Share

61. Kau Saja!

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Hentikan, Peter!" bentak Christopher tidak tahan mendengar ucapan Peter lagi.

"Bicara sekali lagi, maka akan aku potong lidahmu! Dasar sampah! Sama saja kau dengan Bill!" umpat Christopher, tak lagi menjadikan Peter sebagai cucu menantu kesayangannya.

Peter tertawa senang dengan kemarahan Christopher Wood yang memang tak disukainya sejak awal. Ia seakan memiliki kesempatan dengan berkata, "Hm. Sampah? Kau yakin mengataiku sampah, Pak Tua? Apa kau lupa kau yang membujukku untuk menikahi cucumu? Ayahku, tidak akan terima jika putra kesayangannya disebut sampah, kalau kau mau tahu."

Christopher terbatuk-batuk dan ia tidak berbicara selama beberapa saat. Jika ia dihadapkan dengan ayah Peter Green, sudah tentu dia tidak berdaya. Keluarga Green cukup tersohor, dia pasti akan dipermalukan.

Peter tersenyum puas melihat laki-laki tua itu tidak berkutik. "Kakak Ipar, kurasa Bill bekerja di istana."

Cassandra terdiam untuk beberapa saat tapi kesadaran segera mengguncangnya kembali.

"Hah? K
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sang Dewa Perang Terkuat    62. Perjanjian

    Bill tentu saja juga sudah memperhitungkan hal itu akan terjadi, sehingga dengan tenang ia menjawab, "Ya, Jenderal. Saya bersedia mundur dari istana ini bila saya kalah dalam perang dengan Kerajaan Mondega."Dalam hati Jody Gardner menertawakan kebodohan Bill. Akan tetapi, di luar, ia tetap bersikap layaknya jenderal yang dingin. "Baiklah, aku pegang kata-katamu. Kalau kau melanggar, aku tidak segan-segan untuk memaksamu pergi dari istana ini. Kau mengerti?""Mengerti, Jenderal Gardner.""Bagus," balas Jody.Ia pun bersiap-siap membalik badan, tapi tak disangka jika ternyata ia ditahan oleh Bill. "Namun, bagaimana jika saya menang, Jenderal Gardner?"Jody mendesah. Yang benar saja? Dia sombong sekali berani mengatakan kalau ia bisa menang? Apa dia tidak tahu keadaannya sedang bahaya sekarang? Perang dingin tentu jau lebih buruk dari pada perang secara terbuka. Apa dia sama sekali tidak menyadarinya? Jody membatin heran."Kau yakin bisa menang?" ucap Jody dengan bersedekap, seolah mena

  • Sang Dewa Perang Terkuat    63. Selamat, Jenderal!

    "Itu sangat bagus, Jenderal. Sangat bagus!" puji Steven tulus.Jody Gardner pun tertawa, berbangga hati atas ide cemerlangnya itu. "Sudah kuduga, aku memang hebat!"Steven tersenyum senang, "Anda memang hebat, Jenderal. Dengan begini, Anda tidak akan terlihat seolah memaksa dia untuk mundur. Raja Keannu dan orang-orang tidak akan mengira jika Anda yang telah membuat Penasihat Mundur, Jenderal."Jody senang sekali sang anak buah dengan mudah mengetahi niatnya."Memang itulah yang aku mau!" ucap Jody."Selamat, Jenderal Gardner. Saya yakin Anda akan menang dari Bill Stewart!" ujar Steven sekali lagi.Jody hanya tersenyum senang menanggapinya.Sedangkan saat ini, Andrew Reece sedang uring-uringan setelah mendengar cerita dari Bill mengenai perjanjiannya dengan Jody Gardner."Jenderal, saya tahu kehebatan Anda dan saya sama sekali tidak memiliki keraguan akan hal itu, tapi Jenderal ... membuat perjanjian seperti itu dengan Jenderal Gardner rasanya ... sebuah keputusan yang kurang tepat,"

  • Sang Dewa Perang Terkuat    64. Eland Cleve

    "Lumpuhkan saja!" ujar Bill.Detik selanjutnya, terjadilah pertarungan sengit antara kedua belah pihak. Keduanya saling melawan dengan tangan kosong. Bill pun tentu dengan mudah bisa menyimpulkan bila Kerajaan Mondega memang tidak ingin bertarung dengan mereka. Setidaknya mereka tidak akan saling membunuh saat ini, seperti itulah perkiraan Bill.Hal ini dikarenakan pasukan kerajaan yang memiliki beberapa daerah wisata di daerah dekat pegunungan itu tidak membawa senjata meskipun mereka adalah sebuah negeri pemasok persenjataan untuk berbagai kerajaan.Kendati demikian, agaknya pemimpin pasukan kerajaan berlambang kelinci putih itu sepertinya ingin menjajal kemampuan beberapa pengawal yang dibawa oleh Bill. Akan tetapi, Bill sama sekali tidak gentar. Pria itu bahkan dengan begitu gesitnya berhasil merobohkan beberapa pasukan kerajaan itu hanya dalam waktu yang singkat.Sang musuh pun dibuat tidak bisa bergerak leluasa karena serangan mereka selalu didahului oleh Bill."Bagaimana dia bi

  • Sang Dewa Perang Terkuat    65. Jaga Rahasiaku!

    Bill melotot kaget melihatnya. "Jenderal Cleve, apa yang sedang Anda lakukan?"Bill melihat sekelilingnya dan sekarang para pasukan kerajaan itu sedang menatap ke arah mereka dengan tatapan terkejut sekaligus syok."Saya ... ini saya, Eland Cleve. Anak laki-laki yang pernah Anda selamatkan sepuluh tahun yang lalu. Jenderal Mackenzie, apakah Anda lupa pada saya?" tanya Eland dengan tatapan penuh tanda tanya.Bill melangkah mundur, ekspresinya penuh dengan keterkejutan. "Kau tahu siapa aku?"Eland mengangguk dengan pasti, sama sekali tidak terlihat ragu sedikitpun."Bagaimana bisa?" tanya Bill bingung. Seingat dirinya, hanya sedikit orang yang benar-benar mengetahui identitas. Dan yang pasti orang yang mengenali dirinya sudah tentu orang yang berasal dari kerajaannya sendiri, bukan berasal dari kerajaan lain.Akan tetapi, orang yang menjabat sebagai pemimpin pasukan tertinggi di Kerajaan Mondega ini bisa mengenalnya dan malah mengaku pernah diselamatkan. Mana mungkin hal itu bisa terj

  • Sang Dewa Perang Terkuat    66. Sang Penyelamat

    "Sampai jumpa di lain waktu, anak muda," ucap Bill."Tapi, Tuan. Tangan Anda-""Ah, luka kecil ini? Ini bukan masalah. Seorang laki-laki tidak masalah memiliki luka di tubuhnya, anak muda," ucap Bill.Eland remaja menatap penuh tanda tanyaBill berkata, "Luka bisa diibaratkan sebagai sebuah tanda untuk sebuah usaha atau perjuangan. Jadi, bukankah sangat keren kalau seorang laki-laki tanda memiliki seperti ini?"Eland terbengong-bengong."Laki-laki tanpa luka berarti laki-laki yang tak pernah berjuang, anak muda," kata Bill.Sang prajurit gagah itu pun kemudian menerbitkan sebuah senyuman hangat pada Eland sesaat sebelum ia meninggalkannya sendirian di sana.Saat ia baru melangkah sekitar beberapa meter dari sana, ia membalik badan dan melambaikan tangannya sekali lagi, "Jadilah prajurit yang kuat, anak muda!""Iya, Tuan," jawab Eland dengan sebuah teriakan.Bill lalu membalikkan badan dan lanjut berjalan.Eland menatap punggung tegap sang penyelamat yang tengah berjalan menjauh hingga

  • Sang Dewa Perang Terkuat    67. Hanya itu, Jenderal?

    "Tentu, Jenderal. Anda boleh," jawab Eland. Sang jenderal besar itu pun tersenyum. "Jenderal Cleve, kau tahu ... aku bisa saja menyalahartikan kebaikan hatimu ini. Apa kau tidak keberatan?" "Sama sekali tidak, Jenderal. Nyawa saya milik Anda," ucap Eland. William Mackenzie sontak berkata, "Nyawamu ya milikmu sendiri. Aku tidak memintanya." "Jenderal," ucap Eland tersentak kaget. "Ah, begini saja. Aku hanya minta satu hal saja darimu," kata Bill. Eland segera bersiap-siap menerima perintah. "Berdamailah dengan kerajaanku dan jadilah sekutu kerajaanku. Apa kau bisa melakukannya?" tanya Bill. Eland Cleve terdiam tak percaya. Ia kehilangan kata-kata untuk sesaat dan baru bisa mendapatkan kembali kemampuan berkata-katanya. "Hanya itu, Jenderal?" "Ya." Sungguh Eland tak mengerti, "Anda yakin hanya ini, Jenderal?" "Iya. Aku hanya butuh itu," kata Bill. Eland pun merunduk. Dengan kepala sedikit tertunduk, lelaki muda itu berkata, "Baik, Jenderal. Saya akan menyampaikan hal ini pada

  • Sang Dewa Perang Terkuat    68. Keputusan Keannu

    Keannu seketika melempar sebuah tatapan heran dengan kedua alis tebal menyatu. Jody Gardner dengan segera menyadari kesalahan kecil yang telah ia lakukan dan buru-buru memperbaiki, "Ah, maksud saya. Rasanya itu mustahil. Saya tidak percaya pada kerajaan itu. Pasti mereka telah melakukan sesuatu."Raut wajah sang raja pun kembali seperti sedia kala. "Kita belum tahu dengan pasti, Jenderal.""Tapi, Yang Mulia. Kerajaan Mondega jelas sekali sepertinya melakukan trik ini untuk mencoba memancing kita ke luar," ujar Jody, masih berusaha membuat pikiran rajanya tidak berpusat pada masalah itu."Mereka tidak akan berani menghadapi ... Penasihat Perang kita."Keannu hampir kembali menyebut kata "Jenderal". Tapi, dengan cepat ia bisa mengontrol lidahya yang biasanya tajam."Anda terlihat begitu yakin pada kemampuan Bill Stewart. Tapi, saya yakin Kerajaan Mondega sedang memperalat Bill Stewart. Tawanan perang. Ya pasti begitu," ujar Jody.Keannu menggeleng tidak yakin, "Dia tidak akan mudah dika

  • Sang Dewa Perang Terkuat    69. Kenapa Tidak Bisa?

    Eland Cleve merasa jantungnya seperti hendak dicabut ketika mendengar pertanyaan balik yang dilontarkan oleh dewa penyelamatnya itu. Astaga, apa dia sudah menyinggung pria hebat ini? Eland Cleve, apa yang sudah kau lakukan? Mengapa bertanya tentang hal yang seharusnya tidak perlu kau tanyakan? Dasar bodoh, kau Eland Cleve! Bodoh! umpat Eland pada dirinya sendiri. Kini ia begitu cemas.Ia pun berkata dengan perlahan, "Ampun, Jenderal. Saya tidak bermaksud demikian. Saya-""Tak apa, santailah!" ucap Bill sambil tersenyum samar. Tatapan mata jernihnya kembali teduh. Eland semakin terlihat takut menyinggung tapi akhirnya dirinya pun bisa bernapas dengan lega."Ya, aku tahu. Kau pasti berpikir aku aneh, tapi begitulah kenyataannya. Yang aku inginkan hanyalah mengabdi pada kerajaanku, hanya itu. Masalah dikenal atau tidak, itu bukan persoalan besar bagiku," lanjut Bill.Eland Cleve menatap sang jenderal dengan penuh kekaguman. Tak perlu diragukan lagi, William Mackenzie sungguh pantas men

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang Terkuat    1. Kau Siap?

    “Jenderal, kita sudah terkepung.”Seorang prajurit dengan luka tembak di kaki menyeret dirinya untuk berjalan menuju ke tempat di mana sang jenderal perang Kerajaan Ans De Lou sedang mempersiapkan senjatanya.Prajurit yang terseok-seok ketika berjalan itu sudah tidak mengenakan pelindung kepala dan juga pelindung badannya yang lain. Hal itu membuat sang jenderal perang mendelik marah kepadanya, “Apa yang kau sudah lakukan? Di mana semua pelindungmu?”Sang prajurit dari kelas satu itu hanya bisa meringis menahan sakit dan menjawab, “Tidak bisa digunakan lagi, terlalu banyak luka tembakan.”Riley Mackenzie membelalakkan mata dan seketika melepas kacamata pelindung yang melindungi matanya.Pria muda itu sontak berjongkok dan melihat luka Benedict Arkitson yang ternyata sangat parah. Tidak hanya kakinya saja yang tertembak, tapi bagian perut kirinya rupanya juga terluka parah. Di samping itu, Riley melihat banyak luka lain yang tidak terhitung jumlahnya. “Tetaplah di sini! Staf medis a

  • Sang Dewa Perang Terkuat    Author's Note

    Dear, ReadersIni Zila Aicha yang ingin berterima kasih kepada seluruh pembaca setia novel ini. Saya tahu, season 2 dari buku ini mungkin membuat kecewa sebagian penggemar buku ini. Namun, percayalah saya sudah berusaha membuat buku ini dengan sepenuh hati.Bolehkah saya meminta pendapat Anda mengenai buku ini? Saya akan dengan senang hati membaca komentar Anda semua. Saran dan Kritik pun akan saya terima dengan bahagia.Selanjutnya, saya akan membuat season 3 dari buku ini, tapi Season 3 ini akan menjadi buku dengan tokoh utama “James Gardner.”Semoga Anda semua akan menyukainya.Salam hangat selaluZila Aicha

  • Sang Dewa Perang Terkuat    260. Akhir

    Orang-orang pun berniat mendekati Riley, hendak membantunya. Akan tetapi, ketika mereka melihat James Gardner yang bergerak mendekati Riley, mereka pun hanya bisa diam di tempat mereka.James dengan cepat menangkap tubuh Riley yang terhuyung-huyung seolah tidak sanggup menahan beban tubuhnya sendiri.James mendesah pelan, “Apa yang kau sedang lakukan?”“Mencegahmu pergi,” jawab Riley dengan lemah.James membuang napas dengan kasar dan memapah Riley yang ternyata masih begitu lemah.“Kau tidak perlu membuang-buang waktu dan tenagamu,” kata James.“Mengapa? Kau tidak harus pergi, James. Kau-”“Ini sudah keputusanku,” potong James cepat.Riley menggelengkan kepala, menatap pemuda yang hanya terpaut satu tahun lebih tua darinya itu. “Kau tidak bersalah. Akulah yang brengsek karena ingin mempertahankan sebagai sahabatku.”“Senang sekali kau mengakuinya,” balas James yang kemudian diiringi senyuman samar.“Jika ada yang harus pergi dari sini, maka akulah orangnya, bukan kau,” kata Riley.Ja

  • Sang Dewa Perang Terkuat    259. Ini Salahku!

    Rowena mengangguk lemah, sementara keempat prajurit yang juga berada di dalam ruang rawat itu langsung saling lempar pandang. Riley sendiri butuh beberapa waktu untuk memproses informasi tersebut.Namun, Reiner langsung bertanya, “Yang Mulia, lalu … di mana wakil jenderal perang berada sekarang?”Rowena menoleh dengan cepat, “Aku tidak tahu. Aku … hanya mendengar berita itu dari pelayan istana, baru saja. Mungkin … dia sudah kembali ke asrama atau-”“Terima kasih, Yang Mulia,” Reiner memotong ucapan Rowena dengan cepat akibat terlalu panik.Setelah itu Reiner langsung memberi penghormatan pada sang putri raja dan cepat-cepat meninggalkan area tersebut bersama dengan Diego.Ben juga berujar, “Riley, aku ke sana dulu. Nanti aku … akan ke sini lagi.”Alen ikut mengangguk, “Jangan khawatir! Kami akan langsung memberitahumu bila kami sudah tahu apa yang sedang terjadi.”Riley hanya bisa menatap kepergian teman-temannya dengan tatapan penuh kebingungan.Tinggalah hanya Rowena yang berada d

  • Sang Dewa Perang Terkuat    258. Berita Buruk

    Awalnya Riley sangat ingin memaksa James untuk menjawab perkataannya, namun dia tidak lagi melakukannya saat dia akhirnya memahami James mungkin membutuhkan waktu untuk sendiri.Dia pun menghela napas pelan, “Aku akan bicara lagi dengannya nanti.”Sementara itu, di luar ruang Riley, semua orang yang merupakan teman baik dari kedua anak muda yang sedang memiliki masalah yang cukup rumit itu sontak menatap James dengan tatapan penuh tanya.Ketika Alen dan Ben hanya diam saja lantaran tidak berani bertanya, Diego dengan santai bertanya, “Kau … sudah berbicara dengan Riley?”James mengangguk.“Lalu … bagaimana?” Reiner bertanya dengan nada was-was.James tidak menjawab pertanyaan Reiner dan hanya berkata, “Aku akan kembali ke asrama dulu.”Shin yang mendengar hal itu menggigit bibir dan membalas, “Aku akan menemanimu.”James tidak menolak dan membiarkan Shin ikut bersamanya, sementara Diego dan Reiner tetap di sana.Setelah James dan Shin tidak terlihat lagi di sana, Alen memutuskan masuk

  • Sang Dewa Perang Terkuat    257. Ah, Jadi Begitu!

    James tertawa penuh kecewa ketika dia melihat Riley hanya diam sajaRiley sontak menatapnya tanpa kata.“Kenapa? Apa kau … jangan-jangan memang tidak pernah memiliki niat sekalipun untuk memberitahu masalah itu kepadaku?” James berkata dengan nada tajam.Riley membuka mulut tapi ternyata tidak ada satupun kata-kata yang keluar dari mulut Riley.James semakin kesal melihatnya, “Ah, jadi begitu. Aku mengerti sekarang.”James manggut-manggut dan melangkah mundur, membuat Riley terkejut.“James, ini tidak seperti apa yang sedang kau pikirkan,” kata Riley pada akhirnya bisa membalas ucapan James.James menggelengkan kepala.“Kau memangnya tahu apa yang sedang aku pikirkan, Riley?” James berkata dengan nada sinis.Pemuda itu tidak bisa lagi menyembunyikan rasa kecewanya yang sangat besar, “Kau tidak tahu, Riley. Tapi … aku bisa tahu apa yang sedang kau pikirkan.”“James, aku … tahu aku sudah bersalah kepadamu. Tapi, tolong mengertilah! Posisiku sangat sulit. Aku tidak ingin kau … membenciku

  • Sang Dewa Perang Terkuat    256. Bicaralah Padaku!

    Shin dan Reiner seketika saling melempar pandang, seakan sama-sama bingung harus meninggalkan area itu sesuai permintaan James atau tidak.Akan tetapi, alasan mereka ragu-ragu tentu saja bukan karena mereka berdua khawatir bahwa James akan menyakiti Riley. Justru keduanya lebih mengkhawatirkan James.Sayangnya, James yang tidak mendapatkan jawaban dari dua orang temannya itu sontak menoleh dengan kening berkerut, “Kenapa? Apa kalian berdua tidak percaya padaku?”“Kalian … berpikir aku akan berbuat hal yang … sampai menyakiti Riley? Apa seperti itu?” James menambahkan dengan raut wajah sedih.Shin cepat-cepat menoleh ke arah James, “Tentu saja tidak. Kau tidak akan melakukan hal seburuk itu.”“Jangan salah paham, James! Justru kami … hanya sangat khawatir terhadapmu,” Reiner berujar pelan.James terkejut dan ketika dia menatap kedua temannya itu secara bergantian, dia langsung tahu bahwa kedua teman baiknya itu sama sekali tidak sedang berbohong.Pemuda itu memejamkan matanya dan langs

  • Sang Dewa Perang Terkuat    255. Itu Sudah Terlalu Lama!

    Ben sontak menundukkan kepala.James pun seketika memejamkan matanya, benar-benar tidak mempercayai sebuah kenyataan yang menyakitkan telah menamparnya.Sementara Shin menatap temannya itu dengan pandangan penuh kekecewaan.Dia menyentuh bahu Ben dan bertanya, “Kau tahu soal rahasia besar ini dan kau … diam saja? Apa yang sudah kau lakukan?”Ben terdiam.Shin menghela napas panjang dan memperhatikan ekspresi semua prajurit yang merupakan teman-teman baiknya itu. Pria itu mendesah pelan, “Bukankah kita ini … semuanya teman? Bagaimana bisa kau … dan kau menyembunyikan hal penting ini?”Ben mengangkat kepala, “Lalu, kau berharap aku melakukan apa?”“Melakukan apa katamu?” balas Shin sengit.“Kau pikir itu mudah? Menyembunyikan rahasia sebesar ini? Pikirmu … apa yang terjadi jika aku memberitahu kau dan yang lain? Apalagi James. Dia … pasti akan bertengkar dengan Riley. Mereka akan-”“Sialan!” James mengumpat karena sudah tidak tahan.Pemuda itu berkata, “Jangan berlagak kau tahu tentang

  • Sang Dewa Perang Terkuat    254. Kau Juga Tahu?

    Sedangkan William juga mulai kebingungan menenangkan istrinya yang kian menangis tersedu-sedu.Akan tetapi, tangisan Cassandra akhirnya berhenti kala dia melihat pintu ruang operasi tersebut terbuka.Semua orang juga langsung menatap ke arah pintu, menunggu dengan cemas.Di saat beberapa orang dari tim medis telah keluar, William dan Cassandra langsung berjalan mendekat.“Dokter,bagaimana dengan keadaan putra saya?” William bertanya.Sang dokter berusia senja itu menatap ke arah pria paruh baya yang sedang menatapnya penuh kecemasan. “Jenderal Mackenzie,” sapa dokter itu setelah dia memperhatikan wajah William.William mengangguk, “Iya, Dokter Sigmund. Ini saya.”Sigmund terkejut, “Riley Wood, maksud saya Jenderal Wood adalah … putra Anda?”“Iya, Dokter,” jawab William.James hanya menatap kosong ke arah depan, seolah telah siap mendengar penyataan itu. Sedangkan, Reiner dan prajurit lain hanya bisa memekik kaget lantaran sebuah fakta penting yang baru saja terungkap di depan mereka.

DMCA.com Protection Status