Home / Urban / Sang PENEMBUS Batas / Bab 065. NADYA PRAMESWARI

Share

Bab 065. NADYA PRAMESWARI

Author: BayS
last update Last Updated: 2025-02-18 11:48:32

'Siapakah orangnya yang telah berkhianat dalam perusahaanku..?!’ tanya bathin Bambang marah, dan merasa sangat penasaran.

Bambang bergegas naik ke mobilnya, dan memerintahkan sang sopir untuk cepat pulang kerumahnya.

Ya, sudah puluhan tahun Bambang membangun kerajaan bisnisnya dari bawah. Hingga produk-produk hasil karyanya harum di pasaran internasional.

Bambang mendirikan usaha pembuatan karya seni, dari kayu-kayu limbah dan kayu-kayu setengah jadi. Untuk kemudian di buat Woodcarving dan Woodpanel, yang bernilai seni dan di gemari di dunia internasional.

Relasi-relasi dan pelanggannya juga tersebar seperti dari Spanyol, Belanda, Australia, Jepang, dan beberapa negara lainnya.

Bambang bahkan sampai mendirikan dua kantor cabang di bawah PT. Jogja Berkarya, guna memenuhi order-order yang terus membanjir baik di dalam dan di luar negeri.

Omset totalnya perbulan bahkan bisa mencapai ratusan miliar rupiah, dengan persentase profit dan benefit yang menggiurkan.

Orang-orang awam menjul
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 066. KABAR DAN PENCULIKKAN

    "Halo Kang Elang. Di mana sekarang posisi Akang ?” tanya Sekar. “Saya di Jogja sekarang Mbak. Bagaimana kabarnya di sana ?” sahut Elang sambil balas bertanya. “Kang Elang. Marini dan Jaka sudah berhasil di tangkap polisi kemarin sore. Mereka berdua sedang menuju ke Desa Gunungsari, bersama orang bayarannya saat di tangkap. Marini mengalami keguguran, karena jatuh saat berusaha melarikan diri dari penangkapan polisi, Kang. Sedangkan Kang Barja sudah meminta Sekar kembali ke rumah. Bahkan dia sendiri yang mengajak Ibu, ikut tinggal bersama di rumahnya. Besok rencananya Sekar dan Ibu akan dijemput Kang Barja, dan akan mulai tinggal di rumahnya,” ucap Sekar, menceritakan kejadian yang dialaminya di sana. “Syukurlah Mbak Sekar. Saya ikut bahagia mendengarnya,” ucap Elang senang. “Kang Barja juga titip salam buat Kang Elang. Dia sangat kecewa, ketika tahu bahwa kang Elang sudah pergi,” ucap Sekar. “Baiklah. Salam kembali buat Kang Barja ya,” ucap Elang. “Kang Elang, Sekar kangen sa

    Last Updated : 2025-02-18
  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 067. PERTEMUAN PERTAMA

    “Tarjo! Beri dia peringatan..!!” seru sang pengemudi kesal. ‘AB 7375 N’ bathin Elang, menghapal nomor plat mobil yaris hitam itu. Dia terus mengekor yaris hitam tersebut. Tarjo membuka kaca jendela belakang mobil sebelah kiri. Kepalanya melongok keluar jendela, lalu tiba-tiba tangannya keluar dan mengarahkan sebuah pistol ke arah Elang. Elang yang berada sekitar 15 meter di belakang mereka agak terkejut, lalu dia langsung mengegoskan motornya ke kanan, bertepatan dengan...Dorr..!Pistol Tarjo menyalak namun meleset, Elang sudah lebih dulu bergeser ke sebelah kanan belakang mobil. ‘Hhh..! Mudah-mudahan ini tak membahayakan si gadis itu', bathin Elang, sambil diam-diam dia menerapkan aji Lindu Sukma tingkat 2 nya. Lalu Elqng memusatkan energi di kaki kirinya. Karena cukup berbahaya, jika dia membiarkan dirinya terus menjadi target tembak penumpang yaris hitam itu. “Bodoh kau Tarjo..! Menembak segitu dekat tak kena..!” seru Kelik, temannya yang duduk di ujung kanan. Tarjo dan Kel

    Last Updated : 2025-02-18
  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 068. PUNCAK KEKAGUMAN NADYA

    Tuttt....Tuttt..! Ponsel Elang tiba-tiba berdering. “Sebentar ya Mbak Nadya,” ucap Elang, sambil mengambil ponsel di saku jaketnya. “Silahkan Mas Elang,” ucap Nadya sambil tersenyum.‘Bu Sastro memanggil’ tertera di layar ponsel Elang. Klikh.! "Iya Ibu,” sahut Elang sopan. “Mas Elang. Terimakasih ya, atas dana 2 miliar telah masuk ke rekening panti ....,” ucap bu Sastro di sana. 'Ups..!' bathin Elang kaget. Dia buru-buru menjauhkan beranjak menjauh dari Nadya. Agar pembicaraannya tak terdengar oleh gadis itu. Ya, karena buru-buru tadi, Elang jadi tak sengaja berada agak dekat dengan Nadya. Namun tentu saja Nadya sempat mendengar, ucapan dari wanita di ponsel Elang tadi. Seketika Nadya pun merasa kagum, pada pemuda bernama Elang itu. Nadya kini mulai memperhatikan dan menilai sosok Elang, secara lebih spesifik lagi. 'Hmm. Pemuda yang gagah, ganteng, dan baik hati', bathin Nadya. “Iya Ibu. Semoga bisa bermanfaat buat adik-adik saya di sana." Klikh.!Usai dengan pembicaraann

    Last Updated : 2025-02-19
  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 069. TAWARAN DAN INTIMIDASI

    ‘Kau luar biasa Mas Elang, siapakah dirimu sebenarnya?’ bathin Nadya penasaran. Ya, Nadya merasa sangat ingin mengenal pemuda ini lebih jauh. “Baiklah. Tapi saya nggak bisa berlama-lama Mbak Nadya,” ucap Elang akhirnya. Akhirnya mereka berdua menaiki tangga teras rumah Nadya, yang terbuat dari batu granit itu. Lalu Nadya menekan bel rumahnya di sisi pintu rumah, yang berdaun pintu 2 dan terbuat dari kayu jati ukir itu. Tak lama pintu pun terbuka, muncul sosok tubuh wanita agak sepuh dari dalamnya, “Wah..! Non Nadya! Syukurlah, bibi ikut cemas mendengar kabarmu dari Ibu,” ucap bi Yuli, yang langsung memeluk Nona majikkannya itu. “Buu..! ini Non Nadya sudah pulang Buu..!” seru bi Yuli senang, sambil mengiringi Nadya masuk ke dalam rumah mewah dan megah itu. "Mas Elang duduk dulu ya," ucap Nadya tersenyum manis, persilahkan Elang duduk di sofa berkelas ruang tamu rumahnya. “Ehh, lupa! Masnya silahkan duduk dulu ya. Mau minum apa Mas?” tanya bi Yuli, setelah Elang duduk di kursi

    Last Updated : 2025-02-19
  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 070. PANAS HATI ELANG

    'Hmm. Jadi semua ini, hanya karena soal ahli waris perusahaankah?’ bathin Elang. Dia sangat terkejut dan marah, mendapati orang yang merencanakan penculikkan dan pembunuhan atas diri Nadya. Ternyata adalah sanak familinya sendiri. “Sebaiknya kita makan siang bersama dulu sekarang. Kau juga pastinya lapar ya Elang,” ucap Sundari akhirnya sambil tersenyum. Lalu dia mengajak semuanya, menuju ke meja makan keluarga. Makan siang hari itu cukup hangat dirasakan olrh Elang. Walau dia merasa agak kurang nyaman, dengan tatapan benci dan kurang bersahabat dari Setyono dan Freddy. 'Sesungguhnya mereka berdua, adalah ‘musuh dalam selimut’ bagi keluarga ini!' bathin Elang geram. Akhirnya, setelah acara makan siang selesai. Elang pun pamit pulang pada keluarga Bambang. Saat dia hendak menyalami Freddy, yang sejak tadi memandang sinis padanya. Maka terdengar ucapan tajam, yang sangat membuat hati Elang terbakar, “Lho kok buru-buru Mas..? Langsung saja kamu bilang minta berapa untuk jasa kam

    Last Updated : 2025-02-19
  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 071. BONGKAR DAN SERANGAN

    Elang berniat berbicara dengan ayahnya Nadya secara hati-hati, tentang niat jahat saudaranya. Dan Elang sadar, membicarakan hal ini sangatlah peka, dan bisa mengakibatkan salah paham ayah Nadya pada dirinya. Satu-satunya jalan yang mau tak mau harus di lakukannya, adalah, membuktikan kemampuannya di hadapan ayah Nadya. Itulah hal yang akan bisa ‘membuka mata’ ayah Nadya. Bahwa apa yang akan di katakannya nanti, adalah berdasarkan sesuatu hal yang bisa di pertanggung jawabkan. Bukan hanya sekedar tuduhan tanpa dasar..!Ngunngg..! Si Biru milik Elang pun terus melesat di jalan raya, menuju kediaman Nadya. Melintasi jalan-jalan yang kini mulai dihapal oleh Elang. Tak lama kemudian, Elang pun sampai di depan gerbang pagar kediaman rumah Nadya. Nadya yang memang malam itu sengaja menunggu Elang di teras rumahnya. Gadis cantik itu pun langsung melihat kedatangan Elang. Nadya langsung memerintahkan securitynya, untuk membukakan gerbang pagar bagi Elang. Elang pun masuk, lalu memarki

    Last Updated : 2025-02-19
  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 072. TERKUAK DAN DILAPORKAN

    Doorr..! Seth..! Suara pistol menyalak terdengar. Elang langsung melesatkan tubuhnya ke samping kanan. Lalu cepat dia menangkap sebuah benda yang berdesing, di tempat tadi dia berada. Clapsh..!Telapak tangan Elang telah dilambari dengan tenaga dalamnya, hingga terlihat merah membara. “Brengsek..! Siapa yang menembak..!” seru Bambang, sambil beranjak merunduk di belakang kursi teras. Elang membuka genggamannya, dan terlihat sebutir peluru tajam di sana. Di liriknya ke arah tembakan itu berasal. Dan langsung tertangkap oleh mata tajamnya, seseorang tengah membidikkan lagi pistolnya ke arah dirinya. Seth..! Wessh..! Elang segera melesatkan butiran peluru di tangannya, ke arah penembak itu. Lesatan peluru Elang sangat cepat, karena hampir sebagian tenaga dalam Elang di kerahkan. Cracksh..! "Arghss..!!” si pembokong itu berseru keras kesakitan. Di saat lesatan peluru yang dilemparkan Elang tepat mengenai tangannya yang memegang pistol. Klaghk..! Pistolnya pun terpental, sement

    Last Updated : 2025-02-19
  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 073. AKHIR PENGKHIANATAN

    "Baik sekali Elang. Seharusnya memang seperti itu yang akan terjadi," ucap Bambang membenarkan analisa Elang. Sementara itu dari kejauhan, di ujung blok rumah Bambang Hermawan. Nampak sepasang mata mengamati kejadian yang berlangsung di rumah targetnya. Dan orang ini tak lain adalah Tarjo, yang bertugas mengawasi kondisi di sekitar rumah pak Bambang dari kejauhan. Melihat kegagalan aksi kedua rekannya. Tarjo pun enggan untuk kembali, dan melaporkan langsung pada Freddy, ‘Itu sama saja cari bonyok dan konyol di hajar Freddy’, bathinnya. Akhirnya dia memilih melaporkan saja via ponsel pada Freddy. Lalu dia berniat meninggalkan kota Jogja sejauh mungkin. ‘Ini pasti akan melibatkan polisi’, bathinnya. Ya, cukup cerdik juga cecunguk bayaran yang satu ini. Hehe. Tutttt...Tuttt.! Klik.! "Halo Tarjo bagaimana?! Berhasil kan?!” sentak Freddy langsung. “Kami gagal. Yono dan Kelik tertangkap Bos,” sahut Tarjo tenang. Klik.! Tarjo langsung mematikan ponselnya.

    Last Updated : 2025-02-20

Latest chapter

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 246.

    Kraghh..! Kraghh..! Kraghh..!Tiga orang security Bank langsung menghadap ke penciptanya. Hanya dengan 3 kali gerakkan sisi tangan sosok misterius, yang menghantam leher ketiganya hingga patah berderak. Sosok itu langsung menghantam perangkat CCTV, yang memonitor bagian luar kantor. Braghh..!! Perangkat CCTV luar itu langsung hancur berkeping, dan 4 layar monitor di posko itu pun hanya mengeluarkan gambar semut. Sosok berhelm itu melesat kembali, ke pagar gerbang Bank itu dan langsung meremas hancur gembok pagar. Lalu dia membuka pagar itu lebar-lebar. Klaakh..!! Klangg..! Secara beriringan masuk 7 sepeda motor yang kesemuanya berboncengan. Hingga jumlah totalnya 14 orang yang kesemuanya memakai helm. Masuk pula sebuah APV hitam dan sebuah truk box kosong, yang masing-masing kendaraan itu berisi 2 orang, supir dan asistennya. Sosok pembuka jalan itu lalu melesat, dan menghantam pintu masuk Bank dengan kedua telapak tangannya, Braaaghk...!! Praankhh..!! Pintu masuk yang terb

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 245.

    "Gilaa..!!" teriakkan keras penuh kekagetan terlontar dari mulut Tatsuya. Matanya terbelalak ngeri namun juga terpesona kagum, melihat 'power' ayahnya kini. "Haahh..!! A..apaaa..?!" seru keras Yutaka, seperti tak percaya pada apa yang baru dilakukannya. Matanya terbelalak dan menatap bergantian, pada kepalan tangannya dan pohon cemara yang telah tumbang itu. Tampak Nanako dan ibunya Mayumi keluar dari dalam rumah, menuju ke tempat tumbangnya pohon cemara itu. Bagi mereka adalah hal biasa, melihat sebuah pohon cemara tumbang di tangan ayah dan suami mereka. "Ada apa Ayah, Kak Tatsuya. Kenapa kalian berteriak keras..?! Mengagetkan saja..!" sungut Nanako, yang tak tahu proses tumbangnya pohon cemara itu. "Luar biasa Nanako..! Kini Ayah memiliki energi yang mengerikkan..!" seru Tatsuya, masih dengan perasaan kagetnya. "Mengerikkan bagaimana Kak Tatsuya..?!" seru Nanako. "Ayah memukul roboh pohon cemara itu dari jarak 2 meter, tanpa menyentuhnya Nanako..!" seru Tatsuya menjelaskan

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 244.

    "Ayo Elang, kita makan bersama," ajak Tatsuya, sambil merangkul pundak Elang. 'Sungguh keluarga yang hangat', bathin Elang terkesan. Acara makan siang bersama di keluarga Yutaka berlangsung hangat dan menyenangkan. Elang seperti merasakan bagian dari keluarga itu. Semua saling tersenyum dan saling menawarkan menu yang tersaji siang itu. Selesai makan siang bersama, Yukata mengajak Elang ke teras halaman belakang rumahnya. Sementara Tatsuya bergegas ke kamarnya, untuk berganti pakaian dan berjanji menyusul ayahnya dan Elang. Yukata mempersilahkan Elang duduk di teras, yang menghadap ke arah halaman belakang rumah itu.Nampak halaman belakang rumah Yukata masih sangat luas. Banyak juga terdapat berbagai tanaman di sana, seperti pinus jepang (Matsu), pohon Sakura, cemara, dan beberapa tanaman lain yang nampak tertata rapih dan indah. "Elang, selagi kau disini maukah kamu memberiku beberapa petunjuk agar aku bisa meningkatkan kemampuanku..?" Yutaka bertanya penuh harap pada Elang.

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 243.

    Tampak di teras rumah Nanako. Tengah duduk Yutaka Kobayashi dan istrinya Mayumi, yang nampak masih cantik di usianya yang menginjak 47 tahun. Yutaka menatap tajam pada Elang. Dia sudah mendengar kabar tentang kemampuan pemuda itu, yang bahkan dikatakan oleh putrinya memiliki kemampuan bak dewa. Kabar itu tentu saja membuat dia menjadi penasaran, dan ingin bertemu langsung dengan Elang. Karena sebagian jiwa Yutaka adalah seorang pendekar ninja, yang tentunya sangat senang bertukar pengalaman dan kemampuan dengan pendekar lainnya. 'Hmm. Langkahnya sungguh ringan, dan aura gelombang powernya memang luar biasa. Pantass.. pantas..!' gumam bathin Yutaka kagum. Namun dia masih merasa penasaran, dan ingin memastikan kemampuan sesungguhnya dari Elang. Saat Elang dan Nanako hendak mencapai tangga teras, Sethh..! Setthh..! Dua buah shuriken melesat sangat cepat ke arah Elang. Nanako yang melihat hal itu langsung melesat, menghindar ke arah samping. "Awas Mas Elang..!" seru Nanako mengin

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 242.

    "Saya sekarang di Nagoya, Nanako. Sudah seminggu lebih saya keluar dari Osaka," sahut Elang tenang. "Ohh, kalau begitu apa tidak sebaiknya Mas Elang datang ke Tokyo hari ini..?" tanya Nanako berharap. "Ya Nanako, saya memang bermaksud pergi ke Tokyo hari ini," sahut Elang lagi. "Asik. Kalau begitu kabarkan ke Nanako ya. Mas Elang berangkat naik kereta jam berapa dari Nagoya nanti..? Biar Nanako sendiri yang akan menjemput Mas Elang," suara riang Nanako terdengar. "Ahh, Nanako. Sebaiknya jangan merepotkan diri. Saya bisa datang sendiri ke rumah Nanako nanti," ucap Elang merasa rikuh. "Aishh..! Sama sekali tak merepotkan Mas Elang. Nanako malah senang sekalian jalan-jalan bersama Mas Elang nanti," sergah Nanako dengan cepat, memang hatinya merasa sangat gembira saat itu. "Baiklah Nanako, saya akan berangkat dari stasiun Nagoya jam 10:36 dengan kereta Nozomi 6," ucap Elang. "Baik Mas Elang, Nanako akan stand by di stasiun Tokyo jam 12 siang nanti." "Terimakasih Nanako." Klik.!

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 241.

    Dan bisa dibayangkan betapa akan mengerikkan dan dahsyatnya sepak terjang GASStreet ke depannya di kota Surabaya dan sekitarnya. Pengaruh GASStreet di dunia hitam diperkirakan akan meluas, hingga ke seluruh kota-kota di negeri ini. Sungguh teramat rawan dan berbahaya. Jika tak muncul pula penegak-penegak kebenaran, yang sanggup menghadang mereka. Sepertinya para penegak hukum harus bersiaga..! Karena 'genderang perang' sudah ditabuh oleh GASStreet..! Ke esokkan paginya di kediaman Permadi. Nampak Rodent telah duduk dikursi teras rumah Permadi. Dia membawa sesuatu yang di pesan oleh Bosnya itu. Tak lama berselang Permadi muncul dari dalam rumah dan langsung duduk di depan Rodent. "Bos," sapa Rodent, sambil mengangguk hormat. "Bagaimana Rodent..? Sudah selesai barang yang kupesan..?" tanya Permadi langsung ke point. "Beres Bos," sahut Rodent sambil tersenyum bangga. Dia lalu menyerahkan sebuah passport dan visa, yang di inginkan oleh Bosnya itu. Permadi menerima pasport dan v

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 240.

    Klaankhh.!! Weshh..!! Sosok itu menarik lepas pintu mobil, dan melempar pintu itu ke tengah persawahan. Sungguh luar biasa tenaga sosok berhelm itu. Sementara 8 orang yang berada di 4 motor turun. Lalu mereka menyingkirkan polisi yang telah tewas dengan motornya itu, dengan melempar begitu saja ke tengah sawah. Dan mereka pun bergegas menghampiri mobil yang telah terbuka pintunya itu. Pengemudi dan seorang security dari pihak bank nampak terkulai pingsan di dalam mobil itu. Hal yang sungguh mujur bagi mereka. Karena jika mereka masih sadar, tentu pistol berperedam dari kawanan sadis ini akan mengirim nyawa mereka berdua ke pintu akhirat. Suasana sudah agak gelap, adzan magribh pun berkumandang saat itu. Dengan cekatan kedelapan orang itu menguras seluruh uang, yang ada di dalam mobil itu. Mereka memasukkan uang-uang itu ke dalam beberapa karung, yang telah disiapkan. Ciitt...! Datang sebuah mobil APV Luxury hitam, yang bagian kursi-kursi belakangnya sudah di angkat. Seorang

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 239.

    "Luka ini akan membekas lama Mas Elang," ucap Nanako, dengan tatapan bersalah. "Tak apa Nanako, anggap saja bekas luka ini sebagai kenang-kenangan dari ninja cantik di Jepang. Hehe," Elang hanya bermaksud bergurau saat mengatakan itu. Namun bagi Nanako yang sama sekali hijau dengan gurauan seperti itu, ucapan Elang di artikannya sebagai pujian serius Elang atas kecantikkannya. 'Degh..!' Hati Nanako bagai melayang ke 'zona fantasi' terindah dalam hidupnya. Dia merasa bahagia sekali, mendengar pujian dari Elang itu. "Benarkah aku cantik Mas Elang..?" tanya Nanako pelan dengan wajah tertunduk kemerahan. Dia merasa tersipu sekaligus senang sekali mendengar ucapan Elang. Ya, karena di keluarga Kobayashi memang lelaki mendominasi. Hingga suasananya serba kaku dan terkesan dingin. Sangat jarang bahkan hampir tak pernah Nanako mendapatkan pujian, dan perlakuan lembut serta hangat dari keluarganya. Elang terdiam sejenak, dia tak menduga gurauannya akan mendatangkan pertanyaan serius d

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 238.

    "Terimakasih Nona Keina, selamat malam Mas Elang," balas Nanako ramah dan tak lupa menyapa Elang yang masih bersama mereka. Nanako pun langsung masuk ke kamar itu, dan menutup pintunya. Namun dia sempat melihat Elang balas tersenyum padanya. 'Deghh.!' Hati Keina langsung panas, saat mendengar Nanako ikut memanggil 'mas' pada Elang. 'Huhh..! Apakah kau sudah merasa dekat dengan Mas Elang, Nanako..?!' seru bathin Keina kesal. "Mari Mas Elang, kita ke kamarmu..!" ucap Keina agak keras, agar terdengar oleh Nanako di dalam kamar. 'Degh..!' Kini hati Nanako yang berdegup keras, mendengar ucapan Keina di depan pintu kamarnya. 'Apakah Keina ikut masuk ke kamar Elang..? Seberapa dekat hubungan mereka?' bathin Nanako gelisah. Berpikir begitu Nanako segera menuju ke arah balkon kamarnya, dilihatnya berselisih dua kamar darinya sebuah balkon kamar menyala lampunya. 'Disana rupanya kamarmu Elang', bisik bathinnya. Sebagai ninja, mencapai balkon kamar Elang bukanlah hal 'rumit' bagi Nana

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status