Share

RUNYAM

141

“Apa maksud kamu, Bastian?” Nenek Widya memekik. Perubahan wajahnya sangat kentara. Pun dengan Samudra yang kedua bola matanya seakan ingin loncat dari rongganya. Detak jantungnya bahkan terasa berhenti. Tubuhnya membeku bagai patung batu.

Sementara Bastian menghampiri sang nenek, lalu bersimpuh di samping tempat tidur. Wajahnya menunduk dalam. Dengan tak mempedulikan perubuhan sikap Nenek Widya yang kaget karena ucapannya, laki-laki muda itu bersuara.

“Maafkan jika aku membuat keluarga ini malu dan kesal, Nek. Tapi aku bersumpah sangat mencintai Mentari. Dari dulu hingga sekarang cintaku tidak pernah berubah untuknya. Aku tetap mencintainya meskipun ia menikah dengan orang lain,” katanya seraya mengangkat wajah sebentar.

“Aku pikir hanya aku saja yang selama ini mendamba. Aku pikir hanya aku yang bertepuk sebelah tangan. Tanpa aku tahu ternyata Mentari juga merasakan hal yang sama. Ternyata selama ini kami sama-sama tersiksa memendam ini sendirian. Makanya aku seperti mimpi saat M
Rosemala

DOAIN BISA SATU BAB LAGI NANTI MALAM, YA

| 20
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (30)
goodnovel comment avatar
Syarifa Kalsum
jangan di buat meninggoi dlu nenek widya thoor, kasian mentari
goodnovel comment avatar
AHkids Nuraeni
Bastian GILA!!!
goodnovel comment avatar
Kenzo Nova Yandi
gemes banget am bastian..sam knp cih bener" payah y
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status