Share

91. KEBENARAN TERUNGKAP

Penulis: Evita Maria
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-28 19:54:08

Suara langkah para biksuni menggema di lorong ketika Biarawati Yun Hui, diikuti beberapa murid, menuju ke arah gudang yang terletak paling belakang dari gedung.

Setelah tiba di depan pintu gudang, pandangan Yun Hui tertuju pada pintu kayu tua, seluruh lapisan pintu itu berdebu menunjukkan ruangan tersebut sudah lama tak terjamah, kecuali ada beberapa cap tangan manusia di sisi pintu yang menarik perhatiannya.

"Guru, tunggu!" Ming Mei tiba-tiba sudah berdiri di depan Yun Hui, membentangkan tangan seolah sedang melindungi sesuatu … atau seseorang. "Gudang ini penuh sesak, barang-barang di dalamnya bisa jatuh dan melukai Guru."

Yun Hui tak bergeming, hanya tatapannya yang tajam menusuk ke dalam mata Ming Mei. Dengan satu dorongan pelan, Ming Mei terpaksa menyingkir ke samping.

Ketua Hoa Mei melayangkan kakinya ke arah pintu dengan keras hingga pintu gudang terbuka lebar dan nyaris copot dari engselnya, menguak kegelapan di dalam ruangan yang pengap. Para murid segera memasuki ruangan,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin misterius
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   92. RACUN API BIRU

    Ming Mei segera mengayunkan pedangnya, memotong angin dengan kekuatan penuh. Du Fei bergerak zigzag, mengelak dari serangan demi serangan. Gerakan mereka secepat bayangan, saling berbalas tanpa jeda. Setiap sabetan pedang murid Hoa Mei itu ditepis tepat oleh Du Fei, yang kini memegang tongkatnya dengan kedua tangan, menciptakan ritme seperti tarian mematikan di tengah aula."Sebaiknya kau menyerah, Ming Mei!" seru Du Fei, sambil menyarangkan pukulan keras yang membuat gadis itu terdorong ke belakang.Akan tetapi Ming Mei tak menyerah. la kembali melesat, mengayunkan pedangnya dalam gerakan memutar,nyaris membelah tubuh Du Fei. Dengan satu lompatan tinggi, pemuda itu berhasil menghindar, balas menyerang menghantamkan tongkat yang membuat Ming Mei sempat kehilangan keseimbangan saat menghindar.Murid ke-dua Hoa Mei itu menggeram, matanya penuh dendam, "Kau pikir ini permainan? Kau tak lebih dari anak bodoh yang tak mengerti apa-apa!"Du Fei hanya tersenyum tipis. "Permainan? Ini lebih

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   93. DIBELI DUA PULUH TAIL EMAS

    Lin Mo tertegun sejenak, perlahan ia melepaskan pelukan Ming Mei dengan mendorong kedua bahunya. Sentuhan gadis itu terasa seperti beban berat di pundaknya.“Aku baik-baik saja, Ming Mei,” ujar kekasih gadis itu, lalu melayangkan pandangan ke atas gunung sambil mendengus kesal, "tetapi aku menyayangkan kau terlalu ceroboh. Bagaimana bisa dirimu begitu mudah terpancing oleh ucapan orang seperti Du Fei?"Ming Mei terdiam, kecewa merasakan sikap Lin Mo yang terlihat dingin. Air mata mengalir di pipinya, namun ia hanya bisa terisak pelan, menahan emosi.Lin Mo menghela napas, nadanya masih kesal, "Sekarang kita jadi pelarian, tak memiliki tempat bernaung lagi. Semuanya gara-gara kau tak bisa menahan diri untuk melawan Du Fei."Ming Mei mengusap air matanya, kemudian berkata dengan suara pelan namun mantap, "Asalkan aku bersamamu, Lin Mo, aku tak peduli harus hidup sederhana dan meninggalkan dunia persilatan. Aku rela."Lin Mo menggeleng pelan, matanya memandang jauh ke langit, "Tidak, aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   94. DIBELI DUA PULUH TAIL EMAS 2

    Ketika Ming Mei terbangun, kesadarannya perlahan merayap kembali. Ia menemukan dirinya berada di sebuah kamar tidur yang dipenuhi nuansa merah yang mencolok. Selimut tebal bersulam bunga persik, tirai tempat tidur berbahan sutra halus, kain gorden pemisah ruangan yang diikat dengan tali rumbai, hingga hiasan dinding bergaya klasik, semuanya didominasi warna merah.Wangi dupa beraroma bunga dan minyak wangi yang terlalu kental, membuat kepalanya semakin pening."Di mana aku?" Ming Mei memegangi kepalanya yang masih berdenyut seraya mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Dengan tangan gemetar, ia menyingkirkan selimut yang membungkus tubuhnya lalu bangkit dari tempat tidur yang terasa asing. Kaki telanjangnya menyentuh lantai yang dingin, membuat seluruh tubuh menggigil karenanya. “Ke mana Lin Mo? Apakah ia sedang pergi membeli makanan untuk bekal perjalanan kami?” batin Ming Mei setengah berharap. Begitu ia membuka pintu, jantungnya seketika serasa berhenti berdetak, kakinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   95. RINDU IBU

    Matahari sudah tinggi di atas gunung Ermei, ketika A Cu, seorang biksuni muda berusia tujuh belas tahun berwajah bulat menggemaskan, dengan cemas menuju kamar Xiao Lin. Hari sudah siang tetapi kakak seperguruan yang sangat dekat dengannya itu belum juga keluar dari kamar. Gadis muda itu mengetuk pintu dengan ragu, lalu melongokkan kepalanya ke dalam. “Kakak Xiao Lin, aku A Cu … apakah kau baik-baik saja?” tanyanya dengan suara cempreng.Du Fei yang sedang tertidur seketika tersentak kaget, buru-buru menarik selimut ke atas hingga menutupi kepalanya. "A-A Cu?" ia berusaha menirukan suara lembut Xiao Lin, "Aku ... uhuk ... masih sedikit demam."A Cu yang mengerti sedikit ilmu medis, mengerutkan dahi, “Kalau begitu, biarkan aku memeriksa nadimu, Kak Xiao Lin!”Du Fei menelan ludah dengan gugup, "Ti-tidak perlu, aku hanya ...." Namun A Cu sudah keburu menyambar tangan yang tersembunyi di balik selimut. Seketika mata bundarnya membelalak lebar begitu melihat bentuk tangan yang kekar d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   96. TUSUK KONDE

    Dengan lembut, Yao Pang mengusap kepala Yao Chen, “Sekarang Yao Chen makan ya, demi Ayah?”Yao Chen mengangguk patuh, Yao Pang tersenyum lega lalu mulai menyuapkan bubur dengan penuh perhatian. Dari balik tirai bambu, Xiao Lin terenyuh menyaksikan pengorbanan cinta Yao Pang yang begitu besar untuk putri mereka. Takdir memang telah memisahkan mereka, tapi cinta seorang ayah tak akan pernah pudar.Setelah memastikan Yao Chen terlelap dalam tidurnya, Yao Pang melangkah keluar dari kamar. Keheningan malam menelan suara langkahnya yang menjauh, meninggalkan ruangan dalam temaram cahaya lilin.Xiao Lin perlahan keluar dari persembunyian di balik tirai bambu, gerakannya halus dan sangat berhati-hati agar tak membangunkan Yao Chen. Air mata yang sedari tadi ditahannya kini mengalir tanpa suara, membasahi pipinya yang pucat. Dengan tangan gemetar, ia mengeluarkan sebuah bungkusan kecil dari balik jubah biksuninya. Di dalam bungkusan kecil itu terdapat sebuah tusuk konde berbentuk bunga dihias

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   97. MUNCUL DI SAAT TEPAT

    "I-ini..." A Cu tergagap, keringat dingin mengalir di pelipisnya. "Hanya nasi sayur untuk Kak Xiao Lin yang masih belum sehat, Guru."Tetapi hidung Yun Hui yang tajam mampu membedakan aroma daging dengan aroma sayuran. "Ini bukan aroma sayuran," ujarnya dingin, "buka keranjangmu!""Maaf tidak bisa, Guru," A Cu berusaha berkelit, "nasi ini sudah dicampur obat herbal. Kalau dibuka, harus segera dimakan. Murid harus segera menyerahkannya pada Kak Xiao Lin."Setelah berkata demikian,A Cu segera melesat melewati gurunya. Namun Yun Hui lebih cepat, dengan satu kibasan tangan yang mengalirkan energi chi, keranjang bambu itu seketika melayang dari genggaman A Cu ke tangannya."Guru, jangan!" teriak A Cu panik, wajahnya pucat pasi.Sambil tersenyum sinis, Yun Hui membuka tutup keranjang. Matanya langsung membelalak melihat bebek panggang keemasan di dalamnya. "Jelaskan padaku," desisnya marah sambil memelototi A Cu, "bagaimana Xiao Lin yang vegetarian membutuhkan daging bebek?"Dengan terbat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   98. ILMU PEDANG BAYANGAN BULAN

    Iblis Gelang Besi terdiam sejenak sebelum akhirnya memutuskan, "Akan kuturunkan semua jurus milik keluargaku supaya kau bisa menjaga diri dari orang-orang yang berniat jahat. Lagipula sejak kematian Cao Lie karena menggantikan hukuman mati Qing Ning, aku sudah tak memiliki siapa-siapa lagi."“Benarkah?” Mata Du Fei membeliak karena antusias, ia segera berlutut menghormat pada neneknya, “terimalah hormat Murid, Guru!”Dengan telaten, Jin She mulai mengajarkan jurus demi jurus kepada Du Fei. Menggunakan ranting kering sebagai pengganti senjata pedang, ia memperagakan gerakan-gerakan Ilmu Pedang Bayangan Bulan, teknik legendaris yang hanya dikuasai oleh leluhurnya. Jin She sendiri lebih menyukai gelang besi menjadi senjata andalan, tetapi ia masih mengingat dengan baik jurus-jurus Pedang Bayangan Bulan peninggalan kakek buyutnya."Delapan puluh jurus Ilmu Pedang Bayangan Bulan," Jin She menjelaskan, "adalah manifestasi dari kekuatan yin dalam semesta. Setiap gerakan mengandung filosofi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   99. JEBAKAN BABI HUTAN

    Du Fei mengangguk paham, menggenggam erat ranting di tangan. Ilmu Pedang Bayangan Bulan kini telah menjadi bagian dari dirinya, mengalir dalam setiap tarikan nafas dan denyut nadinya. Bahkan sang nenek, Jin She, tak dapat menyembunyikan kekaguman melihat cucunya menguasai hampir seluruh teknik legendaris itu dalam waktu singkat.Meski hanya menggunakan ranting kering sebagai pengganti pedang, Du Fei mampu merasakan betapa dahsyatnya jurus-jurus yang baru ia pelajari. Dalam benak cucu Jin She mulai membayangkan betapa mengerikan jurus-jurus ini bila dipadukan dengan Pedang Naga Api yang hendak dicarinya di Gunung Huolong."Du Fei," suara lembut Jin She memecah lamunan sang cucu. Wanita tua itu menghampiri sang cucu, ia memegang sesuatu, langkahnya ringan menyiratkan puluhan tahun pengalaman dalam dunia persilatan. "Sebelum kau memulai perjalanan, Nenek ingin memberimu sesuatu."Sebuah kotak kayu kecil berukir naga emas pun berpindah tangan. Du Fei membukanya dengan hati-hati, mendapati

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04

Bab terbaru

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   249. PENGADILAN UNTUK ZHEN YI

    Qi Lung berdiri di depan cermin besar yang terbuat dari perunggu mengkilap. Jari-jarinya yang panjang merapikan jubah kebesaran kaisar berwarna emas dengan bordiran naga hitam—jubah yang seharusnya hanya dikenakan oleh Raja Yu Ping. Ia menarik napas dalam-dalam, menikmati sensasi kain sutra berkualitas tertinggi yang menyentuh kulitnya, serta beban mahkota raja yang terasa pas di kepalanya."Apakah semuanya sudah siap?" tanya Qi Lung tanpa menoleh ke belakang, tatapannya masih terpaku pada refleksi dirinya di cermin.Kasim kepala membungkuk dalam-dalam. "Sudah, Yang Mulia. Aula Keadilan Langit telah disiapkan sesuai perintah. Para menteri dan pejabat tinggi telah dikumpulkan.""Dan tahanan kita?""Pangeran Zhen Yi sedang dibawa ke aula. Ia masih... belum sepenuhnya sadar, Yang Mulia."Senyum tipis tersungging di bibir Qi Lung. "Sempurna." Ia berbalik, merapikan sedikit lagi jubahnya. "Dan pastikan tidak ada yang menginterupsi sidang hari ini. Terutama Pangeran Yun Hao.""Hamba menger

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   248. SINGA YANG TAK BERDAYA

    Kabut tipis melayang di atas taman istana, menyelimuti paviliun-paviliun dan kolam teratai dalam kehampaan pagi yang sunyi. Tidak ada kicauan burung, tidak ada bisikan angin—seolah seluruh istana menahan napas, menunggu dalam kecemasan. Para dayang dan kasim berjalan hampir tanpa suara di sepanjang koridor yang mengarah ke paviliun tempat Raja Yu Ping terbaring sakit.Di dalam kamar utama yang luas, hawa dingin menyelinap melalui celah-celah jendela meskipun beberapa tungku pemanas telah dinyalakan. Tirai-tirai sutra merah keemasan menutupi jendela, membuat ruangan temaram meski matahari sudah merangkak naik di langit pagi. Di atas pembaringan megah berlapis sutra, Raja Yu Ping terbaring lemah. Wajahnya yang biasanya tegas dan berwibawa kini pucat, dengan lingkaran hitam di bawah matanya yang tertutup. Napasnya berat dan tidak teratur, kadang tersengal seolah setiap tarikan udara membutuhkan usaha besar. Keringat dingin membasahi dahinya meskipun udara di ruangan terasa sejuk.Di sam

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   247. MERACUNI RAJA

    Paviliun Bulan Musim Gugur berdiri megah di sudut timur istana, dikelilingi oleh pohon-pohon maple yang daunnya mulai berubah kemerahan. Cahaya temaram dari lentera-lentera merah menyinari ruangan tengah paviliun dimana tiga sosok pangeran duduk mengelilingi meja bundar dari marmer."Sudah lama sekali kita tidak berkumpul seperti ini," ucap Qi Lung sambil menuangkan arak berwarna keemasan ke dalam tiga cawan porselen putih berukir naga. "Terakhir kali mungkin saat perayaan musim semi tahun lalu."Uap tipis mengepul dari cawan-cawan tersebut, membawa aroma manis arak berkualitas tinggi. Di atas meja tersaji berbagai hidangan mewah – daging angsa panggang dengan saus plum, ikan sungai dikukus dengan jahe, dan berbagai hidangan langka lainnya."Arak langka dari Wilayah Barat," Qi Lung mengangkat cawannya. "Hanya ada beberapa guci saja yang dikirim sebagai persembahan untuk Ayahanda."Zhen Yi menatap cairan di cawannya dengan ragu. Sebagai penghuni biara, ia sudah hampir tak pernah menyen

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   246. SAMBUTAN PUTRA MAHKOTA

    Zhen Yi kembali berlutut, kali ini lebih dekat dengan tempat tidur. "Ibu, jangan berkata seperti itu. Zhen Yi hanya memiliki satu orang Ibu. Meskipun... meskipun Ibu mungkin tidak selalu memperlihatkan kasih sayang, Zhen Yi tahu Ibu peduli."Air mata Qi Yue makin deras mengalir, musuh besarnya melahirkan sosok pangeran berhati emas. Sementara dirinya melahirkan sosok pangeran berhati iblis. Seandainya waktu dapat diputar kembali, ia ingin memperbaiki semuanya. Tetapi nasi sudah menjadi bubur.***Setelah keluar dari kamar Putri Qi Yue, Zhen Yi tampak merenung. Ia melangkah pelan menyusuri koridor panjang istana yang dihiasi lampion-lampion merah. Tatapannya kosong, seolah pikirannya berada di tempat yang jauh.Yun Hao menepuk pundak Zhen Yi, menyadarkannya dari lamunan. "Apa yang kau pikirkan, adikku? Sejak keluar dari kamar Ibu, kau seperti orang yang kehilangan arwah."Zhen Yi menghela napas panjang. "Aku merasa Ibu ingin menyampaikan sesuatu padaku, tapi tidak bisa mengatakannya de

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   245. AIR MATA PENYESALAN

    Lorong-lorong Istana bagian timur tampak lebih sunyi dari biasanya. Para dayang dan kasim berjalan hampir tak bersuara, seolah takut mengusik ketenangan yang rapuh di dalam istana tersebut. Berita tentang sakitnya Putri Qi Yue telah menyebar ke seluruh istana dan membuat suasana istana seperti sedang berkabung.Yun Hao melintas di koridor beratap yang menghubungkan paviliun utama dengan sayap timur istana. Di sampingnya, Zhen Yi mendampingi dengan wajah cemas. "Kakak, mengapa Ibu tidak pernah memberitahu kita bahwa beliau sedang sakit?" tanya Zhen Yi dengan suara tertahan. "Seandainya kau tidak memberitahuku, aku tak akan pernah tahu."Yun Hao menghela napas sedih, "Mungkin karena Ibu tak pernah menganggap kita ada. Tapi bagaimanapun dia adalah ibu kandung kita, meski mungkin nanti dia akan mengusir kau dan aku."Mereka berhenti di depan pintu kamar Putri Qi Yue yang tertutup rapat. Dua pengawal membungkuk hormat, lalu membukakan pintu untuk kedua pangeran.Aroma dupa wangi dan ram

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   244. LAYANG-LAYANG TAKDIR

    Dedaunan bergoyang lembut dipermainkan angin semilir di taman istana saat Yu Ping berjalan sendirian di antara bunga-bunga yang mekar. Wajahnya tampak lelah, akhir-akhir ini banyak hal merisaukan hatinya. Sudah menjadi kebiasaan bagi sang Raja untuk menyendiri di taman setiap senja.Angin sore berhembus, membawa kenangan yang tak pernah pudar. Yu Ping menghela napas panjang, belasan tahun telah berlalu sejak kepergian Qing Ning, namun kerinduannya tak pernah surut. Setiap wanita yang hadir dalam hidupnya setelah itu hanyalah bayangan sementara, tak mampu mengisi kekosongan yang menganga di hati.Tiba-tiba, perhatiannya teralih oleh sesuatu yang melayang jatuh dari langit. Sebuah layang-layang berwarna merah cerah tersangkut di dahan pohon persik tak jauh darinya. Yu Ping menatapnya sejenak, kemudian memutuskan untuk mengabaikannya. Urusan layang-layang bukanlah hal yang patut diperhatikan oleh seorang raja."Maaf... bisakah Anda membantu mengambilkan layang-layang saya yang tersangkut

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   243. ANAK DURHAKA

    Hari-hari berlalu dengan lambat di istana Negeri Qi. Musim gugur yang biasanya membawa warna-warna indah dan angin sejuk kini terasa berbeda bagi Raja Yu Ping. Setelah perayaan ulang tahunnya, sesuatu dalam diri sang raja telah berubah. Senyum yang biasa terukir di wajahnya kini jarang terlihat. Tatapannya sering menerawang jauh, pikirannya melayang entah kemana.Para menteri mulai berbisik-bisik, bertanya-tanya apa yang terjadi pada raja mereka. Yu Ping yang dulu selalu bersemangat saat pertemuan resmi, kini lebih banyak diam dan melamun. Keputusan-keputusan penting yang biasanya diambil dengan cepat dan tegas, kini membutuhkan waktu lebih lama.Di taman istana, Yu Ping duduk sendirian di bawah pohon plum, matanya menatap kolam ikan tanpa benar-benar melihatnya. Yang terbayang di pelupuk mata hanyalah sosok penari bercadar yang muncul di pesta ulang tahunnya—sosok yang begitu mirip dengan Qing Ning, cinta pertamanya yang telah meninggal."Tidak mungkin itu dia," bisiknya pada diri s

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   242. SENJATA MAKAN TUAN

    Pangeran Qi Lung yang melihat ayahnya kembali ke aula dengan wajah sedih, segera menghampirinya."Ada apa, Ayah? Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiran Ayah?" tanya Qi Lung, berpura-pura khawatir.Yu Ping menggeleng pelan, tatapannya masih menerawang. "Tidak ada." Ia kemudian menatap putranya dengan sorot mata menyelidik. "Kemana kau pergi selama beberapa minggu terakhir? Tiba-tiba saja kau pulang dan memberiku kejutan ini."Qi Lung terdiam sejenak, otaknya berputar cepat mencari jawaban yang masuk akal. "Aku bepergian untuk melihat bagaimana kehidupan rakyat dan apa yang mereka butuhkan, Ayah," jawabnya dengan lancar. "Dalam perjalananku, aku bertemu dengan rombongan pemusik keliling. Kupikir mereka bisa menghibur Ayah di hari ulang tahunmu."Yu Ping menatap putranya lekat-lekat, berharap Qi Lung mengetahui banyak tentang Qing Ning. "Aku melihat seseorang dari rombongan itu. Seorang gadis yang pernah kukenal dulu.""Oh ya?" Qi Lung pura-pura terkejut. “Siapa gadis itu, Ayah?”"A

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   241. SOSOK DARI MASA LALU

    Udara istana Negeri Qi dipenuhi aroma dupa wangi dan bunga-bunga segar. Suasana aula utama yang biasanya formal kini telah berubah menjadi tempat pesta yang meriah dengan hiasan-hiasan indah dan meja-meja yang dipenuhi hidangan lezat. Lilin-lilin berwarna keemasan menerangi ruangan, menciptakan suasana hangat dan mewah.Pangeran Qi Lung berjalan dengan langkah tenang melewati lorong-lorong istana, menuju ruang baca pribadi ayahandanya. Hatinya berdebar, bukan karena kegembiraan pesta, melainkan karena rencana besar yang sudah mulai bergerak."Ayahanda," Qi Lung memanggil sambil membungkuk hormat saat memasuki ruang baca.Raja Yu Ping mengangkat wajahnya dari gulungan yang sedang dibacanya. "Ada apa, Putraku?""Para menteri ingin membicarakan sesuatu yang penting dengan Ayahanda di aula utama," jawab Qi Lung dengan senyum yang disembunyikan.Yu Ping mengerutkan kening. "Malam-malam begini? Tidak bisakah menunggu sampai besok?""Ini sangat mendesak, Ayahanda. Mereka semua sudah menunggu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status