Home / CEO / Salah Ranjang / Shassy Sekertaris Keen

Share

Salah Ranjang
Salah Ranjang
Author: Si Mendhut

Shassy Sekertaris Keen

Author: Si Mendhut
last update Huling Na-update: 2024-10-29 19:42:56

            Siang itu, di sebuah perusahaan terkenal di Jakarta, hampir semua ruangan karyawan sepi tanpa suara orang berbicara, hanya terdengar gesekan pena dan kursi yang sesekali bergeser karena semua orang sedang berkonsentrasi pada pekerjaannya.

Tapi berbeda dengan salah satu ruangan yang paling ujung, di sana terdengar suara dengkuran halus dari seorang karyawati yang tengah menempelkan wajahnya di meja kerjanya.

 Hingga beberapa saat kemudian, ada karyawati lain yang masuk ke dalam ruangan itu dengan gelisah.

"Shas, Shas!" seru karyawati tersebut. Ia mencoba membangunkan Shassy  dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya.

"Tunggu sebentar, lima menit saja aku sangat capek," ujar Shassy yang masih menyandarkan kepalanya di meja kerja.

"Shass, cepat bangun kalau tidak—" Kalimat teman kerja Shassy itu  terputus ketika terdengar suara langkah kaki yang berhenti di belakang tubuhnya.

Karyawan yang tadi terus mencoba membangunkan Shassy pun segera berbalik dan tersenyum canggung pada laki-laki tampan yang sedang menatap tajam dirinya.

"Eh, Pak Keen," ujar karyawati tersebut sambil tersenyum sampai menampakkan deretan giginya.

             Keenan Revaldo Brahmanto, itulah nama laki-laki yang lahir dengan paras mempesona dan juga menjabat sebagai CEO perusahaan tersebut. Tatapan tajamnya bagai belati, tapi saat ia tersenyum tak ada wanita yang bisa menolak pesonanya.

"Kamu kenapa di sana, minggir!" bentak Keen sambil menatap tajam ke arah karyawati tersebut.

Karyawati itu pun melirik  ke arah Shassy yang masih tertidur pulas.

'Semoga kamu selamat Shass,' batin karyawati tersebut yang dengan cepat menyingkir dari hadapan Keen.

        Karyawati itu pun segera berhambur tapi ia tak benar-benar pergi, ia memilih mengintip dari luar ruangan tersebut.

"Eh, ada apa?" tanya  salah seorang karyawan lain yang saat ini sedang melewati karyawati yang mengintip itu.

"Husst," ujar karyawati tersebut sambil meletakkan telunjuk di depan mulutnya.

Karyawati tersebut segera menarik temannya, dan mereka pun mengintip bersama.

*

Di dalam ruangan.

         Keen terus menatap ke arah Shassy yang masih tertidur pulas, hingga beberapa detik kemudian ia  mengambil sebuah buku dari dekat Shassy dan menjatuhkan buku tersebut di atas meja Shassy dengan sengaja.

DAGHH! Suara buku tebal tersebut terdengar menggema di ruangan itu.

Tapi Shassy tak bergerak sedikit pun, ia terus terlelap dan malah tersenyum-senyum tak jelas.

"Wanita ini," geram Keen dengan tangan yang mengepal.

"Shassy!" teriak Keen yang sudah sangat kesal.

"Iya bang, satu porsi banyakin sambelnya," ucap Shassy yang masih memejamkan matanya.

Mata Keen pun membulat, mendengar ucapan Shassy.

"Shassy Anastasya Subagyo!" Keen meneriakkan nama lengkap Shassy di dalam ruangan tersebut.

Suara Keen benar-benar melengking tinggi, hingga bergema cukup lama di ruangan itu.

Shassy langsung berjingkat kaget karena suara Keen yang bagai petir menghantam ruangan tersebut. 

"Eh! Ayam, kucing, jaran, anj—" Kalimat Shassy terhenti seketika saat melihat Keen yang menatap tajam dirinya.

"Lanjutkan kalimatmu!" perintah Keen dengan nada sinis.

"Maaf Pak, tadi saya terlalu terkejut, jadi sa—"

"Jadi apa?" sergah Keen. "Jadi seperti ini cara kamu menghormati atasan kamu?"

Shassy pun mencoba membela dirinya dengan membantah. "Tidak Pak, itu karena Anda mengagetkan saya,  akhirnya saya jadi latah."

"Jadi kamu menyalahkan saya?" ujar Keen dengan mata yang membulat, memberikan tekanan.

Shassy lalu menundukkan kepalanya.

"Tidak Pak, saya tidak berani," ujar Shassy yang terpaksa menelan bulat-bulat rasa kesal di hatinya.

"Bisa-bisanya aku punya sekertaris seperti kamu, dasar tidak berpendidikan!" cemooh Keen.

'Dasar congek, telinganya itu benar-benar bermasalah. Kalau bukan bos, sudah aku lempar pakai sepatu, orang ini,' batin Shassy sambil terus menundukkan kepalanya.

"Kenapa diam saja, apa kamu bisu?" tandas  Keen.

"Tidak Pak," jawab Shassy dengan nada rendah.

 "Jadi kamu tahu kalau kamu salah?" 

"Tahu Pak," jawab Shassy dengan pasrah.

"Besok pagi, aku ingin melihat ringkasan perkembangan perusahaan kita selama lima tahun di atas meja kerjaku." Keen.

Mendengar ucapan Keen, Shassy pun langsung mendongakkan wajahnya dan menatap ke arah Keen dengan mata bulat indahnya.

"Tapi Pak, baru kemarin saya lembur menger—" Kalimat Shassy terhenti lagi ketika Keen mengernyitkan dahi padanya. "Baik Pak, saya akan mengerjakannya," ucap Shassy yang segera mengganti kalimatnya.

Shassy sadar, jika ia memprotes Keen, itu sama artinya dengan memprovokasi Keen untuk berlaku lebih tidak masuk akal lagi pada dirinya.

"Bagus, kamu makin pintar. Tidak sia-sia kamu bekerja di sini selama 2 bulan," ujar Keen sambil melangkah pergi meninggalkan ruangan Shassy.

         Setelah Keen benar-benar meninggalkan tempat tersebut, Shassy pun segera duduk kembali di kursinya. Selang beberapa saat, ia mulai memukul-mukulkan kepalanya ke meja kerjanya itu. 

"Shass," panggil karyawan yang sedari tadi mengintip Shassy.

Dua orang karyawan yang tadi mengintip segera berlari ke arah Shassy. Mereka memegangi pundak Shassy untuk menghentikan tindakan Shassy tersebut.

"Kalian ngapain?" tanya Shassy sambil menatap kedua orang tersebut dengan tatapan heran.

 "Kami pikir kamu mau—"

"Bunuh diri?" tandas Shassy cepat.

Kedua orang itu pun mengangguk perlahan.

"Kalau pun aku ingin bunuh diri, aku tidak sudi bunuh diri karena laki-laki sialan itu!" ujar Shassy dengan lantang.

"Sabar Shass, sabar." 

"Apa menurut kalian aku ini kurang sabar?" tanya Shassy dengan mata yang memerah.

Kedua orang tersebut hanya diam, tak bisa menjawab perkataan Shassy.

"Cukup! Aku akan mengundurkan diri," ujar Shassy sambil mengepalkan tangannya.

"Kamu yakin Shass?"

"Aku yakin. Aku tidak mau gila gara-gara laki-laki itu," ucap Shassy dengan keyakinan penuh.

           Kedua orang tersebut tidak heran dengan ucapan Shassy, karena para sekertaris Keen sebelumnya juga mengalami gangguan kecemasan setelah  satu bulan bekerja pada Keen. Mereka semua selalu mengundurkan diri setelah mendapatkan gaji pertama mereka.

"Ya sudah Shass kalau itu memang keputusanmu, padahal kamu baru mendapat gelar sekretaris terkuat loh."

Shassy pun menghela napas dalam. "Buat apa gelar itu, kalau akhirnya aku stres."

"Hehhehe, iya deh iya kami mengerti kok."

"Ya sudah, aku akan menyusun surat pengunduran diriku dulu," ucap Shassy yang ingin membuka laptopnya kembali.

Tapi, tiba-tiba suara telpon kantor yang ada di mejanya berbunyi nyaring.

'Siapa?' batinnya.

Shassy lalu menarik napas dalam-dalam, dan segera mengangkat gagang telepon tersebut.

"Halo selamat siang," sapa Shassy dengan nada ramah.

"Tidak usah bicara manja seperti itu," sergah Keen yang ada di balik panggilan tersebut.

Shassy pun menjauhkan gagang telepon tersebut dari dirinya. Ia lalu memukul-mukulkan kepalanya ke meja lagi, tapi kali ini dengan perlahan.

Setelah hening beberapa saat.

"Shass!" panggil Keen dengan kasar.

"Iya Pak," sahut Shassy dengan nada lembutnya lagi.

"Kamu segera ke ruanganku."

"Sekarang Pak?" tanya Shassy.

"Kamu pikir kapan," jawab Keen yang terdengar kesal.

"Iya Pak, saya paham," ujar Shassy sambil mengangguk-ngangguk padahal itu hanya sedang menelepon.

"Cepat, aku tunggu kamu lima menit. Kalau kamu—"

"Baik Pak, saya segera ke sana," tukas Shassy yang segera mematikan panggilan tersebut.

"Kenapa Shass?" tanya dua orang yang masih di samping Shassy.

"Ceritanya nanti saja, sekarang aku harus segera menemui laki-laki batako itu," ucap Shassy sambil berlalu meninggalakan ruangannya.

Shassy terus berlari dan dengan terburu-buru menaiki lift untuk pergi keruangan Keen yang ada di lantai lima. 

**

          Sementara itu di ruangan Keen,

"Iya Ma, sebentar lagi dia akan sampai di ruangan ini Mama tunggu saja," ucap Keen.

"Ya sudah, pokoknya nanti kamu ajak Shassy pulang ke rumah. Mama kangen sama dia," ujar Mutiara Andara, ibu Keenan.

"Tapi Ma," ucap Keenan yang terdengar enggan.

"Pokoknya Mama gak mau tahu, kamu harus membawa Shassy ke rumah, titik!" Nyonya Tiara.

"Baik Ma," jawab Keenan pasrah.

"Ya sudah, Mama mau masak dulu kalau begitu."

"Iya Ma," sahut Keen, yang langsung mematikan panggilan tersebut.

Kemudian ...

Klakk! Shassy langsung membuka pintu ruangan tersebut. Ia pun langsung berlari ke arah Keen.

"Ada apa, Pak?" tanya Shassy yang terlihat ngos-ngosan.

"Apa kamu tidak tau caranya mengetuk pintu?" hardik Keen.

"Pak, Anda jangan keterlaluan! Saya itu cepat-cepat kemari, karena Bapak yang menyuruh saya ke ruangan ini dalam 5 menit. Dan sekarang, Bapak memarahi saya karena pintu? Bapak itu pernah berpikir nggak sih?" omel Shassy.

"Kamu memarahiku?" tanya Keen dengan perasaan tidak senang.

"Iya, itu karena Anda keterlaluan. Saya mengundurkan diri Pak, suratnya akan saya kirimkan setelah ini!" ujar Shassy dengan lantang.

"Kamu tidak bisa keluar dari perusahaan ini," ucap Keen dengan suara khasnya.

"Kenapa?" tanya Shassy sambil mengernyitkan keningnya.

"Nanti sepulang kerja, kamu ikut aku pulang ke rumah!" perintah Keen.

"Maaf Pak, saya—"

"Orang yang bisa mengeluarkan kamu dari sini adalah ibuku." Keen.

"Tapi Pak, itu saya—" Kalimat Shassy terpotong lagi.

"Ingat, gaji kamu bulan ini masih ada di perusahaan." 

Shassy pun mendengus kesal dan terus mengutuk Keen di dalam hati karena sikap Keen yang terasa seperti sedang menyiksanya.

"Sudah, kamu boleh pergi sekarang," ujar Keen yang terdengar seperti sedang mengusirnya.

Shassy tercengang, lalu bertanya, "Hanya itu Pak?"

"Kamu mau ak—" 

"Tidak!" teriak Shassy sambil berjalan dengan cepat meninggalkan ruangan tersebut.

Mga Comments (10)
goodnovel comment avatar
Si Mendhut
terima kasih Kak
goodnovel comment avatar
Si Mendhut
terima kasih Kak
goodnovel comment avatar
Lina Herlina
waaah menarik cerita nya ,,,,,jadi penasaran nih
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Salah Ranjang   Pergi Ke Rumah, CEO

    Malam harinya di halaman rumah keluarga Keen."Benar ya Pak setelah ini aku bisa keluar dari perusahaan," ujar Shassy yang baru turun dari dalam mobil Keen."Sudah aku katakan kamu bisa keluar dari perusahaan atau tidak, itu semua tergantung pada kemampuanmu meyakinkan dia.""Tapi Pak—" Kalimat Shassy terhenti ketika ada seorang gadis muda datang berlari ke arahnya."Kak Shassy," panggil gadis tersebut sambil berhambur ke arah Shassy.Shassy pun tersenyum canggung saat gadis tersebut memeluk dirinya."Kak Shassy kok lama gak ke sini, Dira kangen tahu," ucap Dira dengan manja."Maaf ya Dir, aku beberapa waktu ini terus saja sibuk jadi tida

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Salah Ranjang   Pesona Shassy

    Keen pun mengganti pandangannya dan menatap ke depan, berkonsentrasi pada jalanan yang ia lalui."Pak," panggil Shassy."Sudah kamu diam saja," tukas Keen.Shassy menghela napas dalam saat mendengar kalimat Keen.'Sebenarnya apa yang ada di dalam pikiran laki-laki ini, kenapa sulit sekali ditebak,' batin Shassy sambil ikut menatap ke depan. Suasana malam itu begitu hangat, Shassy pun sesekali melirik Keen yang sedang berkonsentrasi mengemudi. Beberapa kali Shassy menghela napas memancing percakapan tapi tetap saja tak ada percakapan yang terjadi di antara mereka."Haiss, laki-laki tampan dengan hidung mancung, kulit bersih, tinggi," batin Shassy lalu i

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Salah Ranjang   Ke sana atau dijemput

    Siang harinya seperti yang diperintahkan oleh Keen, Shassy pun segera meninggalkan perusahaan menggunakan motor matic kesayangannya. Ia terus saja gelisah di sepanjang perjalanannya menuju ke kediaman keluarga Keen.Dan setelah sampai di depan kediaman keluarga Keen."Eh Nona, silakan masuk," ujar salah seorang pelayan yang sedang membersihkan halaman rumah tersebut."Ah iya, terima kasih," sahut Shassy dengan sopan.Shassy pun menghela napas dalam-dalam sebelum memasuki rumah besar bak istana itu."Ma, Kak Shassy sudah datang," teriak Dira yang melihat Shassy memasuki rumah tersebut.Shassy pun tersenyum canggung melihat antusiasme dari Dira atas kedatangan dirinya.

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Salah Ranjang   Gaun untuk Shassy

    Mata Keen membulat, kedua manik mata berwarna coklap gelap itu terus fokus pada aktifitas Shassy yang membuat peluhnya tiba-tiba menetes. Tubuh Keen benar-benar menegang saat melihat hal itu, darahnya berdesir serasa menggelitik titik sensitifnya.Setelah memandangi Shassy cukup lama, Keen pun menutup kembali pintu kamar mandi itu perlahan."Cih, apa wanita itu sengaja melakukan hal ini," gumam Keen sambil duduk di ranjang kamar tersebut dengan gelisah. "Tapi dia memang berhasil," imbuhnya. Beberapa menit kemudian Shassy keluar dari dalam kamar mandi dengan raut wajah yang tenang, ia terlihat sangat lega setelah berhasil meringankan rasa sakit di dadanya.Shassy pun berjalan dengan santai, ia tak menyadari kalau saat ini Keen sed

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Salah Ranjang   Ulang Tahun Dira

    Senyum Shassy bertambah lebar, ketika laki-laki yang memanggilnya itu mendekat ke arahnya."Sayang," panggil laki-laki tersebut, dan dengan cepat laki-laki itu mengecup puncak kepala Shassy di hadapan semua orang.Shassy pun terkejut, dan mendorong pelan laki-laki itu. "Mas, kamu apa-apaan sih, malu tau.""Apanya yang malu," goda Raka."Tapi, kenapa kamu ada di sini?" tanya Shassy.Raka lalu mendekatkan wajahnya pada Shassy. "Itu karena … rahasia," goda Raka."Ah, Kamu itu ya Mas, bikin kesal aja. Awas ya kamu …."Laki-laki itu lalu tersenyum lebar, saat melihat Shassy mengomel pada dirinya."Eh, Rak

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Salah Ranjang   Kakak Perempuan Idaman Dira

    Tubuh Shassy pun bergetar saat Keen mulai mengusap belakang tubuhnya.'Ah, ini tidak boleh berlanjut,' batin Shassy.Shassy pun segera menegakkan tubuhnya, dan …."Akhh!" pekik Keen sambil memegangi selangkangannya yang baru saja di tendang oleh Shassy.Shassy pun segera menjauh dari Keen, dan segera mengambil vas bunga yang ada di dekatnya untuk mengancam Keen.Tapi Shassy segera meletakkan vas itu kembali, ketika melihat Keen yang benar-benar kesakitan karena tendangannya tadi.'Ah, kalau itunya kenapa-napa, jangan-jangan aku bakal dituntut lagi sama dia,' batin Shassy.Shassy pun segera mendekati Keen, ia membopong Keen untuk duduk di sofa yang ada di dalam ruangan itu."B

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Salah Ranjang   Shassy ... dan Shassy

    "Ehm!" dehem Keen.Shassy dan Raka pun menghentikan aktifitas mereka.Shassy pun langsung menunduk malu, saat Keen semakin mendekat ke arah mereka."Ada apa Keen?" tanya Raka.Keen pun langsung menatap Shassy sesaat, dan kemudian menatap Raka kembali. "Mama memintaku membawa Shassy ke dalam, ada sesuatu yang ingin di bicarakan."Shassy pun melangkah maju, tapi dengan cepat, Raka berdiri di depan Shassy. "Katakan pada Tante, Shassy tidak enak badan. Jadi aku akan mengantarkannya pulang sekarang," tegas Raka."Mas," lirih Shassy.Raka pun langsung menoleh, dan menatap tajam Shassy.Shassy yang ingin membujuk Raka agar mengizinkannya menemui tante Tiara pun, akhirnya hanya bisa menunduk.

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Salah Ranjang   Berendam Air Hangat Bersama

    Keen dan Shassy pun masuk ke dalam ruangan tersebut. Wanita yang tadi duduk berbincang dengan Raka pun segera berdiri dan menyambut Shassy dan Keen."Selamat datang ke tempatku," ujar wanita tersebut.Wanita itu pun segera menuju ke arah Shassy, ia pun segera menjabat tangan Shassy dan memeluknya, seakan mereka sudah akrab sebelumnya.'Apa maksud wanita ini? Atau aku yang terlalu banyak berfikir?' batin Shassy yang merasa aneh dengan sikap wanita tersebut."Sayang, kenalkan, ini Liora. Dia adalah saudara jauh dari mamaku," ujar Raka."Oh, kenalkan aku Shassy," ujar Shassy sambil tersenyum ramah ke arah Liora."Iya, aku sudah mendengar banyak sekali cerita tentang kamu dari Raka," ujar Liora sambil menyenggol bahu Raka dengan menggunakan bahunya sendi

    Huling Na-update : 2024-10-29

Pinakabagong kabanata

  • Salah Ranjang   Gaun Asta

    Dua puluh tahun kemudian. Hari itu semua orang sudah repot sejak pagi, Shassy pun tak kalah sibuknya dari yang lain."Bagaimana, apa Asta sudah siap?" tanya Shassy pada salah seorang pelayan yang baru turun dari lantai dua, tempat kamar Asta berada."Hampir Nyonya, tinggal sedikit lagi," jawab pelayan tersebut dengan cepat."Ya sudah kamu cepat bantu yang lain, para tamu undangan sudah mulai berdatangan," perintah Shassy.Lalu pelayan itu pun segera pergi melakukan apa yang Shassy perintahkan."Haduh ... kenapa dia belum sampai ya," gumam Shassy sambil mondar-mandir gelisah.Lalu seseorang dari

  • Salah Ranjang   Positif Apa

    Setelah menyelesaikan acara pernikahan dengan meriah, mereka pun kembali ke kediaman Keen."Ma, hari ini kami akan pindah," ucap Keen yang kini sedang duduk di taman belakang bersama Nyonya Tiara dan juga Shassy.Nyonya Tiara pun menghela napas panjang saat mendengar hal tersebut. "Kenapa cepat sekali?" tanyanya yang terdengar tidak rela."Kami sudah memutuskan akan pindah setelah acara pernikahan, dan aku juga sudah mengatur semuanya di sini," ucap Keen yang tetap menunjukkan tanggung jawabnya."Mama tidak bisa melarang kalian, hanya saja Mama—" Nyonya Tiara tak meneruskan kalimatnya.Shassy yang sedari tadi mendengarkan pun akhirnya menyahut, "Ma, kami akan sering berkunjung kok. Lagi pula Cakra sebentar lagi akan

  • Salah Ranjang   Pengumuman Untuk Sahabat Si Mendhut

    Hai sahabat pembaca setia yang ter-lope!Perkenalkan aku Si Mendhut, penulis 'Salah Ranjang' kisah Si Shassy dan Mas Keenan ini.Aku mengucapkan banyak terima kasih pada kalian semua yang sudah sabar dan setia menunggu update ceritaku yang terkadang lambat. Aku sebagai penulis juga memohon maaf yang sebesar-besarnya jika terselip kata-kata kasar di dalam novel ini. Terima kasih juga karena telah memaklumi segala bentuk kesalahan dalam penulisan novel ini yang tidak pernah aku sengaja."SUMPAH! Aku gak mungkin sengaja nyalah-nyalahin tulisan kok. Hehehe ..." Sebenarnya novel ini sudah tamat hari ini. Tapi karena permintaan beberapa pembaca, aku akan memberikan ekstra bab yang akan menceritakan kisah selanjutnya.

  • Salah Ranjang   Kerelaan

    "Papa, mama mana?" tanya Cakra kecil sambil menatap sekitar yang terlihat remang-remang karena Keen berhasil mematikan lampu kamar tersebut sebelum Cakra datang."Apa tidak bersama kamu?" tanya Keen sambil dengan cepat memakai celananya."Papa pipis?" tanya Cakra dengan polos karena melihat Keen yang sibuk memakai celana.Keen lalu berjalan ke arah Cakra. "I-iya, tadi Papa baru dari kamar mandi lalu mendengar kamu memanggil Mama, jadi Papa terburu-buru," jawabnya dengan santai."Mama mana?" Cakra kembali pada pertanyaan semula."Mama ... oh, mama pasti sedang ke dapur," jawab Keen dengan asal sambil melemparkan pakaian Shassy ke bawah.Shassy yang sedang tengkurap di lantai pun dengan cepat mengambil pakaiannya d

  • Salah Ranjang   Hidup Atau Mati Terserah

    Kemudian terlihat beberapa orang masuk dan segera melumpuhkan anak buah Tuan Bastomi yang ada di tempat itu.Shassy pun makin kebingungan melihat hal tersebut. 'Apa ini?' pikirnya.Lalu ia pun teringat dengan Keen yang tergeletak di dekatnya. Dengan cepat ia menarik tubuh suaminya itu sekuat tenaga dan segera memangku kepala suaminya tersebut sambil terus membelai lembut rambutnya."Mas kamu berat sekali, kamu banyak dosa pasti," ucap Shassy dengan senyum pahit dan air mata yang mengiringi kalimat tersebut.*Di sisi lain ... Terlihat Tuan Bastomi yang tengah terbaring di lantai, sedangkan Raka kini duduk santai duduk di kursi yang tadi digunakan oleh Tuan Bastomui.

  • Salah Ranjang   Kamu Menipuku

    Suasana di ruangan itu pun mulai kacau, beberapa tamu undangan berteriak histeris bahkan ada yang sampai pingsan saat melihat hal tersebut.Hingga akhirnya Tuan Bastomi dan beberapa orang masuk ke dalam tempat tersebut."Cepat periksa dia," perintah Tuan Bastomi pada anak buahnya sambil menunjuk ke arah calon istrinya tersebut."Maaf Tuan," ujar orang yang baru saja memeriksa keadaan wanita tersebut.Tuan Bastomi lalu mengarahkan pandangannya ke sekitar dan memakukan pandangannya pada Keen yang juga sedang menatapnya dari kejauhan. "Kurang ajar," geramnya.Lalu Tuan Bastomi pun dengan cepat melewati mayat calon pengantinnya itu dan berjalan ke arah Keen. "Kurang ajar, ini pasti ulah kamu!" teriak Tuan Ba

  • Salah Ranjang   Suami Yang Paling Bodoh

    Tiga hari kemudian. Sore itu Keen kembali ke rumah lebih awal."Shass," panggil Keen mencari Shassy di dalam kamar mereka."Aku di balkon," sahut Shassy dari arah balkon.Keen pun segera masuk ke dalam balkon kamar tersebut, ia melihat Shassy yang tengah duduk santai di sana. "Kamu belum bersiap?" tanyanya sambil duduk di kursi yang ada di dekat Shassy.Shassy pun menatap Keen. "Andaikan aku tidak ikut, bagaimana?" tanyanya."Apa kamu takut?" tanya Keen sambil tersenyum meremehkan."Aku hanya tidak ingin ada masalah. Jika aku ke sana, kamu tahu sendiri orang tua itu pasti akan membuat masalah seperti kemarin," jawab Shassy lalu menggigi

  • Salah Ranjang   Paman Datang

    Shassy yang mendengar hal tersebut pun hanya bisa menghela napas panjang. "Aku adalah Shassy," ujar Shassy menjawab kebingungan laki-laki terebut.Laki-laki itu pun langsung berbalik dan menatap Shassy dengan heran. "Apa maksud kamu?" tanyanya."Ya … nama asliku Shassy bukan Ana, walaupun namaku memang Shassy anastasya sih," jawab Shassy dengan santai."Lalu maksud laki-laki itu?""Ben, dia memang suamiku," jawab Shassy sambil berjalan ke arah laki-laki tersebut."Tapi bukannya Cakra itu …""Beni," panggil Shassy memotong kalimat Beni yang hampir saja keceplosan."Maaf, tapi aku pikir kamu itu …" ujar Beni yang tiba-tiba teringat sesuatu. "Ah, jangan

  • Salah Ranjang   Untung Ada Bu Nur

    Semua wanita itu pun langsung menatap ke arah pisau yang ada di tangan Shassy tersebut."Lihat itu," ujar salah satu wanita itu sambil menunjuk ke arah pisau di tangan Shassy.Shassy pun langsung menyahut, "Aku baru—""Geledah tempat ini!" teriak yang lainnya.Kemudian para ibu-ibu itu pun masuk ke dalam rumah tersebut, mereka masuk ke dalam setiap ruangan dan juga ke dapur."Kamu tidak apa-apa Wen?" tanya Shassy kembali memperhatikan keadaan temannya."Sedikit benjol sepertinya, tadi digetok pakai teplon sama ibu baju merah," jawab Weni sambil mengusap usap keningnya.Shassy pun mendesah kasar. "Sebenarnya mereka itu kenapa," ujarnya kesal.

DMCA.com Protection Status