Share

BAB 142

Nuri tak bisa memicingkan mata memikirkan apa yang baru saja terjadi. Dia baru saja menerima lamaran Adit di hadapan keluarga Adit dan keluarganya. Apakah keputusanku ini sudah benar? Kenapa aku jadi takut menghadapi hari esok? Apakah Adit memang jodoh yang ditakdirkan Allah untuk mejaganya? berbagai pertanyaan timbul dalam benaknya. Nuri tersentak kaget dari lamunannya ketika mendengar ponselnya berdering di atas nakas. Pesan dari Adit.

[Selamat tidur, Bidadariku. Mimpi yang indah. Terima kasih telah menerimaku, aku ingin mempimpikanmu malam ini.]

Nuri tak membalas pesan Adit. Dia bingung harus membalas apa, Nuri masih belum terbiasa dengan status mereka saat ini.

Drrrttt… Drrttttt… ponselnya berdering.

“Halo.”

“Belum tidur? Kok pesanku nggak dibalas?”

“Baru mau tidur, Dit. Suara ponselku membangunkanku.”

“Baru mau tidur apa nggak bisa tidur? Jangan terlalu memikirkanku, biar aku saja yang memikirkanmu.”

“Apaan sih, Dit. Kamu jadi kayak abege gini. Ingat umur Dit, aku malu diperlakuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status