Share

bab 31

Author: Rana Semitha
last update Last Updated: 2025-03-24 20:06:39

Bab 31

Tiga hari setelah penyerangan, sebelum matahari terbit, sebuah kereta kuda mewah keluar dari batalyon kota Xian. Meski tidak banyak hiasan yang menempel di bagian luar kereta seperti kereta bangsawan, tetapi desain elegan dan bagian luar kereta yang berwarna hitam mengkilap membuat siapa saja tahu jika pemilik kereta ini bukan orang sembarangan. Orang-orang yang berpapasan dengan kereta tersebut hanya bisa menepi dan sedikit menunduk memberikan penghormatan. Siapa pun yang berada di dalam kereta tersebut pasti bukan sosok biasa.

Di dalam kereta, Qin Guan duduk di tengah sementara Wang Lingling dan Mei Ling mengapitnya di kedua sisi. Ketika matahari baru saja terbit, kereta mereka baru meninggalkan kota Xian.

“Aku tidak berniat untuk berhenti, jika kalian memerlukan sesuatu katakan padaku.”

Kedua gadis itu mengangguk. melihat keduanya mengangguk, Qin Guan merasa sedikit tenang. Dia lantas mengeluarkan sesuatu dari balik jubahnya, terlihat seperti buku yang dibungkus dengan kain
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Naga Bumi   Bab 32

    Bab 32Perjalanan terus berlanjut, mereka terus melaju dan hanya berhenti untuk mengganti kuda apabila kuda yang mereka miliki sudah kelelahan. Dua kusir yang ikut dalam perjalanan tersebut terus bergantian demi memangkas waktu agar bisa lebih cepat sampai di ibukota. Karena identitas spesial Qin Guan, dia bisa melewati wilayah terlarang dan memangkas waktu menjadi lebih pendek.Di hari ke delapan, tembok pembatas telah terlihat membentang sepanjang mata memandang. Tembok kokoh setinggi lima belas meter yang dibuat dari susunan batu hitam yang sangat kuat.Menggunakan tanda pengenal miliknya, Qin Guan dan rombongan bisa memasuki ibukota tanpa halangan sedikit pun.“Bisa kita ke penginapan untuk mandi air hangat?” tanya Mei Ling.“Untuk apa ke penginapan? Keluarga Qin memiliki kediaman mewah di ibukota. Jangankan mandi air hangat, mandi perak pun mereka bisa menyediakannya.” Wang Lingling berbicara dengan sangat bersemangat.Qin Guan mendengus pelan. “Lama tidak bertemu, sepertinya kam

    Last Updated : 2025-03-26
  • Sang Naga Bumi   Bab 33

    Bab 33Kabar mengenai kemunculan Qin Guan di ibukota langsung menyebar dengan cepat. Para prajurit yang pernah berada di bawah kepemimpinan Qin Guan merasa senang karena sang Jendral Muda telah kembali. Kemunculan pemuda itu juga merupakan angin segar bagi militer kekaisaran Yin yang sedang panas.Setahun yang lalu, Qin Guan dan pasukan perbatasan mampu menghancurkan pasukan lawan hingga pihak lawan mengalami kerugian yang sangat besar. Menurut penghitungan para ahli strategi perang, Kekaisaran Yin akan berada dalam masa tenang selama dua puluh tahun ke depan. Semua orang tentu merasa senang dengan kabar tersebut. Namun, tidak sedikit juga yang merasa sedih, terutama bagi mereka keluarga prajurit yang gugur di medan perang.Selain itu, otak pertama dari pertempuran tersebut, sosok yang seharusnya mendapat penghargaan tertinggi justru turut menghilang dalam peperangan. Para petinggi militer tidak ada yang berani mengklaim jasa tersebut sehingga terjadi sedikit pergolakan di militer.Me

    Last Updated : 2025-03-26
  • Sang Naga Bumi   Bab 1

    Angin dingin menusuk tulangSalju yang murni menutupi bumiSungai timur mengalir tenangTebing utara tersembunyiIni adalah akhir tahun, salju turun dengan lebat. Sebagian besar tanah di bumi Xiang tertupi salju tebal. Di hutan kematian, tanah sudah tertutup oleh salju tebal. Tetesan darah meninggalkan jejak yang kontras di atas salju berwarna putih.Seorang pemuda berjalan terseok-seok, seluruh tubuhnya dipenuhi dengan luka. Pandangannya mulai buram karena terlalu banyak darah yang keluar dari lukanya. Langkah demi langkah dia lakukan, dengan harapan akan menemui titik kehidupan. Tidak pernah dia bayangkan jika langkah yang dia harapkan menuju pusat kehidupan justru membawanya ke dalam jurang tanpa batas. "Apa ini adalah akhir dari hidupku?"Pandangannya semakin memudar hingga gelap sepenuhnya. Entah berapa lama dia tidak sadarkan diri hingga sebuah suara mengusiknya. Kepalanya terasa berdenyut, seperti ada ribuan jarum yang menancap di kepalanya. "Wang Jiang, kau bisa mendenga

    Last Updated : 2024-02-20
  • Sang Naga Bumi   Bab 2

    Sebuah kabut putih keluar dari mulut Bai Hu. Pria itu mendesah pelan sebelum akhirnya mengangguk. "Benar." Pandangan Bai Hu menerawang ke depan, menatap awan putih yang jauh di atas sana. "Saat itu aku menemukanmu di dasar jurang." Bai Hu menunduk, mengambil sesuatu dari lengan jubahnya. Itu adalah sebuah belati yang memiliki relief naga berwarna hitam. Terlihat agung dan mengesankan. "Aku menemukan ini di tubuhmu." Wang Jiang menerima belati tersebut dan menariknya. Di bagian badan belati terlihat dua karakter yang dibaca 'Wang Jiang'. Bai Hu berpikir jika itu adalah miliknya sehingga memanggil pemuda itu dengan nama Wang Jiang. Entah mengapa, Wang Jiang merasa jika separuh jiwanya berada di belati itu. Sebuah rasa kepemilikan muncul begitu saja saat dia melihat belati itu. "Aku ... aku merasa jika ini adalah barang berharga yang aku miliki." "Jika kau merasa demikian, sangat mungkin jika namamu adalah Wang Jiang." Wang Jiang mengangguk. Pandangannya jatuh pada Bai Hu. "Setela

    Last Updated : 2024-02-20
  • Sang Naga Bumi   Bab 3

    Bai Hu melihat pertarungan antara Wang Jiang dan Hu Tang dari jauh. Melihat gerakan yang Wang Jiang lakukan, dia merasa teknik pedang itu tidak terlalu asing. Setelah beberapa waktu, Wang Jiang mulai terdesak karena kalah tenaga dalam. Ketika melihat Wang Jiang sudah jatuh tetapi Hu Tang terus memburunya, dia tidak bisa diam saja dan melihat pemuda itu membuat Wang Jiang lumpuh. "Berhenti!" Pedang baja hitam di tangan Hu Tang hanya sejengkal dari selangkangan Wang Jiang. Jika Bai Hu terlambat, sudah pasti pedang itu akan memotong masa depan Wang Jiang. "Tetua Bai?" ucap Hu Tang, terkejut. "Meski sekte mengizinkan kalian saling melukai, apa kau berpikir aku akan melepasmu begitu saja?" Suara Bai Hu terdengar dingin. Hu Tang menarik pedangnya. "Tetua, ini adalah masalah antara aku dan Wang Jiang. Anda tidak bisa ikut campur.""Apa karena kau adalah yang terbaik di generasi ini sehingga memandang dirimu begitu tinggi?" Bai Hu tidak senang dengan ucapan Hu Tang. "Aku ingatkan sekal

    Last Updated : 2024-02-20
  • Sang Naga Bumi   Bab 4

    Kotak kayu itu terbuka, terlihat sebuah pedang berwarna putih yang mengeluarkan hawa dingin. Sarung dan badan pedang itu terpisah, di bagian badan pedang terukir tiga karakter yang berarti pedang musim dingin. Wang Jiang melihat sebuah tulisan di dalam kotak kayu. "Jangan pergi sebelum mengambil kotak ini." Karena khawatir ada hal buruk yang terjadi, Wang Jiang mengambil kotak itu. Lantai batu kembali tertutup. Di bawah pedang musim dingin, terdapat sebuah buku tua yang berjudul kitab empat musim. Dibanding dengan pedang musim dingin, Wang Jiang lebih penasaran dengan kitab tersebut. Di halaman pertama, dijelaskan jika sebelum menjadi pemilik pedang musim dingin, seseorang harus menggunakan darahnya untuk mengikat kontrak. Wang Jiang menggigit jari telunjuknya hingga berdarah dan meneteskannya ke pedang musim dingin. Pedang berwarna putih tulang itu bersinar terang, membutakan mata Wang Jiang selama beberapa saat. Pemuda itu tidak sengaja menyentuh pedang itu, aliran tenaga b

    Last Updated : 2024-02-20
  • Sang Naga Bumi   Bab 5

    Qin Guan mengepalkan tangannya dengan erat. Kelompok ini menghancurkan sebuah Sekte hanya untuk kitab pusaka, mereka benar-benar serakah. "Apa kitab itu benar di wilayah Sekte?" Salah satu orang mengangguk. "Menurut informasi yang aku dapat, Lin Tian membawa kitab itu bersamanya. Dia sudah masuk di dalam gua selama lima puluh tahun, tetapi belum ada yang pernah melihatnya keluar." "Jadi Lin Tian mati di tempat itu?" Orang itu kembali mengangguk. "Jika kita mencarinya, kita pasti bisa menemukannya." Qin Guan masih berada di luar kedai arak. Dia mengetahui jika kitab empat musim adalah salah satu dari empat kitab penguasa dunia. Banyak pendekar yang mencari kitab ini karena percaya siapa pun yang menguasai salah satu dari kitab penguasa dunia akan menjadi yang terhebat sepanjang masa. "Karena keserakahan ... badai kehancuran datang..."Mei Ling melihat kebencian dalam tatapan Qin Guan yang membara. Meski wajahnya tenang, Mei Ling tahu jika pemuda itu sedang menahan gejolak amarah

    Last Updated : 2024-02-20
  • Sang Naga Bumi   bab 6

    Bab 6Suara derap langkah kuda yang mendekat membuat Qin Guan seketika waspada. Dia segera menyambar pedang yang dia letakkan di samping api unggunnya dan bersiaga. Dia menajamkan pandangannya dan memperhatikan sekeliling.Ekspresi Qin Guan berubah serius ketika menyadari arah tamu tak diundang itu berasal dari kota sebelumnya. Dia segera berbisik pada Mei Ling. “Kita kedatangan tamu.”Gadis itu menggenggam pedangnya dengan erat, lantas mengangguk. Keringat dingin mulai terlihat di dahinya.“Kamu takut?” tanya Qin Guan.Mei Ling mengangguk pelan. “Sekte bangau putih saja hancur, bagaimana mungkin kita ….”Gadis itu tak mampu melanjutkan kata-katanya. Dia masih ingat dengan begitu jelas bagaimana jasad guru dan rekan-rekannya serta kondisi Bai Hu yang paling memprihatinkan. Sekte sebesar Bangau Putih bisa diratakan hanya dalam hitungan jam, artinya kemampuan lawan tidak bisa dianggap remeh.Mei Ling bukan hanya takut mati, tetapi dia juga takut jika Qin Guan akan meninggalkannya sepert

    Last Updated : 2024-12-14

Latest chapter

  • Sang Naga Bumi   Bab 33

    Bab 33Kabar mengenai kemunculan Qin Guan di ibukota langsung menyebar dengan cepat. Para prajurit yang pernah berada di bawah kepemimpinan Qin Guan merasa senang karena sang Jendral Muda telah kembali. Kemunculan pemuda itu juga merupakan angin segar bagi militer kekaisaran Yin yang sedang panas.Setahun yang lalu, Qin Guan dan pasukan perbatasan mampu menghancurkan pasukan lawan hingga pihak lawan mengalami kerugian yang sangat besar. Menurut penghitungan para ahli strategi perang, Kekaisaran Yin akan berada dalam masa tenang selama dua puluh tahun ke depan. Semua orang tentu merasa senang dengan kabar tersebut. Namun, tidak sedikit juga yang merasa sedih, terutama bagi mereka keluarga prajurit yang gugur di medan perang.Selain itu, otak pertama dari pertempuran tersebut, sosok yang seharusnya mendapat penghargaan tertinggi justru turut menghilang dalam peperangan. Para petinggi militer tidak ada yang berani mengklaim jasa tersebut sehingga terjadi sedikit pergolakan di militer.Me

  • Sang Naga Bumi   Bab 32

    Bab 32Perjalanan terus berlanjut, mereka terus melaju dan hanya berhenti untuk mengganti kuda apabila kuda yang mereka miliki sudah kelelahan. Dua kusir yang ikut dalam perjalanan tersebut terus bergantian demi memangkas waktu agar bisa lebih cepat sampai di ibukota. Karena identitas spesial Qin Guan, dia bisa melewati wilayah terlarang dan memangkas waktu menjadi lebih pendek.Di hari ke delapan, tembok pembatas telah terlihat membentang sepanjang mata memandang. Tembok kokoh setinggi lima belas meter yang dibuat dari susunan batu hitam yang sangat kuat.Menggunakan tanda pengenal miliknya, Qin Guan dan rombongan bisa memasuki ibukota tanpa halangan sedikit pun.“Bisa kita ke penginapan untuk mandi air hangat?” tanya Mei Ling.“Untuk apa ke penginapan? Keluarga Qin memiliki kediaman mewah di ibukota. Jangankan mandi air hangat, mandi perak pun mereka bisa menyediakannya.” Wang Lingling berbicara dengan sangat bersemangat.Qin Guan mendengus pelan. “Lama tidak bertemu, sepertinya kam

  • Sang Naga Bumi   bab 31

    Bab 31Tiga hari setelah penyerangan, sebelum matahari terbit, sebuah kereta kuda mewah keluar dari batalyon kota Xian. Meski tidak banyak hiasan yang menempel di bagian luar kereta seperti kereta bangsawan, tetapi desain elegan dan bagian luar kereta yang berwarna hitam mengkilap membuat siapa saja tahu jika pemilik kereta ini bukan orang sembarangan. Orang-orang yang berpapasan dengan kereta tersebut hanya bisa menepi dan sedikit menunduk memberikan penghormatan. Siapa pun yang berada di dalam kereta tersebut pasti bukan sosok biasa.Di dalam kereta, Qin Guan duduk di tengah sementara Wang Lingling dan Mei Ling mengapitnya di kedua sisi. Ketika matahari baru saja terbit, kereta mereka baru meninggalkan kota Xian.“Aku tidak berniat untuk berhenti, jika kalian memerlukan sesuatu katakan padaku.”Kedua gadis itu mengangguk. melihat keduanya mengangguk, Qin Guan merasa sedikit tenang. Dia lantas mengeluarkan sesuatu dari balik jubahnya, terlihat seperti buku yang dibungkus dengan kain

  • Sang Naga Bumi   Bab 30

    Bab 30Ketika matahari baru saja tenggelam, Qin Guan bisa bernapas lega. Dia mengatur napasnya yang tersengal. Sementara Wang Lingling yang duduk di sampingnya juga terlihat kelelahan. Di meja kecil yang ada di samping mereka, terdapat sebuah nampan yang dipenuhi potongan daging yang menghitam.“Aku tidak menyangka bisa melakukannya secepat ini.”Qin Guan tersenyum. “Kau benar-benar terampil melakukannya. Tidak heran jika Tabib Li mengangkatmu menjadi murid utamanya.”Beberapa waktu lalu, Wang Lingling membuka luka di pinggang dan perut Qin Guan. Gadis itu dengan begitu berani memotong jaringan yang terkena racun hingga bersih. Hasilnya begitu banyak bagian yang harus diangkat.“Ge, aku sudah berharap kau pingsan karena kesakitan. Tapi bagaimana lagi, kau terus sadar sampai prosesnya berakhir.”Qin Guan tersenyum tipis. Dia juga merasa tidak tahan dan ingin kabur saja. Namun, mengingat nyawanya sedang dalam bahaya, dia hanya bisa pasrah dan berharap akan pingsan selama prosesnya berla

  • Sang Naga Bumi   Bab 29

    Bab 29Wang Lingling merasakan hawa panas dari dalam perut Mei Ling, menandakan terjadinya pendarahan di dalam sana. Jika tidak ditangani dengan tepat, maka nyawa Mei Ling akan berada dalam bahaya.“Apa kau tidak mendeteksinya semalam?”“Aku sudah memberinya obat. Jika dia istirahat dengan baik, kondisinya tidak akan seburuk ini.”Qin Guan mengusap wajahnya dengan kasar. “Lalu bagaimana kondisinya sekarang?”“Terjadi pendarahan di perutnya. Aku akan melakukan perawatan.”Qin Guan menghela napas panjang. “Dia akan baik-baik saja, kan?”Wang Lingling mengangguk. “Selama dia menuruti saranku, maka semuanya akan baik-baik saja.”Seorang tabib tidak akan bisa menyelamatkan orang jika orang tersebut selalu membangkang ucapannya. Dibutuhkan kerjasama yang baik antara tabib dan pasiennya agar pengobatan bisa dilakukan dengan baik.“Aku akan menyerahkan semuanya padamu.”“Kalau begitu keluarlah, aku harus segera menanganinya.”Qin Guan mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan itu tanpa berbic

  • Sang Naga Bumi   Bab 28

    Bab 28Setelah pembicaraan yang cukup panas itu, Tabib Li meninggalkan Qin Guan sekaligus meninggalkan kota Xian untuk melakukan perjalanan. Wang Lingling yang mendapat tugas untuk menjaga Qin Guan selalu berjaga di samping pemuda itu.“Qin Gege, jangan banyak bergerak. Lukamu akan terbuka jika kau tidak mau diam.”“Lingling, aku hanya bergerak sedikit, tidak ada hal buruk yang terjadi, terutama jika ada kau di sini.”“Tapi tetap saja kau harus berhati-hati. Jika luka itu sampai terbuka, aku akan menyiramnya dengan arak.”Qin Guan tersenyum tipis. “Baiklah-baiklah, aku akan menurut apa kata tabibku.”Wang Lingling mengaduk tonik hitam di dalam mangkuk sebelum memberikannya pada Qin Guan. “Ini akan meningkatkan stamina.”“Kau mencampurkan obat tidur?”Wang Lingling menggeleng pelan. “Aku tidak memasukan apa pun yang menurunkan kesadaranmu. Sekarang cepat habiskan karena aku harus memeriksa Nona Mei.”Qin Guan hampir meminum toniknya ketika Wang Lingling berbicara. Pemuda itu kembali me

  • Sang Naga Bumi   bab 27

    Bab 27Qin Guan tersenyum tipis. Dia tidak menyangkal ucapan Tabib Li meskipun dia tidak akan menceritakannya dengan detail. Hal ini bisa jadi membahayakan untuk Tabib Li jika pria tua itu mengetahui terlalu banyak hal.“Aku tidak bisa menyangkalnya. Tapi mustahil bisa selamat dari jurang itu jika aku tidak menemukan sesuatu.”Tabib Li mengangguk. Bisa dibilang Qin Guan adalah satu-satunya orang yang berhasil selamat setelah terjatuh ke dalam jurang di utara. Ada ribuan orang yang jatuh ke tempat itu, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil kembali. Tabib Li merasa penasaran, tetapi mendengar ucapan Qin Guan, dia tidak ingin bertanya lebih jauh. “Saya tidak akan bertanya lebih jauh. Mulai sekarang Wang Lingling yang akan menjadi tabib Anda.”“Terima kasih, Tabib Li. Aku akan menjaganya dengan nyawaku.” Qin Guan berkata.“Tidak perlu berjanji, Tuan Muda. Saya tahu Anda akan melakukan yang terbaik. Selain Wang Lingling, Anda juga perlu menemui adik Anda yang lain.”Selain Wang Lingling

  • Sang Naga Bumi   Bab 26

    Bab 26Ketika matahari baru saja terbit, Qin Guan membuka matanya. Dia sedikit terkejut ketika menyadari jika tempat ini bukan kamar yang seharusnya dia tempat. Pemuda itu menghela napas. Dia menoleh dan mendapati Wang Lingling sedang menyiapkan beberapa peralatan.“Lingling.” Qin Guan memanggil Wang Lingling. Suaranya terdengar parau.Mendengar namanya dipanggil, gadis itu menoleh dan tersenyum tipis. “Qin Gege, bagaimana? Kau merasa lebih baik?”Qin Guan mengangguk. “Aku sedikit haus.”Wang Lingling sudah menyiapkan teh hangat untuk Qin Guan, segera mengambilnya dan membantu Qin Guan untuk duduk.“Ini hari kedua. Umumnya hari ini kau baru merasakan seluruh rasa sakitnya.”Qin Guan meneguk tehnya dengan perlahan. Dia mengangguk setuju. Begitu dia membuka matanya, dia merasakan jika seluruh tubuhnya terasa sakit.“Ingin kubuatkan pereda nyeri?”Qin Guan menggeleng. Pereda nyeri umumnya disertai dengan obat penenang yang membuatnya tertidur pulas. “Siapa yang membawaku kemari?”Wang Li

  • Sang Naga Bumi   Bab 25

    Bab 25Wang Lingling mengajak Mei Ling masuk ke dalam balai militer dan ruangan tempat di mana Qin Guan istirahat. Mei Ling melihat jika tempat ini begitu kacau karena ada banyak prajurit yang terluka dan belum selesai diobati.“Kamu merasa tidak nyaman, Nona Mei?”Mei Ling menoleh dan menggeleng pelan. “Ini bukan apa-apa, jangan pikirkan aku.”Wang Lingling mengangguk. Mereka akhirnya sampai di ruangan tempat Qin Guan beristirahat. Pemuda itu terbaring di tempat tidur dan terlihat tidur pulas. Meski wajahnya tampak pucat, tetapi itu sudah lebih baik dibanding sebelumnya.“Apa dia baik-baik saja?” tanya Mei Ling.“Aku memberikan obat penenang kepadanya. Dia akan tidak sadar untuk waktu yang cukup lama.”“Apa kondisinya sangat buruk?” Mei Ling menjadi cemas.“Luka di pinggangnya cukup dalam. Selain itu, kondisi tubuhnya tidak terlalu bagus. Meski luka yang dia terima setahun lalu sembuh dengan sangat ajaib, tetapi tusukan di dadanya membuatnya lemah.” Wang Lingling melihat kecemasan di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status