan mulai memahami. Elang memacu motornya dengan kecepatan sedang saja. Tak lama kemudian merekapun sampai di pintu gerbang rumah Nadya. Pak Moko bergegas membukakan pintu gerbang, begitu melihat Elang dan non putrinya berada di depan gerbang. “Malam Pak Moko,” sapa Elang ramah. “Malam Mas Elang, Non Nadya,” balas pak Moko sopan, sambil menutup kembali pintu gerbang setelah keduanya melintas masuk. Elang dan Nadya langsung menemui Bambang, yang tengah asyik minum teh bersama istrinya di teras rumah. “Wah, cantiknya ayah baru pulang shoping di Malioboro ya,” ucap Bambang sambil tersenyum lebar, melihat putrinya yang baru pulang bersama E

    Last Updated : 2025-02-21
  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 080. TIGA PREMAN PASAR

    “Syukurlah.! Terimakasih sekali Elang!” seru Bambang merasa sangat gembira. Bahkan dia sampai hendak mencium tangan Elang. Namun Elang segera menarik tangannya dari genggaman tangan Bambang dengan rikuh. “Tak perlu sampai seperti ini Pak Bambang,” ucap Elang, sambil tersenyum. “Ahh, bagaimana tidak Elang. Kini kau adalah guruku Elang. Terimakasih atas kesediaanmu mengajarkan ilmu ‘Wisik Sukma’ pada bapak. Bapak akan mempelajarinya setekun mungkin Elang,” ucap Bambang dengan wajah berbinar bahagia. Ya, ilmu 'Wisik Sukma' adalah ilmu yang sangat penting baginya di dunia bisnis. Maka malam itu juga, Elang pun langsung membangkitkan dan mengisi tenaga bathinnya pada Bambang, di ruang kerjanya. Dan Bimo juga bisa merasakan, pada dasarnya sudah ada sedikit daya bathin dalam diri Bambang. Namun memang masih kurang terarah. Setelah itu, Elang lalu menuliskan teori dari ilmu ‘Wisik Sukma’, yang di berikannya pada Bambang. Teori itu berisi tentang cara melatih, menerapkan, serta menari

    Last Updated : 2025-02-21

Latest chapter

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 246.

    Kraghh..! Kraghh..! Kraghh..!Tiga orang security Bank langsung menghadap ke penciptanya. Hanya dengan 3 kali gerakkan sisi tangan sosok misterius, yang menghantam leher ketiganya hingga patah berderak. Sosok itu langsung menghantam perangkat CCTV, yang memonitor bagian luar kantor. Braghh..!! Perangkat CCTV luar itu langsung hancur berkeping, dan 4 layar monitor di posko itu pun hanya mengeluarkan gambar semut. Sosok berhelm itu melesat kembali, ke pagar gerbang Bank itu dan langsung meremas hancur gembok pagar. Lalu dia membuka pagar itu lebar-lebar. Klaakh..!! Klangg..! Secara beriringan masuk 7 sepeda motor yang kesemuanya berboncengan. Hingga jumlah totalnya 14 orang yang kesemuanya memakai helm. Masuk pula sebuah APV hitam dan sebuah truk box kosong, yang masing-masing kendaraan itu berisi 2 orang, supir dan asistennya. Sosok pembuka jalan itu lalu melesat, dan menghantam pintu masuk Bank dengan kedua telapak tangannya, Braaaghk...!! Praankhh..!! Pintu masuk yang terb

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 245.

    "Gilaa..!!" teriakkan keras penuh kekagetan terlontar dari mulut Tatsuya. Matanya terbelalak ngeri namun juga terpesona kagum, melihat 'power' ayahnya kini. "Haahh..!! A..apaaa..?!" seru keras Yutaka, seperti tak percaya pada apa yang baru dilakukannya. Matanya terbelalak dan menatap bergantian, pada kepalan tangannya dan pohon cemara yang telah tumbang itu. Tampak Nanako dan ibunya Mayumi keluar dari dalam rumah, menuju ke tempat tumbangnya pohon cemara itu. Bagi mereka adalah hal biasa, melihat sebuah pohon cemara tumbang di tangan ayah dan suami mereka. "Ada apa Ayah, Kak Tatsuya. Kenapa kalian berteriak keras..?! Mengagetkan saja..!" sungut Nanako, yang tak tahu proses tumbangnya pohon cemara itu. "Luar biasa Nanako..! Kini Ayah memiliki energi yang mengerikkan..!" seru Tatsuya, masih dengan perasaan kagetnya. "Mengerikkan bagaimana Kak Tatsuya..?!" seru Nanako. "Ayah memukul roboh pohon cemara itu dari jarak 2 meter, tanpa menyentuhnya Nanako..!" seru Tatsuya menjelaskan

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 244.

    "Ayo Elang, kita makan bersama," ajak Tatsuya, sambil merangkul pundak Elang. 'Sungguh keluarga yang hangat', bathin Elang terkesan. Acara makan siang bersama di keluarga Yutaka berlangsung hangat dan menyenangkan. Elang seperti merasakan bagian dari keluarga itu. Semua saling tersenyum dan saling menawarkan menu yang tersaji siang itu. Selesai makan siang bersama, Yukata mengajak Elang ke teras halaman belakang rumahnya. Sementara Tatsuya bergegas ke kamarnya, untuk berganti pakaian dan berjanji menyusul ayahnya dan Elang. Yukata mempersilahkan Elang duduk di teras, yang menghadap ke arah halaman belakang rumah itu.Nampak halaman belakang rumah Yukata masih sangat luas. Banyak juga terdapat berbagai tanaman di sana, seperti pinus jepang (Matsu), pohon Sakura, cemara, dan beberapa tanaman lain yang nampak tertata rapih dan indah. "Elang, selagi kau disini maukah kamu memberiku beberapa petunjuk agar aku bisa meningkatkan kemampuanku..?" Yutaka bertanya penuh harap pada Elang.

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 243.

    Tampak di teras rumah Nanako. Tengah duduk Yutaka Kobayashi dan istrinya Mayumi, yang nampak masih cantik di usianya yang menginjak 47 tahun. Yutaka menatap tajam pada Elang. Dia sudah mendengar kabar tentang kemampuan pemuda itu, yang bahkan dikatakan oleh putrinya memiliki kemampuan bak dewa. Kabar itu tentu saja membuat dia menjadi penasaran, dan ingin bertemu langsung dengan Elang. Karena sebagian jiwa Yutaka adalah seorang pendekar ninja, yang tentunya sangat senang bertukar pengalaman dan kemampuan dengan pendekar lainnya. 'Hmm. Langkahnya sungguh ringan, dan aura gelombang powernya memang luar biasa. Pantass.. pantas..!' gumam bathin Yutaka kagum. Namun dia masih merasa penasaran, dan ingin memastikan kemampuan sesungguhnya dari Elang. Saat Elang dan Nanako hendak mencapai tangga teras, Sethh..! Setthh..! Dua buah shuriken melesat sangat cepat ke arah Elang. Nanako yang melihat hal itu langsung melesat, menghindar ke arah samping. "Awas Mas Elang..!" seru Nanako mengin

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 242.

    "Saya sekarang di Nagoya, Nanako. Sudah seminggu lebih saya keluar dari Osaka," sahut Elang tenang. "Ohh, kalau begitu apa tidak sebaiknya Mas Elang datang ke Tokyo hari ini..?" tanya Nanako berharap. "Ya Nanako, saya memang bermaksud pergi ke Tokyo hari ini," sahut Elang lagi. "Asik. Kalau begitu kabarkan ke Nanako ya. Mas Elang berangkat naik kereta jam berapa dari Nagoya nanti..? Biar Nanako sendiri yang akan menjemput Mas Elang," suara riang Nanako terdengar. "Ahh, Nanako. Sebaiknya jangan merepotkan diri. Saya bisa datang sendiri ke rumah Nanako nanti," ucap Elang merasa rikuh. "Aishh..! Sama sekali tak merepotkan Mas Elang. Nanako malah senang sekalian jalan-jalan bersama Mas Elang nanti," sergah Nanako dengan cepat, memang hatinya merasa sangat gembira saat itu. "Baiklah Nanako, saya akan berangkat dari stasiun Nagoya jam 10:36 dengan kereta Nozomi 6," ucap Elang. "Baik Mas Elang, Nanako akan stand by di stasiun Tokyo jam 12 siang nanti." "Terimakasih Nanako." Klik.!

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 241.

    Dan bisa dibayangkan betapa akan mengerikkan dan dahsyatnya sepak terjang GASStreet ke depannya di kota Surabaya dan sekitarnya. Pengaruh GASStreet di dunia hitam diperkirakan akan meluas, hingga ke seluruh kota-kota di negeri ini. Sungguh teramat rawan dan berbahaya. Jika tak muncul pula penegak-penegak kebenaran, yang sanggup menghadang mereka. Sepertinya para penegak hukum harus bersiaga..! Karena 'genderang perang' sudah ditabuh oleh GASStreet..! Ke esokkan paginya di kediaman Permadi. Nampak Rodent telah duduk dikursi teras rumah Permadi. Dia membawa sesuatu yang di pesan oleh Bosnya itu. Tak lama berselang Permadi muncul dari dalam rumah dan langsung duduk di depan Rodent. "Bos," sapa Rodent, sambil mengangguk hormat. "Bagaimana Rodent..? Sudah selesai barang yang kupesan..?" tanya Permadi langsung ke point. "Beres Bos," sahut Rodent sambil tersenyum bangga. Dia lalu menyerahkan sebuah passport dan visa, yang di inginkan oleh Bosnya itu. Permadi menerima pasport dan v

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 240.

    Klaankhh.!! Weshh..!! Sosok itu menarik lepas pintu mobil, dan melempar pintu itu ke tengah persawahan. Sungguh luar biasa tenaga sosok berhelm itu. Sementara 8 orang yang berada di 4 motor turun. Lalu mereka menyingkirkan polisi yang telah tewas dengan motornya itu, dengan melempar begitu saja ke tengah sawah. Dan mereka pun bergegas menghampiri mobil yang telah terbuka pintunya itu. Pengemudi dan seorang security dari pihak bank nampak terkulai pingsan di dalam mobil itu. Hal yang sungguh mujur bagi mereka. Karena jika mereka masih sadar, tentu pistol berperedam dari kawanan sadis ini akan mengirim nyawa mereka berdua ke pintu akhirat. Suasana sudah agak gelap, adzan magribh pun berkumandang saat itu. Dengan cekatan kedelapan orang itu menguras seluruh uang, yang ada di dalam mobil itu. Mereka memasukkan uang-uang itu ke dalam beberapa karung, yang telah disiapkan. Ciitt...! Datang sebuah mobil APV Luxury hitam, yang bagian kursi-kursi belakangnya sudah di angkat. Seorang

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 239.

    "Luka ini akan membekas lama Mas Elang," ucap Nanako, dengan tatapan bersalah. "Tak apa Nanako, anggap saja bekas luka ini sebagai kenang-kenangan dari ninja cantik di Jepang. Hehe," Elang hanya bermaksud bergurau saat mengatakan itu. Namun bagi Nanako yang sama sekali hijau dengan gurauan seperti itu, ucapan Elang di artikannya sebagai pujian serius Elang atas kecantikkannya. 'Degh..!' Hati Nanako bagai melayang ke 'zona fantasi' terindah dalam hidupnya. Dia merasa bahagia sekali, mendengar pujian dari Elang itu. "Benarkah aku cantik Mas Elang..?" tanya Nanako pelan dengan wajah tertunduk kemerahan. Dia merasa tersipu sekaligus senang sekali mendengar ucapan Elang. Ya, karena di keluarga Kobayashi memang lelaki mendominasi. Hingga suasananya serba kaku dan terkesan dingin. Sangat jarang bahkan hampir tak pernah Nanako mendapatkan pujian, dan perlakuan lembut serta hangat dari keluarganya. Elang terdiam sejenak, dia tak menduga gurauannya akan mendatangkan pertanyaan serius d

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 238.

    "Terimakasih Nona Keina, selamat malam Mas Elang," balas Nanako ramah dan tak lupa menyapa Elang yang masih bersama mereka. Nanako pun langsung masuk ke kamar itu, dan menutup pintunya. Namun dia sempat melihat Elang balas tersenyum padanya. 'Deghh.!' Hati Keina langsung panas, saat mendengar Nanako ikut memanggil 'mas' pada Elang. 'Huhh..! Apakah kau sudah merasa dekat dengan Mas Elang, Nanako..?!' seru bathin Keina kesal. "Mari Mas Elang, kita ke kamarmu..!" ucap Keina agak keras, agar terdengar oleh Nanako di dalam kamar. 'Degh..!' Kini hati Nanako yang berdegup keras, mendengar ucapan Keina di depan pintu kamarnya. 'Apakah Keina ikut masuk ke kamar Elang..? Seberapa dekat hubungan mereka?' bathin Nanako gelisah. Berpikir begitu Nanako segera menuju ke arah balkon kamarnya, dilihatnya berselisih dua kamar darinya sebuah balkon kamar menyala lampunya. 'Disana rupanya kamarmu Elang', bisik bathinnya. Sebagai ninja, mencapai balkon kamar Elang bukanlah hal 'rumit' bagi Nana

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status