SETELAH KITA BERPISAH 9.**PoV Author."Bagaimana keadaan kamu, Rizka?" tanya Mila menghampiri temannya itu yang terlihat lesu duduk di kantor Wilayatul Hisbah. Setelah menyaksikan ketegasan suami Delia. Rizka juga akan melakukan hal yang sama.Rizka menatap Mila yang sudah menggunakan seragam syariah dan rapi dengan kerudungnya. Tadi saat melakukan penggerebekan temannya itu masih menggunakan pakaian biasa. Namun setelah Hans ditangkap Mila pulang sebentar untuk mengganti pakaiannya dan datang lagi ke kantor untuk bekerja.Mila duduk di sisi Rizka di kursi Kantor. Mila tahu kalau Rizka sedang bingung, sedih dan marah. Mungkin sebentar lagi rumah tangganya akan berakhir setelah kejadian memalukan ini."Aku baik, Mila. Aku tadi baru saja menerima telepon dari Tante yang akan datang ke Rumah untuk mengunjungiku. Keluarga sangat shock mendengar ini semua. Dia juga marah sama aku karena mendengar dari orang lain. Aku merasa malu dengan kelakuan Bang Hans.""Sabar Rizka. Aku sudah mengata
SETELAH KITA BERPISAH 10.**PoV Rizka.Aku sedang duduk di dekat jendela kamarku. Sesekali memandang ke arah luar. Tidak menyangka kalau Rumah tanggaku akan berakhir begitu saja. Tapi ini adalah keputusanku. Aku harus bertanggung jawab atas apa yang sudah ku pilih dan tidak akan pernah menyesal."Rizka, minum dulu tehnya," kata Tante Dina padaku. Aku mengulas senyum menerima pemberiannya. Tante Dina meletakkan dengan lembut teh yang sudah dibuatnya di nakas."Terima kasih, Tante."Ketika ku katakan itu Tante Dina berdiri di belakangku lalu mengelus punggungku. Aku tahu sikapnya itu berusaha memberikan kekuatan kepadaku atas apa yang sedang kuhadapi sekarang."Tante suruh Yuda beli nasi dan lauk, nasi bungkus saja. Ternyata di daerah sini ada menjual masakan khas Padang. Kita cobain ya," kata Tante Dina."Iya, Tante. Aku juga beberapa kali makan di situ. Masakannya enak." Aku memberikan seulas senyum.Beberapa saat kami terdiam. Aku tahu Tante Dina juga tidak tahu berbicara apa. Takut
SETELAH KITA BERPISAH BAB 11**PoV Rizka.Hari ini suasana cukup kondusif karena hari ini adalah hari yang ku tunggu-tunggu di mana Bang Hans beserta gundiknya akan dicambuk 100 kali. Kami sudah mengambil tempat untuk duduk menyaksikan algojo melakukan tugasnya.Aku datang bersama Tante Dina dan juga Yuda, adikku. Sebenarnya berita ini juga sudah viral sampai ke kampung halaman ku yang berjarak 3 jam perjalanan. Orang-orang Kampung sana sudah tahu bagaimana kelakuan Bang Hans karena sudah masuk berita nasional.Aku tahu mungkin ketika aku pulang ke sana. Aku akan menjadi cibiran orang. Ada yang menyemangatiku tapi ada juga yang akan menghujat. Itu sudah pasti. Namun semua tidak ku pikirkan. Kita tidak perlu memikirkan setiap perkataan orang lain yang penting aku nyaman dalam kehidupanku sekarang. Apapun perkataan orang meskipun aku nantinya akan menjadi janda, aku sudah siap."Rizka ..." Mila datang mengambil tempat duduk. Dia menggunakan seragam Wilayatul Hisbah. Rizka adalah temank
Meskipun Bang Hans terlihat sok tegar, tetap saja dia pias dan ketakutan. Bang Hans tidak bisa menyembunyikan dari diriku rasa takutnya. Dia hanya bersikap sok berani saja. Dia juga malu ternyata banyak orang yang menonton terutama petinggi dan pejabat publik. Bang Hans tau kalau dia tidak akan lolos dari hukuman ini. Meskipun Ibunya menyuruhku meminta ke Hakim tetap saja Bang Hans harus menerima hukuman ini karena sudah banyak bukti-bukti yang memberatkan dirinya. Begitupun dengan selingkuhannya mereka berdua sama. Jadi dia bersikap sombong padaku seolah berani padahal dia penakut. Dia bergetar berdiri di panggung di saksikan banyak orang. Setelah dinyatakan sehat, algojo mulai melaksanakan tugasnya. Rotan mendarat ke punggung terpidana sesuai hitungan dari jaksa. Yang mula-mula di hukum cambuk adalah Bang Hans. Proses cambuk keduanya melibatkan dua algojo. Satu algojo mencambuk dengan kelipatan 20 kali. Tim kesehatan berkali-kali menawarkan kedua terdakwa air minum. Delia menerim
SETELAH KITA BERPISAH 12**PoV Author. Rizka terkaget ketika Zaki datang ke arah mereka. Mereka bertiga yaitu Rizka, Tante Dina serta Yudha masih berdiam di sana dan benar saja Zaki menghampiri mereka. "Rizka ..." sapanya. "Bang Zaki. Ada apa?" tanya Rizka. "Beberapa hari yang lalu sebenarnya Abang ingin berbicara sama Rizka mengenai permasalahan yang sedang bergulir. Cuma belum ada kesempatan, belum ada waktu untuk menjelaskan. Sekarang Abang berdiri di sini untuk menjelaskan masalah beberapa hari yang lalu terjadi serta ucapan Hans yang tak perlu Rizka ambil hati. Abang selaku keluarga minta maaf yang sedalam-dalamnya. Mungkin Ibu dan yang lain-lain nggak memahami perasaan Rizka yang sedang sakit hati. Abang mewakili keluarga mohon maaf atas kesalahan sama kamu," kata Zaki lembut padanya. "Iya Bang aku juga mengerti mungkin Ibu terpukul karena tidak bisa menerima keadaan Bang Hans sekarang. Lagi pula aku juga tidak ingin memikirkannya," sahut Rizka seadanya. "Kamu tetap seman
Entah kenapa kondisi kesehatan Rizka kurang membaik. Dia kemarin tidak bisa datang ke rumah mertuanya karena benar-benar drop. Mungkin terlalu banyak pikiran atau kecapean yang menyebabkan tubuhnya kurang stabil. Dua hari Rizka libur bekerja dengan kondisi kesehatan yang kurang baik. Dia terpaksa istirahat. Bisa dipastikan omset jualannya menurun. Mau bagaimana lagi, kesehatan lebih utama dari segalanya. Dua hari pula dirinya sudah ditemani Tante Dina serta Yudha yang masih berada di rumahnya. Kalau dulu selalu saja ada Hans di rumahnya tetapi laki-laki itu sampai sekarang belum muncul juga. Rizka bersyukur setidaknya Hans tahu diri kalau ini bukan rumahnya. Hanya saja pakaian Hans masih di rumahnya. Gawai Rizka bergetar. Ada panggilan dari Dita di iparnya. Rizhka mengangkat panggilan tersebut. Kondisi tubuhnya sudah jauh lebih baik setelah meminum teh hangat yang dibuatkan Tante Dina. "Assalamualaikum," kata Rizka. "Kak. Dari kemarin Ibu nunggu kamu untuk datang ke rumah! Kenapa
SETELAH KITA BERPISAH 13**PoV Rizka.Aku sudah datang ke sini untuk memenuhi panggilan dari ibu mertua. Kondisi kesehatanku dua hari ini kurang membaik. Aku juga nggak tahu kenapa? Bahkan pekerjaanku terbengkalai.Sebenarnya aku ingin memberi kejutan ke Bang Hans kalau sekarang sudah bekerja. Meskipun dia memandang sebelah mata pekerjaanku tapi omsetku belakangan ini naik pesat. Yang Bang Hans tahu aku hanya jualan online kecil-kecilan dan kurang laku.Awalnya aku hanya iseng, aku hanya di rumah dan tidak bekerja. Bang Hans memintaku tidak bekerja dan hanya mengharapkan pemberiannya. Tapi benar-benar pemberian yang diberikan Bang Hans tidak mencukupi. Bukan aku tidak bersyukur. Namun ada saja ucapan Bang Hans yang mengatakan kalau uangnya sudah terpakai jadi aku harus benar-benar hemat menjadi seorang istri. Semua kulakukan demi mendapat anak sehingga aku berhenti bekerja. Dulu aku bekerja sebagai pegawai honorer dengan gaji lumayan. Tapi, sudahlah.Dari sanalah aku mulai berjualan
Aku berkata panjang agar mereka juga paham. Mendengar perkataanku ayah mertua salah tingkah. Dia diam juga seribu bahasa tidak berani menyela perkataan istrinya. Begitu pula Dita yang menyimak saja. Tetapi aku tahu dia tidak menyukaiku. Mungkin terkena hasutan dari ibunya. Setelah lebih tenang dan suaraku Bisa lebih normal lagi tidak bergetar seperti tadi kulanjutkan ucapanku."Wajar jika saya melaporkan perbuatan Bang Hans ke polisi, dia sudah berzina. Mungkin kalau posisinya di balik. Bang Hans juga pasti akan melaporkan perbuatan saya. Terlalu sakit hati dengan apa yang dilakukannya!" ucapku melirik suamiku yang semakin garang menatapku."Ku-rang a-jar kamu, Rizka! Kamu hanya mikirin diri kamu sendiri dan kamu tidak pernah berpikir tentang aku yang menahan malu ketika dicambuk. Aku udah muak sama kamu Rizka! Benar-benar muak dengan kelakuan kamu!""Kamu muak dengan kelakuan aku sementara aku juga sama Bang. Perkataan kamu selama ini menyakiti ku. Aku berusaha menjadi istri yang bai