"Menikahlah mas," Kataku sendu sambil menunduk pada Mas Adam suamiku saat kami dikamar dan hendak istirahat. Ku lihat ia menghentikan aktivitas memeriksa email yang masuk dari asisten nya.Ia menatap ku diam kemudian Mas Adam mengangkat dagu ku sambil berkata " Kenapa? apakah perihal anak lagi, apa Mami membuat mu tersinggung lagi?" Kata nya sambil membelai rambut lurus sebahuku."Nabila, aku tidak ingin menyakitimu sayang, aku sangat mencintaimu, aku rela tidak punya keturunan seumur hidup asalkan aku bersamamu, dan apapun yang Mami kata kan tolong jangan masukkan dalam hati," Sambung nya panjang lebar."Tapi Mas, kamu anak tunggal punya banyak perusahaan dan membutuhkan keturunan sebagai penerus usahamu, maka menikahlah mas, aku rela dan ikhlas berbagi suami asalkan kamu bisa berlaku adil," Jawabku sambil menangis karena aku sudah tidak tahan dengan gunjingan Mami mertua dan para antek-antek nya. Flashback OnNama ku Nabila Azzahra, aku menikah dengan Adam Wijaya Handoko empat tahu
"Eh, itu si Nabila sok cantik banget nggak sih, masak dia menolak pesona bos ganteng, kalau aku jadi dia sih langsung di sikat aja," Ucap salah satu perempuan berambut sebahu yang bernama Mela."Ia bener banget, sok cantik dan oke padahal, cantikan juga kamu kemana-mana Mel," Sambung Ria teman nya Mela.Mereka tak menyadari kalau Nabila duduk tak jauh dari meja nya.Nabila yang mendengar ucapan rekan kerja nya tersebut mengepal kan tangan nya. Anita yang melihat Nabila marah segera menenangkan sahabat nya."Udah Bil, nggak usah di masukin ke hati, mereka cuma iri sama kamu," Ucap Anita sambil menyendok soto nya, sedangkan Nabila sudah tak bernafsu makan, ia hanya menghabiskan minum nya dan segera berlalu meninggalkan Anita.Saat Nabila akan keluar ia sengaja lewat di dekat Mela dan dengan sengaja menyenggol gelas jus yang ada di atas meja hingga tumpah , dan mengenai rok yang di pakai Mela."Ups, sorry!" Ucap Nabila sambil tersenyum mengejek dan berlalu meninggalkan Mela yang terkejut
"Kalau begitu aku yang akan pergi dari mu Mas, jika kau tak setuju untuk menikah dengan Citra," Ucap Nabila dan itu berhasil membuat ku terdiam tak tahu harus berkata apa- apa lagi."Bila, sayang aku mohon jangan paksa aku menikahi nya, karena aku hanya ingin kamu yang menjadi satu- satu nya ratu di istana kita," Ucap ku mencoba membujuk nya, saat aku ingin memeluk nya ia menepis tubuh ku ."Hanya ada dua pilihan menikahi citra atau kau akan kehilangan ku untuk selama nya," Lagi-lagi Nabila memberiku pilihan yang sulit ku terima."Beri aku waktu untuk memikirkan semua nya!" Ucap ku mengalah."Baik, aku beri waktu tiga hari,"."Tidak! satu minggu aku butuh waktu satu minggu,"." Tiga hari atau kau akan menyesal,""Nabila, ayolah, aku tidak tau apa yang sudah kamu alami tapi aku mohon sayang," Ucap ku sambil mencium tangan nya."Mas, aku hanya ingin kamu punya anak, itu saja," Ucap Nabila sambil memelukku erat seakan ia tak rela aku pergi."Baiklah tiga hari!" Ucapku menghela nafas pela
"Ide bagus sayang,". Praaaang Nabila sangat terkejut mendengar pembicaraan mereka, sehingga gelas yang di pegang nya pun terjatuh, seketika membuat Mami Sella dan Citra menghentikan tawa nya. "Mi, jangan-jangan ada yang mendengar pembicaraan kita, gawat kalau sampai ada yang tahu," Ucap Citra Khawatir. "Mami yakin itu cuma kucing aja kok," Ujar Mami Sella menenangkan Citra yang panik. Tidak lama terdengar suara Bi Jum "Aduh dasar kucing kok nyenggol gelas sih, pecahkan jadi nya, husshh,". "Tuh kan apa Mami bilang kucing," Ucap Mami Sella. Bi Jum tersenyum karena telah membuat Mami Sella dan Citra percaya, padahal ia di suruh Nabila untuk mengucapkan itu saat masuk ke dapur. Bi jum kemudian mengirim pesan di aplikasi hijau ke Nabila. "Beres Bu!" Ucap Bi jum dan mengirimkan nya ke Nabila. "Terima kasih Bi!" Balas Nabila dan di ikuti oleh emoticon senyum. Setelah kejadian hari itu Citra dan Mami Sella sibuk menyiapkan acara pernikahan Adam dan Citra di sebuah hotel mewah, Citra
"Ada apa Mi?" Ucap Adam bertanya saat ia telah duduk di hadapan Mami nya "Adam, Mami dan citra kesini ingin menunjukkan Gaun pernikahan kalian, coba lihatlah," Ucap Mami terus terang tanpa memikirkan perasaan Nabila. Nabila ingin pergi namun Adam menarik lengan nya untuk duduk kembali "Mami, aku sibuk sekarang, tolong lah jangan menambah beban pikiran ku," Ucap Adam sambil memijit kening nya."Lagian aku masih belum mengambil keputusan," Sambung nya. "Adam, jangan bilang si mandul ini telah melarang mu untuk menikah dengan Citra, " Ucap Mami Sella bengis menatap dan menunjuk Nabila. Nabila merasa sangat kecewa dengan tuduhan Mami Sella. "Cukup Mami! Nabila tak pernah menghalangiku, dan jangan pernah sekali-sekali Mami menyebut Nabila mandul, karena itu sama saja Mami menghina ciptaan Allah," Ucap Adam tak kalah lantang nya. "Lihatlah Nabila! gara-gara kamu Adam jadi anak durhaka," Ucap Citra tiba-tiba menengahi pertengkaran anak dan ibu tersebut. "Cukup Citra! kamu bukan siapa-s
Setelah di rasa keadaan aman, Citra dan Mami Sella segera masuk ke kamar inap Nabila."Lho Mas, kok kamu ba," Ucapan Nabila terpotong melihat seringai sinis dari madu dan mertua nya."Kenapa? kamu berharap Adam balik lagi? kamu benar-benar nggak tahu diri ya Bila, kamu telah merusak semua nya," Cecar Citra ke Nabila."Lo, memang nya aku ngapain? bukan salah ku dong Cit, Mas Adam lebih memilih menemaniku ketimbang bersamamu," Balas Nabila santai meskipun hati nya masih menyimpan sejuta luka, tapi ia tak mau menunjukkan nya di hadapan Citra."Kalau bukan karena kamu, Mas Adam nggak mungkin ninggalin aku," Sungut Citra dengan raut wajah marah."Heh, berarti Mas Adam terlalu mencintai ku Citra, nikmati saja lah jadi istri tapi tak di anggap," Ucap Citra tersenyum mengejek Citra."Jangan senang dulu Nabila, Aku pastikan Adam akan menceraikan mu, dan akan menjadikan Citra menantuku satu-satu nya," Potong Mami Sella tak kalah geram nya, mendengar perkataan Nabi
Keesokan hari nya, Nabila telah di perbolehkan pulang karena kondisi nya sudah jauh lebih baik."Sudah siap sayang? Ayo!" Tanya Adam sambil menuntun Nabila turun dari ranjang nya."Iya, sudah Mas,"Jawab Nabila dan meraih tangan Adam.Nabila dan Adam pun keluar dari rumah sakit kemudian berkendara menuju rumah nya yang tak terlalu jauh dari rumah sakit."Makasih ya Mas, kamu sudah mau temenin aku," Ucap Nabila saat mereka berada di dalam mobil."Sudah kewajiban ku Sayang," Jawab Adam tersenyum, kemudian meraih tangan Nabila dan mencium nya."Tapi kan Mas lagi sama Citra, maaf ya Mas aku sudah ganggu waktu kalian" Sahut Nabila merasa bersalah meskipun ia belum ikhlas atas pernikahan Adam dan Citra, Namun ia juga tak boleh egois."Udah sayang, nggak usah di bahas lagi, sudah seharus nya aku perhatian sama kamu," Sahut Adam. Dan Nabila hanya mengangguk.Setelah berkendara beberapa saat Nabila dan Adam akhir nya sampai di rumah megah nya."Maaf sayang, Mas harus ke kantor dulu ya," Pamit A
Nabila sedikit tersenyum dan beralih memandang Citra, "Dia Istri yang ....," Ujar Nabila menjeda kalimat nya.Ani dan Rudi mengkerutkan kening nya mendengar ucapan Nabila."Kenapa Bu, jangan setengah-setengah dong," Ucap Ani penasaran."Nggak di anggap, Hahahah," Tawa Nabila pecah begitu pun dengan Ani dan Rudi tampak tersenyum mengejek.Nabila segera berlalu dari hadapan Citra dengan senyum masih menghiasi bibir nya."Kurang ajar, awas kau," Balas Citra sambil mengejar Nabila dan berniat menampar nya. Namun belum sempat tangan Citra menyentuh pipi mulus Nabila sebuah suara menghentikan nya."Stop, jangan coba-coba menyentuh nya," Ucap lelaki itu tegas yang ternyata adalah Adam dan seketika Citra menurunkan tangan nya."Mas Adam," Gumam Citra panik dan sedikit terkejut."Kenapa Citra? ada masalah apa sehingga kamu mau menampar Nabila?" Tanya Adam dengan tatapan sinis nya dan merangkul pundak Nabila mesra."A-Aku bisa jelaskan Mas," Jawab Citra gugup."Jelaskan," Jawab Mas Adam dengan
Saat masuk kamar Nabila pun berbaring didekat Suaminya, Adam yang merasa ada pergerakan pun membuka mata nya."Kamu udah kemana Bil?" Tanya Adam di sela kantuk nya."Ini Mas, ambil minum," Jawab Nabila."Mas, kalau seandai nya aku hamil, apa Citra akan tetap menjadi istri kamu?" Nabila mengeluarkan uneg-uneg nya pada Adam."Kalau kamu hamil ya aku talak lah," Sahut Adam."Kamu yaā Nabila lagi."Yakin sih, emang kenapa dengan Mami?" Tanya Adam balik."Mami pasti nggak setuju kan Mas," Balas Nabila sedih."Sudahlah sayang, kamu jangan pikirkan semua itu, biarlah semua mengalir apa ada nya," Seru Adam pada istri nya."Baiklah Mas, apa pun yang menjadi keputusan mu aku akan terima," Ujar Nabila tersenyum."Istirahat lah," Perintah Adam dan Nabila pun menganggukkan kepala nya.###"Mas Adam bagaimana sih, seharus nya kan dia tidur di sini," Gerutu Citra sambil membolak balikkan badan nya karena ia gelisah. Namun tak berapa lama ia pun terlelap.Jam menunjukkan pukul 5 pagi, Nabila bergegas
"Tidak ada yang boleh pecat Bi Wati ataupun pegawai yang lain, selain kehendak saya dan Nabila," Celetuk Adam yang mendengar Citra memarahi Bi Wati."M-Mas Adam, sejak kapan kamu sampai," Ujar Citra gugup karena kedapatan memarahi pembantu."Sejak kamu meminta Bi Wati membereskan kamar ini, apa hak mu mengatur semua nya, dan siapa yang mengizinkan mu untuk tinggal disini?" Protes Adam dengan raut wajah menahan amarah."Tapi Mami bilang aku boleh tinggal di sini Mas, aku juga kan istri mu," Tukas Citra.Adam menghela nafas berat untuk meredam emosi nya, " Baiklah, kalau bukan karena Nabila aku tidak akan pernah menerima kamu di sini, jadi mulai sekarang tolong perbaiki sikap mu, dan berterima kasihlah pada istri ku," Ujar Adam panjang lebar.Citra merasa sangat kesal mendengar pengakuan Adam, kalau bukan karena Mami Sella ia juga tak ingin tinggal di rumah ini, apa lagi setiap hari ia pasti akan menyaksikan drama manis yang memuakkan."Nabila, Nabila, Nabila terus yang kau sebut Mas, a
"Perkenalkan nama saya Marko, saya yang menemukan istri anda," Jawab Marko sambil mengulurkan tangan nya."Terima kasih Pak Marko, saya tidak tahu kalau tidak ada anda istri saya bagaimana, sekali lagi terima kasih," Balas Adam dan menjabat tangan Marko yang terulur."Ini Pak tas, Handphone, dan kunci mobil istri Bapak," Kata Marko lagi sambil menyerahkan sebuah tas tangan berwarna hitam."Sekali lagi terima kasih Pak Marko, ini kartu nama saya kalau Pak Marko berkenan datanglah, saya akan mengundang Pak Marko secara khusus atas kebaikan yang telah Bapak lakukan," Ujar Adam dan menyerahkan sebuah Kartu nama setelah ia mengambil tas Nabila.Marko mengambil dan melihat sekilas kartu nama yang di sodorkan oleh Adam kemudian menyimpan nya di dompet."Suatu kehormatan buat saya Pak Adam, saya akan menghubungi anda," Balas Pak Marko, "Kalau begitu saya permisi Pak Adam," Pamit Pak Marko."Baiklah sekali lagi terima kasih Pak Marko," Ujar Adam dan di angguki oleh Pak Marko.Setelah Marko ber
Nabila sedikit tersenyum dan beralih memandang Citra, "Dia Istri yang ....," Ujar Nabila menjeda kalimat nya.Ani dan Rudi mengkerutkan kening nya mendengar ucapan Nabila."Kenapa Bu, jangan setengah-setengah dong," Ucap Ani penasaran."Nggak di anggap, Hahahah," Tawa Nabila pecah begitu pun dengan Ani dan Rudi tampak tersenyum mengejek.Nabila segera berlalu dari hadapan Citra dengan senyum masih menghiasi bibir nya."Kurang ajar, awas kau," Balas Citra sambil mengejar Nabila dan berniat menampar nya. Namun belum sempat tangan Citra menyentuh pipi mulus Nabila sebuah suara menghentikan nya."Stop, jangan coba-coba menyentuh nya," Ucap lelaki itu tegas yang ternyata adalah Adam dan seketika Citra menurunkan tangan nya."Mas Adam," Gumam Citra panik dan sedikit terkejut."Kenapa Citra? ada masalah apa sehingga kamu mau menampar Nabila?" Tanya Adam dengan tatapan sinis nya dan merangkul pundak Nabila mesra."A-Aku bisa jelaskan Mas," Jawab Citra gugup."Jelaskan," Jawab Mas Adam dengan
Keesokan hari nya, Nabila telah di perbolehkan pulang karena kondisi nya sudah jauh lebih baik."Sudah siap sayang? Ayo!" Tanya Adam sambil menuntun Nabila turun dari ranjang nya."Iya, sudah Mas,"Jawab Nabila dan meraih tangan Adam.Nabila dan Adam pun keluar dari rumah sakit kemudian berkendara menuju rumah nya yang tak terlalu jauh dari rumah sakit."Makasih ya Mas, kamu sudah mau temenin aku," Ucap Nabila saat mereka berada di dalam mobil."Sudah kewajiban ku Sayang," Jawab Adam tersenyum, kemudian meraih tangan Nabila dan mencium nya."Tapi kan Mas lagi sama Citra, maaf ya Mas aku sudah ganggu waktu kalian" Sahut Nabila merasa bersalah meskipun ia belum ikhlas atas pernikahan Adam dan Citra, Namun ia juga tak boleh egois."Udah sayang, nggak usah di bahas lagi, sudah seharus nya aku perhatian sama kamu," Sahut Adam. Dan Nabila hanya mengangguk.Setelah berkendara beberapa saat Nabila dan Adam akhir nya sampai di rumah megah nya."Maaf sayang, Mas harus ke kantor dulu ya," Pamit A
Setelah di rasa keadaan aman, Citra dan Mami Sella segera masuk ke kamar inap Nabila."Lho Mas, kok kamu ba," Ucapan Nabila terpotong melihat seringai sinis dari madu dan mertua nya."Kenapa? kamu berharap Adam balik lagi? kamu benar-benar nggak tahu diri ya Bila, kamu telah merusak semua nya," Cecar Citra ke Nabila."Lo, memang nya aku ngapain? bukan salah ku dong Cit, Mas Adam lebih memilih menemaniku ketimbang bersamamu," Balas Nabila santai meskipun hati nya masih menyimpan sejuta luka, tapi ia tak mau menunjukkan nya di hadapan Citra."Kalau bukan karena kamu, Mas Adam nggak mungkin ninggalin aku," Sungut Citra dengan raut wajah marah."Heh, berarti Mas Adam terlalu mencintai ku Citra, nikmati saja lah jadi istri tapi tak di anggap," Ucap Citra tersenyum mengejek Citra."Jangan senang dulu Nabila, Aku pastikan Adam akan menceraikan mu, dan akan menjadikan Citra menantuku satu-satu nya," Potong Mami Sella tak kalah geram nya, mendengar perkataan Nabi
"Ada apa Mi?" Ucap Adam bertanya saat ia telah duduk di hadapan Mami nya "Adam, Mami dan citra kesini ingin menunjukkan Gaun pernikahan kalian, coba lihatlah," Ucap Mami terus terang tanpa memikirkan perasaan Nabila. Nabila ingin pergi namun Adam menarik lengan nya untuk duduk kembali "Mami, aku sibuk sekarang, tolong lah jangan menambah beban pikiran ku," Ucap Adam sambil memijit kening nya."Lagian aku masih belum mengambil keputusan," Sambung nya. "Adam, jangan bilang si mandul ini telah melarang mu untuk menikah dengan Citra, " Ucap Mami Sella bengis menatap dan menunjuk Nabila. Nabila merasa sangat kecewa dengan tuduhan Mami Sella. "Cukup Mami! Nabila tak pernah menghalangiku, dan jangan pernah sekali-sekali Mami menyebut Nabila mandul, karena itu sama saja Mami menghina ciptaan Allah," Ucap Adam tak kalah lantang nya. "Lihatlah Nabila! gara-gara kamu Adam jadi anak durhaka," Ucap Citra tiba-tiba menengahi pertengkaran anak dan ibu tersebut. "Cukup Citra! kamu bukan siapa-s
"Ide bagus sayang,". Praaaang Nabila sangat terkejut mendengar pembicaraan mereka, sehingga gelas yang di pegang nya pun terjatuh, seketika membuat Mami Sella dan Citra menghentikan tawa nya. "Mi, jangan-jangan ada yang mendengar pembicaraan kita, gawat kalau sampai ada yang tahu," Ucap Citra Khawatir. "Mami yakin itu cuma kucing aja kok," Ujar Mami Sella menenangkan Citra yang panik. Tidak lama terdengar suara Bi Jum "Aduh dasar kucing kok nyenggol gelas sih, pecahkan jadi nya, husshh,". "Tuh kan apa Mami bilang kucing," Ucap Mami Sella. Bi Jum tersenyum karena telah membuat Mami Sella dan Citra percaya, padahal ia di suruh Nabila untuk mengucapkan itu saat masuk ke dapur. Bi jum kemudian mengirim pesan di aplikasi hijau ke Nabila. "Beres Bu!" Ucap Bi jum dan mengirimkan nya ke Nabila. "Terima kasih Bi!" Balas Nabila dan di ikuti oleh emoticon senyum. Setelah kejadian hari itu Citra dan Mami Sella sibuk menyiapkan acara pernikahan Adam dan Citra di sebuah hotel mewah, Citra
"Kalau begitu aku yang akan pergi dari mu Mas, jika kau tak setuju untuk menikah dengan Citra," Ucap Nabila dan itu berhasil membuat ku terdiam tak tahu harus berkata apa- apa lagi."Bila, sayang aku mohon jangan paksa aku menikahi nya, karena aku hanya ingin kamu yang menjadi satu- satu nya ratu di istana kita," Ucap ku mencoba membujuk nya, saat aku ingin memeluk nya ia menepis tubuh ku ."Hanya ada dua pilihan menikahi citra atau kau akan kehilangan ku untuk selama nya," Lagi-lagi Nabila memberiku pilihan yang sulit ku terima."Beri aku waktu untuk memikirkan semua nya!" Ucap ku mengalah."Baik, aku beri waktu tiga hari,"."Tidak! satu minggu aku butuh waktu satu minggu,"." Tiga hari atau kau akan menyesal,""Nabila, ayolah, aku tidak tau apa yang sudah kamu alami tapi aku mohon sayang," Ucap ku sambil mencium tangan nya."Mas, aku hanya ingin kamu punya anak, itu saja," Ucap Nabila sambil memelukku erat seakan ia tak rela aku pergi."Baiklah tiga hari!" Ucapku menghela nafas pela