Beranda / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 151. Dia Pemimpin Kita!

Share

151. Dia Pemimpin Kita!

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-03 21:00:55

Tetapi, Greg Sehel tahu bila dia tidak bisa berbuat apapun. Riley, putra sang jenderal itu telah mengetahui resiko dari pertemanannya dengan James Gardner dan dia pun yakin pemuda itu pasti telah memikirkan banyak hal.

“Komandan, ada panggilan dari Jenderal Reece,” kata seorang staf beberapa saat kemudian.

Greg mengangguk dan segera masuk kembali ke tenda tempat di mana dia bisa berkomunikasi dengan Andrew Reece.

Riley melihat Greg yang masuk ke dalam tenda itu dan mengerutkan dahi, agak bingung.

James bertanya, “Kenapa? Apa dia … melakukan sesuatu tadi ketika kau berada di medan perang?”

Riley memutar arah pandang, “Apa yang kau bicarakan? Dia tentu saja melakukan banyak hal di medan perang. Dia pemimpin kita.”

James mendengus tidak sabar, “Maksudku, apa dia membuatmu dalam kesulitan? Seperti menyuruhmu untuk melakukan sesuatu yang sulit?”

“Kalau iya, apa dia itu-”

“Berhentilah berpikir hal yang tidak berguna, James Gardner!” potong Riley cepat.

“Aku kan hanya-”

“Kau mencemaskan aku
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sang Dewa Perang Terkuat    152. Kau Juga Tahu?

    Andrew Reece terdiam selama beberapa saat, seolah begitu sangat terkejut dengan pertanyaan yang dilemparkan oleh staf kerajaan itu kepadanya.“Anda … memiliki jabatan yang lebih tinggi daripada dia, Jenderal Reece. Bukankah seharusnya dia yang mematuhi perintah Anda?” tambah staf tersebut, seakan tidak tahu bila Andrew terlihat tidak nyaman dengan perkataannya yang sebelumnya. Tiba-tiba saja Andrew Reece membanting gelas yang terletak di depannya. Hal itu membuat sang staf terlonjak kaget, tidak pernah menduga mendapat respon semacam itu dari sang jenderal.Saking terkejut dirinya, staf itu sampai tidak berani menggerakkan bola matanya.Rupanya, perkataan terakhir staf kerajaan itu telah membangkitkan amarah Andrew. “Kau bilang jabatanku lebih tinggi darinya? Kau … salah besar. Meskipun saat ini aku jenderal perang Kerajaan Ans De Lou, William Mackenzie tetaplah orang yang akan berada di atasku. Tidak peduli dia sudah pensiun atau belum, dia tetap akan menjadi orang yang paling horm

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Sang Dewa Perang Terkuat    153. Apa Harus Seperti Itu?

    “Aku tahu,” Riley menjawab tanpa menatap mata James yang sedang menatapnya.James kembali bertanya, “Siapa orangnya? Apa dari prajurit senior atau pejabat istana?”Sebelum Riley menjawab pertanyaan James tersebut, seseorang yang berbaris tepat di samping James berkata, “Mana mungkin dia tahu? Para prajurit senior saja tidak tahu soal itu.”James seketika menoleh ke arah pemuda yang dia ketahui merupakan salah satu prajurit yang juga tinggal satu asrama dengannya, “Apa maksudmu para senior tidak tahu?”“Komandan Sehel tidak memberitahu siapapun. Dia hanya berkata bila strategi perang telah dirubah oleh seorang penasihat perang yang baru saja ditentukan oleh Raja Keannu.”Dia kemudian merendahkan suara karena tidak mau ada yang mendengar dia berbicara, “Mengenai siapa orangnya, entah itu berasal dari prajurit, pejabat atau orang luar istana, tidak ada yang tahu kecuali Komandan Sehel dan beberapa orang yang dipercaya oleh raja yang tahu.”James Gardner dengan sangat mudah memahami penje

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Sang Dewa Perang Terkuat    154. Bukankah Itu Aneh?

    Alen seketika menoleh ke arah James, juga Riley yang menatapnya dengan tatapan sulit dimengerti.Awalnya James agak bingung dengan tatapan dua temannya tersebut. Akan tetapi, seketika dia sadar akan sesuatu, “Hei, ayahku memang seorang pengkhianat. Aku tahu tentang hal itu, tapi … dia tidak mengkhianati kerajaan ini.”Dia pun melepaskan helm pelindung miliknya dan segera menggosok hidungnya. Kegiatan kecil itu adalah sebuah tanda di mana dia menjadi gugup dan gelisah.Menyadari hal itu, Riley langsung merangkul James dan berujar, “Kami tahu. Ayahmu bukan seorang pengkhianat seperti yang kita maksud. Tenanglah!”Alen juga menanggapi, “Riley benar. Kau … tidak perlu lagi merasa aneh lagi. Maafkan aku, tadi aku mungkin telah membu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Sang Dewa Perang Terkuat    155. Miskin?

    James terdiam, sontak terlihat berpikir serius.Alen pun juga ikut mengerutkan kening seraya menatap ke arah Riley seolah meminta penjelasan lebih lanjut.Melihat sebuah kesempatan datang kepadanya, Riley pun kembali menekankan, “Jadi, sudah seharusnya markas utama lebih teliti dan hati-hati. Tidak ada salahnya juga kita mengikuti prosedur ini. Ini akan menguntungkan banyak pihak, terutama kerajaan kita.”“Dengan tes atau pemeriksaan ini, kita juga bisa tahu siapa saja yang memilih mundur atau sudah tidak sanggup lagi untuk lanjut berperan,” jelas Riley lebih lanjut.James benar-benar tidak sanggup membantah perkataan Riley. Dia pun hanya bisa menggerutu, “Tapi … ini terlalu lama.”Ben dan Shin terpana melihat Riley yang ternyata bisa membuat dua junior mereka itu akhirnya tersadar.“Bersabarlah sedikit!” ucap Ben cepat-cepat, membantu Riley.“Apa lukamu semakin memburuk? Apa mau aku periksa, James?” tawar Alen yang kini tampaknya telah berada di pihak Riley sepenuhnya.Shin juga berk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Sang Dewa Perang Terkuat    156. Saksi?

    “Hidup sebagai seorang prajurit istana itu tidak mudah,” tambah Shin.Helaan napas pun terdengar dari sang prajurit yang dulunya merupakan staf medis itu. Peraturan istana memang membebaskan setiap prajurit yang selesai menjalani masa latihan untuk menikah. Tidak ada peraturan yang melarang mereka untuk menjalani kehidupan normal seperti masyarakat pada umumnya.Namun, di tahun pertama mereka menikah, mereka dilarang untuk membawa istri mereka tinggal di istana. Para istri prajurit tersebut hanya bisa masuk dan tinggal di istana di tahun kedua pernikahan mereka. Akan tetapi, mereka juga tidak serta merta bisa tinggal tanpa izin. Mereka harus menjalani tes dan pemeriksaan sampai akhirnya dinyatakan lolos. Tapi, begitu mereka bisa mendapatkan izin, mereka akan diberi kebebasan tinggal di istana menemani suami mereka tanpa batas dan berhak menggunakan fasilitas-fasilitas istana yang telah disediakan pihak kerajaan. “Jenderal Reece saja tidak menikah. Mengapa aku harus menikah?” jelas

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Sang Dewa Perang Terkuat    157. Aku Bahagia!

    James pun semakin meradang saat mendengar perkataan penuh kesinisan tersebut. Dia seketika melepaskan dirinya dari Riley dan berkata, “Kalian ini prajurit dari kelas satu, tapi mengapa tidak menggunakan otak untuk berpikir?”Staf tersebut melotot marah, “Anak muda, jaga bicaramu!”“Kenapa harus?” balas James yang kini sudah terbebas dari Riley, “Kalian saja tidak menjaga mulut kalian ketika berbicara.”“James,” panggil Riley.James menoleh, “Kenapa? Kau mau aku hanya diam saja ketika kita bahkan dituduh sebagai pasukan yang berkhianat? Aku … tidak bisa membiarkan mereka melakukannya.”Para prajurit dari kelas satu itu pun tertawa merendahkan. “Kau … hm, James Gardner. Gardner.”“Kalian dengar nama belakangnya yang baru saja aku katakan?” lanjut si prajurit berambut merah.Seorang staf yang membawa pistol di tangan pun mengernyitkan dahi, “Ah, jadi kau orangnya … anak si pengkhianat itu?”“Kau-”Wajah James memerah dikarenakan kemarahan yang telah menguasai dirinya. Riley mengepalkan t

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Sang Dewa Perang Terkuat    158. Sadarlah!

    Melihat James hanya terdiam saja, Reynhard menyeringai sekali lagi, menampilkan gigi taringnya seakan telah bersiap mengoyak James.Pria itu merasa telah berhasil membuat James takut sehingga dengan penuh percaya diri berkata, “Oh, bagus kalau kau sekarang takut. Kau memang harus tahu diri, Gardner.”“Jangan berpikir kau telah aman, hanya karena kau berteman dengan seorang calon menantu raja!” kata Reynhard, terlihat berada di atas angin.James yang masih terdiam itu akhirnya mengangkat wajah, menatap ke dalam mata Reynhard dengan ekspresi datar.Tetapi, pemuda itu masih tak berbicara apapun sampai akhirnya Reynhard memilih berbicara lagi, “Aku … mungkin tak berani berhadapan dengan Wood, tapi kau … si anak pengkhianat sepertimu dengan mudah aku taklukkan.”Lelaki yang merupakan salah satu prajurit kelas satu itu hampir saja akan tersenyum, tapi hal itu tidak jadi dia lakukan karena dia tiba-tiba mendengar James tertawa hingga terpingkal-pingkal. Bahkan, tawanya itu terlalu renyah seh

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Sang Dewa Perang Terkuat    159. Perlakuan Khusus

    Riley tidak menjawab dan hal itu membuat Reynhard merasa menang. Pria itu dengan angkuh menambahkan, “Wah! Sungguh menyedihkan sekali! Aku rasa kau tidak akan bisa berbuat apapun tanpa-”“Jika itu apa yang Anda pikirkan, maka saya tidak akan menyalahkan Anda,” potong Riley cepat-cepat, membuat beberapa prajurit senior langsung mencibir dirinya.Reynhard pun tersenyum meremehkan, “Oh, jadi kau mengakuinya.” “Tentu saja, kenapa saya harus membantah hal itu? Itu sebuah kebenaran,” balas Riley semakin membuat teman-teman Reynhard meremehkan pemuda itu.Reynhard tertawa sinis, “Ah, begitu. Kau benar-benar membuatku jijik, Wood. “Dasar prajurit menyedihkan! Memanfaatkan posisi untuk mendapatkan perlakuan khusus.” Seorang teman Reynhard berujar sembari menatap penuh ekspresi mengejek.Beberapa orang tertawa mengejek, tapi Riley tidak terlihat terlalu peduli.Namun, setelah membiarkan orang-orang itu puas menertawakan dirinya, sang pemuda berusia hampir dua puluh dua tahun itu berkata, “Mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14

Bab terbaru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    35. Lalu Siapa?

    “Ah, kalau kau tidak siap melepas jabatan penting itu, bukankah kau seharusnya berhati-hati ketika berbicara, Perdana Menteri? Ingatlah, yang kau bicarakan itu bukanlah hal yang pantas,” kata James dengan nada tajam.Siapapun yang mendengar suara James yang penuh ancaman itu pastilah akan takut.Dan tidak disangka-sangka, ancaman James Gardner ternyata berhasil membungkam si tua Philip. Philip tak lagi berani berbicara dan hanya diam saja. Tetapi, tatapannya yang penuh kekesalan itu masih bisa dilihat oleh James.Tentu saja, kau pasti sangat kesal padaku, Perdana Menteri. Namun, kau sudah pasti tidak mau kehilangan jabatanmu hanya karena tuduhan konyol itu, James membatin.Hal tersebut membuat Monica Wilhelm dan kedua anak-anaknya merasa sedikit lebih tenang.“Y-Yang Mulia, saya … saya ….” Philip berusaha berbicara lagi, tapi kegugupannya terlihat sangat jelas sehingga James pun tahu orang tua itu tidak mungkin berani berkata hal ngawur lagi. James pun segera menanggapi, “Kenapa, Per

  • Sang Dewa Perang Terkuat    34. Perdana Menteri

    Philip Crawford terbatuk-batuk begitu mendengar perkataan James Gardner.James menaikkan alis kanan, tampak menanti penjelasan Philip.Philip pun berdeham kecil dan membalas tanpa berani melihat ke arah James, “Bukan saya yang menuduh Anda, Jenderal Gardner. Hanya saja … seluruh penghuni Kerajaan Ans De Lou membicarakan hal ini. Anggap saja saya hanya menyampaikan apa yang sedang dipikirkan oleh mereka.”James tertawa pelan, membuat Philip seketika menoleh ke arah dirinya. Begitu juga dengan Monica dan kedua anaknya yang tampak terkejut melihat reaksi sang jenderal perang.“A-apa yang lucu dari perkataan saya sampai Anda tertawa, Jenderal Gardner?” Philip berkata dengan nada tersinggung.James menghentikan tawanya dan mendesah pelan sebelum berkata, “Tidak ada yang lucu. Hanya saja aku merasa kau sangat pengecut sekali, Perdana Menteri.”“Pe-pengecut? Apa maksudmu, Jenderal?” Philip membelalakkan mata, jelas semakin tersinggung.“Benar. Tentu saja kau hanyalah seorang pengecut. Kau m

  • Sang Dewa Perang Terkuat    33. Penyebab

    “Jadi, kalian bisa memberi kami waktu untuk meratapi anggota keluarga kami, bukan? Kalian tidak lupa bukan bahwa Keannu Wellington bukan hanya seorang raja negeri ini, tapi dia adalah kepala keluarga kami. Dia suamiku, ayah dari kedua anakku dan seorang kakek dari cucuku,” kata Monica dengan nada datar tapi tegas.Perkataan sang ratu rupanya berhasil membuat para pejabat istana itu saling lirik dan akhirnya terbungkam.Beberapa di antara mereka tampak mundur beberapa langkah seakan memang benar-benar tidak ingin mengganggu lagi anggota keluarga kerajaan. James Gardner sendiri tersenyum melihat para pejabat istana yang sebagian merupakan jajaran menteri penting itu tidak berkutik di hadapan sang ratu. James tidak bisa tidak terkesan pada kemampuan sang ratu yang mampu membuat orang-orang tunduk atas perintahnya. Hal itu karena menurut James sangatlah langka dan jarang terjadi.Sebelum dia melepaskan jabatannya sebagai seorang wakil jenderal perang, dia telah bertemu dengan begitu ba

  • Sang Dewa Perang Terkuat    32. Bukankah Kami Berhak?

    Dikarenakan James tidak kunjung bergerak dari tempatnya berdiri dan malah terdiam seperti sebuah patung, Rowena langsung melirik ke arah Xylan.Xylan tentu saja mengerti maksud dari kakak perempuannya itu sehingga dia cepat-cepat berkata, “Jenderal Gardner, apa … kau baik-baik saja?”James sontak tersadar dari lamunannya dan mengangguk pada Xylan. Dengan kebingungan yang sedang menguasai pikirannya, dia tetap melangkah masuk ke dalam kamar sang raja.Begitu dia memasuki area itu untuk pertama kalinya, James bisa melihat jasad raja Kerajaan Ans De Lou yang terbaring kaku di atas tempat tidur mewah itu. Dia hanya bisa menghembuskan napas pelan melihat orang yang pernah bertanggung jawab atas kerumitan hubungan antara ayahnya dan juga ayah Riley itu. Akibat kesalahan raja yang telah wafat itu, hubungannya dengan Riley pun meregang.Akan tetapi, sang raja telah meminta maaf kepadanya dan dia pun telah memaafkan segala kesalahannya sehingga saat itu sudah tidak ada rasa amarah ataupun dend

  • Sang Dewa Perang Terkuat    31. Perisai

    Sebelum James memberikan jawaban atas perkataan Xylan Wellington, sang putra mahkota yang masih sangat muda itu, Xylan telah kembali berbicara, “Jenderal Gardner, aku tahu permintaanku ini sangat berlebihan.”“Dan aku tahu … tujuanmu bersedia kembali ke istana ini adalah demi kakak iparku, namun … aku sangat membutuhkan bantuanmu, Jenderal Gardner,” Xylan menambahkan dengan raut wajah penuh permohonan.James menghela napas panjang dan kemudian menggelengkan kepalanya.Hal itu membuat Xylan lemas dan juga kecewa. Tetapi, itu hanya berlangsung sementara karena tidak lama kemudian Xylan mendengar James berkata, “Anda tidak perlu meminta saya sampai seperti ini, Yang Mulia.”Xylan terhenyak. Terlebih lagi James melanjutkan dengan berkata, “Sebagai seorang Jenderal Perang Kerajaan Ans De Lou, tugas saya tidak hanya melindungi negeri ini. Tapi juga melindungi kepala pemimpin kerajaan ini.”Mulut Xylan terbuka sedikit karena terkejut mendengar jawaban James yang tanpa sedikitpun keraguan it

  • Sang Dewa Perang Terkuat    30. Kau Bisa Membantuku?

    “Apa yang sedang terjadi sebenarnya?” Reiner terlihat semakin bingung.Biasanya, jika mereka memenangkan sebuah peperangan, mereka akan disambut dengan begitu meriah.Tidak hanya sejumlah prajurit istana saja yang menyambut mereka, namun juga para pejabat istana serta anggota keluarga kerajaan akan menyambut kedatangan mereka.Akan tetapi, saat itu hanya ada sejumlah prajurit dan prajurit pengawal pangeran saja yang ada di lapangan tempat pesawat mereka akan segera mendarat.Hal itu tentu saja menimbulkan berbagai pertanyaan yang akhirnya mencuat di kepala para prajurit yang baru kembali dari pertempuran antara hidup dan mati itu. “Apa mereka tidak mendengar kabar kemenangan kita?” celetuk salah seorang prajurit kelas satu dengan nada penuh rasa kecewa.Seorang prajurit kelas dua menanggapi, “Tidak mungkin. Mereka pasti mendengarnya. Ini sebuah kemenangan besar yang ditunggu-tunggu. Mereka tidak mungkin tidak tahu.”“Betul. Istana pasti telah mengumumkan berita paling membahagiakan i

  • Sang Dewa Perang Terkuat    29. Keresahan

    “Astaga, Xylan! Mengapa kau meragukan dia?” Rowena membalas dengan nada pelan, seolah takut membuat putra kecilnya yang sedang tertidur dalam gendongannya terbangun akibat suaranya yang mungkin terlalu kencang.Xylan menggelengkan kepala, “Aku sama sekali tidak bermaksud meragukan dia. Hanya saja, aku tahu tujuan utamanya kembali ke istana ini, Rowena. Dia ….”“Berhenti berpikir seperti itu! Dia akan sangat kecewa kalau dia tahu ternyata kau meragukan kesetiaannya,” kata Rowena dengan tajam.Rupanya nada suaranya kali itu sedikit agak lebih keras sehingga sang putra, Kharel Mackenzie terganggu tidurnya sampai bocah kecil itu menggerakkan tubuhnya.Rowena pun kembali mencoba untuk membuat pangeran kecil itu terlelap lagi dengan cara menimangnya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.Xylan terdiam, seakan dia tahu sang kakak masih belum selesai berbicara.Ternyata memang benar dugaan Xylan. Usai keponakan kesayangannya itu tertidur tenang lagi, Rowena pun berkata lagi, “Xylan, menuru

  • Sang Dewa Perang Terkuat    28. Kegagalan?

    Selama Ben mengenal James, baru saat itu dia melihat James terlihat begitu sangat frustasi.Biasanya James selalu tampak datar, dingin dan tak jarang malah tanpa emosi. Akan tetapi, James yang sangat kaku itu telah berubah.Rasa cemas dan gelisah itu ditampakkan dengan jelas. Hal itu tentu membuat Ben cukup bingung menanggapinya.Akan tetapi, dia kemudian mendengar Reiner berkata, “Tenanglah, James! Ini bukan berarti kau tidak bisa membawa Riley pulan selamanya. Namun, kau hanya belum bisa membawanya pulang saat ini saja.”Reiner menepuk punggung James yang terlihat sedikit bergetar itu. Oh, Reiner sangat terkejut. Rupanya James benar-benar sangat memikirkan perasaan putra sahabat mereka itu. “Ingat, James. Kita akan kembali ke sana untuk mencarinya lagi, jadi kau tidak perlu merasa bersalah,” Reiner menambahkan.Bukannya menjadi tenang, James malah semakin resah. Pria muda itu menoleh ke arah Reiner dan membalas, “Bagaimana bisa aku tidak merasa bersalah, Rei? Aku … sudah berjanji

  • Sang Dewa Perang Terkuat    27. Apa yang Harus Aku Lakukan?

    Seakan baru tersadar, James sontak mengangguk perlahan, “Kau benar, Rei. Kita … harus kembali ke istana dan menyusun strategi lagi untuk menemukan Riley.”Reiner pun akhirnya bisa bernapas dengan penuh kelegaan.“Ayo! Kita harus segera meninggalkan tempat ini terlebih dulu,” ucap Reiner.James melihat sekeliling area tersebut untuk yang terakhir kalinya. Setelah dia merasa semua usahanya sudah cukup untuk saat itu, dia segera naik ke pesawat yang akan membawanya kembali menuju Kerajaan Ans De Lou.Selama dalam perjalanan, James lebih banyak terdiam.Sementara Reiner dan Ben yang juga berada di dalam pesawat yang sama dengan James berulang kali masih mengajak James berbicara. Namun, pria muda itu tetap memilih untuk diam.Padahal, Reiner ingin menghiburnya dengan cara mengalihkan perhatian James dari masalah Riley yang belum ditemukan. Sayangnya, dia masih gagal melakukannya. James masih terlihat tidak ing

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status