Beranda / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 58. Merebut Posisiku?

Share

58. Merebut Posisiku?

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-22 11:08:46

"Penasihat Perang? Merebut posisiku? Yang benar saja. Mana mungkin ada hal seperti itu di sini?" balas Jody sambil tertawa canggung.

Pria itu kemudian melanjutkan kata-katanya dengan menampilkan wajah terlihat agak serius.

"Kau tidak masuk akal, Dorothy. Kenapa aku harus takut pada orang baru macam dia?" ucap Jody yang kini mengalihkan pandangannya ke arah lain, tidak ingin melihat ke arah Dorothy.

Dorothy Winks tentu saja tertawa mendengarnya, "Aku? Tidak masuk akal? Kalau kau memang tidak takut posisimu itu direbut oleh dia, bukankah seharusnya kau malah merasa kesal karena kini kau harus berpikir sendiri untuk strategi perang?"

Jody Gardner tidak tahan lagi dengan perkataan kekasihnya yang begitu menyinggungnya itu. "Cukup! Aku tidak ingin membahasnya. Dia hanya sedikit mirip dengan Jenderal Mackenzie. Tak ada masalah jika aku membencinya. Aku tidak perlu harus menjelaskannya secara gamblang alasanku kan?"

Kesal, Dorothy memilih meninggalkan kekasihnya itu dengan begitu jengkel sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    59. Kau Yakin, Kakak Ipar?

    Bill hanya terdiam, tidak berniat menjawab pertanyaan Andrew Reece. Namun, tanpa perlu mendengar penjelasan Bill secara langsung, Andrew sudah bisa memahami jika Bill memang sesungguhnya tidak mau melepas Kerajaan Mondega pada Jody Gardner. "Sekarang, pastikan saja istriku baik-baik saja." "Sudah, Jenderal. Keadaan Nona Wood cukup stabil. Tidak lama lagi, beliau akan diizinkan pulang," balas Andrew. Bill manggut-manggut, "Lalu, bagaimana rumah yang akan jadi tempat tinggal istriku ke depan?" "Semuanya sudah beres, Jenderal. Sudah siap huni, tinggal menunggu Nona Wood pulih total," jelas Andrew terlihat senang dengan hasil kerjanya. "Bagus!" puji Bill, puas dengan kerja Andrew. "Terima kasih, Jenderal," balas Andrew. Sementara itu, saat ini, di Carlo Hill Hospital, Cassandra Wood baru saja selesai mandi dan telah siap menyisir rambut. Namun, belum sempat ia melakukannya. Mary berkata, "Nyonya Wood, di depan ada keluarga Anda. Apa Anda ingin menemuinya?" Cassandra sedikit terkeju

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-23
  • Sang Dewa Perang Terkuat    60. Jangan Melantur!

    "Hm. Tidak akan, aku akan pulang," ucap Cassandra tegas, terlihat tidak terpengaruh. Peter menggelengkan kepala tak percaya, "Dasar wanita! Mudah sekali luluh!" "Keputusan yang bagus, Cassie," ucap Christopher dengan senyum cerah. "Kami akan menyiapkan kamar barumu," ucap George dengan senyum yang juga sama cerahnya seperti milik Christopher Wood. Chistopher kemudian berkata, "Tentu saja, aku sangat yakin kau akan pulang. Buat apa bertahan dengan Bill yang tidak jelas itu? Segera saja urus perceraianmu itu, Cassie!" "Apa kau mau aku saja yang mengurusnya, Cassie?" tawar George terlihat senang hati melakukannya untuk sang adik. "Lagi pula, pekerjaannya sangat berbahaya, kita tidak tahu apa yang mungkin terjadi ke depan," ujar Shirley. Peter mendengus keras, "Yang benar saja, Cassie. Kau percaya apa yang dikatakan mereka ini?" Peter menunjuk tiga orang itu dengan begitu jijk. Pandangannya benar-benar telah berubah dan ia sekarang terlihat tidak berada di dalam pihak pembenci Bill

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-23
  • Sang Dewa Perang Terkuat    61. Kau Saja!

    "Hentikan, Peter!" bentak Christopher tidak tahan mendengar ucapan Peter lagi. "Bicara sekali lagi, maka akan aku potong lidahmu! Dasar sampah! Sama saja kau dengan Bill!" umpat Christopher, tak lagi menjadikan Peter sebagai cucu menantu kesayangannya. Peter tertawa senang dengan kemarahan Christopher Wood yang memang tak disukainya sejak awal. Ia seakan memiliki kesempatan dengan berkata, "Hm. Sampah? Kau yakin mengataiku sampah, Pak Tua? Apa kau lupa kau yang membujukku untuk menikahi cucumu? Ayahku, tidak akan terima jika putra kesayangannya disebut sampah, kalau kau mau tahu." Christopher terbatuk-batuk dan ia tidak berbicara selama beberapa saat. Jika ia dihadapkan dengan ayah Peter Green, sudah tentu dia tidak berdaya. Keluarga Green cukup tersohor, dia pasti akan dipermalukan. Peter tersenyum puas melihat laki-laki tua itu tidak berkutik. "Kakak Ipar, kurasa Bill bekerja di istana." Cassandra terdiam untuk beberapa saat tapi kesadaran segera mengguncangnya kembali. "Hah? K

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-23
  • Sang Dewa Perang Terkuat    62. Perjanjian

    Bill tentu saja juga sudah memperhitungkan hal itu akan terjadi, sehingga dengan tenang ia menjawab, "Ya, Jenderal. Saya bersedia mundur dari istana ini bila saya kalah dalam perang dengan Kerajaan Mondega."Dalam hati Jody Gardner menertawakan kebodohan Bill. Akan tetapi, di luar, ia tetap bersikap layaknya jenderal yang dingin. "Baiklah, aku pegang kata-katamu. Kalau kau melanggar, aku tidak segan-segan untuk memaksamu pergi dari istana ini. Kau mengerti?""Mengerti, Jenderal Gardner.""Bagus," balas Jody.Ia pun bersiap-siap membalik badan, tapi tak disangka jika ternyata ia ditahan oleh Bill. "Namun, bagaimana jika saya menang, Jenderal Gardner?"Jody mendesah. Yang benar saja? Dia sombong sekali berani mengatakan kalau ia bisa menang? Apa dia tidak tahu keadaannya sedang bahaya sekarang? Perang dingin tentu jau lebih buruk dari pada perang secara terbuka. Apa dia sama sekali tidak menyadarinya? Jody membatin heran."Kau yakin bisa menang?" ucap Jody dengan bersedekap, seolah mena

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • Sang Dewa Perang Terkuat    63. Selamat, Jenderal!

    "Itu sangat bagus, Jenderal. Sangat bagus!" puji Steven tulus.Jody Gardner pun tertawa, berbangga hati atas ide cemerlangnya itu. "Sudah kuduga, aku memang hebat!"Steven tersenyum senang, "Anda memang hebat, Jenderal. Dengan begini, Anda tidak akan terlihat seolah memaksa dia untuk mundur. Raja Keannu dan orang-orang tidak akan mengira jika Anda yang telah membuat Penasihat Mundur, Jenderal."Jody senang sekali sang anak buah dengan mudah mengetahi niatnya."Memang itulah yang aku mau!" ucap Jody."Selamat, Jenderal Gardner. Saya yakin Anda akan menang dari Bill Stewart!" ujar Steven sekali lagi.Jody hanya tersenyum senang menanggapinya.Sedangkan saat ini, Andrew Reece sedang uring-uringan setelah mendengar cerita dari Bill mengenai perjanjiannya dengan Jody Gardner."Jenderal, saya tahu kehebatan Anda dan saya sama sekali tidak memiliki keraguan akan hal itu, tapi Jenderal ... membuat perjanjian seperti itu dengan Jenderal Gardner rasanya ... sebuah keputusan yang kurang tepat,"

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • Sang Dewa Perang Terkuat    64. Eland Cleve

    "Lumpuhkan saja!" ujar Bill.Detik selanjutnya, terjadilah pertarungan sengit antara kedua belah pihak. Keduanya saling melawan dengan tangan kosong. Bill pun tentu dengan mudah bisa menyimpulkan bila Kerajaan Mondega memang tidak ingin bertarung dengan mereka. Setidaknya mereka tidak akan saling membunuh saat ini, seperti itulah perkiraan Bill.Hal ini dikarenakan pasukan kerajaan yang memiliki beberapa daerah wisata di daerah dekat pegunungan itu tidak membawa senjata meskipun mereka adalah sebuah negeri pemasok persenjataan untuk berbagai kerajaan.Kendati demikian, agaknya pemimpin pasukan kerajaan berlambang kelinci putih itu sepertinya ingin menjajal kemampuan beberapa pengawal yang dibawa oleh Bill. Akan tetapi, Bill sama sekali tidak gentar. Pria itu bahkan dengan begitu gesitnya berhasil merobohkan beberapa pasukan kerajaan itu hanya dalam waktu yang singkat.Sang musuh pun dibuat tidak bisa bergerak leluasa karena serangan mereka selalu didahului oleh Bill."Bagaimana dia bi

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-27
  • Sang Dewa Perang Terkuat    65. Jaga Rahasiaku!

    Bill melotot kaget melihatnya. "Jenderal Cleve, apa yang sedang Anda lakukan?"Bill melihat sekelilingnya dan sekarang para pasukan kerajaan itu sedang menatap ke arah mereka dengan tatapan terkejut sekaligus syok."Saya ... ini saya, Eland Cleve. Anak laki-laki yang pernah Anda selamatkan sepuluh tahun yang lalu. Jenderal Mackenzie, apakah Anda lupa pada saya?" tanya Eland dengan tatapan penuh tanda tanya.Bill melangkah mundur, ekspresinya penuh dengan keterkejutan. "Kau tahu siapa aku?"Eland mengangguk dengan pasti, sama sekali tidak terlihat ragu sedikitpun."Bagaimana bisa?" tanya Bill bingung. Seingat dirinya, hanya sedikit orang yang benar-benar mengetahui identitas. Dan yang pasti orang yang mengenali dirinya sudah tentu orang yang berasal dari kerajaannya sendiri, bukan berasal dari kerajaan lain.Akan tetapi, orang yang menjabat sebagai pemimpin pasukan tertinggi di Kerajaan Mondega ini bisa mengenalnya dan malah mengaku pernah diselamatkan. Mana mungkin hal itu bisa terj

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-27
  • Sang Dewa Perang Terkuat    66. Sang Penyelamat

    "Sampai jumpa di lain waktu, anak muda," ucap Bill."Tapi, Tuan. Tangan Anda-""Ah, luka kecil ini? Ini bukan masalah. Seorang laki-laki tidak masalah memiliki luka di tubuhnya, anak muda," ucap Bill.Eland remaja menatap penuh tanda tanyaBill berkata, "Luka bisa diibaratkan sebagai sebuah tanda untuk sebuah usaha atau perjuangan. Jadi, bukankah sangat keren kalau seorang laki-laki tanda memiliki seperti ini?"Eland terbengong-bengong."Laki-laki tanpa luka berarti laki-laki yang tak pernah berjuang, anak muda," kata Bill.Sang prajurit gagah itu pun kemudian menerbitkan sebuah senyuman hangat pada Eland sesaat sebelum ia meninggalkannya sendirian di sana.Saat ia baru melangkah sekitar beberapa meter dari sana, ia membalik badan dan melambaikan tangannya sekali lagi, "Jadilah prajurit yang kuat, anak muda!""Iya, Tuan," jawab Eland dengan sebuah teriakan.Bill lalu membalikkan badan dan lanjut berjalan.Eland menatap punggung tegap sang penyelamat yang tengah berjalan menjauh hingga

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    31. Perisai

    Sebelum James memberikan jawaban atas perkataan Xylan Wellington, sang putra mahkota yang masih sangat muda itu, Xylan telah kembali berbicara, “Jenderal Gardner, aku tahu permintaanku ini sangat berlebihan.”“Dan aku tahu … tujuanmu bersedia kembali ke istana ini adalah demi kakak iparku, namun … aku sangat membutuhkan bantuanmu, Jenderal Gardner,” Xylan menambahkan dengan raut wajah penuh permohonan.James menghela napas panjang dan kemudian menggelengkan kepalanya.Hal itu membuat Xylan lemas dan juga kecewa. Tetapi, itu hanya berlangsung sementara karena tidak lama kemudian Xylan mendengar James berkata, “Anda tidak perlu meminta saya sampai seperti ini, Yang Mulia.”Xylan terhenyak. Terlebih lagi James melanjutkan dengan berkata, “Sebagai seorang Jenderal Perang Kerajaan Ans De Lou, tugas saya tidak hanya melindungi negeri ini. Tapi juga melindungi kepala pemimpin kerajaan ini.”Mulut Xylan terbuka sedikit karena terkejut mendengar jawaban James yang tanpa sedikitpun keraguan it

  • Sang Dewa Perang Terkuat    30. Kau Bisa Membantuku?

    “Apa yang sedang terjadi sebenarnya?” Reiner terlihat semakin bingung.Biasanya, jika mereka memenangkan sebuah peperangan, mereka akan disambut dengan begitu meriah.Tidak hanya sejumlah prajurit istana saja yang menyambut mereka, namun juga para pejabat istana serta anggota keluarga kerajaan akan menyambut kedatangan mereka.Akan tetapi, saat itu hanya ada sejumlah prajurit dan prajurit pengawal pangeran saja yang ada di lapangan tempat pesawat mereka akan segera mendarat.Hal itu tentu saja menimbulkan berbagai pertanyaan yang akhirnya mencuat di kepala para prajurit yang baru kembali dari pertempuran antara hidup dan mati itu. “Apa mereka tidak mendengar kabar kemenangan kita?” celetuk salah seorang prajurit kelas satu dengan nada penuh rasa kecewa.Seorang prajurit kelas dua menanggapi, “Tidak mungkin. Mereka pasti mendengarnya. Ini sebuah kemenangan besar yang ditunggu-tunggu. Mereka tidak mungkin tidak tahu.”“Betul. Istana pasti telah mengumumkan berita paling membahagiakan i

  • Sang Dewa Perang Terkuat    29. Keresahan

    “Astaga, Xylan! Mengapa kau meragukan dia?” Rowena membalas dengan nada pelan, seolah takut membuat putra kecilnya yang sedang tertidur dalam gendongannya terbangun akibat suaranya yang mungkin terlalu kencang.Xylan menggelengkan kepala, “Aku sama sekali tidak bermaksud meragukan dia. Hanya saja, aku tahu tujuan utamanya kembali ke istana ini, Rowena. Dia ….”“Berhenti berpikir seperti itu! Dia akan sangat kecewa kalau dia tahu ternyata kau meragukan kesetiaannya,” kata Rowena dengan tajam.Rupanya nada suaranya kali itu sedikit agak lebih keras sehingga sang putra, Kharel Mackenzie terganggu tidurnya sampai bocah kecil itu menggerakkan tubuhnya.Rowena pun kembali mencoba untuk membuat pangeran kecil itu terlelap lagi dengan cara menimangnya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.Xylan terdiam, seakan dia tahu sang kakak masih belum selesai berbicara.Ternyata memang benar dugaan Xylan. Usai keponakan kesayangannya itu tertidur tenang lagi, Rowena pun berkata lagi, “Xylan, menuru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    28. Kegagalan?

    Selama Ben mengenal James, baru saat itu dia melihat James terlihat begitu sangat frustasi.Biasanya James selalu tampak datar, dingin dan tak jarang malah tanpa emosi. Akan tetapi, James yang sangat kaku itu telah berubah.Rasa cemas dan gelisah itu ditampakkan dengan jelas. Hal itu tentu membuat Ben cukup bingung menanggapinya.Akan tetapi, dia kemudian mendengar Reiner berkata, “Tenanglah, James! Ini bukan berarti kau tidak bisa membawa Riley pulan selamanya. Namun, kau hanya belum bisa membawanya pulang saat ini saja.”Reiner menepuk punggung James yang terlihat sedikit bergetar itu. Oh, Reiner sangat terkejut. Rupanya James benar-benar sangat memikirkan perasaan putra sahabat mereka itu. “Ingat, James. Kita akan kembali ke sana untuk mencarinya lagi, jadi kau tidak perlu merasa bersalah,” Reiner menambahkan.Bukannya menjadi tenang, James malah semakin resah. Pria muda itu menoleh ke arah Reiner dan membalas, “Bagaimana bisa aku tidak merasa bersalah, Rei? Aku … sudah berjanji

  • Sang Dewa Perang Terkuat    27. Apa yang Harus Aku Lakukan?

    Seakan baru tersadar, James sontak mengangguk perlahan, “Kau benar, Rei. Kita … harus kembali ke istana dan menyusun strategi lagi untuk menemukan Riley.”Reiner pun akhirnya bisa bernapas dengan penuh kelegaan.“Ayo! Kita harus segera meninggalkan tempat ini terlebih dulu,” ucap Reiner.James melihat sekeliling area tersebut untuk yang terakhir kalinya. Setelah dia merasa semua usahanya sudah cukup untuk saat itu, dia segera naik ke pesawat yang akan membawanya kembali menuju Kerajaan Ans De Lou.Selama dalam perjalanan, James lebih banyak terdiam.Sementara Reiner dan Ben yang juga berada di dalam pesawat yang sama dengan James berulang kali masih mengajak James berbicara. Namun, pria muda itu tetap memilih untuk diam.Padahal, Reiner ingin menghiburnya dengan cara mengalihkan perhatian James dari masalah Riley yang belum ditemukan. Sayangnya, dia masih gagal melakukannya. James masih terlihat tidak ing

  • Sang Dewa Perang Terkuat    26. Prasangka Buruk

    Sang prajurit sontak mendadak takut.Apalagi, sorot mata James Gardner tiba-tiba berubah tajam seolah sedang menusuk dirinya.Oh, dia sungguh hanya bermaksud untuk mengungkapkan apa yang sedang dia pikirkan. Dia tidak bermaksud menyinggung jenderal perang itu.Dia tentu saja tidak berani melawan James Gardner. Nyalinya pun seketika semakin menciut kala dia mendengar James berbicara kembali, “Ayo! Katakan padaku! Apa kau bermaksud mengatakan kalau Riley tidak mau bertemu denganku?”Prajurit bernama Joseph Zow itu dengan segera menggelengkan kepala kuat-kuat. “Tidak, Jenderal Gardner. Bukan itu maksud saya. Saya hanya-”“Lalu, apa? Bagaimana bisa kau berpikir Riley tidak ingin keluar dari tempat persembunyiannya?” kini nada suara James semakin terdengar frustasi.Tidak mau suasana di sana semakin tidak terkendali, Reiner segera mendekati sahabatnya itu dan berkata, “James, hentikan!&r

  • Sang Dewa Perang Terkuat    25. Sengaja?

    Reiner mengedipkan mata mendengar perkataan temannya tersebut. Lelaki itu pun menggelengkan kepala dengan tegas, “Masalah militer di istana? Kau gila? Masalah seperti apa?”“Tidak ada masalah perebutan kekuasaan di istana, James. Pangeran Xylan dan Putri Rowena memiliki hubungan yang sangat baik,” Reiner menjelaskan dengan alis terangkat akibat sangat heran.Belum sempat James menjawab penjelasan Reiner, Ben sudah buru-buru ikut berkata, “Reiner benar. Mereka berdua tidak pernah memiliki masalah. Tidak mungkin mereka bertengkar.”“Tentu saja. Bahkan, Putri Rowena selalu mendukung Pangeran Xylan. Sangat mustahil memperebutkan sebuah tahta. Lagipula, Putri Rowena pastilah masih sangat sedih karena Riley belum ditemukan. Mana mungkin dia memikirkan-”“CUKUP!” James tiba-tiba memotong perkataan Reiner yang sangat panjang itu.Reiner hendak meneruskan perkataannya, tapi rupanya James sedang agak kesal sehingga dia tidak memperdulikan niat Reiner tersebut dan malah lanjut berkata, “Astaga!

  • Sang Dewa Perang Terkuat    24. Kecurigaan

    “Tidak mungkin,” kata Ben dengan nada tegas.Reiner juga menanggapi, “Mereka tidak mungkin membunuh Riley.”Ben menambahkan kembali, “Jika mereka membunuh Riley, aku yakin mereka sudah mengumumkannya. Atau … setidaknya mereka akan melakukan sesuatu seperti membuat kita bingung dengan keberadaan Riley.”Melihat James terlihat frustasi, Reiner berkata lagi, “Dia pasti masih hidup. Hanya saja kita belum menemukannya.”“Benar. Dia mungkin dipindahkan ke tempat rahasia mereka,” kata Ben.Raut wajah James merileks daripada sebelumnya saat mendengar kalimat-kalimat menenangkan kedua temannya itu. Dia sedikit jauh lebih lega.James lalu menganggukkan kepala, “Kalau begitu, kita harus mencari tahu lebih banyak.”“Iya, kita akan melakukannya. Jangan khawatir!” kata Reiner.Ben berujar dengan penuh nada yakin, “Kita pasti menemukan Riley, James.”James memilih untuk percaya dan kembali melakukan pencarian dengan lebih menyeluruh. Sayangnya, meskipun para prajurit Kerajaan Ans De Lou telah mengi

  • Sang Dewa Perang Terkuat    23. Pencarian

    Reiner mengernyitkan dahi, “Itu memang mustahil. Apa dia berbohong?”James menggelengkan kepala dengan tegas, “Tidak mungkin.”“Kenapa kau bisa percaya dia dengan mudah?” Reiner bertanya sembari tetap memeriksa area itu.James mendesah pelan, “Aku belum pernah bertemu dengan prajurit Ans De Lou yang berani berbohong kepadaku.”Reiner seketika memutar kepala dan menatap temannya itu tanpa berkedip.Dua detik kemudian dia pun mengangguk setuju, “Oh, kau benar. Mana mungkin ada yang berani berurusan denganmu?”James mengibaskan tangannya.Dia menengadah dan melebarkan mata begitu mendapatkan sesuatu. Dengan cepat dia meminta Reiner untuk mendekat ke arahnya.“Ada apa? Di atas ada apa?” Reiner bertanya saat James melihat ke arah atas.Namun, James tidak menjawab pertanyaan Reiner dan malah berjinjit sedikit lalu mengambil sesuatu benda berukuran kecil yang menempel pada dinding.“Apa itu?” Reiner bertanya dengan ekspresi penasaran.James memeriksa benda itu dan langsung mengumpat, “BEDEBAH

DMCA.com Protection Status