Beranda / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 37. Bagaimana Caranya?

Share

37. Bagaimana Caranya?

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-07 20:44:41

Janice Grow berhenti beberapa detik, membuat Riley semakin gelisah.

"Kalian semua lolos," Janice berkata dengan tegas.

Apa? Lolos?

Riley membuka matanya seketika, merasa telah salah mendengar.

Akan tetapi, kemudian dia mendengar Alen berkata, "Ayo, Riley!"

Riley masih terbengong-bengong, ragu akan telinganya.

Mana mungkin dia bisa lolos?

Namun, James Gardner tiba-tiba merangkul dirinya, "Ayo, kita pergi dari sini, Wood!"

Huh?

Jadi, dia benar-benar tidak salah mendengar. Dia benar-benar lolos. Tapi, bagaimana caranya?

Sebelum pemuda yang masih terlihat agak linglung itu membuka mulut untuk bertanya sesuatu, dia malah mendengar Janice berujar, "Silakan, calon prajurit. Anda semua bisa langsung melakukan latihan di tahap selanjutnya."

James sontak menyeret Riley pergi dari gedung itu.

Setelah mereka berada di luar gedung, Riley tak sabar mengedarkan arah pandangnya, mencari sosok gadis muda itu.

James memperhatikan gerakan aneh Riley dan mendadak mengerutkan kening, "Sia
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    38. Saya Siap untuk Dihukum

    "Tenang, Riley. Meskipun begitu, kau tetap harus tetap ke sana," Riley bertekad.Dia yang kini bersembunyi di balik tembok besar segera melipat kertas itu lagi dan mulai berjalan dengan masih berhati-hati. Tidak hanya para prajurit saja yang dia hindari, tapi dia juga harus menghindari kamera CCTV.Begitu seperempat perjalanan, dia mengertakkan giginya karena terpaksa harus bersembunyi di balik pohon besar karena melihat rombongan prajurit yang terlihat betah berada di daerah itu."Kenapa mereka hanya berdiam diri di situ?" Riley bergumam pelan.Sayangnya, ternyata prajurit yang berjumlah enam orang tak kunjung pergi dari sana sehingga Riley tak bisa bergerak maju sampai dia menunggu hingga lima belas menit lamanya. Dia pun segera memutar otak, mencari jalan lain."Jalan lain ... melewati tempat tinggal Putri Rowena. Sial! Di sana lebih ketat," Riley bergumam lagi.Namun, dia memilih mengambil resiko itu dan segera memutar badan. Perlahan dia berjalan dan mengambil jalur lain yang ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Sang Dewa Perang Terkuat    39. Ini Berbahaya!

    "Tidak, Yang Mulia. Tidak seperti itu," Riley membantah cepat-cepat.Rowena memicingkan mata, menatap pemuda itu dengan mata jernihnya, mencoba mencari-cari tanda-tanda kebohongan melalui mata Riley. Namun, ternyata dia tak bisa menemukannya sehingga gadis muda yang masih berusia 18 tahun itu mengangguk."Kalau begitu, katakan yang sebenarnya!" Rowena berujar dengan nada memerintah, khas seorang anggota kerajaan.Riley menimbang-nimbang, membasahi bibir, hingga kemudian memutuskan untuk menjawab, "Saya memang ingin menemui salah seorang staf wanita tapi itu karena ada sesuatu yang ingin saya tanyakan kepada dia, Yang Mulia."Rowena masih menunggu kelanjutan penjelasan Riley itu. Namun, ternyata Riley tak berkata apapun setelah itu."Hm, baiklah. Aku melepaskanmu kali ini," Rowena berkata pelan.Seolah Riley tak menduganya sama sekali, pemuda itu mengangkat kepalanya tiba-tiba, "Yang Mulia. Anda serius?"Rowena mendesah pelan, "Ya. Ini karena kau sudah menyelamatkan aku dan aku bukan o

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Sang Dewa Perang Terkuat    40. Examiner

    "Oh, hm ... aku ...."Riley berdeham kecil, menyamarkan kegugupannya. Sementara James menatapnya dengan mata elangnya tanpa berkedip, seakan sedang menginterogasi teman satu kamarnya itu melalui tatapan. Meskipun lampu di dalam kamar itu tidak terlalu terang, keduanya masih bisa melihat dengan jelas dengan sorot cahaya minim. Akan tetapi, tentu saja Riley tidak mau kalah dari James. Dia pun segera memutus tatapan mereka dan memilih untuk lanjut berjalan melewati James yang masih terheran-heran menatapnya. Pemuda itu kemudian duduk di atas tempat tidurnya, sebelum dia berkata, "Aku ... dari luar."James mengembuskan napas dengan kasar dan lompat kembali ke atas tempat tidur empuknya, "Aku tahu kau memang dari luar. Maksud aku, kau dari mana? Tak mungkin kau berjalan-jalan ke luar tanpa tujuan atau arah kan?""Itu yang baru saja aku lakukan," Riley menjawab setelah mendengar perkataan James yang akhirnya malah menjadi sebuah ide untuknya."Omong kosong. Kau tidak mungkin jalan keluar

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Sang Dewa Perang Terkuat    41. Itu Tidak Adil!

    Bukannya menjawab pertanyaan Andrew, Greg malah tertawa misterius, membuat Andrew kian penasaran.Namun, Andrew tetap percaya pada teman lamanya itu sehingga akhirnya dia hanya berkata, "Lakukan yang terbaik. Aku harap caramu ini berhasil.""Pasti berhasil," Greg berkata dengan penuh percaya diri.Andrew mengangguk dan beberapa hari kemudian membiarkan pria yang telah memiliki satu putra yang masih menempuh pendidikan di luar istana itu mengatur segala hal.Tidak seperti biasanya, pagi di mana Greg akan memulai menjadi penguji, para calon prajurit itu tidak dibiarkan menikmati sarapan pagi mereka. Mereka justru diminta untuk langsung berbaris di tengah lapang tiga puluh menit sebelum latihan dimulai."Aku cemas," Alen memecah keheningan yang sedang menyelimuti barisannya.Riley yang berdiri tepat di sampingnya menanggapi tanpa menoleh, "Semua orang sedang cemas, Alen."Diego menelan ludah dengan begitu sangat gugup. Pria muda yang sudah memotong rambutnya menjadi super pendek dan berb

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11
  • Sang Dewa Perang Terkuat    42. Dia Tidak Bercanda!

    "Apa yang kami lakukan selama ini menjadi sia-sia."Namun, Greg hanya mengangkat tangan, meminta mereka diam kembali. Pria paruh baya yang masih terlihat sangat bugar di usianya yang telah mencapai lebih dari setengah abad itu berujar, "Aku tidak menerima protes. Bagi kalian yang tidak setuju, kalian bisa meninggalkan istana ini sekarang juga."Perkataan Greg tersebut membuat semua calon prajurit itu terdiam seketika.Setelah merasa mereka sudah tenang, Greg berkata lagi, "Hal ini dimaksudkan agar kalian tidak terpacu dengan peringkat. Seharusnya kalian senang karena tak perlu lagi terbebani dengan peringkat itu selama aku menjadi penguji kalian."Alen tiba-tiba mengangkat tangan. "Pak, bagaimana dengan pemilihan jenderal perang? Apa tetap tiga kandidat dari prajurit baru, prajurit lama dan prajurit pilihan Jenderal Reece?""Ya, itu tidak akan berubah. Aku tidak akan mengganti apapun yang telah ditetapkan oleh Jenderal Reece dan Raja Keannu." Jawaban itu membuat mereka tenang kembal

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11
  • Sang Dewa Perang Terkuat    43. Kau Pasti Berhasil!

    Alen dan Diego pun kini hanya bisa bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan."Sekarang, perhatikan layar dan segera pergilah ke gedung latihan menurut daftar yang tertera di layar itu!" suara Greg kembali terdengar.Riley yang masih terlihat tenang itu segera memusatkan kembali perhatiannya pada layar itu dan membaca.Nama Alen menjadi yang pertama muncul di layar itu dibandingkan ketiga temannya yang lain. Pemuda yang jantungnya berdetak lebih kencang dibanding sebelumnya itu berkata, "Sampai ketemu di latihan kedua, kawan."Riley mengangguk dan membalas, "Kau pasti berhasil."Alen balas tersenyum sebelum kemudian meninggalkan area itu dengan perut yang masih kosong. Tidak lama kemudian, nama Riley pun muncul. Dia pun berkata, "Aku pergi dulu."James menanggapi, "Kalau kau gagal, aku bersumpah akan langsung mengajakmu berduel, Wood."Riley mendengus, tapi dia tahu James sedang memberinya semangat. Memang, cara James sangatlah aneh, tapi Riley bisa memahaminya dengan baik.Hal itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Sang Dewa Perang Terkuat    44. Lihat Layar Itu!

    Riley mendengar percakapan itu dengan samar tapi dia sama sekali tidak terganggu. Pemuda itu masih bisa menjaga konsentrasinya dengan baik.Bahkan, kini dia terkesan jauh lebih berkontrasi penuh. Memang, dalam hal fokus, Riley selalu menjadi yang terbaik. Ayahnya sendiri, William Mackenzie bahkan juga mengatakan bila sang putra memiliki daya fokus yang jauh lebih baik dibandingkan dengan dirinya.Sang petugas dengan cermat memperhatikan setiap peluru yang ditembakkan oleh Riley dan terkesan dengan kemampuan Riley yang begitu cepat."12," sang petugas berujar sembari tersenyum.Petugas yang lain mulai ikut tertarik dan melihat Riley yang kembali menembak. Begitu tembakan itu terkena sasaran, para petugas itu tersenyum senang.Para calon prajurit yang tadinya berkomentar buruk itu terlihat kaget, "Bagaimana bisa dia secepat itu?""17," sang teman yang selalu menghitung.Mereka terpana ketika sang petugas akhirnya berujar, "25 dengan catatan waktu ...."Ketika menyebutkan waktu yang diha

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Sang Dewa Perang Terkuat    45. Apa Kau Lupa?

    "Kita akan segera tahu sebentar lagi," Riley menjawab sambil masih menatap ke arah layar.James yang masih mengunyah rotinya berkomentar, "Ada sepuluh pesawat. Memang berapa calon prajurit yang bisa diangkut oleh pesawat itu?""100 aku rasa." Riley memutar arah pandang, kini mencari kedua sosok teman-teman satu kamarnya yang masih belum terlihat di sana.James berhenti mengunyah seketika, "Wow! Kau tahu lebih banyak ternyata."Tetapi Riley tak menanggapinya, James pun melanjutkan, "Hei, ayahmu sebelumnya seorang mantan prajurit kan? Ayo, jujurlah!"Mendengar ucapan itu, Riley seketika menoleh, "Memang kenapa kalau ayahku dulu seorang prajurit? Dan kenapa kalau bukan?"James mendesah dan segera menghabiskan rotinya yang tersisa sedikit sebelum dia berbicara kembali. "Maka semua kemampuan yang sudah kau perlihatkan selama ini menjadi masuk akal, kalau memang memiliki ayah yang dulu seorang prajurit."Riley kembali mengedarkan arah pandang dan tetap mempertajam matanya, guna mencari Alen

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    60. Tujuan Riley

    Diperlakukan seperti seorang anak kecil oleh Rowena, tentu saja Xylan tidak mau menerimanya. Dia itu seorang raja. Dia tidak ingin wibawanya jatuh di hadapan semua orang hanya karena masih dianggap seperti bocah oleh kakak perempuannya itu.Secara cepat dia menoleh ke arah sekelilingnya guna melihat apakah ada orang yang melihat sang kakak menyentuh rambut bagian kepala belakangnya. Akan tetapi, dia menghela napas lega ketika tidak ada yang melihatnya.Ah, aku sudah menjadi raja. Siapapun tidak akan berani melihat ke arahku jika aku tidak memberi mereka izin, Xylan berkata dalam hati. Pria muda itu menggelengkan kepala, merasa terlalu mengkhawatirkan hal yang tidak terlalu penting.“Bukan. Bukan aku tidak percaya kepadamu, Rowena. Masalahnya adalah … itu ….”Oh, Xylan kehilangan kata-kata. Dia kesulitan merangkai kata-kata, takut bila perkataannya bisa menyinggung sang kakak.Tetapi, dia melihat Rowena terdiam, seolah memang menunggu lanjutan ucapannya sehingga dia pun berujar, “Beg

  • Sang Dewa Perang Terkuat    59. Kau Tidak Percaya?

    Lelah mendengar pertanyaan-pertanyaan Nick Collins, si pria cerewet itu, akhirnya Gary Davis menjawab, “Tidak ada. Aku hanya ingin tidur. Apakah kau keberatan jika aku memejamkan mata sekarang?”Nick Collins mengedipkan mata, terlihat tampak kecewa.Tapi, Gary tidak peduli dan menambahkan, “Aku sangat lelah. Hari ini penobatan Raja Xylan. Banyak sekali hal yang aku lakukan.”Gary menghela napas lelah dan memasang ekspresi wajah memelas sehingga Nick menjadi kasihan.Dia pun langsung menanggapi, “Oh, maafkan aku. Gara-gara aku kau jadi tidak bisa beristirahat. Baiklah, silakan ambil waktumu.”Gary Davis tersenyum penuh terima kasih dan segera memejamkan mata.“Selamat beristirahat, kawan!” kata Nick kala dia melihat kedua mata Gary telah terpejam.Tidak lupa dia menambahkan, “Kita bisa lanjut mengobrol nanti.”Tidak usah, tidak perlu, Gary membatin sambil masih memejamkan mata.Dia tentu saja tidak mau repot-repot membalas ucapan Nick dan tetap berpura-pura tidur. Padahal sesungguhnya

  • Sang Dewa Perang Terkuat    58. Penumpang Cerewet

    Pemuda berusia 23 tahun itu melonggarkan bagian kerah kemejanya dan kemudian duduk dengan nyaman. Wajahnya tampak cerah penuh senyuman. Bahkan, salah seorang penumpang lain yang duduk satu kompartemen dengannya merasa bila pemuda yang membawa tas ransel dengan lambang Kerajaan Ans De Lou itu merupakan pria muda yang sangat ceria.“Maaf, di mana Anda akan turun?” Gary bertanya untuk sekedar berbasa-basi dengan teman satu kompartemennya itu.Pria yang terlihat seusia dengannya itu pun menjawab, “Vues Hill.”Gary mengangguk, “Oh, Anda berarti turun sebelum saya.”“Anda memang turun di mana?” pria itu bertanya balik. “Ah, saya akan turun di stasiun terakhir, Wenderstein,” jawab Gary.Pria itu mengerutkan dahi, “Wenderstein? Anda berasal dari daerah … yang pernah menjadi milik Kerajaan Sealand rupanya.”Gary tersenyum ramah dan mengangguk, “Anda sepertinya mengetahui daerah saya.”Pria itu langsung manggut-manggut, “Tentu saja. Saya pernah pergi ke sana beberapa kali.”Gary sebetulnya en

  • Sang Dewa Perang Terkuat    57. Satu Hari Cukup?

    “Mohon ampuni saya, Yang Mulia. Saya … akan berhenti berbicara dan mendengarkan Anda,” kata Gary Davis yang setelah mengucapkan hal itu segera menutup mulutnya rapat-rapat. Lelaki muda itu pun juga menundukkan kepala seolah takut bila dirinya akan membuat sang raja muda murka kepadanya.Xylan mendesah pelan melihat kepatuhan asisten pribadinya itu dan kemudian menanggapi, “Gary, aku … sudah mengingkari janjiku. Aku tidak bisa membuatmu menempati posisi penting di istana ini.”Dia mengamati ekspresi wajah Gary yang sialnya tidak terlihat olehnya karena kepalanya tertunduk agak dalam.Tetapi, melihat Gary yang tidak bergerak sedikitpun Xylan yakin Gary mendengarkan semua perkataannya dengan baik-baik.“Tapi … bukan berarti aku tidak bisa melakukannya selamanya,” Xylan melanjutkan.Perkataan Xylan berhasil membuat Gary sedikit menggerakkan kepalanya tapi masih tetap dalam posisi tertunduk.Xylan tersenyum samar dan menambahkan, “Iya, Gary. Kau tidak salah mendengar. Aku hanya menunda pe

  • Sang Dewa Perang Terkuat    56. Katakanlah, Yang Mulia!

    “Jenderal Gardner, kau selalu bisa membaca apa yang ada di dalam otakku,” Xylan menjawab pelan.Sudut bibir James pun terangkat sedikit membentuk sebuah senyuman tipis.“Katakanlah, Yang Mulia! Saya siap membantu Anda,” James berujar santai.Xylan menganggukkan kepala, “Ini tentang kau.”“Tentang saya?” James mengulang dengan ekspresi terkejut.Pria muda itu sama sekali tidak mengira bahwa jawaban dari sang raja justru mengenai dirinya. Dia pikir yang dimaksud Xylan adalah kekhawatirannya terhadap pemerintahan. Dengan nada bingung dia bertanya, “Apakah ada sesuatu yang saya lakukan mengganggu Anda, Yang Mulia?” Xylan menggelengkan kepala dengan tegas, “Tidak. Kau justru lebih banyak membantuku dan itu sudah di luar ekspektasiku.”Hal itu tentu semakin membuat James tidak mengerti, “Lantas apa yang Anda pikirkan tentang saya?”“Ini soal perjanjian kita sebelum aku dilantik,” jawab Xylan.Dahi lebar James mengerut, tapi dia segera menyadari dengan cepat tentang apa yang dimaksud oleh

  • Sang Dewa Perang Terkuat    55. Tidak Kecewa?

    Seorang staf wanita dari kementerian lain seketika menertawakan perkataan Celine Klein. Wanita muda itu adalah Lucy Berry.Tetapi Celine, wanita muda berusia dua puluh lima tahun itu hanya menatapnya dengan alis terangkat sebelah. Dia tidak tampak terganggu sama sekali, justru penasaran.Beberapa orang juga akhirnya ikut tertawa bersama wanita yang juga terlihat seusia dengan Celine.Dikarenakan tidak mendapatkan tanggapan sesuai yang dia inginkan, Lucy berkata dengan nada sinis, “Kenapa kalau Raja Xylan memilih seorang wanita dari kalangan biasa? Apa … kau berminat menjadi istrinya?”Celine hendak menjawab, tapi Lucy menertawakan dirinya lagi dan berujar, “Jangan terlalu banyak berharap! Meskipun Raja Xylan memilih seorang wanita yang bukan berasal dari anggota keluarga kerajaan, dia tetap tidak mungkin melirik seorang staf biasa sepertimu.”Tatapan matanya pada Celine jelas sangat meremehkan, namun Celine tetap terlihat tenang dan santai.Wanita muda itu malah dengan berani berkata,

  • Sang Dewa Perang Terkuat    54. Raja Terbaik?

    Perkataan Perdana Menteri Kerajaan Ans De Lou yang telah berjasa banyak untuk negeri itu seketika membuat sebagian besar menteri di istana itu menjadi terkesima.Banyak di antara mereka yang takut bernapas. Bahkan, ada juga yang tidak berani hanya sekedar menggerakkan bola mata mereka. Hal itu lantaran menurut mereka Philip Crawford terlalu berani sehingga mereka berpendapat bahwa kali itu raja muda yang baru saja dilantik itu pasti akan kehilangan kesabarannya dan marah besar.Reiner Anderson, salah satu komandan perang di negeri itu hampir merasa jika hal itu adalah akhir dari perdebatan yang terjadi antara dua orang yang berbeda generasi itu.“Perdana Menteri Crawford pasti tamat kali ini. Raja Xylan tidak mungkin membiarkannya,” kata Reiner dengan nada suara terdengar penuh kengerian.Josh Cleve mengedipkan mata dan berkata, “Kau benar, Rei. Tuduhan itu sedikit keterlaluan menurutku. Kalau begitu caranya, raja muda itu pasti akan mendepak si tua Crawford.”Benedict Arkitson yang

  • Sang Dewa Perang Terkuat    53. Demi Kebaikan

    Philip Crawford pun menjawab, “Yang Mulia, Anda telah melakukan kesalahan besar.”Semua orang menahan napas mendengar jawaban yang sangat berani yang dikatakan oleh Philip.Bahkan, Ashton Rowles tampak terkejut setengah mati hingga lupa menutup mulutnya yang terbuka lebar.“Astaga! Apa Perdana Menteri sudah hilang akal?” gumam seorang menteri yang berdiri tidak jauh dari Ashton.Seorang temannya yang juga merupakan menteri pun membalas, “Dia memang sudah gila.”“Aku rasa dia berani membantah raja karena dia tidak rela kehilangan jabatannya,” sahut menteri lain.Seorang staf kementerian kehutanan mengangguk, “Anda semua benar, menteri. Sepertinya Perdana Menteri Crawford tidak bisa menerima keputusan raja.”“Itu sudah jelas. Hanya saja … kalau aku menjadi Perdana Menteri, aku akan melakukan hal yang sama,” kata seorang staf kementerian yang lain.Menteri Sosial menanggapi, “Mengapa?”Orang itu mengangkat bahu, “Masalahnya adalah … dia digantikan oleh seorang yang memiliki kriteria jauh

  • Sang Dewa Perang Terkuat    52. Ya, Perdana Menteri?

    “Tidak, sudah aku katakan dia tidak mungkin melakukannya, Perdana Menteri,” Ashton Rowles berkata pelan.Namun, dari nada suaranya, Philip merasakan bila Ashton pun tidak yakin dengan apa yang dia katakan.Hal itu membuat Philip mendecakkan lidah, sedangkan Ashton sendiri juga sebenarnya mulai tidak yakin dan keheranan.Akan tetapi, dia tidak akan mengungkapkan keraguannya itu pada Philip karena tidak mau seniornya tersebut merasa kesal.“Sudahlah, kalau dia memang berniat memecatku, aku akan terima. Mungkin ini memang sudah waktunya aku pensiun dari istana,” kata Philip dengan nada terdengar muram.Ashton sontak merasa kasihan tapi dia tahu dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu keputusan raja.“Jabatan Perdana Menteri Kerajaan Ans De Lou tetap akan dipegang Philip Crawford yang telah berjasa begitu banyak untuk kerajaan ini,” kata Xylan.Philip melongo tak percaya.Sementara Ashton langsung tertawa lega dan berkata, “Aku benar kan, Perdana Menteri? Dia tidak memecatmu.”“Sel

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status