Share

Bab 43b

Matahari kini telah tenggelam. Berganti bulan penuh yang memancar indah di atas sana. Di sekelilingnya, bintang-bintang kelap-kelip menambah keindahan malam.

Aku yang memilih menepi sejenak di teras luar menatap langit menikmati pemandangan malam yang jarang kunikmati. Sesekali embusan angin menerpa kulitku meninggalkan sensasi dingin yang menusuk hingga ke dalam.

Dulu, waktu awal-awal menikah dengan Mas Hilman, aku sering mengajaknya duduk berdua di teras kontrakan. Kepalaku disandarkan di bahunya sambil bercerita tentang kegiatan yang telah dilalui seharian. Segelas bajigur hangat seringkali menemani beserta kacang rebus yang dibeli dari pedagang keliling. Hal yang begitu sederhana tapi bahagianya luar biasa.

"Semoga kita akan terus seperti ini, ya, Mas. Sampai menua bersama-sama," doaku kala itu.

Mas Hilman pun terdengar tulus mengamini diikuti belaian lembut di kepalaku.

"Ra, ngapain duduk sendirian di luar?" Hanan tiba-tiba sudah ada di luar rumahnya. Lamunan tentang masa la
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status