"Ide bagus sayang,".
Praaaang
Nabila sangat terkejut mendengar pembicaraan mereka, sehingga gelas yang di pegang nya pun terjatuh, seketika membuat Mami Sella dan Citra menghentikan tawa nya.
"Mi, jangan-jangan ada yang mendengar pembicaraan kita, gawat kalau sampai ada yang tahu," Ucap Citra Khawatir.
"Mami yakin itu cuma kucing aja kok," Ujar Mami Sella menenangkan Citra yang panik.
Tidak lama terdengar suara Bi Jum "Aduh dasar kucing kok nyenggol gelas sih, pecahkan jadi nya, husshh,".
"Tuh kan apa Mami bilang kucing," Ucap Mami Sella.
Bi Jum tersenyum karena telah membuat Mami Sella dan Citra percaya, padahal ia di suruh Nabila untuk mengucapkan itu saat masuk ke dapur.
Bi jum kemudian mengirim pesan di aplikasi hijau ke Nabila.
"Beres Bu!" Ucap Bi jum dan mengirimkan nya ke Nabila.
"Terima kasih Bi!" Balas Nabila dan di ikuti oleh emoticon senyum.
Setelah kejadian hari itu Citra dan Mami Sella sibuk menyiapkan acara pernikahan Adam dan Citra di sebuah hotel mewah, Citra sangat bahagia begitupun Mami Sella.
Hari Ijab dan Qobul pun tiba, Adam terlihat sangat tampan, begitupun Citra terlihat Cantik.
Nabila memilih tak hadir hanya mempersiapkan keperluan Adam sebelum berangkat ke hotel."Bil, aku minta maaf sayang," Tutur Adam merasa bersalah.
"Nggak apa-apa Mas! Aku ikhlas," Jawab Nabila sambil mencoba tersenyum namun tak dapat di pungkiri hati nya begitu sakit."Semoga lancar ya Mas,".Adam hanya mengangguk dan memeluk Nabila Erat."Aku berangkat ya sayang,"Ucap Adam dan mencium kening Nabila lama.Nabila melepas kepergian Adam dengan penuh air mata, tak dapat di pungkiri ia sangat rapuh dan terluka, megingat sebentar lagi kasih sayang dan waktu nya Adam akan terbagi.
#
"Saya terima nikah nya Citra Arumi Bin Indra Waluyo dengan maskawin seperangkat alat sholat dan uang sebesar 1 Milyar di bayar tunai," Ucap Adam lantang dan disahkan oleh para saksi.Selesai acara Ijab dan Qobul dilanjutkan dengan acara resepsi mewah, Citra tak dapat menyembunyikan rasa bahagia nya, sedangkan Adam tak pernah sedetik pun melupakan Nabila.
Selesai acara Adam dan Citra pun masuk ke dalam kamar pengatin yang sengaja di sewa oleh Mami Sella, Citra sangat deg-deg an sementara Adam kelihatan tak bersemangat dan langsung tertidur karena kecapekan.
"Mas!" Panggil Citra manja, namun tak di gubris oleh Adam."Mas, ih kamu kok tidur sih, ini kan malam pertama kita," Ujar Citra lagi malu-malu.Tiba-tiba handphone Adam berdering, sempat terlihat oleh Citra bahwa yang menelpon Adam adalah Nabila.
"Dasar pengganggu!" Gerutu Citra dan mematikan handphone Adam.
Namun belum lama Citra mematikan panggilan, Nabila menelpone lagi, kali ini Adam mendengar handphone nya berbunyi dan segera mengangkat nya.
"Halo, assalamualaikum sayang,". Ucap Adam setelah menekan tombol hijau dan menjauhi Citra.
"Waalaikum salam tuan," Jawab seseorang yang ternyata adalah Bi Jum.
"Ia Bik, ada apa, Nabila mana?" Tanya Adam.
"Tuan, Non Nabila demam nya sangat tinggi," Ujar Bi Inah.
"Apa? bagaimana bisa demam Bik?" Cecar Adam panik, ia segera menyambar baju nya.
"Nggak tau Tuan, tadi Non Nabila tiba-tiba pingsan, dan badan nya sangat panas," Jawab Bik Jum khawatir.
"Baiklah Bik, aku segera kesana,"
"Baiklah tuan,".
Panggilan pun terputus, Adam segera mengambil konci mobil , namun Citra menahan Adam pergi.
"Kamu mau kemana Mas?" Tanya Citra kecewa.
"Bukan urusan mu," Jawab Adam ketus.
"Aku ini istrimu Mas, aku berhak tau semua tentang mu," Tuntut Citra dan membuat Adam semakin marah.
"Minggir Citra!" Tegas Adam.
"Nggak, sebelum kamu jawab pertanyaan ku,".
"Ingat Citra pernikahan ini nggak pernah aku inginkan, jadi jangan pernah ikut campur urusan ku," Sungut Adam yang wajah nya sudah memerah karena Citra menahan pintu.
"Nggak Mas, Mas aku mencintai kamu jadi aku mohon tetaplah disini," Pinta Citra dan ingin memeluk Adam.
Adam menepis dan sedikit mendorong tubuh Citra menjauh "Tolong Citra , sebelum kesabaran ku habis,"
"Mas, apa penting nya sih istri mu yang mandul itu," Timpal Citra.
"Dia segala nya bagi ku, puas!" Ucap Adam tegas membuat Citra merasa sangat kecewa.
"Mas, aku mohon jangan tinggalkan aku," Rengek Citra lagi.
Kesabaran Adam habis ia mendorong tubuh Citra hingga terhempas ke lantai, Adam tak peduli dengan sumpah serapah dan teriakan Citra hingga Mami Sella masuk dan mendapatkan Citra yang menangis.
"Ada apa sayang?" Tanya Mami Sella sambil memeluk Citra.
"Adam Mi, dia pergi ninggalin aku demi perempuan mandul itu, aku nggak terima Mi," Adu Citra pada Mami Sella dan seketika membuat Mami Sella sangat marah.
"Tenang sayang, nanti kita beri ia pelajaran, biar dia tau diri," Sungut Mami Sella.
"Sekarang kamu istirahat dulu ya, Mami pastikan Adam akan kembali kesini, bersamamu," Rayu Mami Sella.
"Bagaimana kalau Mas Adam nggak mau kesini Mi?" Ujar Citra sambil memeluk Mami Sella.
"Udah kamu tenang saja, nanti Mami yang pikirkan cara nya,"
"Mi, aku nggak terima Mas Adam giniin aku, ini semua pasti gara-gara si mandul itu,"
"Ia, sayang Mami juga udah gemas banget sama si mandul itu," Cicit Mami Sella, " Bagaimana kalau kita ikutin Adam, dan buat perhitungan sama Si Nabila itu," Sambung nya lagi.
"Setuju!"Ucap Citra dan langsung menyambar tas serta jaket nya.
"Tapi, kira-kira kamu tau nggak Adam kemana," Tanya Mami Sella ke Citra dan di angguki oleh Citra.
"Mami, tenang saja kita lacak keberadaan Mas Adam, tadi sebelum Mas Adam bangun aku udah aktifkan GPS nya,"
"Anak pintar, ayo buruan kita berangkat," Ajak Mami Sella.
"Ayo Mi!" Jawab Citra dan bergegas mengambil jaket dan tas nya.
Setelah keluar dari lobi Hotel dan masuk ke dalam mobil, mereka pun mengikuti arah GPS habdphone nya Adam.
"Loh, kok ini ke rumah sakit Husada Mi," Citra heran karena Adam menuju ke Rumah Sakit bukan ke rumah.
"Udah, kamu ikutin saja,".
"Ok Mi!" Jawab Cita sambil menyetir dengan kecepatan sedang.
Setelah sampai di parkiran Rumah sakit Citra dan Mami Sella melihat Adam turun dari mobil nya, mereka pun segera menggunakan masker agar Adam tak mengenali mereka. Citra dan Mami Sella pun mengikuti Adam dari belakang hingga Adam masuk ke sebuah ruangan VIP.
Dari kaca jendela yang tersingkap sedikit mereka melihat Nabila yang tertidur dengan selang infus terpasang di lengan nya.
Adam membelai rambut dan mencium kening Nabila, Citra yang melihat itu semua menjadi sangat marah ia ingin masuk melabrak kedua nya, namun Mami Sella mencegah Citra.
"Sayang ingat ini rumah sakit, jangan buat keributan," Ucap Mami Sella memperingati Citra.
"Tapi Mi, Mas Adam bersama Si mandul di dalam, Mami kan tau seharus nya malam ini Mas Adam bersama ku," Cecar Citra sambil mengepal kan tangan nya.
"Ia, sabar Nak kita harus atur rencana biar si mandul itu di ceraikan," Ujar Mami Sella.
Lima belas menit di dalam ruangan, Adam pun keluar dan Nabila juga sudah siuman dari pingsan nya, Mami Sella dan Citra bersembunyi saat Adam melewati koridor Rumah sakit.
"Ada apa Mi?" Ucap Adam bertanya saat ia telah duduk di hadapan Mami nya "Adam, Mami dan citra kesini ingin menunjukkan Gaun pernikahan kalian, coba lihatlah," Ucap Mami terus terang tanpa memikirkan perasaan Nabila. Nabila ingin pergi namun Adam menarik lengan nya untuk duduk kembali "Mami, aku sibuk sekarang, tolong lah jangan menambah beban pikiran ku," Ucap Adam sambil memijit kening nya."Lagian aku masih belum mengambil keputusan," Sambung nya. "Adam, jangan bilang si mandul ini telah melarang mu untuk menikah dengan Citra, " Ucap Mami Sella bengis menatap dan menunjuk Nabila. Nabila merasa sangat kecewa dengan tuduhan Mami Sella. "Cukup Mami! Nabila tak pernah menghalangiku, dan jangan pernah sekali-sekali Mami menyebut Nabila mandul, karena itu sama saja Mami menghina ciptaan Allah," Ucap Adam tak kalah lantang nya. "Lihatlah Nabila! gara-gara kamu Adam jadi anak durhaka," Ucap Citra tiba-tiba menengahi pertengkaran anak dan ibu tersebut. "Cukup Citra! kamu bukan siapa-s
Setelah di rasa keadaan aman, Citra dan Mami Sella segera masuk ke kamar inap Nabila."Lho Mas, kok kamu ba," Ucapan Nabila terpotong melihat seringai sinis dari madu dan mertua nya."Kenapa? kamu berharap Adam balik lagi? kamu benar-benar nggak tahu diri ya Bila, kamu telah merusak semua nya," Cecar Citra ke Nabila."Lo, memang nya aku ngapain? bukan salah ku dong Cit, Mas Adam lebih memilih menemaniku ketimbang bersamamu," Balas Nabila santai meskipun hati nya masih menyimpan sejuta luka, tapi ia tak mau menunjukkan nya di hadapan Citra."Kalau bukan karena kamu, Mas Adam nggak mungkin ninggalin aku," Sungut Citra dengan raut wajah marah."Heh, berarti Mas Adam terlalu mencintai ku Citra, nikmati saja lah jadi istri tapi tak di anggap," Ucap Citra tersenyum mengejek Citra."Jangan senang dulu Nabila, Aku pastikan Adam akan menceraikan mu, dan akan menjadikan Citra menantuku satu-satu nya," Potong Mami Sella tak kalah geram nya, mendengar perkataan Nabi
Keesokan hari nya, Nabila telah di perbolehkan pulang karena kondisi nya sudah jauh lebih baik."Sudah siap sayang? Ayo!" Tanya Adam sambil menuntun Nabila turun dari ranjang nya."Iya, sudah Mas,"Jawab Nabila dan meraih tangan Adam.Nabila dan Adam pun keluar dari rumah sakit kemudian berkendara menuju rumah nya yang tak terlalu jauh dari rumah sakit."Makasih ya Mas, kamu sudah mau temenin aku," Ucap Nabila saat mereka berada di dalam mobil."Sudah kewajiban ku Sayang," Jawab Adam tersenyum, kemudian meraih tangan Nabila dan mencium nya."Tapi kan Mas lagi sama Citra, maaf ya Mas aku sudah ganggu waktu kalian" Sahut Nabila merasa bersalah meskipun ia belum ikhlas atas pernikahan Adam dan Citra, Namun ia juga tak boleh egois."Udah sayang, nggak usah di bahas lagi, sudah seharus nya aku perhatian sama kamu," Sahut Adam. Dan Nabila hanya mengangguk.Setelah berkendara beberapa saat Nabila dan Adam akhir nya sampai di rumah megah nya."Maaf sayang, Mas harus ke kantor dulu ya," Pamit A
Nabila sedikit tersenyum dan beralih memandang Citra, "Dia Istri yang ....," Ujar Nabila menjeda kalimat nya.Ani dan Rudi mengkerutkan kening nya mendengar ucapan Nabila."Kenapa Bu, jangan setengah-setengah dong," Ucap Ani penasaran."Nggak di anggap, Hahahah," Tawa Nabila pecah begitu pun dengan Ani dan Rudi tampak tersenyum mengejek.Nabila segera berlalu dari hadapan Citra dengan senyum masih menghiasi bibir nya."Kurang ajar, awas kau," Balas Citra sambil mengejar Nabila dan berniat menampar nya. Namun belum sempat tangan Citra menyentuh pipi mulus Nabila sebuah suara menghentikan nya."Stop, jangan coba-coba menyentuh nya," Ucap lelaki itu tegas yang ternyata adalah Adam dan seketika Citra menurunkan tangan nya."Mas Adam," Gumam Citra panik dan sedikit terkejut."Kenapa Citra? ada masalah apa sehingga kamu mau menampar Nabila?" Tanya Adam dengan tatapan sinis nya dan merangkul pundak Nabila mesra."A-Aku bisa jelaskan Mas," Jawab Citra gugup."Jelaskan," Jawab Mas Adam dengan
"Perkenalkan nama saya Marko, saya yang menemukan istri anda," Jawab Marko sambil mengulurkan tangan nya."Terima kasih Pak Marko, saya tidak tahu kalau tidak ada anda istri saya bagaimana, sekali lagi terima kasih," Balas Adam dan menjabat tangan Marko yang terulur."Ini Pak tas, Handphone, dan kunci mobil istri Bapak," Kata Marko lagi sambil menyerahkan sebuah tas tangan berwarna hitam."Sekali lagi terima kasih Pak Marko, ini kartu nama saya kalau Pak Marko berkenan datanglah, saya akan mengundang Pak Marko secara khusus atas kebaikan yang telah Bapak lakukan," Ujar Adam dan menyerahkan sebuah Kartu nama setelah ia mengambil tas Nabila.Marko mengambil dan melihat sekilas kartu nama yang di sodorkan oleh Adam kemudian menyimpan nya di dompet."Suatu kehormatan buat saya Pak Adam, saya akan menghubungi anda," Balas Pak Marko, "Kalau begitu saya permisi Pak Adam," Pamit Pak Marko."Baiklah sekali lagi terima kasih Pak Marko," Ujar Adam dan di angguki oleh Pak Marko.Setelah Marko ber
"Tidak ada yang boleh pecat Bi Wati ataupun pegawai yang lain, selain kehendak saya dan Nabila," Celetuk Adam yang mendengar Citra memarahi Bi Wati."M-Mas Adam, sejak kapan kamu sampai," Ujar Citra gugup karena kedapatan memarahi pembantu."Sejak kamu meminta Bi Wati membereskan kamar ini, apa hak mu mengatur semua nya, dan siapa yang mengizinkan mu untuk tinggal disini?" Protes Adam dengan raut wajah menahan amarah."Tapi Mami bilang aku boleh tinggal di sini Mas, aku juga kan istri mu," Tukas Citra.Adam menghela nafas berat untuk meredam emosi nya, " Baiklah, kalau bukan karena Nabila aku tidak akan pernah menerima kamu di sini, jadi mulai sekarang tolong perbaiki sikap mu, dan berterima kasihlah pada istri ku," Ujar Adam panjang lebar.Citra merasa sangat kesal mendengar pengakuan Adam, kalau bukan karena Mami Sella ia juga tak ingin tinggal di rumah ini, apa lagi setiap hari ia pasti akan menyaksikan drama manis yang memuakkan."Nabila, Nabila, Nabila terus yang kau sebut Mas, a
Saat masuk kamar Nabila pun berbaring didekat Suaminya, Adam yang merasa ada pergerakan pun membuka mata nya."Kamu udah kemana Bil?" Tanya Adam di sela kantuk nya."Ini Mas, ambil minum," Jawab Nabila."Mas, kalau seandai nya aku hamil, apa Citra akan tetap menjadi istri kamu?" Nabila mengeluarkan uneg-uneg nya pada Adam."Kalau kamu hamil ya aku talak lah," Sahut Adam."Kamu yaā Nabila lagi."Yakin sih, emang kenapa dengan Mami?" Tanya Adam balik."Mami pasti nggak setuju kan Mas," Balas Nabila sedih."Sudahlah sayang, kamu jangan pikirkan semua itu, biarlah semua mengalir apa ada nya," Seru Adam pada istri nya."Baiklah Mas, apa pun yang menjadi keputusan mu aku akan terima," Ujar Nabila tersenyum."Istirahat lah," Perintah Adam dan Nabila pun menganggukkan kepala nya.###"Mas Adam bagaimana sih, seharus nya kan dia tidur di sini," Gerutu Citra sambil membolak balikkan badan nya karena ia gelisah. Namun tak berapa lama ia pun terlelap.Jam menunjukkan pukul 5 pagi, Nabila bergegas
"Menikahlah mas," Kataku sendu sambil menunduk pada Mas Adam suamiku saat kami dikamar dan hendak istirahat. Ku lihat ia menghentikan aktivitas memeriksa email yang masuk dari asisten nya.Ia menatap ku diam kemudian Mas Adam mengangkat dagu ku sambil berkata " Kenapa? apakah perihal anak lagi, apa Mami membuat mu tersinggung lagi?" Kata nya sambil membelai rambut lurus sebahuku."Nabila, aku tidak ingin menyakitimu sayang, aku sangat mencintaimu, aku rela tidak punya keturunan seumur hidup asalkan aku bersamamu, dan apapun yang Mami kata kan tolong jangan masukkan dalam hati," Sambung nya panjang lebar."Tapi Mas, kamu anak tunggal punya banyak perusahaan dan membutuhkan keturunan sebagai penerus usahamu, maka menikahlah mas, aku rela dan ikhlas berbagi suami asalkan kamu bisa berlaku adil," Jawabku sambil menangis karena aku sudah tidak tahan dengan gunjingan Mami mertua dan para antek-antek nya. Flashback OnNama ku Nabila Azzahra, aku menikah dengan Adam Wijaya Handoko empat tahu
Saat masuk kamar Nabila pun berbaring didekat Suaminya, Adam yang merasa ada pergerakan pun membuka mata nya."Kamu udah kemana Bil?" Tanya Adam di sela kantuk nya."Ini Mas, ambil minum," Jawab Nabila."Mas, kalau seandai nya aku hamil, apa Citra akan tetap menjadi istri kamu?" Nabila mengeluarkan uneg-uneg nya pada Adam."Kalau kamu hamil ya aku talak lah," Sahut Adam."Kamu yaā Nabila lagi."Yakin sih, emang kenapa dengan Mami?" Tanya Adam balik."Mami pasti nggak setuju kan Mas," Balas Nabila sedih."Sudahlah sayang, kamu jangan pikirkan semua itu, biarlah semua mengalir apa ada nya," Seru Adam pada istri nya."Baiklah Mas, apa pun yang menjadi keputusan mu aku akan terima," Ujar Nabila tersenyum."Istirahat lah," Perintah Adam dan Nabila pun menganggukkan kepala nya.###"Mas Adam bagaimana sih, seharus nya kan dia tidur di sini," Gerutu Citra sambil membolak balikkan badan nya karena ia gelisah. Namun tak berapa lama ia pun terlelap.Jam menunjukkan pukul 5 pagi, Nabila bergegas
"Tidak ada yang boleh pecat Bi Wati ataupun pegawai yang lain, selain kehendak saya dan Nabila," Celetuk Adam yang mendengar Citra memarahi Bi Wati."M-Mas Adam, sejak kapan kamu sampai," Ujar Citra gugup karena kedapatan memarahi pembantu."Sejak kamu meminta Bi Wati membereskan kamar ini, apa hak mu mengatur semua nya, dan siapa yang mengizinkan mu untuk tinggal disini?" Protes Adam dengan raut wajah menahan amarah."Tapi Mami bilang aku boleh tinggal di sini Mas, aku juga kan istri mu," Tukas Citra.Adam menghela nafas berat untuk meredam emosi nya, " Baiklah, kalau bukan karena Nabila aku tidak akan pernah menerima kamu di sini, jadi mulai sekarang tolong perbaiki sikap mu, dan berterima kasihlah pada istri ku," Ujar Adam panjang lebar.Citra merasa sangat kesal mendengar pengakuan Adam, kalau bukan karena Mami Sella ia juga tak ingin tinggal di rumah ini, apa lagi setiap hari ia pasti akan menyaksikan drama manis yang memuakkan."Nabila, Nabila, Nabila terus yang kau sebut Mas, a
"Perkenalkan nama saya Marko, saya yang menemukan istri anda," Jawab Marko sambil mengulurkan tangan nya."Terima kasih Pak Marko, saya tidak tahu kalau tidak ada anda istri saya bagaimana, sekali lagi terima kasih," Balas Adam dan menjabat tangan Marko yang terulur."Ini Pak tas, Handphone, dan kunci mobil istri Bapak," Kata Marko lagi sambil menyerahkan sebuah tas tangan berwarna hitam."Sekali lagi terima kasih Pak Marko, ini kartu nama saya kalau Pak Marko berkenan datanglah, saya akan mengundang Pak Marko secara khusus atas kebaikan yang telah Bapak lakukan," Ujar Adam dan menyerahkan sebuah Kartu nama setelah ia mengambil tas Nabila.Marko mengambil dan melihat sekilas kartu nama yang di sodorkan oleh Adam kemudian menyimpan nya di dompet."Suatu kehormatan buat saya Pak Adam, saya akan menghubungi anda," Balas Pak Marko, "Kalau begitu saya permisi Pak Adam," Pamit Pak Marko."Baiklah sekali lagi terima kasih Pak Marko," Ujar Adam dan di angguki oleh Pak Marko.Setelah Marko ber
Nabila sedikit tersenyum dan beralih memandang Citra, "Dia Istri yang ....," Ujar Nabila menjeda kalimat nya.Ani dan Rudi mengkerutkan kening nya mendengar ucapan Nabila."Kenapa Bu, jangan setengah-setengah dong," Ucap Ani penasaran."Nggak di anggap, Hahahah," Tawa Nabila pecah begitu pun dengan Ani dan Rudi tampak tersenyum mengejek.Nabila segera berlalu dari hadapan Citra dengan senyum masih menghiasi bibir nya."Kurang ajar, awas kau," Balas Citra sambil mengejar Nabila dan berniat menampar nya. Namun belum sempat tangan Citra menyentuh pipi mulus Nabila sebuah suara menghentikan nya."Stop, jangan coba-coba menyentuh nya," Ucap lelaki itu tegas yang ternyata adalah Adam dan seketika Citra menurunkan tangan nya."Mas Adam," Gumam Citra panik dan sedikit terkejut."Kenapa Citra? ada masalah apa sehingga kamu mau menampar Nabila?" Tanya Adam dengan tatapan sinis nya dan merangkul pundak Nabila mesra."A-Aku bisa jelaskan Mas," Jawab Citra gugup."Jelaskan," Jawab Mas Adam dengan
Keesokan hari nya, Nabila telah di perbolehkan pulang karena kondisi nya sudah jauh lebih baik."Sudah siap sayang? Ayo!" Tanya Adam sambil menuntun Nabila turun dari ranjang nya."Iya, sudah Mas,"Jawab Nabila dan meraih tangan Adam.Nabila dan Adam pun keluar dari rumah sakit kemudian berkendara menuju rumah nya yang tak terlalu jauh dari rumah sakit."Makasih ya Mas, kamu sudah mau temenin aku," Ucap Nabila saat mereka berada di dalam mobil."Sudah kewajiban ku Sayang," Jawab Adam tersenyum, kemudian meraih tangan Nabila dan mencium nya."Tapi kan Mas lagi sama Citra, maaf ya Mas aku sudah ganggu waktu kalian" Sahut Nabila merasa bersalah meskipun ia belum ikhlas atas pernikahan Adam dan Citra, Namun ia juga tak boleh egois."Udah sayang, nggak usah di bahas lagi, sudah seharus nya aku perhatian sama kamu," Sahut Adam. Dan Nabila hanya mengangguk.Setelah berkendara beberapa saat Nabila dan Adam akhir nya sampai di rumah megah nya."Maaf sayang, Mas harus ke kantor dulu ya," Pamit A
Setelah di rasa keadaan aman, Citra dan Mami Sella segera masuk ke kamar inap Nabila."Lho Mas, kok kamu ba," Ucapan Nabila terpotong melihat seringai sinis dari madu dan mertua nya."Kenapa? kamu berharap Adam balik lagi? kamu benar-benar nggak tahu diri ya Bila, kamu telah merusak semua nya," Cecar Citra ke Nabila."Lo, memang nya aku ngapain? bukan salah ku dong Cit, Mas Adam lebih memilih menemaniku ketimbang bersamamu," Balas Nabila santai meskipun hati nya masih menyimpan sejuta luka, tapi ia tak mau menunjukkan nya di hadapan Citra."Kalau bukan karena kamu, Mas Adam nggak mungkin ninggalin aku," Sungut Citra dengan raut wajah marah."Heh, berarti Mas Adam terlalu mencintai ku Citra, nikmati saja lah jadi istri tapi tak di anggap," Ucap Citra tersenyum mengejek Citra."Jangan senang dulu Nabila, Aku pastikan Adam akan menceraikan mu, dan akan menjadikan Citra menantuku satu-satu nya," Potong Mami Sella tak kalah geram nya, mendengar perkataan Nabi
"Ada apa Mi?" Ucap Adam bertanya saat ia telah duduk di hadapan Mami nya "Adam, Mami dan citra kesini ingin menunjukkan Gaun pernikahan kalian, coba lihatlah," Ucap Mami terus terang tanpa memikirkan perasaan Nabila. Nabila ingin pergi namun Adam menarik lengan nya untuk duduk kembali "Mami, aku sibuk sekarang, tolong lah jangan menambah beban pikiran ku," Ucap Adam sambil memijit kening nya."Lagian aku masih belum mengambil keputusan," Sambung nya. "Adam, jangan bilang si mandul ini telah melarang mu untuk menikah dengan Citra, " Ucap Mami Sella bengis menatap dan menunjuk Nabila. Nabila merasa sangat kecewa dengan tuduhan Mami Sella. "Cukup Mami! Nabila tak pernah menghalangiku, dan jangan pernah sekali-sekali Mami menyebut Nabila mandul, karena itu sama saja Mami menghina ciptaan Allah," Ucap Adam tak kalah lantang nya. "Lihatlah Nabila! gara-gara kamu Adam jadi anak durhaka," Ucap Citra tiba-tiba menengahi pertengkaran anak dan ibu tersebut. "Cukup Citra! kamu bukan siapa-s
"Ide bagus sayang,". Praaaang Nabila sangat terkejut mendengar pembicaraan mereka, sehingga gelas yang di pegang nya pun terjatuh, seketika membuat Mami Sella dan Citra menghentikan tawa nya. "Mi, jangan-jangan ada yang mendengar pembicaraan kita, gawat kalau sampai ada yang tahu," Ucap Citra Khawatir. "Mami yakin itu cuma kucing aja kok," Ujar Mami Sella menenangkan Citra yang panik. Tidak lama terdengar suara Bi Jum "Aduh dasar kucing kok nyenggol gelas sih, pecahkan jadi nya, husshh,". "Tuh kan apa Mami bilang kucing," Ucap Mami Sella. Bi Jum tersenyum karena telah membuat Mami Sella dan Citra percaya, padahal ia di suruh Nabila untuk mengucapkan itu saat masuk ke dapur. Bi jum kemudian mengirim pesan di aplikasi hijau ke Nabila. "Beres Bu!" Ucap Bi jum dan mengirimkan nya ke Nabila. "Terima kasih Bi!" Balas Nabila dan di ikuti oleh emoticon senyum. Setelah kejadian hari itu Citra dan Mami Sella sibuk menyiapkan acara pernikahan Adam dan Citra di sebuah hotel mewah, Citra
"Kalau begitu aku yang akan pergi dari mu Mas, jika kau tak setuju untuk menikah dengan Citra," Ucap Nabila dan itu berhasil membuat ku terdiam tak tahu harus berkata apa- apa lagi."Bila, sayang aku mohon jangan paksa aku menikahi nya, karena aku hanya ingin kamu yang menjadi satu- satu nya ratu di istana kita," Ucap ku mencoba membujuk nya, saat aku ingin memeluk nya ia menepis tubuh ku ."Hanya ada dua pilihan menikahi citra atau kau akan kehilangan ku untuk selama nya," Lagi-lagi Nabila memberiku pilihan yang sulit ku terima."Beri aku waktu untuk memikirkan semua nya!" Ucap ku mengalah."Baik, aku beri waktu tiga hari,"."Tidak! satu minggu aku butuh waktu satu minggu,"." Tiga hari atau kau akan menyesal,""Nabila, ayolah, aku tidak tau apa yang sudah kamu alami tapi aku mohon sayang," Ucap ku sambil mencium tangan nya."Mas, aku hanya ingin kamu punya anak, itu saja," Ucap Nabila sambil memelukku erat seakan ia tak rela aku pergi."Baiklah tiga hari!" Ucapku menghela nafas pela