Share

160. Menghindar?

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-14 20:31:26

Alen segera menggelengkan kepala, menjawab dengan terbata-bata, “Ti-tidak ada apa-apa, Jendral Reece.”

Andrew Reece tampak terlihat curiga, tapi sang jenderal perang memilih untuk tidak terlalu membahasnya.

Dia pun hanya berkata, “Baiklah, kalau begitu silakan beristirahat. Malam ini kalian harus mendengarkan instruksi perang selanjutnya dari para senior kalian.”

James mengernyit heran, tapi Riley lebih dulu berkomentar, “Apa strategi perang akan disampaikan oleh para senior kepada … kami para junior, Jenderal?”

Andrew menoleh ke arah Riley dan tersenyum lembut, “Iya. Tiga puluh menit lagi, aku akan memanggil para komandan beserta beberapa senior untuk membahas masalah itu. Setelahnya, para senior akan memanggil rekan-rekannya dan juga kalian sebagai junior mereka untuk menjelaskan apa yang aku sampaikan.”

Mendengarkan penjelasan tersebut, James mendadak langsung muram. Sementara Alen menghela napas panjang, sadar bila situasi mereka sedang tidak bagus.

Sedangkan Riley tampak terliha
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    161. Harapan Kecil

    Riley terbungkam, benar-benar tidak bisa membantah perkataan James.Pemuda itu kemudian menghela napas panjang.James mendesah melihat tatapan lembut Riley ke arahnya, “Hei, dengar. Aku tahu kalau ayahku sudah berbuat salah, tapi … bukan berarti orang berhak mengatakan kalau dia jenderal terburuk. Iya kan? Bagaimanapun juga, dia telah melindungi kerajaan ini. Dia pun telah mempertaruhkan nyawanya.”“Aku … hanya berharap orang-orang tidak hanya melihat kesalahan ayahku, tapi juga melihat apa yang telah dia lakukan. Apa .. harapanku itu terlalu berlebihan, Wood?” lanjut James yang dalam nada suaranya terdapat nada putus asa.Riley merasa miris akan keinginan kecil James yang memang tidak pernah digubris oleh begitu banyak orang. Tetapi dia tetap mencoba menanggapi dengan berujar, “Tidak. Ayahmu memang berhak mendapatkan sebuah kehormatan. Aku paham.”James sontak membeku di tempatnya duduk tapi dia tidak memberikan reaksi apapun.Riley pun lanjut berkata dengan hati-hati, “Tapi kau juga

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Sang Dewa Perang Terkuat    162. Kita Dapat Riley Wood!

    “Apa aku tidak salah dengar?” seorang prajurit kelas dua berkomentar dengan nada terkejut.Sementara yang lain juga berkata, “Bagaimana bisa seorang calon prajurit mendapatkan kesempatan bertempur dengan Jenderal Perang?”“Kau benar. Sebelumnya tidak ada satupun calon prajurit yang bisa ikut dalam medan perang yang sesungguhnya, tapi sekarang bisa ikut. Lalu apa lagi ini? Bergabung dengan pasukan utama? Benar-benar tidak bisa dipercaya,” gerutu seorang prajurit kelas satu yang terlihat tidak terima dengan pembagian kelompok para prajurit tersebut.James mendengar semua ocehan itu dan dirinya sendiri pun juga masih tidak menyangka akan keputusan itu.Dia pun kemudian bertanya, “Anda yakin tidak salah membaca, senior?”“Kau pikir penglihatanku buruk sampai aku tidak bisa membaca dengan benar, Gardner?” ucap si staf dengan nada tersinggung.James pun semakin bingung.Riley melihat situasi yang bisa saja menjadi tidak terkendali akibat keputusan itu sehingga dia cepat-cepat berkata, “Suda

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Sang Dewa Perang Terkuat    163. Kesalahan Ben

    Riley terlihat terdiam selama beberapa detik dan hal itu seketika membuat Ben berkata lagi, “Masuk ke dalam kelompok mana?”Dengan berat hati Riley terpaksa menjawab, ”Kelompok tiga.”Ben mendesah tapi dirinya manggut-manggut. Pria itu sedikit kecewa dengan pembagian prajurit itu, tetapi dia tahu bila tidak ada yang bisa dia lakukan.“Dia tidak terlihat sedih atau kecewa dengan hasilnya,” kata Riley, mencoba membuat Ben menjadi jauh lebih tenang.Ben pun tersenyum, “Aku tahu. Dia tidak pernah protes perihal pembagian kelompok sejak dulu.”Dia menjeda selama beberapa detik dan berujar lagi, “Yah, terkadang dia memang berkata tidak suka atau terlihat cemas. Tapi sesungguhnya dia tidak peduli dengan hal semacam ini.”Riley juga memahaminya, namun anehnya yang terlihat sedih justru Ben. Pemuda itu tidak mengerti mengapa malah Ben yang meratapi nasib Shin.Namun, kemudian Ben tiba-tiba berkata, “Shin ingin sekali menjadi salah satu staf medis.”Riley terbelalak kaget, “Ke-kenapa tidak bila

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Sang Dewa Perang Terkuat    164. Pikirkan!

    Di saat letusan itu terdengar oleh pasukan musuh, mereka langsung panik. “Apa ini? Mereka berani menyerang kita sekarang?”“Bukankah mereka baru saja kehilangan banyak pasukan?”Seorang jenderal perang Kerajaan Fermoza yang berwajah bengis cepat-cepat mengambil senjatanya dengan agak panik.Dia pun berteriak dengan kesal pada seorang pria yang dengan gugup menyentuh senjata miliknya, “Penasihat Perang, apa maksudnya ini?”Pria itu menggeram marah, “Kau bilang kalau mereka tidak mungkin berani menyerang kita jika kita menempatkan para komandan perang di tempat yang berbeda, di semua titik terpencil. Kau … juga yakin strategi ini akan membuat mereka kebingungan.”“Lalu apa ini? Mereka bahkan berani menyerang daerah ini,” lanjut jenderal perang bernama Fabian Fermoza itu.Pria itu masih terbilang cukup muda, masih berusia sekitar tiga puluh tiga tahun dan dia merupakan salah satu sepupu raja yang saat ini sedang memimpin.Sang penasihat raja dengan bibir bergetar yang telah pucat membal

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Sang Dewa Perang Terkuat    165. Ketidakberuntungan

    Philip menimbang-nimbang selama beberapa saat, masih juga belum memantapkan diri. Sorot matanya masih memperlihatkan kebimbingan yang besar.Sedangkan, Alexander tidak ingin membiarkan pria itu berpikir lebih jauh ataupun sadar akan sesuatu yang membuatnya rugi.Selain itu, dia tidak memiliki waktu yang cukup banyak sehingga dia benar-benar harus mendesak Philip agar dirinya bisa segera memberikan solusi atas kekacauan yang sedang terjadi saat ini. “Apa lagi yang kau tunggu?” ucap Alexander dengan setengah menahan kesal.Philip membasahi bibir dan berniat untuk membalas, akan tetapi Alexander tiba-tiba mendahuluinya dengan berkata, “Oh, sepertinya kau memang tidak mau.”“Tu-Tuan. Sa-saya ….”Philip terlihat kaget saat Alexander memalingkan muka.Sang penasihat perang juga mengibaskan tangan dan berkata dengan nada tersinggung, “Aku hanya memberimu sebuah kesempatan bagus. Kalau kau memang tidak ingin kesempatan ini, aku tidak akan memaksamu lagi.”Philip membelalakkan mata. Apalagi k

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Sang Dewa Perang Terkuat    166. Sebuah Tim

    Riley bahkan bengong selama sekitar tiga detik dan hampir saja terkena sebuah tembakan yang mengarah ke bagian jantungnya jika seseorang telat menarik dirinya untuk menghindar dari serangan itu.Sebetulnya tidak ada yang bisa menyalahkan seorang prajurit muda yang merasa gugup ketika diharuskan berhadapan dengan pemilik jabatan tertinggi di pasukan musuh.Siapapun pasti akan gemetar menghadapi jenderal perang yang diketahui memiliki kemampuan yang paling hebat dibanding anak buahnya.Hal itu pun terjadi pada Riley. Tapi dia sama sekali tidak takut. Pemuda itu hanya terlalu kaget dan sedikit agak gugup.Secara refleks pemuda itu menoleh ke arah orang yang telah menyelamatkan nyawanya itu terkejut ketika mengenali orang yang selalu menggunakan helm pelindungnya dengan agak miring itu, “James.”“Bagaimana kau bisa ada di sini? Bukankah kau seharusnya berada di sebelah-”James menggeram marah, “Kau ini kenapa? Kenapa bisa hilang fokus? Apa kau-”Tetapi, sebelum dia menyelesaikan omelannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Sang Dewa Perang Terkuat    167. Kau Buta?

    Seakan bisa menebak tindakan apa yang akan diambil oleh William Mackenzie, Andrew Reece pun berkata, “Jika dia tahu apa yang sedang terjadi di sini, dia pasti akan memilih untuk menyembunyikan identitas putranya sampai waktu yang tidak ditentukan.”Greg Sehel ingin membantah, tapi dia sungguh tidak bisa memikirkan hal yang mungkin akan dilakukan oleh sang jenderal perang terbaik itu sehingga dia hanya bisa berharap bila hal rumit tidak akan terjadi di masa depan.Di sisi lain, Riley dan James masih terlihat kompak, bahkan berbagi tugas untuk melumpuhkan sang jenderal perang dari Kerajaan Fermoza tersebut.Beberapa prajurit kelas satu terlihat kaget melihat keberanian dua pemuda itu.“Apa mereka tidak takut mati?”“Aku rasa tidak. Kalau mereka takut, mereka berdua tidak akan maju sampai ke tempat berbahaya itu.”Seseorang menanggapi, “Sudahlah, biarkan saja mereka. Mereka itu terlalu bodoh." Prajurit kelas dua menanggapi, “Melawan jenderal perang? Hanya prajurit yang ingin mati saja y

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Sang Dewa Perang Terkuat    168. Ini Sulit!

    Riley seketika tersadar bila ternyata perkatannya ternyata membuat James kecewa terhadapnya. Riley pun kembali menghampiri James dengan hati-hati dan menepuk punggung temannya itu. Dia lalu berkata, “Bukan. Bukan aku takut kau akan meniru ayahmu.”Dia berhenti sejenak sebelum kemudian melanjutkan, “Kau tahu … apa saja bisa terjadi di dalam peperangan. Semua serba mungkin. Tapi … yang aku maksud adalah kau bisa saja kehilangan kendali diri dan membunuhnya.”“Bagaimanapun juga, kita telah lama berperang dan bahkan perang ini adalah salah satu perang terlama yang pernah terjadi di kerajaan kita. Kita semua lelah, itu sudah pasti. Karena kelelahan dan kekesalan bisa saja kau melakukannya.”James masih terdiam dan menatap Riley seolah sedang menilai pemuda itu.Tetapi, Riley dengan sangat begitu tenang berkata lagi, “Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan ayahmu dan aku pun yakin kau jauh berbeda dari dia.”“Benar kan?” tambah Riley, menekankan kalimat terakhir yang dia katakan.Ri

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    35. Lalu Siapa?

    “Ah, kalau kau tidak siap melepas jabatan penting itu, bukankah kau seharusnya berhati-hati ketika berbicara, Perdana Menteri? Ingatlah, yang kau bicarakan itu bukanlah hal yang pantas,” kata James dengan nada tajam.Siapapun yang mendengar suara James yang penuh ancaman itu pastilah akan takut.Dan tidak disangka-sangka, ancaman James Gardner ternyata berhasil membungkam si tua Philip. Philip tak lagi berani berbicara dan hanya diam saja. Tetapi, tatapannya yang penuh kekesalan itu masih bisa dilihat oleh James.Tentu saja, kau pasti sangat kesal padaku, Perdana Menteri. Namun, kau sudah pasti tidak mau kehilangan jabatanmu hanya karena tuduhan konyol itu, James membatin.Hal tersebut membuat Monica Wilhelm dan kedua anak-anaknya merasa sedikit lebih tenang.“Y-Yang Mulia, saya … saya ….” Philip berusaha berbicara lagi, tapi kegugupannya terlihat sangat jelas sehingga James pun tahu orang tua itu tidak mungkin berani berkata hal ngawur lagi. James pun segera menanggapi, “Kenapa, Per

  • Sang Dewa Perang Terkuat    34. Perdana Menteri

    Philip Crawford terbatuk-batuk begitu mendengar perkataan James Gardner.James menaikkan alis kanan, tampak menanti penjelasan Philip.Philip pun berdeham kecil dan membalas tanpa berani melihat ke arah James, “Bukan saya yang menuduh Anda, Jenderal Gardner. Hanya saja … seluruh penghuni Kerajaan Ans De Lou membicarakan hal ini. Anggap saja saya hanya menyampaikan apa yang sedang dipikirkan oleh mereka.”James tertawa pelan, membuat Philip seketika menoleh ke arah dirinya. Begitu juga dengan Monica dan kedua anaknya yang tampak terkejut melihat reaksi sang jenderal perang.“A-apa yang lucu dari perkataan saya sampai Anda tertawa, Jenderal Gardner?” Philip berkata dengan nada tersinggung.James menghentikan tawanya dan mendesah pelan sebelum berkata, “Tidak ada yang lucu. Hanya saja aku merasa kau sangat pengecut sekali, Perdana Menteri.”“Pe-pengecut? Apa maksudmu, Jenderal?” Philip membelalakkan mata, jelas semakin tersinggung.“Benar. Tentu saja kau hanyalah seorang pengecut. Kau m

  • Sang Dewa Perang Terkuat    33. Penyebab

    “Jadi, kalian bisa memberi kami waktu untuk meratapi anggota keluarga kami, bukan? Kalian tidak lupa bukan bahwa Keannu Wellington bukan hanya seorang raja negeri ini, tapi dia adalah kepala keluarga kami. Dia suamiku, ayah dari kedua anakku dan seorang kakek dari cucuku,” kata Monica dengan nada datar tapi tegas.Perkataan sang ratu rupanya berhasil membuat para pejabat istana itu saling lirik dan akhirnya terbungkam.Beberapa di antara mereka tampak mundur beberapa langkah seakan memang benar-benar tidak ingin mengganggu lagi anggota keluarga kerajaan. James Gardner sendiri tersenyum melihat para pejabat istana yang sebagian merupakan jajaran menteri penting itu tidak berkutik di hadapan sang ratu. James tidak bisa tidak terkesan pada kemampuan sang ratu yang mampu membuat orang-orang tunduk atas perintahnya. Hal itu karena menurut James sangatlah langka dan jarang terjadi.Sebelum dia melepaskan jabatannya sebagai seorang wakil jenderal perang, dia telah bertemu dengan begitu ba

  • Sang Dewa Perang Terkuat    32. Bukankah Kami Berhak?

    Dikarenakan James tidak kunjung bergerak dari tempatnya berdiri dan malah terdiam seperti sebuah patung, Rowena langsung melirik ke arah Xylan.Xylan tentu saja mengerti maksud dari kakak perempuannya itu sehingga dia cepat-cepat berkata, “Jenderal Gardner, apa … kau baik-baik saja?”James sontak tersadar dari lamunannya dan mengangguk pada Xylan. Dengan kebingungan yang sedang menguasai pikirannya, dia tetap melangkah masuk ke dalam kamar sang raja.Begitu dia memasuki area itu untuk pertama kalinya, James bisa melihat jasad raja Kerajaan Ans De Lou yang terbaring kaku di atas tempat tidur mewah itu. Dia hanya bisa menghembuskan napas pelan melihat orang yang pernah bertanggung jawab atas kerumitan hubungan antara ayahnya dan juga ayah Riley itu. Akibat kesalahan raja yang telah wafat itu, hubungannya dengan Riley pun meregang.Akan tetapi, sang raja telah meminta maaf kepadanya dan dia pun telah memaafkan segala kesalahannya sehingga saat itu sudah tidak ada rasa amarah ataupun dend

  • Sang Dewa Perang Terkuat    31. Perisai

    Sebelum James memberikan jawaban atas perkataan Xylan Wellington, sang putra mahkota yang masih sangat muda itu, Xylan telah kembali berbicara, “Jenderal Gardner, aku tahu permintaanku ini sangat berlebihan.”“Dan aku tahu … tujuanmu bersedia kembali ke istana ini adalah demi kakak iparku, namun … aku sangat membutuhkan bantuanmu, Jenderal Gardner,” Xylan menambahkan dengan raut wajah penuh permohonan.James menghela napas panjang dan kemudian menggelengkan kepalanya.Hal itu membuat Xylan lemas dan juga kecewa. Tetapi, itu hanya berlangsung sementara karena tidak lama kemudian Xylan mendengar James berkata, “Anda tidak perlu meminta saya sampai seperti ini, Yang Mulia.”Xylan terhenyak. Terlebih lagi James melanjutkan dengan berkata, “Sebagai seorang Jenderal Perang Kerajaan Ans De Lou, tugas saya tidak hanya melindungi negeri ini. Tapi juga melindungi kepala pemimpin kerajaan ini.”Mulut Xylan terbuka sedikit karena terkejut mendengar jawaban James yang tanpa sedikitpun keraguan it

  • Sang Dewa Perang Terkuat    30. Kau Bisa Membantuku?

    “Apa yang sedang terjadi sebenarnya?” Reiner terlihat semakin bingung.Biasanya, jika mereka memenangkan sebuah peperangan, mereka akan disambut dengan begitu meriah.Tidak hanya sejumlah prajurit istana saja yang menyambut mereka, namun juga para pejabat istana serta anggota keluarga kerajaan akan menyambut kedatangan mereka.Akan tetapi, saat itu hanya ada sejumlah prajurit dan prajurit pengawal pangeran saja yang ada di lapangan tempat pesawat mereka akan segera mendarat.Hal itu tentu saja menimbulkan berbagai pertanyaan yang akhirnya mencuat di kepala para prajurit yang baru kembali dari pertempuran antara hidup dan mati itu. “Apa mereka tidak mendengar kabar kemenangan kita?” celetuk salah seorang prajurit kelas satu dengan nada penuh rasa kecewa.Seorang prajurit kelas dua menanggapi, “Tidak mungkin. Mereka pasti mendengarnya. Ini sebuah kemenangan besar yang ditunggu-tunggu. Mereka tidak mungkin tidak tahu.”“Betul. Istana pasti telah mengumumkan berita paling membahagiakan i

  • Sang Dewa Perang Terkuat    29. Keresahan

    “Astaga, Xylan! Mengapa kau meragukan dia?” Rowena membalas dengan nada pelan, seolah takut membuat putra kecilnya yang sedang tertidur dalam gendongannya terbangun akibat suaranya yang mungkin terlalu kencang.Xylan menggelengkan kepala, “Aku sama sekali tidak bermaksud meragukan dia. Hanya saja, aku tahu tujuan utamanya kembali ke istana ini, Rowena. Dia ….”“Berhenti berpikir seperti itu! Dia akan sangat kecewa kalau dia tahu ternyata kau meragukan kesetiaannya,” kata Rowena dengan tajam.Rupanya nada suaranya kali itu sedikit agak lebih keras sehingga sang putra, Kharel Mackenzie terganggu tidurnya sampai bocah kecil itu menggerakkan tubuhnya.Rowena pun kembali mencoba untuk membuat pangeran kecil itu terlelap lagi dengan cara menimangnya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.Xylan terdiam, seakan dia tahu sang kakak masih belum selesai berbicara.Ternyata memang benar dugaan Xylan. Usai keponakan kesayangannya itu tertidur tenang lagi, Rowena pun berkata lagi, “Xylan, menuru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    28. Kegagalan?

    Selama Ben mengenal James, baru saat itu dia melihat James terlihat begitu sangat frustasi.Biasanya James selalu tampak datar, dingin dan tak jarang malah tanpa emosi. Akan tetapi, James yang sangat kaku itu telah berubah.Rasa cemas dan gelisah itu ditampakkan dengan jelas. Hal itu tentu membuat Ben cukup bingung menanggapinya.Akan tetapi, dia kemudian mendengar Reiner berkata, “Tenanglah, James! Ini bukan berarti kau tidak bisa membawa Riley pulan selamanya. Namun, kau hanya belum bisa membawanya pulang saat ini saja.”Reiner menepuk punggung James yang terlihat sedikit bergetar itu. Oh, Reiner sangat terkejut. Rupanya James benar-benar sangat memikirkan perasaan putra sahabat mereka itu. “Ingat, James. Kita akan kembali ke sana untuk mencarinya lagi, jadi kau tidak perlu merasa bersalah,” Reiner menambahkan.Bukannya menjadi tenang, James malah semakin resah. Pria muda itu menoleh ke arah Reiner dan membalas, “Bagaimana bisa aku tidak merasa bersalah, Rei? Aku … sudah berjanji

  • Sang Dewa Perang Terkuat    27. Apa yang Harus Aku Lakukan?

    Seakan baru tersadar, James sontak mengangguk perlahan, “Kau benar, Rei. Kita … harus kembali ke istana dan menyusun strategi lagi untuk menemukan Riley.”Reiner pun akhirnya bisa bernapas dengan penuh kelegaan.“Ayo! Kita harus segera meninggalkan tempat ini terlebih dulu,” ucap Reiner.James melihat sekeliling area tersebut untuk yang terakhir kalinya. Setelah dia merasa semua usahanya sudah cukup untuk saat itu, dia segera naik ke pesawat yang akan membawanya kembali menuju Kerajaan Ans De Lou.Selama dalam perjalanan, James lebih banyak terdiam.Sementara Reiner dan Ben yang juga berada di dalam pesawat yang sama dengan James berulang kali masih mengajak James berbicara. Namun, pria muda itu tetap memilih untuk diam.Padahal, Reiner ingin menghiburnya dengan cara mengalihkan perhatian James dari masalah Riley yang belum ditemukan. Sayangnya, dia masih gagal melakukannya. James masih terlihat tidak ing

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status