Share

Bab 78

"Hm, Mas cuma ingin kamu tuh, jangan abai sama Ahmad."

"Iya aku salah, maafkan aku ya, Mas." Laila tertunduk, lalu air matanya kembali membasahi pipi.

Dan, perlahan tangan Hendra merengkuh Laila dalam pelukkan. Amarah yang tadi sempat menguasai diri menguap begitu saja karena dia pikir Laila sudah benar-benar menyesali perbuatannya. Sebab, istrinya kembali meneteskan air mata. Tanpa lelaki itu sadari, Laila tersenyum sinis dalam pelukkan, merasa bangga bisa meluluhkan hati suaminya hanya dengan memasang wajah sedih dan permintaan maaf, yang sebenarnya tidak tulus dari hati.

Setelah itu mereka memutuskan untuk tidur karena hari sudah semakin larut.

Tepat dini hari Hendra bangun dan tidak mendapati Laila di ranjang. Lelaki itu mengernyitkan dahi. Ke mana istrinya?

Kemudian dia beranjak menuju kamar mandi. Niatnya bangun untuk melakukan ibadah malam yaitu salat tahajut. Nanti setelah salat baru dia mencari istrinya. Begitu pikir Hendra.

"Eh, kamu bangun, Mas?" Laila yang baru memasuki ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status