Share

Part 32–Minta Bantuan?

"Bicara soal apa?" tanyaku penasaran.

"Tolong panggilin," pintanya lagi.

"Ya udah. Mas panggil Bapak dan Ibu dulu kalau gitu," kataku seraya mengusap pipi bayi yang masih meminum ASI itu dengan punggung telunjuk.

"Makasih, ya, Mas. Maaf nyuruh-nyuruh."

"Apa, sih, Dek? Orang cuma panggilin Bapak doang. Kenapa harus minta maaf segala?" Aku tertawa kecil seraya bangkit berdiri. "Bentar, ya. Kayaknya Bapak tadi pergi ke kantin sama Ibu."

Nurma mengangguk dan tersenyum tipis.

Aku pun sama. Senyum ini mengembang melihat wajahnya semakin hari semakin terlihat lebih cerah. Tak seperti saat dia masih berada di antara hidup dan mati. Pucat, dan itu membuatku takut. Takut mata itu tertutup selamanya.

Aku berjalan cepat menuju kantin untuk mencari keberadaan Ibu dan Bapak. Namun, belum terlalu jauh kaki ini melangkah, sosok keduanya sudah lebih dulu muncul. Bapak dan Ibu mendekat padaku dengan membawa satu kantong plastik putih.

"Baru aja aku mau cari Bapak sama Ibu," kataku saat melihat keduanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status