Share

BAB 145

“Assalamualaikum.” Nuri masuk dan menyapa Rini dan Meli yang ada di sana.

“Walaikumsalam,” sahut Rini dan Meli.

“Hai mbak Nuri, kok tau Rini di sini?” tanya Rini dengan suara lemah.

“Tau dari mas Andri, Rin.”

“Pak Andri?”

“Iya. Kemarin kebetulan aku ketemu mas Andri di sini. Gimana keadaanmu?”

“Aku baik-baik saja, Mbak.”

“Tidak, Rin. Kamu tidak sedang baik-baik saja. Lihat ini kakimu bengkak.”

“Mmmm ... maaf, Mbak, waktu Mbak Nuri dulu hamil nggak bengkak gini kakinya? Aku pikir semua ibu hamil memang seperti ini. Aku mau nanya pada Bi Sum sedangkan beliau sendiri belum pernah menikah.”

“Kamu nggak rutin memeriksakan kehamilanmu, Rin?”

“Nggak, Mbak. Selama hamil cuma tiga kali aku memeriksakan kandungan.”

“Ya Allah, Rin. Kenapa jadi teledor gitu. Mas Andri nggak cerewet nyuruh periksa tiap bulan?”

Rini tampak diam dan melamun.

Sepertinya aku salah ngomong, batin Nuri. Dia sudah mendengar pengakuan dari Andri jika lelaki itu tak pernah begitu peduli selama Rini mengandung.

“Nggak, Mbak,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status