Share

Part 38–Jangan Bohong

Ada saja yang menghambat perjalananku. Bukan hanya ban mobil yang bocor dua kali. Bahkan mesin mobilnya pun tahu-tahu mendadak mati. Terpaksa aku menelepon mobil derek dan membawanya ke bengkel. Cukup memakan biaya besar juga menyita waktu. Untung saja, aku baru gajian.

Sekitar pukul tujuh pagi, aku baru tiba. Kuparkirkan mobil di lahan kebun kosong yang letaknya tak jauh dari rumah Nurma. Langkah ini sempat terhenti sejenak di depan pagar saat melihat lampu terasnya menyala.

Hatiku berbisik bahwa mereka tak ada, tapi aku dengan cepat menggeleng dan mencoba tetap berpikir positif. Mungkin saja mereka masih tidur karena lelah.

"Assalamu'alaikum!" Kuketuk pintunya, lalu mengintip ke dalam rumah melalui jendela. Sayangnya gorden yang tertutup rapat menghalangi pandangan.

"Dek? Ini mas, Dek. Buka pintunya!" Lagi. Kuketuk pintu ini dengan sedikit lebih keras daripada tadi.

"Ibu! Bapak! Assalamu'alaikum!" seruku, tapi tak ada sahutan sama sekali.

Bagaimana ini? Jika benar mereka tak ada, ak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status