Share

50. Strategi

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-20 21:53:51

Tanpa menunda waktu lagi, Riley pun segera menjawab, "Akan aku jelaskan setelah pin ini dibagikan."

Alen dan salah satu calon prajurit lain pun mengajukan diri untuk membantu Riley membagikan pin itu. Namun, ternyata selain pin itu, mereka juga mendapatkan sebuah tanda pengenal lain berupa sebuah kain berwarna biru yang harus diikatkan ke bagian lengan mereka.

Dengan kain tersebut, mereka bisa mengenali rekan satu kelompok mereka. Di samping itu, mereka juga memiliki tugas untuk menghafal tanda pengenal kelompok lain.

"Aku ingin menangkap kelompok sembilan," seorang prajurit berkata setelah tanda pengenal setiap kelompok diperlihatkan di monitor itu.

Alen yang telah selesai membagikan pin itu dan kembali dengan satu pin di tangannya itu pun menyahut, "Mengapa memangnya?"

"Sepertinya paling lemah, lihatlah! Pemimpin kelompok itu bukan termasuk calon prajurit yang dulu mendapatkan peringkat atas," sang prajurit tadi menjelaskan.

Riley seketika menoleh ke arah layar dan mengenali calon p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    51. Dia Cukup Pintar!

    Riley pun segera membalas, "Mungkin mereka membahas strategi mereka di dalam perjalanan atau ketika kita sampai di Hutan De Frost."Saat Riley menyebut nama hutan itu, semua orang seketika terdiam. Riley langsung tahu bila mereka kemungkinan besar pernah mendengar cerita soal hutan itu.Maka, Riley memutuskan untuk bertanya, "Ada yang pernah ke hutan itu?"Warren terkejut, "Kau gila? Untuk apa kita pergi ke daerah itu?""Benar. Hutan De Frost kan daerah perbatasan langsung dengan Kerajaan Erest, sebuah kerajaan yang dulu pernah membuat kerajaan kita kewalahan," seseorang menjelaskan dengan ekspresi terlihat ngeri.Alen mengangguk dan ikut menjawab, "Di sana Jenderal Reece terkena ledakan hingga membuat wajahnya rusak sampai dia harus melakukan operasi besar."Riley pun tahu akan hal itu. Sebab, sang ayah, William Mackenzie pernah bercerita kepadanya mengenai pertemuannya dengan Andrew Reece setelah dia memutuskan pensiun. William sampai tak bisa mengenali Andrew dikarenakan wajahnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Sang Dewa Perang Terkuat    52. Kebingungan Rowena

    Mendengar kata 'inspeksi terakhir' itu Rowena yang masih duduk dengan tetap mengunci mulutnya di sana langsung menelan ludah dengan kasar. Bahkan, dia mulai berkeringat meskipun ruangan itu tak gerah.Dia lalu mendengar Keannu berkata lagi, "Inspeksi itu dilakukan oleh orang yang tak berhubungan dengan Jenderal Mackenzie, seharusnya hasilnya akurat."Greg menghela napas panjang, "Kalau memang begitu, berarti Mary Kesley tak bersalah. Astaga, Yang Mulia. Anda sudah menghukum gadis tak bersalah itu."Keannu menggeleng cepat, "Aku tidak menghukumnya, aku hanya membuatnya tidak bisa melakukan tugasnya untuk sementara waktu agar dia mau mengakui perbuatannya."Andrew Reece menanggapi, "Saya mengerti apa yang Anda lakukan, Yang Mulia. Anda pasti mengira bila Mary Kesley yang merupakan putri Amanda Clark akan membantu putra Jenderal Mackenzie.""Tentu saja begitu. Amanda bersahabat dengan Jenderal Mackenzie, mereka sangat dekat. Bahkan, dia jugalah yang dulu memberikan nama 'Stewart' untuk J

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Sang Dewa Perang Terkuat    53. Mereka Belum Datang

    Rowena ingin sekali menolak, tapi gadis itu tak bisa melakukan hal itu lantaran dia sudah dipaksa keluar dan diantar menuju ke kediamannya oleh sejumlah prajurit atas perintah sang raja."Oh, ini menyebalkan!" gadis muda itu menggerutu ketika dia memasuki kediamannya.Dia memasang wajah cemberut, sekaligus kesal sehingga sang pelayan pribadinya, Celia sontak bertanya, "Mengapa Anda terlihat kesal, Yang Mulia?"Rowena menatap gadis muda itu dengan tatapan tak percaya, "Kau masih bertanya, Celia? Astaga!"Celia mengedipkan mata, tidak tahu bagaimana dia harus menanggapi.Sang putri menekuk wajah dan kini menyangga kepala dengan tangan kanan. Dia pun bergumam pelan, "Aku tidak kesal pada ayahku tapi kesal pada diriku sendiri."Celia mengangguk dan segera membalas, "Karena melindungi calon prajurit yang telah menyelamatkan nyawa Anda, Yang Mulia?""Bukan itu, Celia. Hanya saja aku ... kesal karena tak mengetahui identitasnya sejak awal. Dan sekarang aku bingung, aku ... bagaimanapun juga

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Sang Dewa Perang Terkuat    54. Ejekan

    Namun, seseorang tetap saja berkata, "Hm, mungkin sebelumnya dia memang memutuskan untuk mundur, tapi kemudian dia berubah pikiran dan yah ... akhirnya mereka datang terlambat."Teman-temannya yang lain ikut menanggapi dengan tawa mengejek dan Jason hanya bisa menghela napas panjang."Hei, apa yang kalian lihat?" James tiba-tiba berkata dengan nada yang lebih keras hingga para anggota kelompoknya yang sedang membicarakan Riley itu tak lagi berani membuka mulut."Jika kalian tidak bisa fokus, lebih baik kalian angkat bendera putih saja dan mundur dari kelompok ini," James berkata dengan nada tajam.Para calon prajurit itu pun semakin tak berani bergerak dan hanya berdiri dengan kaku sembari mendengarkan perkataan sang ketua.James melirik ke arah Riley yang tak lama kemudian turun dari pesawat. Dia lega. Akhirnya dia datang, tantangan ini tak akan menyenangkan jika tidak ada dia, James membatin.Sungguh, lawan yang menurutnya sebanding dengan dirinya hanyalah Riley dan entah bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Sang Dewa Perang Terkuat    55. Hutan De Frost

    Para calon prajurit dari kelompok empat itu memberi tatapan tidak suka pada James, tapi kemudian mereka mendengar Jason ikut berbicara, "Riley yang pintar, dia ketuanya. Aku yakin dia juga yang menyusun strategi itu."James benci mengakui pendapat Jason yang sialnya benar menurutnya, sehingga dia hanya berdeham kecil dan berujar, "Sudahlah, tak perlu memikirkan kemampuan kelompok lain. Kita susun strategi yang tak kalah hebat. Ayo! Cepat berkumpulah kembali dan dengarkan aku!"Dikarenakan memang tak memiliki pilihan lain, mereka pun segera memusatkan perhatian mereka pada James lagi.Kelompok lain yang juga merasa terintimidasi dengan strategi yang dimiliki oleh kelompok Riley dan Justin pun segera memutuskan untuk merubah strategi mereka agar mereka tak kalah.Sementara di dalam hutan sendiri, Riley memerintah, "Berpencar sekarang! Dan ingat jika kita sudah mendapatkan jumlah bendera sesuai target segera berhenti dan melakukan misi yang kedua.""Siap, dimengerti," para calon prajurit

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Sang Dewa Perang Terkuat    56. Mengalah

    "Hei, aku yang seharusnya berkata begitu. Kau berbelok dengan tiba-tiba," ucap orang itu dengan sengit, masih belum berdiri.Tak mau kalah, Alen membalas lagi sembari memeriksa tangannya yang agak nyeri setelah bertabrakan, "Memang aku harus memberi tanda apa? Dan bagaimana caranya aku memberi tanda? Ini bukan jalan raya dan aku tak bisa membunyikan klakson untuk memberi peringatan.""Kau tak punya senter atau bagaimana?" anggota kelompok itu juga tak mau kalah dari Alen.Riley yang tak mau hal itu menjadi sebuah masalah besar pun segera berkata, "Alen, sudahlah!""Craig, berhentilah!" seorang anggota lain berkata setelah dia mengambil tas kecilnya yang terjatuh.Meskipun di bagian daerah itu tidak terlalu terang, tapi Riley masih bisa melihat wajah pria muda yang baru saja membuka mulut itu. Itu adalah Justin Donovan.Justin menatap ke arah dua orang itu dan terlihat terkejut, sama seperti Riley yang tidak menduga mereka akan berpapasan."Oh ... Riley Wood." Justin berkata sembari t

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Sang Dewa Perang Terkuat    57. Kita Berpencar, Sekarang!

    Alen membalas, "Kami yang melihatnya dulu. Kalian-""Tapi kami yang tiba terlebih dulu, jadi kau tak bisa mengatai kami licik," sang pemuda dengan tubuh besar dan tergolong cukup tinggi itu menjawab sembari menahan senyum menyebalkan.Alen hendak membalas tapi Riley mendahuluinya dengan berkata, "Ayo kita pergi ke tempat lain!""Riley, ayolah!" Alen berkata dengan ekspresi memelas sekaligus gemas, dia tahu Riley hendak mengalah lagi."Alen, ayo!" Riley berkata dengan nada yang seolah tidak ingin dibantah.Dengan begitu terpaksa Alen pun berbalik dan mengikuti Riley pergi. Bersamaan dengan mereka yang baru saja berlari itu, para kawanan yang licik itu menertawakan mereka berdua.Alen mengertakkan gigi, "Dengarlah! Mereka sedang menertawakan kita.""Aku tidak peduli," Riley menjawab sambil berlari. Dia tetap memeriksa daerah sekelilingnya."Tapi aku peduli, aku tidak mau kita diejek dan diremehkan seperti itu, Riley," Alen menjawab dengan kesal.Riley menghela napas, "Lalu kau mau kita

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Sang Dewa Perang Terkuat    58. Misi Kedua

    "Kalian ikut aku dan jangan banyak bertanya," Jason menjawab dengan tergesa-gesa, tak mau membuang waktu lebih banyak lagi. Kelompok mereka, kelompok empat sudah mengumpulkan 16 bendera yang artinya mereka masih harus menemukan 4 bendera lainnya. Sesungguhnya dia tahu James membenci kekalahan dan meskipun dia begitu kesal James yang merupakan ketua kelompoknya itu meninggalkan mereka tanpa berkata apapun, Jason tidak bisa memprotesnya. Seolah dia bisa memahami tindakan James. Sembari mencari-cari, secara tiba-tiba mereka mendengar pengumuman lagi bila kelompok dua telah berhasil menyelesaikan misi pertama itu dan menjadi kelompok pertama yang sudah memulai untuk melanjutkan misi yang kedua. "Astaga! Kenapa mereka cepat sekali?" salah seorang anggota kelompok empat itu mengeluh. "Mereka memiliki strategi yang lebih baik. Oh, aku kesal mengapa kita harus dipimpin oleh Gardner," sambung temannya yang lain yang kini dengan kesal mengangkat batu-batu. Orang pertama yang berkomentar t

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    33. Penyebab

    “Jadi, kalian bisa memberi kami waktu untuk meratapi anggota keluarga kami, bukan? Kalian tidak lupa bukan bahwa Keannu Wellington bukan hanya seorang raja negeri ini, tapi dia adalah kepala keluarga kami. Dia suamiku, ayah dari kedua anakku dan seorang kakek dari cucuku,” kata Monica dengan nada datar tapi tegas.Perkataan sang ratu rupanya berhasil membuat para pejabat istana itu saling lirik dan akhirnya terbungkam.Beberapa di antara mereka tampak mundur beberapa langkah seakan memang benar-benar tidak ingin mengganggu lagi anggota keluarga kerajaan. James Gardner sendiri tersenyum melihat para pejabat istana yang sebagian merupakan jajaran menteri penting itu tidak berkutik di hadapan sang ratu. James tidak bisa tidak terkesan pada kemampuan sang ratu yang mampu membuat orang-orang tunduk atas perintahnya. Hal itu karena menurut James sangatlah langka dan jarang terjadi.Sebelum dia melepaskan jabatannya sebagai seorang wakil jenderal perang, dia telah bertemu dengan begitu ba

  • Sang Dewa Perang Terkuat    32. Bukankah Kami Berhak?

    Dikarenakan James tidak kunjung bergerak dari tempatnya berdiri dan malah terdiam seperti sebuah patung, Rowena langsung melirik ke arah Xylan.Xylan tentu saja mengerti maksud dari kakak perempuannya itu sehingga dia cepat-cepat berkata, “Jenderal Gardner, apa … kau baik-baik saja?”James sontak tersadar dari lamunannya dan mengangguk pada Xylan. Dengan kebingungan yang sedang menguasai pikirannya, dia tetap melangkah masuk ke dalam kamar sang raja.Begitu dia memasuki area itu untuk pertama kalinya, James bisa melihat jasad raja Kerajaan Ans De Lou yang terbaring kaku di atas tempat tidur mewah itu. Dia hanya bisa menghembuskan napas pelan melihat orang yang pernah bertanggung jawab atas kerumitan hubungan antara ayahnya dan juga ayah Riley itu. Akibat kesalahan raja yang telah wafat itu, hubungannya dengan Riley pun meregang.Akan tetapi, sang raja telah meminta maaf kepadanya dan dia pun telah memaafkan segala kesalahannya sehingga saat itu sudah tidak ada rasa amarah ataupun den

  • Sang Dewa Perang Terkuat    31. Perisai

    Sebelum James memberikan jawaban atas perkataan Xylan Wellington, sang putra mahkota yang masih sangat muda itu, Xylan telah kembali berbicara, “Jenderal Gardner, aku tahu permintaanku ini sangat berlebihan.”“Dan aku tahu … tujuanmu bersedia kembali ke istana ini adalah demi kakak iparku, namun … aku sangat membutuhkan bantuanmu, Jenderal Gardner,” Xylan menambahkan dengan raut wajah penuh permohonan.James menghela napas panjang dan kemudian menggelengkan kepalanya.Hal itu membuat Xylan lemas dan juga kecewa. Tetapi, itu hanya berlangsung sementara karena tidak lama kemudian Xylan mendengar James berkata, “Anda tidak perlu meminta saya sampai seperti ini, Yang Mulia.”Xylan terhenyak. Terlebih lagi James melanjutkan dengan berkata, “Sebagai seorang Jenderal Perang Kerajaan Ans De Lou, tugas saya tidak hanya melindungi negeri ini. Tapi juga melindungi kepala pemimpin kerajaan ini.”Mulut Xylan terbuka sedikit karena terkejut mendengar jawaban James yang tanpa sedikitpun keraguan it

  • Sang Dewa Perang Terkuat    30. Kau Bisa Membantuku?

    “Apa yang sedang terjadi sebenarnya?” Reiner terlihat semakin bingung.Biasanya, jika mereka memenangkan sebuah peperangan, mereka akan disambut dengan begitu meriah.Tidak hanya sejumlah prajurit istana saja yang menyambut mereka, namun juga para pejabat istana serta anggota keluarga kerajaan akan menyambut kedatangan mereka.Akan tetapi, saat itu hanya ada sejumlah prajurit dan prajurit pengawal pangeran saja yang ada di lapangan tempat pesawat mereka akan segera mendarat.Hal itu tentu saja menimbulkan berbagai pertanyaan yang akhirnya mencuat di kepala para prajurit yang baru kembali dari pertempuran antara hidup dan mati itu. “Apa mereka tidak mendengar kabar kemenangan kita?” celetuk salah seorang prajurit kelas satu dengan nada penuh rasa kecewa.Seorang prajurit kelas dua menanggapi, “Tidak mungkin. Mereka pasti mendengarnya. Ini sebuah kemenangan besar yang ditunggu-tunggu. Mereka tidak mungkin tidak tahu.”“Betul. Istana pasti telah mengumumkan berita paling membahagiakan i

  • Sang Dewa Perang Terkuat    29. Keresahan

    “Astaga, Xylan! Mengapa kau meragukan dia?” Rowena membalas dengan nada pelan, seolah takut membuat putra kecilnya yang sedang tertidur dalam gendongannya terbangun akibat suaranya yang mungkin terlalu kencang.Xylan menggelengkan kepala, “Aku sama sekali tidak bermaksud meragukan dia. Hanya saja, aku tahu tujuan utamanya kembali ke istana ini, Rowena. Dia ….”“Berhenti berpikir seperti itu! Dia akan sangat kecewa kalau dia tahu ternyata kau meragukan kesetiaannya,” kata Rowena dengan tajam.Rupanya nada suaranya kali itu sedikit agak lebih keras sehingga sang putra, Kharel Mackenzie terganggu tidurnya sampai bocah kecil itu menggerakkan tubuhnya.Rowena pun kembali mencoba untuk membuat pangeran kecil itu terlelap lagi dengan cara menimangnya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.Xylan terdiam, seakan dia tahu sang kakak masih belum selesai berbicara.Ternyata memang benar dugaan Xylan. Usai keponakan kesayangannya itu tertidur tenang lagi, Rowena pun berkata lagi, “Xylan, menuru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    28. Kegagalan?

    Selama Ben mengenal James, baru saat itu dia melihat James terlihat begitu sangat frustasi.Biasanya James selalu tampak datar, dingin dan tak jarang malah tanpa emosi. Akan tetapi, James yang sangat kaku itu telah berubah.Rasa cemas dan gelisah itu ditampakkan dengan jelas. Hal itu tentu membuat Ben cukup bingung menanggapinya.Akan tetapi, dia kemudian mendengar Reiner berkata, “Tenanglah, James! Ini bukan berarti kau tidak bisa membawa Riley pulan selamanya. Namun, kau hanya belum bisa membawanya pulang saat ini saja.”Reiner menepuk punggung James yang terlihat sedikit bergetar itu. Oh, Reiner sangat terkejut. Rupanya James benar-benar sangat memikirkan perasaan putra sahabat mereka itu. “Ingat, James. Kita akan kembali ke sana untuk mencarinya lagi, jadi kau tidak perlu merasa bersalah,” Reiner menambahkan.Bukannya menjadi tenang, James malah semakin resah. Pria muda itu menoleh ke arah Reiner dan membalas, “Bagaimana bisa aku tidak merasa bersalah, Rei? Aku … sudah berjanji

  • Sang Dewa Perang Terkuat    27. Apa yang Harus Aku Lakukan?

    Seakan baru tersadar, James sontak mengangguk perlahan, “Kau benar, Rei. Kita … harus kembali ke istana dan menyusun strategi lagi untuk menemukan Riley.”Reiner pun akhirnya bisa bernapas dengan penuh kelegaan.“Ayo! Kita harus segera meninggalkan tempat ini terlebih dulu,” ucap Reiner.James melihat sekeliling area tersebut untuk yang terakhir kalinya. Setelah dia merasa semua usahanya sudah cukup untuk saat itu, dia segera naik ke pesawat yang akan membawanya kembali menuju Kerajaan Ans De Lou.Selama dalam perjalanan, James lebih banyak terdiam.Sementara Reiner dan Ben yang juga berada di dalam pesawat yang sama dengan James berulang kali masih mengajak James berbicara. Namun, pria muda itu tetap memilih untuk diam.Padahal, Reiner ingin menghiburnya dengan cara mengalihkan perhatian James dari masalah Riley yang belum ditemukan. Sayangnya, dia masih gagal melakukannya. James masih terlihat tidak ing

  • Sang Dewa Perang Terkuat    26. Prasangka Buruk

    Sang prajurit sontak mendadak takut.Apalagi, sorot mata James Gardner tiba-tiba berubah tajam seolah sedang menusuk dirinya.Oh, dia sungguh hanya bermaksud untuk mengungkapkan apa yang sedang dia pikirkan. Dia tidak bermaksud menyinggung jenderal perang itu.Dia tentu saja tidak berani melawan James Gardner. Nyalinya pun seketika semakin menciut kala dia mendengar James berbicara kembali, “Ayo! Katakan padaku! Apa kau bermaksud mengatakan kalau Riley tidak mau bertemu denganku?”Prajurit bernama Joseph Zow itu dengan segera menggelengkan kepala kuat-kuat. “Tidak, Jenderal Gardner. Bukan itu maksud saya. Saya hanya-”“Lalu, apa? Bagaimana bisa kau berpikir Riley tidak ingin keluar dari tempat persembunyiannya?” kini nada suara James semakin terdengar frustasi.Tidak mau suasana di sana semakin tidak terkendali, Reiner segera mendekati sahabatnya itu dan berkata, “James, hentikan!&r

  • Sang Dewa Perang Terkuat    25. Sengaja?

    Reiner mengedipkan mata mendengar perkataan temannya tersebut. Lelaki itu pun menggelengkan kepala dengan tegas, “Masalah militer di istana? Kau gila? Masalah seperti apa?”“Tidak ada masalah perebutan kekuasaan di istana, James. Pangeran Xylan dan Putri Rowena memiliki hubungan yang sangat baik,” Reiner menjelaskan dengan alis terangkat akibat sangat heran.Belum sempat James menjawab penjelasan Reiner, Ben sudah buru-buru ikut berkata, “Reiner benar. Mereka berdua tidak pernah memiliki masalah. Tidak mungkin mereka bertengkar.”“Tentu saja. Bahkan, Putri Rowena selalu mendukung Pangeran Xylan. Sangat mustahil memperebutkan sebuah tahta. Lagipula, Putri Rowena pastilah masih sangat sedih karena Riley belum ditemukan. Mana mungkin dia memikirkan-”“CUKUP!” James tiba-tiba memotong perkataan Reiner yang sangat panjang itu.Reiner hendak meneruskan perkataannya, tapi rupanya James sedang agak kesal sehingga dia tidak memperdulikan niat Reiner tersebut dan malah lanjut berkata, “Astaga!

DMCA.com Protection Status