Share

Bab 7

Penulis: Rana Semitha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-14 15:52:25

Bab 7

Sebuah belati kecil melesat menuju tempat Mei Ling berdiri. Qin Guan yang baru saja mendaratkan tubuhnya, kembali menjejakkan kaki dan melompat ke arah Mei Ling.

“Terlalu jauh ….”

Dia berniat untuk menangkis serangan tersebut, tetapi sapuannya tidak cukup cepat. Pisau tersebut bergerak lebih cepat dari gerakan Qin Guan. Sebuah suara robekan terdengar pelan. Aroma darah menyeruak mengiringi suara robekan tersebut. Pisau terbang itu menancap di bahu kiri Qin Guan. Pemuda itu mendarat di tanah dan mundur beberapa langkah.

“Qin Gege!”

Mei Ling memekik panik ketika melihat pisau itu menancap di bahu Qin Guan. Dia bergegas menghampiri Qin Guan, untuk memastikan jika pemuda itu tidak terluka parah.

“Jangan bergerak!” Qin Guan memperingatkan. Tatapannya menatap tajam Mei Ling. “Tetap di belakangku.”

“Tapi …” Mei Ling ingin protes. Dia memiliki kemampuan beladiri yang cukup untuk melindungi dirinya sendiri. Jika tadi Qin Guan tidak mendorongnya, dia juga yakin bisa menghindari pisau tersebut. Namun, melihat tatapan tajam Qin Guan, dia hanya bisa menelan kembali keluhannya. Dengan patuh dia berdiri di belakang Qin Guan dan menunggu dengan cemas.

Di sisi lain, Qin Guan mengalihkan pandangannya, menatap orang-orang dari kelompok Naga Hitam dengan napsu membunuh. “Berani sekali kalian menyerang gadis ini diam-diam. Sudah bosan hidup kalian?”

Long Chen menatap salah satu anggotanya yang melemparkan pisau terbang ke Mei Ling dengan tatapan membunuh. Meski dikenal sebagai kelompok yang kejam, tetapi Long Chen pribadi tidak suka menggunakan cara kotor untuk menghadapi lawan.

Pria tersebut menunduk ketakutan. Long Chen dikenal kejam kepada semua orang yang pantas mendapat kekejamannya. Benar atau salah, itu tidak lagi penting untuknya.

Tatapan Long Chen kembali beralih pada Qin Guan. “Anak muda, aku akui kau memiliki kemampuan yang hebat. Tapi ingatlah, yang kau hadapi sekarang adalah kelompok Naga Hitam yang perkasa.”

“Sudah sejak lama aku mendengar kehebatan kalian. Namun, setelah satu serangan tadi, sepertinya aku memandang kalian terlalu tinggi.” Qin Guan terdengar sombong. “Ternyata kalian tidak lebih dari sekumpulan pria kasar.”

“Aku suka gayamu, anak muda.” Long Chen menyeringai. Orang lain mungkin akan menganggap jika apa yang Qin Guan katakan sebagai penghinaan. Namun, Long Chen menangkap arti lain dari ucapan Qin Guan. Terlintas sebuah pemikiran dalam benaknya. “Begini saja, bagaimana jika kita bertaruh?”

Qin Guan tersenyum mengejek. Dia tidak pernah suka berurusan dengan orang-orang seperti mereka. “Bertaruh? Apa untungnya bagiku jika bertaruh dengan kalian? Lagipula jika aku menang belum tentu kalian mau mengakuinya.”

“Kami memang bukan dari aliran putih yang sok suci itu, tapi kami juga bukan orang yang mudah ingkar janji.”  Long Chen berseru.

Qin Guan mengibaskan tangannya. Jika dugannya benar, kelompok Naga Hitam adalah kelompok yang yang menghancurkan Sekte Bangau Putih. Bagaimana bisa dia bekerja sama dengan kelompok yang telah menghancurkan para penyelamatnya?

“Lupakan saja. Aku tidak ingin memiliki kesepakatan dengan kalian.” Qin Guan berkata. Meski bahunya terluka, tetapi dia tetap berdiri kokoh seperti gunung yang melindungi Mei Ling.

“Seharusnya kau bersyukur karena ketua mau memberimu tawaran. Dasar tidak tahu diri!” salah satu anggota kelompok Naga Hitam mencibir. “Jika ketua mau, kau sudah mati tiga kali sejak tadi.”

Qin Guan menatap tajam pria tersebut dan berkata dengan dingin. “Mati tiga kali? Apa aku tidak salah dengar?”

Ekspresi Qin Guan berubah setelah mengatakannya. Dia tersenyum mengejek. “Dia bahkan tidak mampu menahan seranganku meski sudah mengeluarkan seluruh kemampuannya.”

Long Chen mendengus dan menatap anggotanya. “Siapa yang meminta kalian berbicara? Apa kalian tidak menganggap keberadaanku?”

Pria tersebut membungkuk ketakutan.. “Ketua, maafkan aku, aku sama sekali tidak berani.”

Long Chen kembali mendengus. Tatapannya beralih pada Qin Guan. “Anak muda, kau bahkan belum mendengar penawaranku. Bagaimana mungkin kau bisa langsung menolaknya?”

“Tidak perlu, aku sama sekali tidak tertarik.”

Long Chen mendengus kesal. “Kurang ajar! Tidak banyak orang yang mendapat kesempatan seperti ini dan kau malah langsung menolaknya?”

“Kau mengajakku taruhan, bukan memberiku penawaran. Apa kau sungguh tidak memahami perbedaan itu?”

Long Chen terdiam. Dia baru menyadari telah melakukan kesalahan seperti ini. Dia sudah tercebur dan tidak ingin basah sendirian, kemudian melirik orang-orangnya. “Tunggu apa lagi? Serang dia!”

Sekumpulan pria yang tergabung dalam kelompok Naga Hitam menarik senjata mereka dan menyerang Qin Guan. Dengan tenang Qin Guan menghadapi mereka.

“Jangan melawan.” Qin Guan berbalik dan meraih lengan Mei Ling. 

Gadis itu sedikit terkejut dengan apa yang Qin Guan lakukan, tetapi hanya sesaat sebelum dia memahami seluruh maksud dari pemuda itu. dia mengikuti gerakan Qin Guan dan menarik pedangnya. Ini adalah jurus pedang sepasang tarian bangau, salah satu jurus pedang berpasangan terbaik yang dimiliki oleh Sekte Bangau Putih. Gerakannya gesit dan indah, dimana Qin Guan menjadi poros serangan sementara Mei Ling dengan sigap melancarkan serangan-serangan gesit dan mematikan ke titik vital lawan. Namun, serangan itu tak cukup untuk membunuh mereka dengan cepat.

Qin Guan menyadari jika Mei Ling tidak terbiasa dengan pertempuran hidup dan mati. Dia berusaha mengubah alur pertempuran. “Jangan pergi!”

Qin Guan lantas mengayunkan tangannya yang memegang Mei Ling, menyebabkan tubuh gadis itu terlontar cukup jauh hingga ke atas pohon.

“Qin Gege!”

“Turuti saja!” teriak Qin Guan saat melihat wajah keberatan Mei Ling.

Gerakan Qin Guan cepat bagaikan harimau menerkam mangsa, pedangnya berulang kali terayun dan menebas apa pun di hadapannya. Genangan darah mulai tercipta di setiap tempat yang Qin Guan pijak. Tidak ada yang berhasil selamat dari serangannya.

Wajah anggota kelompok Naga Bumi menunjukkan penyesalan mendalam. Tidak pernah terbayang dalam hidup mereka, jika mereka akan mati di tangan pemuda ini.

“Aku yakin kalian semua mulai menyesal!” Qin Guan menyeringai. “Tapi waktu tak dapat diputar. Aku sudah memberi kalian kesempatan.”

Dalam hati, mereka setuju dengan ucapan Qin Guan dan itu membuat mereka semakin menyesal. Jika saja mereka menurut dan segera pergi saat Qin Guan membebaskan mereka, mereka tidak hanya bisa hidup, tetapi juga masih bisa menikmati arak dan juga wanita.

“Sudah terlambat! Tidak ada jalan untuk kembali!” teriak Long Chen. Dia sadar nyawanya sudah tidak bisa diselamatkan, tetapi dia juga tidak rela jika harus mati begitu saja. Dengan segenap kekuatannya, Long Chen menyerang Qin Guan dengan niatan membunuh.

Di sisi lain, Qin Guan merasa jika terjadi pendarahan pada lukanya. Meski di permukaan terlihat tenang, tetapi hatinya sedang bergemuruh. Dia melihat jika Long Chen tidak akan menyerah dengan mudah, menggunakan seluruh kekuatannya untuk menyerang Long Chen.

“Pedang pembelah gunung!”

Ketika dialiri tenaga dalam, pedang musim dingin memancarkan cahaya putih yang menyilaukan. Ketika diayunkan, cahaya putih itu berubah menjadi pedang raksasa yang menghantam Long Chen dengan penuh energi.

Boom!

“Qin Gege!”

Bab terkait

  • Sang Naga Bumi   Bab 8

    Bab 8Hutan itu begitu lebat hingga cahaya matahari sulit untuk menembusnya. Apalagi sekarang adalah musim dingin, matahari akan muncul lebih siang dan tenggelam lebih cepat. Suara dedaunan yang tertiup angin seperti irama yang menenangkan jiwa.Perlahan Qin Guan membuka matanya, rasa sakit dan hawa dingin menusuk tulang segera menyerangnya. Dia kembali teringat dengan pertempurannya melawan kelompok naga hitam ya ng hampir saja merenggut nyawanya. Dengan napas yang masih berat, Qin Guan berusaha menggerakkan tubuhnya.“Qin Gege, jangan bergerak.”Sebuah suara yang halus dipenuhi kekhawatiran beresonansi di telinga Qin Guan. Pemuda itu menoleh dan mendapati Mei Ling sedang berjalan ke arahnya sembari membawa kantong kulit penyimpanan air.“Mei Ling … di mana tubuh orang-orang itu?” tanya Qin Guan dengan napas yang masih lemah. “Aku yakin belum mengalahkan mereka semua.”Malam sebelumnya, setelah Qin Guan menggunakan seluruh tenaga dalamnya, ternyata masih ada beberapa anggota Nag

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Sang Naga Bumi   Bab 9

    Bab 9Hutan yang lebat itu mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Qin Guan sudah membereskan tempat itu bersama Mei Ling dan bersiap untuk meninggalkan tempat itu.“Kita langsung ke ibukota?” tanya Mei Ling.Qin Guan mengangguk. Dia membawa buntalan kain yang berisi harta sitaan dari tubuh para anggota kelompok Naga Hitam. “Ingatkan aku untuk membeli beberapa pakaian dan topeng.”“Topeng? Untuk apa?”Qin Guan sudah membuka mulutnya, berniat menjawab pertanyaan Mei Ling. Namun, dia menghentikannya dan meletakkan telunjuknya di bibir. Gadis itu mengedarkan pandangannya dan seketika menahan napasnya. Dia merasakan ketegangan di udara.Meskipun suaranya begitu tipis, tetapi mereka berdua menyadari keberadaan tamu tak diundang yang sedang bergerak mendekat. Suara ranting yang berderit dengan suara angin yang tak berirama membuat mereka semakin waspada.Tanpa basa-basi, Mei Ling segera menarik tangan Qin Guan. “Kita harus segera pergi.”Sementara itu, Qin Guan mengikuti langkah gadis itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Sang Naga Bumi   Bab 10

    bab 10di tengah hujan salju yang semakin lebat, Qin Guan dan Mei Ling masih berdiri dengan teguh di tengah arai yang sempit. Keduanya saling membelakangi untuk saling menjaga. Angin dingin yang berdesir melalui pepohonan, menciptakan getaran suara yang merdu, sekaligus menakutkan.Hujan salju yang lebat sedikit menutupi jejak pertempuran yang baru saja terjadi. Namun, aroma darah yang begitu kuat masih tercium dengan jelas. Mata pedang di tangan Qin Guan berkilau tajam. Pedang dengan warna putih susu itu menyatu dengan warna salju di antara mereka. Tangan kanannya sedikit bergetar, akibat rasa sakit yang tiba-tiba menyerangnya. Namun, ekspresinya tetap tenang. Dia tidak menunjukkan rasa sakit sedikit pun. Hanya seringai keji yang muncul di wajahnya.“Kalian pikir aku Qin Guan, takut menghadapi kalian?”Salah satu anggota kelompok naga hitam berteriak. “Omong kosong!”Mereka kembali berlari dan menyerang Qin Guan. Tidak ada pilihan lain.Qin Guan mengeratkan genggaman pada gagang ped

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Sang Naga Bumi   Bab 11

    Bab 11Beberapa penjaga kota segera bersiaga setelah mendengar penuturan Qin Guan.“Aroma darah … dari tubuhnya tercium aroma darah.” Salah satu penjaga berseru. “Tangkap dia!”Mei Ling berdiri di depan Qin Guan, menjadikan tubuhnya sebagai tameng Qin Guan. “Kami tidak akan melakukan perlawanan, cukup bawa kami menemui atasan kalian.”Ekspresi para penjaga berubah, sangat tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar. Seseorang datang dan mengaku telah membunuh orang, mereka mengakui kejahatan tetapi tidak ingin ditangkap.Langit, apa kau mengirim mereka berdua untuk mempermainkan kami?Qin Guan mengambil sesuatu dari lengan jubahnya. “Lihat ini.”Sebuah belati berwarna hitam dengan ukiran kepala naga di bagian gagang belati. Para penjaga mengenali belati ini. “Kalian bagian dari kelompok Naga Hitam?”Kelompok Naga Hitam dipenuhi pembunuh. Biasanya mereka menyembunyikan identitas ketika keluar sendirian dan menggunakan nama besar mereka ketika pergi bersama rombongan besar. N

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Sang Naga Bumi   Bab 12

    Bab 12Di luar kota Xian, selusin prajurit yang menggunakan zirah lengkap duduk di atas kuda. Beberapa waktu lalu, komandan mereka memberikan tugas khusus kepada mereka untuk membersihkan medan pertempuran. Meski suhu di luar sana mampu membekukan tulang, tetapi tidak ada satu pun di antara mereka yang mempertanyakan tugas ini.Sementara itu di dalam kota Xian, setelah memberikan informasi singkat tentang penumpasan yang baru saja dia lakukan, Qin Guan berniat mengajak Mei Ling untuk istirahat di penginapan. Udara di luar sangat dingin dan dia ingin segera mengistirahatkan tubuhnya.“Ling’er, ayo.”Mei Ling mengangguk pelan. “Penginapan seperti apa yang Qin Gege inginkan?”“Jendral muda, apa yang kalian katakan?” Chen Haozhe berseru. “Kami akan menyiapkan tempat terbaik untuk istirahat.”Meski menghilang selama setahun lebih, tetapi tidak ada yang berani mengusik posisi Qin Guan di militer. Bahkan kaisar tidak mengangkat jendral muda yang baru untuk mengisi kekosongan yang ditinggalka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Sang Naga Bumi   Bab 13

    Bab 13Seorang pemuda terbaring di atas ranjang kayu sederhana. Tubuhnya terbalut jubah putih sederhana yang mulai kusut. Terdapat noda darah di bagian dada kanannya. Wajahnya tampak pucat, sesekali dia meringis. Tangannya meraba dadanya yang masih mengeluarkan darah segar.Tak jauh di tempat Qin Guan berbaring, Mei Ling memandanginya cemas. Dia sudah mengkhawatirkan luka Qin Guan sejak pertempuran di arai. Namun, pemuda itu terus meyakinkannya jika dia baik-baik saja.“Komandan Chen, apa tabibnya masih lama?” tanya Mei Ling.Sejak mereka tiba di tempat tersebut, hampir setiap menit Mei Ling konsisten menanyakan keberadaan tabib kepada Chen Haozhe.“Nona Mei, kami sudah memanggil tabib militer, mungkin akan tiba sebentar lagi.” Chen Haozhe menjawab dengan sabar.Tepat setelah Chen Haozhe mengatakan itu, seorang pria dengan jubah coklat sederhana memasuki ruangan. Aroma obat yang kuat keluar dari tubuhnya. Rambutnya sudah sepenuhnya putih tapi pria tersebut masih terlihat sehat.“Tabib

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Sang Naga Bumi   Bab 14

    Bab 14Di Batalyon kota Xian, kondisi masih seperti biasa, banyak tentara yang berlatih dan juga berpatroli secara bergantian. Tidak ada yang berubah dari tempat itu, hanya saja paviliun khusus yang biasanya begitu sunyi kini sedikit lebih ramai dari biasanya. Beberapa penjaga terbaik dipilih untuk menjaga paviliun tersebut karena sosok luar biasa yang sedang mendiami tempat itu.Di salah satu ruangan paviliun utama, Anglo di sudut ruangan menyebarkan hawa hangat ke seluruh ruangan. Qin Guan duduk menyandar di atas tempat tidurnya. Tampak perban tebal yang melilit dada pemuda itu. bercak darah merembes keluar dari perban tersebut. Wajahnya masih pucat, tetapi ekspresinya sudah jauh lebih baik.Tabib Li memasuki ruangan dengan membawa mangkuk obat yang masih mengepul.Mei Ling yang sedang duduk di samping Qin Guan segera menghampiri Tabib Li.“Tabib Li.” Gadis itu melirik ke arah wadah di tangan sang tabib. Aroma herbal yang kuat tercium dari cairan tersebut. “Apa itu obatnya?” tanya M

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Sang Naga Bumi   Bab 1

    Angin dingin menusuk tulangSalju yang murni menutupi bumiSungai timur mengalir tenangTebing utara tersembunyiIni adalah akhir tahun, salju turun dengan lebat. Sebagian besar tanah di bumi Xiang tertupi salju tebal. Di hutan kematian, tanah sudah tertutup oleh salju tebal. Tetesan darah meninggalkan jejak yang kontras di atas salju berwarna putih.Seorang pemuda berjalan terseok-seok, seluruh tubuhnya dipenuhi dengan luka. Pandangannya mulai buram karena terlalu banyak darah yang keluar dari lukanya. Langkah demi langkah dia lakukan, dengan harapan akan menemui titik kehidupan. Tidak pernah dia bayangkan jika langkah yang dia harapkan menuju pusat kehidupan justru membawanya ke dalam jurang tanpa batas. "Apa ini adalah akhir dari hidupku?"Pandangannya semakin memudar hingga gelap sepenuhnya. Entah berapa lama dia tidak sadarkan diri hingga sebuah suara mengusiknya. Kepalanya terasa berdenyut, seperti ada ribuan jarum yang menancap di kepalanya. "Wang Jiang, kau bisa mendenga

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20

Bab terbaru

  • Sang Naga Bumi   Bab 14

    Bab 14Di Batalyon kota Xian, kondisi masih seperti biasa, banyak tentara yang berlatih dan juga berpatroli secara bergantian. Tidak ada yang berubah dari tempat itu, hanya saja paviliun khusus yang biasanya begitu sunyi kini sedikit lebih ramai dari biasanya. Beberapa penjaga terbaik dipilih untuk menjaga paviliun tersebut karena sosok luar biasa yang sedang mendiami tempat itu.Di salah satu ruangan paviliun utama, Anglo di sudut ruangan menyebarkan hawa hangat ke seluruh ruangan. Qin Guan duduk menyandar di atas tempat tidurnya. Tampak perban tebal yang melilit dada pemuda itu. bercak darah merembes keluar dari perban tersebut. Wajahnya masih pucat, tetapi ekspresinya sudah jauh lebih baik.Tabib Li memasuki ruangan dengan membawa mangkuk obat yang masih mengepul.Mei Ling yang sedang duduk di samping Qin Guan segera menghampiri Tabib Li.“Tabib Li.” Gadis itu melirik ke arah wadah di tangan sang tabib. Aroma herbal yang kuat tercium dari cairan tersebut. “Apa itu obatnya?” tanya M

  • Sang Naga Bumi   Bab 13

    Bab 13Seorang pemuda terbaring di atas ranjang kayu sederhana. Tubuhnya terbalut jubah putih sederhana yang mulai kusut. Terdapat noda darah di bagian dada kanannya. Wajahnya tampak pucat, sesekali dia meringis. Tangannya meraba dadanya yang masih mengeluarkan darah segar.Tak jauh di tempat Qin Guan berbaring, Mei Ling memandanginya cemas. Dia sudah mengkhawatirkan luka Qin Guan sejak pertempuran di arai. Namun, pemuda itu terus meyakinkannya jika dia baik-baik saja.“Komandan Chen, apa tabibnya masih lama?” tanya Mei Ling.Sejak mereka tiba di tempat tersebut, hampir setiap menit Mei Ling konsisten menanyakan keberadaan tabib kepada Chen Haozhe.“Nona Mei, kami sudah memanggil tabib militer, mungkin akan tiba sebentar lagi.” Chen Haozhe menjawab dengan sabar.Tepat setelah Chen Haozhe mengatakan itu, seorang pria dengan jubah coklat sederhana memasuki ruangan. Aroma obat yang kuat keluar dari tubuhnya. Rambutnya sudah sepenuhnya putih tapi pria tersebut masih terlihat sehat.“Tabib

  • Sang Naga Bumi   Bab 12

    Bab 12Di luar kota Xian, selusin prajurit yang menggunakan zirah lengkap duduk di atas kuda. Beberapa waktu lalu, komandan mereka memberikan tugas khusus kepada mereka untuk membersihkan medan pertempuran. Meski suhu di luar sana mampu membekukan tulang, tetapi tidak ada satu pun di antara mereka yang mempertanyakan tugas ini.Sementara itu di dalam kota Xian, setelah memberikan informasi singkat tentang penumpasan yang baru saja dia lakukan, Qin Guan berniat mengajak Mei Ling untuk istirahat di penginapan. Udara di luar sangat dingin dan dia ingin segera mengistirahatkan tubuhnya.“Ling’er, ayo.”Mei Ling mengangguk pelan. “Penginapan seperti apa yang Qin Gege inginkan?”“Jendral muda, apa yang kalian katakan?” Chen Haozhe berseru. “Kami akan menyiapkan tempat terbaik untuk istirahat.”Meski menghilang selama setahun lebih, tetapi tidak ada yang berani mengusik posisi Qin Guan di militer. Bahkan kaisar tidak mengangkat jendral muda yang baru untuk mengisi kekosongan yang ditinggalka

  • Sang Naga Bumi   Bab 11

    Bab 11Beberapa penjaga kota segera bersiaga setelah mendengar penuturan Qin Guan.“Aroma darah … dari tubuhnya tercium aroma darah.” Salah satu penjaga berseru. “Tangkap dia!”Mei Ling berdiri di depan Qin Guan, menjadikan tubuhnya sebagai tameng Qin Guan. “Kami tidak akan melakukan perlawanan, cukup bawa kami menemui atasan kalian.”Ekspresi para penjaga berubah, sangat tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar. Seseorang datang dan mengaku telah membunuh orang, mereka mengakui kejahatan tetapi tidak ingin ditangkap.Langit, apa kau mengirim mereka berdua untuk mempermainkan kami?Qin Guan mengambil sesuatu dari lengan jubahnya. “Lihat ini.”Sebuah belati berwarna hitam dengan ukiran kepala naga di bagian gagang belati. Para penjaga mengenali belati ini. “Kalian bagian dari kelompok Naga Hitam?”Kelompok Naga Hitam dipenuhi pembunuh. Biasanya mereka menyembunyikan identitas ketika keluar sendirian dan menggunakan nama besar mereka ketika pergi bersama rombongan besar. N

  • Sang Naga Bumi   Bab 10

    bab 10di tengah hujan salju yang semakin lebat, Qin Guan dan Mei Ling masih berdiri dengan teguh di tengah arai yang sempit. Keduanya saling membelakangi untuk saling menjaga. Angin dingin yang berdesir melalui pepohonan, menciptakan getaran suara yang merdu, sekaligus menakutkan.Hujan salju yang lebat sedikit menutupi jejak pertempuran yang baru saja terjadi. Namun, aroma darah yang begitu kuat masih tercium dengan jelas. Mata pedang di tangan Qin Guan berkilau tajam. Pedang dengan warna putih susu itu menyatu dengan warna salju di antara mereka. Tangan kanannya sedikit bergetar, akibat rasa sakit yang tiba-tiba menyerangnya. Namun, ekspresinya tetap tenang. Dia tidak menunjukkan rasa sakit sedikit pun. Hanya seringai keji yang muncul di wajahnya.“Kalian pikir aku Qin Guan, takut menghadapi kalian?”Salah satu anggota kelompok naga hitam berteriak. “Omong kosong!”Mereka kembali berlari dan menyerang Qin Guan. Tidak ada pilihan lain.Qin Guan mengeratkan genggaman pada gagang ped

  • Sang Naga Bumi   Bab 9

    Bab 9Hutan yang lebat itu mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Qin Guan sudah membereskan tempat itu bersama Mei Ling dan bersiap untuk meninggalkan tempat itu.“Kita langsung ke ibukota?” tanya Mei Ling.Qin Guan mengangguk. Dia membawa buntalan kain yang berisi harta sitaan dari tubuh para anggota kelompok Naga Hitam. “Ingatkan aku untuk membeli beberapa pakaian dan topeng.”“Topeng? Untuk apa?”Qin Guan sudah membuka mulutnya, berniat menjawab pertanyaan Mei Ling. Namun, dia menghentikannya dan meletakkan telunjuknya di bibir. Gadis itu mengedarkan pandangannya dan seketika menahan napasnya. Dia merasakan ketegangan di udara.Meskipun suaranya begitu tipis, tetapi mereka berdua menyadari keberadaan tamu tak diundang yang sedang bergerak mendekat. Suara ranting yang berderit dengan suara angin yang tak berirama membuat mereka semakin waspada.Tanpa basa-basi, Mei Ling segera menarik tangan Qin Guan. “Kita harus segera pergi.”Sementara itu, Qin Guan mengikuti langkah gadis itu.

  • Sang Naga Bumi   Bab 8

    Bab 8Hutan itu begitu lebat hingga cahaya matahari sulit untuk menembusnya. Apalagi sekarang adalah musim dingin, matahari akan muncul lebih siang dan tenggelam lebih cepat. Suara dedaunan yang tertiup angin seperti irama yang menenangkan jiwa.Perlahan Qin Guan membuka matanya, rasa sakit dan hawa dingin menusuk tulang segera menyerangnya. Dia kembali teringat dengan pertempurannya melawan kelompok naga hitam ya ng hampir saja merenggut nyawanya. Dengan napas yang masih berat, Qin Guan berusaha menggerakkan tubuhnya.“Qin Gege, jangan bergerak.”Sebuah suara yang halus dipenuhi kekhawatiran beresonansi di telinga Qin Guan. Pemuda itu menoleh dan mendapati Mei Ling sedang berjalan ke arahnya sembari membawa kantong kulit penyimpanan air.“Mei Ling … di mana tubuh orang-orang itu?” tanya Qin Guan dengan napas yang masih lemah. “Aku yakin belum mengalahkan mereka semua.”Malam sebelumnya, setelah Qin Guan menggunakan seluruh tenaga dalamnya, ternyata masih ada beberapa anggota Nag

  • Sang Naga Bumi   Bab 7

    Bab 7Sebuah belati kecil melesat menuju tempat Mei Ling berdiri. Qin Guan yang baru saja mendaratkan tubuhnya, kembali menjejakkan kaki dan melompat ke arah Mei Ling.“Terlalu jauh ….”Dia berniat untuk menangkis serangan tersebut, tetapi sapuannya tidak cukup cepat. Pisau tersebut bergerak lebih cepat dari gerakan Qin Guan. Sebuah suara robekan terdengar pelan. Aroma darah menyeruak mengiringi suara robekan tersebut. Pisau terbang itu menancap di bahu kiri Qin Guan. Pemuda itu mendarat di tanah dan mundur beberapa langkah.“Qin Gege!”Mei Ling memekik panik ketika melihat pisau itu menancap di bahu Qin Guan. Dia bergegas menghampiri Qin Guan, untuk memastikan jika pemuda itu tidak terluka parah.“Jangan bergerak!” Qin Guan memperingatkan. Tatapannya menatap tajam Mei Ling. “Tetap di belakangku.”“Tapi …” Mei Ling ingin protes. Dia memiliki kemampuan beladiri yang cukup untuk melindungi dirinya sendiri. Jika tadi Qin Guan tidak mendorongnya, dia juga yakin bisa menghindari pisau ters

  • Sang Naga Bumi   bab 6

    Bab 6Suara derap langkah kuda yang mendekat membuat Qin Guan seketika waspada. Dia segera menyambar pedang yang dia letakkan di samping api unggunnya dan bersiaga. Dia menajamkan pandangannya dan memperhatikan sekeliling.Ekspresi Qin Guan berubah serius ketika menyadari arah tamu tak diundang itu berasal dari kota sebelumnya. Dia segera berbisik pada Mei Ling. “Kita kedatangan tamu.”Gadis itu menggenggam pedangnya dengan erat, lantas mengangguk. Keringat dingin mulai terlihat di dahinya.“Kamu takut?” tanya Qin Guan.Mei Ling mengangguk pelan. “Sekte bangau putih saja hancur, bagaimana mungkin kita ….”Gadis itu tak mampu melanjutkan kata-katanya. Dia masih ingat dengan begitu jelas bagaimana jasad guru dan rekan-rekannya serta kondisi Bai Hu yang paling memprihatinkan. Sekte sebesar Bangau Putih bisa diratakan hanya dalam hitungan jam, artinya kemampuan lawan tidak bisa dianggap remeh.Mei Ling bukan hanya takut mati, tetapi dia juga takut jika Qin Guan akan meninggalkannya sepert

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status