Home / Pernikahan / STATUS GALAU SUAMIKU / Part 39–Adu Jotos

Share

Part 39–Adu Jotos

last update Last Updated: 2022-10-09 09:45:00

Satu hantaman berhasil mendarat di pipinya. Membuat wajahnya berpaling dan terhuyung beberapa langkah ke belakang.

"Katakan di mana istriku, Widi! Kamu bersekongkol dengan Bapak untuk memisahkan kami kan, huh?"

Kucengkeram kembali kerah kemejanya, lalu memukul lagi beberapa kali sambil terus menanyakan keberadaan Nurma. Dokter Widi tak tinggal diam. Giliran aku yang terjengkang ketika dia balas memukul dan mendaratkan tendangannya di perut.

"Kamu benar-benar sudah kelewatan! Aku dari tadi sudah coba sabar, ya! Pergi kamu dari rumahku sekarang juga!" hardiknya dengan tatapan tajam dan telunjuk mengarah ke pintu.

Aku tersenyum sinis, lalu kembali menatapnya tajam. "Aku enggak akan pergi sebelum kamu katakan di mana istri dan anakku!"

Aku menoleh ke belakang saat mendengar langkah kaki orang. Para tetangga mulai berdatangan karena mendengar keributan kami.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 40—Sesal Tiada Guna

    "Untuk apa? Untuk menertawakanku yang terlihat bodoh?" ujarku seraya menatapnya dingin.Pria dengan luka lebam di wajahnya itu terkekeh pelan, lalu berjalan mendekat. Dia berdiri tepat di hadapanku dengan raut wajah tenangnya walau aku memasang raut wajah masam."Kamu berutang maaf padaku." Dia tersenyum tipis seraya menyentuh sudut bibirnya yang sedikit sobek.Aku mendecih, lalu menatapnya sinis. "Aku enggak akan minta maaf. Pukulan itu pantas kamu dapatkan karena sudah berani mencintai istri orang."Dokter Widi tertawa kecil tanpa mempedulikan luka di bibirnya, lalu menatapku lagi."Mencintai seseorang itu wajar karena itu hak setiap manusia. Tapi menjadi enggak wajar kalau kita nekat merebutnya dari orang lain."Kami saling bersitatap tegang karena perkataannya berhasil memantik emosi lagi. Namun, dahiku sontak mengernyit ketika melihatnya justru tertawa kecil seraya menggeleng."Kamu tenang saja. Jangan diambil serius kata-kataku barusan.""Ck, enggak lucu!" Aku menepis tangannya

    Last Updated : 2022-10-10
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 41—Tak Seburuk yang Dikira

    Aku menangis tanpa suara sampai dada terasa sesak. Tak pernah aku secengeng ini apalagi menunjukkannya di hadapan orang lain."Kamu enggak tahu, gimana sakit dan terlukanya hati seorang ayah melihat putri kesayangan terus menerus disakiti pria yang dicintainya. Kamu enggak tahu, gimana memilukannya tangisan Pak Dedi di depanku. Aku bahkan ikut merasakan sakit hatinya saat melihat beliau menangis sesenggukan.""Mungkin beliau terlihat garang dan kuat di hadapanmu atau orang lain. Tapi di belakang ... beliau rapuh. Rapuh saat melihat putri satu-satunya selalu bersedih karena ulah suaminya. Nurmalah kelemahan Pak Dedi. Kamu enggak hanya menghancurkan hati Nurma, tapi hati satu keluarga. Kepercayaan yang sudah mereka berikan malah kamu anggap lelucon."

    Last Updated : 2022-10-11
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 42–Diceramahi

    Sepulangnya dari desa, aku tak keluar kamar sama sekali walau Papa Mama berganti-gantian memanggil. Aku belum siap menjelaskan pokok utama masalah ini yang menyebabkan Nurma dan orangtuanya pergi entah ke mana.Jika Papa tahu, sudah pasti aku akan habis dimarahinya. Dulu mungkin Papa masih bisa sabar dan tenang. Akan tetapi, masalah kali ini berbeda karena kebodohanku menyebabkan nyawa anak dan istri dalam bahaya.Nomor baru Bapak yang diberikan Dokter Widi pun malah ikut tidak aktif ketika kembali coba kuhubungi.Kenapa jadi serumit ini? Apa yang harus kukatakan? Haruskah aku memberikan alasan lain pada Mama Papa?Kuhabiskan waktu siang dengan duduk termenung memandangi fotoku bersama Nurma dan bayi kami. Membuat air mata tak terasa kembali menetes dan jatuh di atas foto yang sedang kupegang. Rasanya ternyata seperih dan sesakit ini.Ketika hati mulai terpatri namanya, Nurma malah pergi mencampakkanku. Ketika cinta ini mulai tumbuh subur, pun hati selalu berbunga-bunga hanya dengan m

    Last Updated : 2022-10-12
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 43–Tidak Bisa Berkelit

    "Dua-duanya," sahutnya masih dengen kekehan kecil. "Gimana istrimu? Ada?"Kuhela napas panjang, lalu menggeleng. "Dia enggak ada di sana. Aku juga bingung harus cari ke mana lagi. Enggak ada petunjuk. Tetangga di sana itu, tahunya bapak mertua pergi main ke sini.""Memangnya kalian lagi ada masalah apa? Perasaan aku lihat kamu senang-senang aja.Malahan kayak orang gila kalau di kerjaan senyum-senyum sendiri sambil lihatin fotonya. Berantem?"Aku membisu."Eum, udah pasti ada sesuatu kalau diam begini. Enggak mungkin Nurma sampai dibawa pergi orangtuanya kalau enggak ada masalah serius. Cerita aja, Di! Siapa tahu aku bisa bantu.""Thanks, Ran. Tapi biar aku selesaikan masalah ini sendiri.""Okelah, enggak masalah. Aku bantu doa aja sem

    Last Updated : 2022-10-13
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 44–Tamparan dari Papa

    Aku terlonjak kaget ketika meja digebrak dengan kencang."Papa ... jangan ngagetin gitu, dong." Mama yang tak kalah terkejutnya denganku menatap Papa sambil mengusap dada."Kamu jangan menguji kesabaran Papa! Dari tadi mamamu sudah tanya berkali-kali, tapi kamu cuma diam! Kenapa? Mendadak bisu?" sergah Papa."Pah, tenang dulu, Pah. Jangan marah-marah begitu, ah." Mama menarik lengan Papa yang berdiri agar kembali duduk."Anakmu ini kayak bukan laki-laki saja! Kalau memang kamu punya salah, bilang terus terang! Biar kita cari jalan keluarnya sama-sama! Jangan cuma diam dan jadi pengecut!""Iya, Pah. Aku salah. Akulah yang bertanggung jawab atas kepergian Nurma dan orangtuanya," jawabku dengan menatap sendu Papa, lalu menunduk lagi karena tak tahan dengan tatapan tajamnya."Nurma ...." Aku menjeda ucapan. Mengepalkan tangan kuat saat hati ini kembali terasa seperti diremas-remas seiring mata yang mulai terasa menghangat. "Nurma pergi karena marah dan kecewa padaku, Pah.""Memangnya kamu

    Last Updated : 2022-10-14
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 45–Masihkah Ada Kesempatan

    Papa malah tertawa mendengar penuturanku tersebut."Kamu dengar apa kata anakmu barusan, Ma? Karena ada Bapak dan ibunya, dia jadi bisa santai dan tenang." Papa kembali tertawa. Tawa yang jelas-jelas terdengar dipaksakan."Harusnya kamu pakai nalarmu, Di." Kali ini Mama ikut menceramahiku. "Biarpun Nurma ada orangtuanya, tapi kamu suaminya. Kamu yang wajib bertanggung jawab penuh atas dia! Kalau kamu niat bantuin si Lidya itu, kamu enggak perlu repot-repot antar dia ke rumah sakit. Cukup panggilin taksi. Di rumah sakit pasti banyak yang mau nolongin, kok. Pendek sekali jalan pikiranmu itu! Emangnya si Lidya itu enggak punya hape? Dia 'kan bisa telepon keluarga atau orangtuanya," cecar Mama panjang lebar."Aku enggak kepikira

    Last Updated : 2022-10-15
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 46–Tersindir

    Waktu demi waktu kulalui dengan kehampaan. Sudah lebih satu bulan aku memeluk sepi di rumah ini. Tak ada obrolan, canda tawa apalagi tangisan bayi. Sunyi. Hidupku bagai tak berarti lagi. Tak ada semangat. Semua seolah ikut terenggut sejak kepergian Nurma dengan membawa serta bayi kami.Kepergiannya benar-benar berpengaruh besar. Aku sampai tidak bisa fokus dengan pekerjaan hingga seringkali dipanggil atasan karena salah membuat laporan. Bahkan aku sempat dituduh menggelapkan uang karena jumlah laporan yang jauh berbeda. Syukurlah, itu hanya karena keteledoran saja dalam bekerja hingga bisa terbukti dengan jelas diri ini tak bersalah.Mengenai tebakan Papa saat memarahiku dulu, hal itu benar-benar terjadi. Surat panggilan persidangan cerai benar-benar datang ke rumah. Seminggu yang lalu, dengan semangatnya aku hadir di sana. Berharap bisa bertemu Nurma dan bayi kami. Membujuknya untuk ikut pulang dan membatalkan gugatan.Sayangnya, semua tak sesuai harapan. Ternyata Nurma diwakilkan pe

    Last Updated : 2022-10-17
  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 47–Batu!

    Kuhela napas panjang seraya mengusap wajah. Mama memang sering kali menginap di rumah untuk menemaniku. Berbeda dengan Papa yang satu kali pun belum pernah menunjukkan batang hidungnya lagi. Papa benar-benar marah. Sampai-sampai saat aku datang menemuinya untuk minta maaf lagi pun, dia tak acuh."Ya kenapa enggak langsung pulang aja? Kenapa juga malah ke sini?""Aku butuh teman ngobrol, Mas. Ada yang mau aku omongin juga sama kamu.""Udah cukup dua minggu yang lalu aku dipukul suamimu karena kita ketemuan, Lid. Dia mikirnya kita ada hubungan spesial. Mendingan kamu curhat ke teman cewek atau orangtuamu aja, deh. Aku enggak mau suamimu salah paham lagi. Kalian baru aja baikkan bukannya?""Itulah masalahnya, Mas. Mas Adrian enggak jadi narik surat gugatan cerai itu.""Ya kamu bicarain lagi aja sama dia dan orangtuamu, Lid. Jangan sama aku terus. Kamu mau aku dipukuli l

    Last Updated : 2022-10-18

Latest chapter

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 84–Ending

    Aku dan Mas Widi sontak terdiam. Saling melempar pandang, lalu cekikikan bersama saat mendengar Mama berseru dari luar kamar. Memang selama tiga hari ke depan, Mama Papa akan menginap di sini. Baru siang tadi keduanya datang."Mas, sih!" Aku melepaskan diri, lalu mencubit pinggangnya dengan gemas hingga gantian dia yang menggeliat geli."Kamu duluan yang mulai," balasnya tak mau kalah. "Pokoknya kamu masih utang ciuman plus bonusnya. Ayo sini!" Dia menarikku menuju ranjang."Aduh-aduh ... aku kebelet, Mas. Mau ke kamar mandi dulu.""Kamu pikir mas percaya?" Dia malah tertawa dan terus menarikku. Hingga akhirnya, tubuh ini sudah berada dalam kendalinya tanpa bisa aku melawan.🌺🌺🌺Hari yang ditunggu pun tiba. Sebenarnya meminta jalan-jalan hanyalah alasan semata. Ada kejutan yang ingin kuberikan biarpun ini lebih cepat satu minggu dari hari ulan

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 83–Sertifikat Tanah

    "Eungh." Aku bergumam pelan, menggeliat malas saat merasakan sentuhan lembut beberapa kali di pipi.Tanpa mengindahkan sentuhan itu, aku malah semakin merapatkan selimut dan memeluk guling erat. Cukup lama menghabiskan waktu bersama Mas Widi tadi, membuat mata ini enggan untuk terbuka.Namun, lagi-lagi tidurku terganggu dan bergidik geli ketika merasakan tiupan di dekat telinga."Bangun, Sayang," bisiknya lembut.Aku berbalik, mengucek mata yang masih terasa lengket dan mendapati Mas Widi sedang duduk di tepi ranjang sambil tersenyum. Senyum manis dengan kedua tangannya memegang kue ulang tahun berukuran kecil tanpa lilin."Mas ...." Aku beranjak bangun, lalu duduk bersandar kepala ranjang."Memilikimu adalah hal terbaik yang enggak akan rela mas tukar dengan apa pun. Terima kasih sudah menjadi duniaku, Istriku Sayang. Selamat ulang tahun."

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 82–Hadiah Terbaik

    "Rumah ini 'kan kosong. Kok, rapi dan bersih, Mas?" tanyaku seraya duduk di tepi ranjang. Sementara, Mas Widi tengah berbaring miring sembari menepuk-nepuk pantat Alan yang sempat terbangun dari tidurnya."Kan, seminggu sekali ada yang bersihin, Sayang. Aku udah bayar orang untuk merawat rumah ini. Kalau enggak begitu, nanti lama-lama rumahnya bisa hancur dan rusak.""Ooh." Aku mengangguk paham."Kamu kalau mau buat sesuatu bisa langsung ke dapur, Sayang. Mas udah minta tolong sama yang merawat rumah ini supaya siapin kebutuhan dari dua hari yang lalu.""Iyakah?"

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 81–Suami Idaman

    "Papa, janais.""Apa katanya, Nur?" tanya Mama."Papa jangan nangis katanya, Ma," jelasku."Enggak. Papa ... papa enggak nangis, kok." Mas Aldi tersenyum, tapi air matanya masih belum bisa berhenti menetes di pipi."Alan sayang Papa?" tanya Mama seraya mengusap kepalanya."Cayang," jawabnya dengan riang. "Papa uwa," imbuhnya sembari mengangkat jari-jari mungilnya, lalu menatap Mas Widi yang berdiri di samping Mas Aldi."Iya, papa Alan ada dua," kataku seraya

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 80–Jangan Putus Asa

    "Masuklah," ucap Mama pelan.Aku mengangguk, lalu membuka pintu kamar Mas Aldi dengan hati-hati. Melihatnya duduk termenung di dekat jendela membuat tubuh ini meremang. Aku sungguh tak tega hingga harus berhenti melangkah lagi saat air mata ini tak mampu ditahan."Ma," panggil Mas Aldi. "Aku lupa simpan foto Alan di mana. Bisa Mama bantu aku cariin fotonya?"Ya Allah ....Aku membekap mulut, lalu kembali melangkah dengan Mas Widi yang merangkul bahu ini. Seolah paham, Alan pun hanya diam saja ketika kuisyaratkan agar tidak bersuara."Ma," panggilnya lagi.Aku mengangguk. Memberi isyarat pada Mas Widi agar mendekatkan Alan padanya."Ma, foto Al ...." Mas Aldi seketika membeku saat tangan mungil Alan menyentuh pipinya yang sudah ditumbuhi jambang. Begitu pun ketika Alan sudah didudukkan di pangkuan. Mas Aldi masih terpaku, tapi matanya berembun."Papa?" panggil Alan dengan suara khas anak kecil.Air mata Mas Aldi seketika bercucuran dengan tangannya yang bergerak perlahan menyusuri tubu

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 79–Merasa Berdosa

    Aku kembali terisak di pelukan Mas Widi ketika pintu kamar itu sudah tertutup rapat."Aku ... aku berdosa, Mas," lirihku dengan hati yang berdenyut nyeri. "Aku berdosa karena sudah berburuk sangka sama Mas Aldi. Aku ... aku ....""Ssstt." Mas Widi mengusap kepalaku dan mengeratkan dekapannya. "Kamu enggak sepenuhnya salah. Kalau saja Aldi jujur, kamu atau siapa pun juga pasti enggak akan berpikir negatif.""Aku harus tanya Mama. Aku mau tahu kenapa Mas Aldi bisa seperti itu," lirihku seraya mengurai pelukan.Mas Widi mengusap lembut air mataku dengan kedua ibu jarinya. "Kita akan tanyakan

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 78–Syok

    Mama sehat, kan?" tanyaku seraya mengurai pelukan."Alhamdulillah mama sehat," jawabnya seraya menyeka air mata. "Maaf mama sama Papa enggak bisa datang ke pernikahan kalian," sesalnya seraya menatapku dan Mas Widi bergantian."Enggak apa-apa, Ma. Doa Mama dan Papa juga udah cukup."Mama tersenyum, lalu beralih menatap Alan di pangkuan Mas Widi."Alan ... cucu Nenek." Air matanya kembali menetes."Aaah." Alan merengek dan langsung melingkarkan kedua tangannya di leher Mas Widi ketika Mama hendak menggendong

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 77–Pindah

    "Cari siapa?" tanyanya sedikit ketus."Maaf, kami mencari Aldi. Dia tinggal di sini," jawab Mas Widi."Aldi? Aldi siapa?" Wanita itu malah terlihat bingung mendengar nama itu disebutkan.Kami saling melempar pandang, lalu kembali menatap wanita berkulit sawo matang itu."Mas Aldi yang punya rumah ini, Mbak," kataku."Pemilik rumah ini? Enak saja kalau bicara. Rumah ini punya suamiku!" sergahnya tidak terima."Boleh kami bicara dengan suaminya, Mbak?" tanya Mas Widi tenang."Sebentar," sahutnya ketus. "Mas! Mas Fikri!" Wanita itu berteriak kencang dan tak lama kemudian, muncul pria paruh baya dengan perutnya yang sedikit buncit."Ada apa, sih, Ma, teriak-teriak segala?""Nih, ada yang mau ketemu. Katanya mereka ini nyariin Aldi pemilik rumah ini. Lha, kan ini rumah milik Mas Fikri.""Aldi?" Pria bernama Fikri itu terlihat berpikir sejenak, lalu kembali menatap kami. "Oh, Aldi pemilik rumah ini sebelum kami, ya?"Pemilik sebelumnya?"Maksudnya?" tanyaku bingung."Iya. Rumah ini sudah sa

  • STATUS GALAU SUAMIKU   Part 76–Usul

    "Hari ini ke klinik atau masih gantiin teman Mas di rumah sakit?" tanyaku seraya menyendokkan nasi ke piringnya."Enggak dua-duanya," sahutnya, lalu meneguk sedikit air putih."Kok?""Iya, hari ini mas libur. Mas ambil cuti tiga hari ke depan.""Terus, yang tugas di klinik?" tanyaku seraya menarik satu kursi di sampingnya, lalu duduk."Ada teman yang gantiin jaga.""Ooh." Aku mengangguk paham, lalu menyendokkan nasi ke piring

DMCA.com Protection Status