Share

SI KEPALA BATU JATUH CINTA
SI KEPALA BATU JATUH CINTA
Penulis: Nona_Lyanna

Sebuah pesta

Penulis: Nona_Lyanna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

***

Hari ini adalah hari kelahiranku. Genap sudah 30 tahun usiaku sekarang.

Terlahir dari keluarga kaya dan terpandang, membuat aku mudah mendapatkan apa saja yang aku mau. Kehormatan, kedudukan, kemewahan, bahkan wanita-wanita. Itu semua dalam genggamanku.

Akan tetapi hanya satu yang sampai sekarang belum aku miliki yaitu, CINTA.

sampai hari ini aku tidak pernah mencintai wanita mana pun. Bagiku semua wanita itu sama saja. Rela menukar apa pun demi uang.

Itulah alasan mengapa sampai sekarang aku tidak menikah.

Untuk apa aku harus mengikat diri dengan sebuah pernikahan, jika aku bisa menikmati tanpa harus mengucap janji sakral.

***

Malam ini Mami dan Papi mengadakan pesta meriah untuk merayakan hari ulang tahunku.

"Riko kenapa masih di kamar? Tamu-tamu sudah berdatangan diluar," ucap Mami.

"Iya, Mi. Aku keluar sekarang," sahutku.

Aku segera menemui EO yang ku tugaskan di acaraku ini.

"Bagaimana semua persiapan sudah bereskan? Saya tidak mau ada satupun yang kurang, dan tidak sesuai dengan yang saya mau," ucapku pada EO itu.

"Beres, Tuan muda. Saya pastikan Tuan muda tidak akan kecewa dengan hasil kerja saya," sahutnya.

"Bagus!" Pujiku singkat.

Aku menghampiri tamu-tamu penting terlebih dahulu.

Mami dan Papi juga sibuk dengan rekan bisnis, serta kerabat masing-masing.

Banyak para gadis cantik berdatangan, dan curi-curi perhatianku. Tapi aku masa bodoh dengan itu. 

Aku mengelilingi semua tempat sambil mengecek hasil kerja dari EO itu.

Tiba-tiba aku melihat seseorang yang tak ku kenal, dan sepertinya aku tidak mengundangnya.

Dia terlihat begitu lahap memakan hidangan yang tersedia.

"Heh, siapa kamu?" bentakku pada gadis itu.

"Sa-saya ...," jawabnya gugup.

"Maaf, Tuan. Ini Dara anak Mbok," Si mbok datang menjelaskan.

"Kenapa bisa ada di sini? dan saya juga tidak mengetahui akan hal ini," ucapku kesal.

"Dara baru datang tadi sore, Tuan muda. Dan Mbok sudah meminta izin Nyonya besar agar Dara boleh tinggal di sini," jelas Si mbok lagi.

"Ah sudahlah. Bawa dia masuk, saya gak mau pesta saya tercemar karna adanya dia di sini," ketusku.

"Sombong sekali. Dasar orang kota," ucapnya pelan. Namun, masih dapat ku dengar.

"Berani kamu melawan saya? Sini kamu ...!" Aku menarik paksa pergelangan tangannya.

"Aw lepasin ... sakit," rintihnya.

"Sini kamu. Tempat kamu di sini (di dapur) jangan sampai tamu saya melihat kamu berkeliaran di pesta. Dan kalau sekali lagi kamu berani melawan saya. Saya akan ...!" Belum sempat aku melanjutkan ucapanku, Si Mbok sudah bersimpuh di hadapanku.

"Ampuni Dara, Tuan muda. Mbok janji bakal buat Dara nurut, dan tidak bersikap begitu lagi," Si mbok memohon.

"Saya pegang omongan Si Mbok. Kalau sampai anak kampung ini berani kurangajar lagi, saya akan usir dari rumah saya ini," ancamku.

"Baik, Tuan muda.! Dara cepat minta maaf sama Tuan muda," perintah Si mbok.

"Ma'afin saya Tuan muda," ucapnya pelan.

Terlihat sekali dia meminta ma'af dengan terpaksa.

***

Aku pun kembali ke pesta...!

Malam semakin larut, acara pun sudah selesai.

Aku akan mempertanyakan soal anak kampung itu ke mami.

"Mi, itu anak kampung kenapa bisa Mami izinin tinggal disini sih Mi?" tanyaku kesal.

"Dara maksud kamu?" jawab Mami.

Aku gak perduli siapapun nama itu perempuan kampung," tegasku.

"Ya, kenapa kalau Dara disini? Kan dia bisa bantu-bantu Si mbok," mami berkata sambil mengotak-ngatik ponselnya.

"Tapi aku gak suka sama anak kampung itu. Dia bersikap tidak sopan tadi padaku." Aku berkata serius kali ini.

"Mungkin Dara belum tau siapa kamu disini, kan tadi anak Mami yang tampan ini gak ada waktu Dara datang," sahut Mami sambil menggodaku.

"Gak terima alasan apa pun," ketusku.

"Ya sudah besok biar Mami yang bicara sama Dara, biar dia bisa lebih sopan ke kamu," ucap Mami membujukku.

"Terserah Mami aja deh. Aku mau istirahat," sahutku yang masih sangat kesal.

Aku masuk ke kamar dan Segera merebahkan tubuh di kasur.

Masih teringat jelas, wajah gadis kampung itu ketika dia berani melawanku. Rasanya ingin ku pulangkan dia malam ini juga ....!!

Bersambung

Bab terkait

  • SI KEPALA BATU JATUH CINTA   Ranjang panas milikku

    *** Pagi pun telah tiba. Aku bersiap-siap untuk sarapan, lalu ke kantor. Pagi ini terlihat gadis kampung itu yang menyiapkan sarapan. "Selamat pagi, Mi. selamat pagi, Pi." sapaku. "Pagi juga sayang," sahut Mami. "Mi, aku langsung ke kantor aja ya," ucapku tersenyum. "Lho ... Sarapan dulu dong," sahut Mami protes. "Males, entar alergi" Aku menolak sarapan karna gadis kampung itu yang menyiapkannya. "Tunggu dulu, kan Mami sudah bilang tadi malam, kalau Mami bakal kenalin kamu ke Dara. Dara sini sebentar!" ucap Mami kemudian memanggil gadis kampung itu. "Saya nyonya?" tanya Dara. "Iya. Kamu," sahut Mami singkat. "Ada apa Nyonya?" tanya-nya lagi. "Perkenalkan ini anak saya namanya, Riko Pratama. Jadi kamu harus bersikap baik, dan sopan ya sama Riko. Saya gak mau mendengar keluhan anak saya tentang sikap kamu yang katanya tidak sopan semalam," papar Mami jelas. "Baik Nyo

  • SI KEPALA BATU JATUH CINTA   Terbayang-bayang

    ***Rumah terasa begitu sepi hari ini. Hanya tinggal aku, dan Dara, Si gadis kampung itu. Sementara sopirku Pak Tarjo, tinggal di rumah sebelah yang memang khusus orang tuaku sediakan untuknya.Ku lihat gadis kampung itu sedang sibuk mengurusi pekerja'an rumah, menggantikan seluruh tugas Ibunya.Dan aku punya ide untuk ngerja'in gadis kampung itu.!"Lho ... lho ... kok bisa kotor lagi sih ini lantainya. Padahal tadi sudah saya pel," gumamnya yang tak melihat keberada'anku."Pel yang bener makanya. Bisa kerja kan?" Sahutku yang membuatnya kaget."Ta-tapi, Tuan muda. Tadi saya sudah bersihkan lantainya," ucapnya jujur."Ya, terus kenapa ini masih kotor?" tanyaku pura-pura tidak mengerti."Saya juga tidak tau Tuan muda," jawabnya bingung."Ya udah bersihin lagi sana, gampang kan?" perintahku sambil berlalu."Baik, Tuan muda.!" sahutnya menurut.POV Dara: Ini pasti kerja'an pria sombong itu. Akan tetapi aku tid

  • SI KEPALA BATU JATUH CINTA   Tuan panas, eh Tuan muda

    ***Ketika aku sampai dirumah, ku lihat gadis kampung itu masih saja bekerja. Dia membersihkan debu-debu yang ada di atas lemari hias, dengan menaiki sebuah kursi.Tiba-tiba kursi yang gadis itu naiki hilang keseimbangan, dan tumbang!Brak...!ia terjatuh dan aku refleks menangkap tubuh gadis kampung itu. Hingga kini aku pun ikut terbaring dibawah gadis kampung itu karna tertimpa olehnya.Hingga beberapa saat aku terdiam. Mataku dan matanya kembali bertemu. Lalu gadis kampung itu menyadari posisinya yang ada di atas tubuhku."Maaf, Tuan muda. Sa-saya tadi...." ucapnya gugup."Mau bilang kalau kamu tadi gak sengaja jatuh gitu?" Aku melanjutkan ucapannya."Iya benar, Tuan muda!" sahutnya sambil mengangguk cepat."Memang gak pernah becus sih kamu kerjanya. Kalau gak bisa kerja mending pulang sana," ketusku."Hmm...." Dara hanya menarik nafas dalam, kemudian membuangnya kasar."Apa...? Gak terima sa

  • SI KEPALA BATU JATUH CINTA   Ketika Mami merajuk

    *** Dara pun ikut bergabung bersama kami di sini...! Oma terlihat menyukai Dara. Mereka langsung akrab walau baru bertemu. "Jadi kamu di sini ganti'in tugas Si Mbok?" tanya Oma dengan lembut. "Iya, Oma. Ibu lagi pulang ke kampung. Rindu kampung halaman katanya," sahut Dara Si gadis kampung itu. "Oh begitu. Tapi jarang-jarang lho ada anak gadis yang mau ngerjain pekerja'an rumah tangga. Apa lagi anaknya secantik kamu. Oma bangga deh sama kamu," puji Oma lagi. Oma terus saja memuji Dara. Dan anak kampung itu seperti menikmati momen hari ini. Awas aja ya, bakal aku kerjain lagi nanti. " Ibu, kami mau permisi istirahat ke kamar dulu ya. Ibu juga istirahat sana. Capek kan baru nyampe tadi," ucap Papi sambil berdiri bersama Mami. "Iya silahkan. Ibu sebentar lagi," sahut Oma. Mami dan papi sudah masuk ke kamar. Tinggal aku, Oma, dan Dara di sini...! Aku semakin canggung. Niatnya mau ngerjain Si Dara, malah aku

  • SI KEPALA BATU JATUH CINTA   Pengusiran Dara

    ***Pagi ini aku aku bangun dengan sejuta perasa'an cemas dan gelisah.Setelah semalaman aku berfikir, aku bahkan tidak mengerti dengan apa yang sedang aku rasakan sekarang. Aku terus saja memikirkan gadis kampung itu, dan memikirkan ucapan Mami semalam."Selamat pagi Cucu kesayangan Oma." Oma menyapaku dengan di iringi senyum di wajah senjanya."Selamat pagi juga Oma""Tumben Cucu Oma bangun pagi, di hari libur kerja?" tanya Oma heran."Aku tuh mau ngajakin Oma lari pagi," ucapku tersenyum."Beneran?" tanya Oma serius.Iyalah Oma. Masa bohongan sih," sahutku."Kalau begitu Oma siap-siap dulu ya.""Iya Oma, ditunggu."Oma pun masuk ke kamarnya untuk bersiap-siap. Sementara itu aku menunggu di sofa. Mami dan Papi pun datang menghampiriku."Anak Mami udah bangun? Pasti lupa ya, kalau hari ini tuh, hari Minggu?" Mami pun sama herannya."I-iya, Mi. aku lupa tadi," Aku berbohong pada Mami, padahal

  • SI KEPALA BATU JATUH CINTA   Rencana bersenang-senang gagal

    ***Aku terus saja memikirkan perkata'an Oma. Siapa gadis yang Oma maksud? Kenapa Oma begitu yakin kalau aku akan luluh padanya.Sampai kapan pun aku takkan pernah takhluk pada seorang wanita ...!Bicara soal wanita, aku jadi rindu ranjang panas milikku itu. Aku mengotak-ngatik ponselku, aku berniat menghubungi Doni. Tapi kali ini aku meminta Doni mengirimkan beberapa foto gadis cantik untuk ku pilih salah satunya."Don ... seperti biasa, kamu carikan saya mainan baru. Tapi saya ingin melihat beberapa pilihan dari kamu hari ini. Tolong dikirimkan foto-fotonya." Aku mengirimkan pesan pada Doni lewat watsapp.Tak lama kemudian Doni pun membalas pesanku. Doni mengirim beberapa foto wanita cantik. Hingga aku memilih salah satunya. Aku pun memberitahui Doni, untuk segera mengantar gadis yang ku pilih itu ke apartemen.Aku langsung bersiap-siap menuju apartemen. Ketika aku hendak melangkahkan kakiku keluar, tiba-tiba Mami menyapaku ...."Ma

  • SI KEPALA BATU JATUH CINTA   Diary#1

    ***Seperti biasa malam ini semua berkumpul di meja makan. Semua hidangan sudah di sediakan oleh Si Mbok dan Dara."Dara dan Si mbok, ayo gabung makan di sini," ajak Papi dengan begitu ramah."Terima kasih, Tuan. Tapi Si Mbok makan di dapur aja," tolak Si Mbok, sambil bergegas ke dapur."Hmmm ... ya sudah, kamu saja yang ikut makan di sini Dara," Papi kembali mengajak Dara."Saya bareng Ibu saja di dapur Tuan." Dara juga bergegas masuk ke dapur."Yaah ... pada gak mau gabung," keluh Papi."Mungkin mereka sungkan. Makanya kalian tuh biasakan beramah-ramah dengan mereka. Jadi mereka pun tidak akan menolak untuk ikut bergabung," ucap Oma mencoba menasehati kami semua."Ya, ngapain juga toh Bu beramah-ramah dengan pembantu. Nanti yang ada mereka malah besar kepala," sahut Mami dengan nada sinisnya."Tuh rudy, dengar kan ucapan istri kamu? Besok tugasmu merubah perangainya," ucap Oma kembali menyindir Mami."Kala

  • SI KEPALA BATU JATUH CINTA   Diary#2

    *** Sepulang dari kantor, aku langsung menuju apartemenku. Niatnya aku ingin bersenang-senang di ranjang panas milikku! Aku pun telah tiba di sebuah apartemen mewahku ini. Aku langsung merebahkan tubuhku. Ku coba mencari kontak Doni diponselku, dan segera menghubunginya.! "Hallo, Don. Seperti biasa. Saya tunggu di apartemen," ucapku. "Beres, Tuan muda." Sahut Doni, dan aku segera memutuskan sambungannya. Tak lama menunggu, Doni datang dengan seorang gadis cantik. Seperti biasa aku mengirim bayarannya, dan Doni segera berlalu. "Hey, Tuan muda! Anda sungguh menggoda," ucap wanita itu. "Tentu saja...." Sahutku. Aku yang sedari kemarin ingin menyalurkan birahiku, kini sudah dapat mangsa di depan mata. Seorang gadis yang terlihat masih sangat muda itu tersenyum manis menggodaku.! Tentu saja aku tak ingin menyia-nyiakan kesempatan kali ini. Aku langsung menerkam gadis itu dengan buas. Terlihat gadis can

Bab terbaru

  • SI KEPALA BATU JATUH CINTA   Jatuh di dua hati

    ***Semalaman aku tak bisa tidur. Rasa bersalahku menghampiri.Kutatap lagi ke arah Dara yang sudah terlelap dalam pelukanku. Seketika sesal di dalam diri muncul.Saat ini istriku sedang mengandung, tapi aku malah mengkhianatinya. Air mata jatuh dengan begitu saja.***Entah kapan aku tertidur, saat aku membuka mata, ternyata hari sudah terang."Sayang, kenapa tidak membangunkan, Mas? Bukankah Mas sudah telat ke kantor," ucapku pada Dara yang terlihat mulai segar kembali."Ke kantor? Mas lupa kalau hari ini adalah hari Minggu?"Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Aku memang lupa."Eh, he-he ... iya, Mas tak ingat.""Mentang-mentang ada Asisten baru, jadi mau ke kantor terus deh," goda Dara dengan nada bercanda.Aku langsung salah tingkah. Bagaimana jika Dara tahu, tentang kejadian kemarin?Bagaimana jika Puja meminta tanggung jawab karena aku telah mengambil mahkotanya?Ar

  • SI KEPALA BATU JATUH CINTA   Terbawa perasaan

    ***Hari berikutnya, aku berangkat lagi ke kantor. Sedangkan Dara masih tak bisa ke mana-mana. Kehamilannya membuat ia sulit bangun. Maklum saja, karena ini adalah kehamilan pertama.Sampai di kantor, aku bertemu Puja lagi tentunya. Sosok Puja sangat membuat Dara cemburu. Padahal mereka belum pernah bertemu.Dan aku, entah kenapa ada perasaan gugup ketika berhadapan dengan Puja."Selamat pagi, Tuan muda." Puja menyapa."Pagi," sahutku singkat.Cepat-cepat aku melangkah ke dalam ruangan. Tak mau aku berlama-lama berada di dekat Puja.Hatiku berdebar, jiwa kejantananku bergetar. Aku memang suka bermain-main dengan wanita dulu.Akan tetapi itu dulu, sebelum aku memutuskan jatuh cinta pada Dara.Saat ini, aku merasakan gejolak itu lagi. Ingin rasanya aku menikmati permainanan yang dulu pernah aku gemari.Oh, Puja ....Kenapa lekuk tubuhnya tampak begitu menggoda. Aku tak boleh terus berpikir b

  • SI KEPALA BATU JATUH CINTA   Sosok Puja, Asisten baru Riko

    ***Aku bergegas menuju arah pulang. Namun, sebelum itu aku singgah ke sebuah toko perhiasan.Kupilih dua kalung berbentuk hati."Berapa harga kalung ini?" tanyaku pada penjual berlian itu."Setengah M saja Tuan muda," ucapnya."Saya mau dua."Setelah selesai menggesekkan kartu ajaibku, kini aku pulang.Aku menyebut tabungan di setiap kartu ATM maupun kartu credit ini sebagai kartu ajaib.Mobilku melaju dengan cepat. Ada rasa bahagia yang tak bisa aku ucapkan dengan kata-kata saat ini.Sampai di depan halaman, aku melihat sosok laki-laki bergegas pergi ketika melihat mobilku menuju ke sana.Berjubah sangat panjang orang itu. Aku jadi penasaran. Bahkan aku sangat takut jika hal buruk sedang seseorang rencanakan.Kupercepat langkahku turun dari mobil. Akhir-akhir ini aku memang sering menyetir sendiri. Karena Pak Tarjo sudah aku perintahkan untuk mengawasi keadaan di rumah."Oma, aku

  • SI KEPALA BATU JATUH CINTA   POV Riko

    ***Aku mendapat kabar dari Pak Tarjo bahwa istriku diculik. Detik itu juga aku langsung menghubungi polisi.Saat kami tiba di tempat penyekapan Dara, aku sangat terkejut menyaksikan Mami lagi yang melakukan tindak kejahatan itu. Namun, Mami tak sendiri kali ini. Ada Grecia yang menjadi rekan kerjanya.Aku sangat kesal. Emosiku sudah tak tertahan. Polisi pun melepaskan tembakan. Kini Mami dan Grecia sedang dalam perawatan medis. Setelah keduanya sadar nanti, maka aku akan tetap menjebloskan dalam penjara."Sayang, istirahatlah! Biar Mas saja yang ke rumah sakit melihat kondisi Mami dan Grecia," ujarku mengantar Dara ke dalam kamar.Dara mengangguk. Ia masih terlihat syok. Oma, dan mertuaku menemaninya.Kini aku berangkat dengan Pak Tarjo.Dua puluh menit berlalu ....Aku pun sampai di rumah sakit yang tak jauh dari penjara itu."Bagaimana keadaan mereka?" tanyaku." Pasien bernama Greci

  • SI KEPALA BATU JATUH CINTA   POV Dara

    ***POV Dara.Aku berangkat ke kantor sendirian. Mas Riko pergi mencari pelaku kejahatan itu.Aku diantar Pak Tarjo. Namun, di jalan tiba-tiba ada yang menghadang mobil kami."Siapa itu, Pak?" tanyaku bingung."Saya juga tidak tahu, Non."Pak Tarjo turun, sedangkan aku tetap menunggu di dalam mobil.Bugh!Bugh!Dua pukulan mendarat di wajah Pak Tarjo. Aku jadi ketakutan. Sebenarnya siapa mereka?Pak Tarjo tersungkur lemah, kini dua pria berbadan kekar itu membuka pintu mobilku secara paksa."Ikut kami!" perintahnya menarik tanganku."Tidak! Lepaskan saya!" Aku mencoba berontak.Mereka terlalu kuat, aku tak mampu melawan. Kini aku dibawa paksa menggunakan mobilnya.Pak Tarjo hanya meringis sambil berteriak mencaci para penjahat ini.Kini aku sudah berada di dalam mobil mereka."Mau apa kalian? Lepaskan saya!" hardikku."Diamlah! Kau akan bertemu

  • SI KEPALA BATU JATUH CINTA   Memenjarakan orang tua sendiri

    ***Seminggu berlalu, keadaan mertuaku mulai membaik. Namun, ia kehilangan suaranya.Menurut dokter ada yang meminumkan sesuatu padanya hingga mengakibatkan kehilangan suara.Tubuh mertuaku juga masih lemah. Tidak bisa dimintai keterangan saat ini.Sedangkan polisi sudah menemukan jejak pelaku. Robekkan baju itu, benar-benar milik Mbok Inem. Akan tetapi Mbok Inem hanya menjalankan tugas. Ada seseorang yang mengendalikannya.Aku sampai di kantor polisi sendirian. Mbok Inem sudah ditangkap."Pelaku masih tidak ingin mengatakan siapa yang menyuruhnya," ujar polisi."Izinkan saya bicara pada Mbok Inem, Pak!""Baiklah."Kini Mbok Inem sedang dibawa menuju ke hadapanku."Tu-tuan muda," lirihnya menunduk."Mbok, katakan yang sebenarnya! Siapa yang menyuruh si Mbok melakukan perbuatan tercela itu?" Aku menatap serius."Maafkan si Mbok, Tuan muda. Mbok terpaksa karena diancam.""Apapu

  • SI KEPALA BATU JATUH CINTA   Ibu bersimbah darah

    ***Dara histeris ketika mendapati sang Ibu sudah tergeletak bersimbah darah."Bu, bangun!" teriak Dara sambil mengguncang tubuh sang Ibu.Aku terdiam tak berdaya. Apa yang telah terjadi di keluargaku?"Ayo kita bawa ke rumah sakit," ujarku.Ibu mertuaku itu masih bernafas, aku harap kami tidak terlambat sampai di rumah sakit.Setelah menempuh kurang lebih tiga puluh menit. Kini aku dan Dara sampai di depan rumah sakit.Ibu langsung ditangani oleh ahlinya. Aku dan Dara saling menguatkan tanpa banyak bicara.Seketika aku teringat pada Oma. Jangan sampai ada yang berniat buruk juga terhadapnya.Aku mencoba menelepon dan memberitahunya."Halo, Oma.""Iya, sayang. Ada apa?""Mertuaku tadi tergelak bersimbah darah di rumah. Sekarang kami semua sudah berada di rumah sakit.""Apa?!"Oma terdengar sangat terjejut."Iya, Oma. Aku sangat khawatir dengan kondisi Oma yang tinggal s

  • SI KEPALA BATU JATUH CINTA   Ancaman

    ***Pagi tiba, aku dan Dara bangun bersamaan. Istri cantikku ini tersenyum sangat manis di pagi hari."Selamat pagi istriku," sapaku mesra."Pagi juga, Tuan muda.""Tuan muda? Ganti ah, gak seru," godaku."Ganti apa ya?" Dara berpikir sambil memutar matanya ke atas."Panggil Mas aja, nanti kalau kita sudah punya Anak, baru deh panggil Ayah," ujarku.Dara mengangguk setuju. Setelah puas bercanda di pagi hari. Kini kami mandi bersama. Malam pertama yang tertunda, terlaksana di pagi harinya.***Setelah selesai, aku dan Dara memakai baju untuk keluar bersarapan.Oma sudah menunggu di meja makan. Wajah Oma cerah, tampak sangat bahagia."Selamat pagi, Oma." Aku menyapa."Pagi juga Cucu tampan, Oma."Aku sangat tersanjung, Oma masih menyayangiku. Tak ada perubahan di dirinya.Ibu mertuaku sudah datang menyiapkan makanan."Darmi, ayo duduk di sini! Mulai hari ini kamu tidak pe

  • SI KEPALA BATU JATUH CINTA   Pernikahan Riko dan Dara

    ***Cukup lama Oma pergi, kini ia telah kembali. Aku menghampiri Oma yang tengah beristirahat di ruang tengah."Oma dari mana?" tanyaku sedikit canggung."Ada urusan. Oya, Rik. Kapan kamu akan menikahi Dara?""Belum kepikiran Oma. Apa lagi sekarang masalah yang kita hadapi sangat berat.""Sudah, lupakan saja! Sekarang fokus pada hubungan kalian! Masalah Mamimu biar Oma yang mengurusnya," ujar Oma.Aku menatap Oma cukup lama. Aku bukan Cucu kandungnya. Apakah kasih sayang Oma terhadapku akan pudar."Oma tahu apa yang sekarang sedang kamu pikirkan. Jangan khawatir, Oma tetap menyayangimu, tidak ada yang berubah."Mendengar ucapan Oma itu, aku langsung memeluk Oma dengan erat."Terima kasih, Oma. Aku sungguh malu menerima kenyataan ini. Jika bisa memilih, maka aku akan lebih memilih untuk tidak dilahirkan saja," paparku yang semakin sedih."Jangan berkata seperti itu! Kamu tetaplah

DMCA.com Protection Status