Entah kenapa kondisi kesehatan Rizka kurang membaik. Dia kemarin tidak bisa datang ke rumah mertuanya karena benar-benar drop. Mungkin terlalu banyak pikiran atau kecapean yang menyebabkan tubuhnya kurang stabil. Dua hari Rizka libur bekerja dengan kondisi kesehatan yang kurang baik. Dia terpaksa istirahat. Bisa dipastikan omset jualannya menurun. Mau bagaimana lagi, kesehatan lebih utama dari segalanya. Dua hari pula dirinya sudah ditemani Tante Dina serta Yudha yang masih berada di rumahnya. Kalau dulu selalu saja ada Hans di rumahnya tetapi laki-laki itu sampai sekarang belum muncul juga. Rizka bersyukur setidaknya Hans tahu diri kalau ini bukan rumahnya. Hanya saja pakaian Hans masih di rumahnya. Gawai Rizka bergetar. Ada panggilan dari Dita di iparnya. Rizhka mengangkat panggilan tersebut. Kondisi tubuhnya sudah jauh lebih baik setelah meminum teh hangat yang dibuatkan Tante Dina. "Assalamualaikum," kata Rizka. "Kak. Dari kemarin Ibu nunggu kamu untuk datang ke rumah! Kenapa
SETELAH KITA BERPISAH 13**PoV Rizka.Aku sudah datang ke sini untuk memenuhi panggilan dari ibu mertua. Kondisi kesehatanku dua hari ini kurang membaik. Aku juga nggak tahu kenapa? Bahkan pekerjaanku terbengkalai.Sebenarnya aku ingin memberi kejutan ke Bang Hans kalau sekarang sudah bekerja. Meskipun dia memandang sebelah mata pekerjaanku tapi omsetku belakangan ini naik pesat. Yang Bang Hans tahu aku hanya jualan online kecil-kecilan dan kurang laku.Awalnya aku hanya iseng, aku hanya di rumah dan tidak bekerja. Bang Hans memintaku tidak bekerja dan hanya mengharapkan pemberiannya. Tapi benar-benar pemberian yang diberikan Bang Hans tidak mencukupi. Bukan aku tidak bersyukur. Namun ada saja ucapan Bang Hans yang mengatakan kalau uangnya sudah terpakai jadi aku harus benar-benar hemat menjadi seorang istri. Semua kulakukan demi mendapat anak sehingga aku berhenti bekerja. Dulu aku bekerja sebagai pegawai honorer dengan gaji lumayan. Tapi, sudahlah.Dari sanalah aku mulai berjualan
Aku berkata panjang agar mereka juga paham. Mendengar perkataanku ayah mertua salah tingkah. Dia diam juga seribu bahasa tidak berani menyela perkataan istrinya. Begitu pula Dita yang menyimak saja. Tetapi aku tahu dia tidak menyukaiku. Mungkin terkena hasutan dari ibunya. Setelah lebih tenang dan suaraku Bisa lebih normal lagi tidak bergetar seperti tadi kulanjutkan ucapanku."Wajar jika saya melaporkan perbuatan Bang Hans ke polisi, dia sudah berzina. Mungkin kalau posisinya di balik. Bang Hans juga pasti akan melaporkan perbuatan saya. Terlalu sakit hati dengan apa yang dilakukannya!" ucapku melirik suamiku yang semakin garang menatapku."Ku-rang a-jar kamu, Rizka! Kamu hanya mikirin diri kamu sendiri dan kamu tidak pernah berpikir tentang aku yang menahan malu ketika dicambuk. Aku udah muak sama kamu Rizka! Benar-benar muak dengan kelakuan kamu!""Kamu muak dengan kelakuan aku sementara aku juga sama Bang. Perkataan kamu selama ini menyakiti ku. Aku berusaha menjadi istri yang bai
SETELAH KITA BERPISAH 14.**PoV Author.Keluarga Hans masih berkumpul di ruang tamu beberapa saat setelah Rizka meninggalkan rumah. Zaki masuk begitu saja ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu.Zaki mengetahui kalau baru saja Hans menceraikan Rizka. Sebenarnya Zaki sudah ada di luar dari tadi. Namun dia membiarkan mereka menyelesaikan masalah keluarganya tanpa menyela sama sekali. Zaki tidak mau Hans menyalahkan dirinya dan menuduhnya yang bukan-bukan. Zaki malas ribut.Zaki melihat adik keduanya tersebut menghela nafas panjang setelah melakukan hal besar dalam hidupnya yaitu menceraikan Rizka dan tidak menganggap Rizka sebagai istrinya. Tapi Zaki saat ini hanya menyimak saja membiarkan masalah bergulir.Sementara Hans sendiri sebenarnya tidak ada rasa kecewa ketika sudah menceraikan Rizka. Dia menganggap Rizka perempuan mandul. Sudah hampir setahun berobat ke sana, kemari tapi tidak juga berhasil. Oleh karena itu dia mencari kesenangan baru dan menemukan Delia. Hans tidak pernah me
[Abang, aku akan memenuhi panggilan cerai dari suamiku, dia sudah mendaftarkan perceraian ke pengadilan agama. Aku sebentar lagi akan berpisah dengannya. Bagaimana denganmu? Kapan kamu berpisah dengan istrimu? Kamu udah bilang kan Bang ke keluargamu kalau kamu akan menikahiku?][Iya, Sayang. Kamu tenang aja. Abang akan menikahimu. Abang juga sudah menceraikan Rizka. Tapi masih cerai di bawah tangan. Semoga aja keluargaku bisa menerima pernikahan kita.][Maksudnya menerima bagaimana? Apa mereka nggak setuju dengan pernikahan kita? Mereka nggak menyukai aku?] tanya Delia penasaran.[Enggak, Sayang. Kamu jangan khawatir semuanya baik-baik aja. Yang pasti setelah kamu bercerai dan tunggu masa iddah. Kita akan segera menikah.][Wah, aku sangat menunggu, Bang.]Hans mendesah. Bagaimana kalau Delia tahu keluarganya tidak setuju ketika dia menikahi Delia...Sementara itu beberapa hari setelah Hans menceraikannya. Rizka sudah punya agenda untuk mendaftarkan ke pengadilan agama kalau dalam sa
SETELAH KITA BERPISAH 15.**PoV AuthorDengan tangan bergetar Rizka memberikan hasil testpack tersebut ke Dokter yang menyuruhnya untuk memeriksa. Wajah Rizka pucat pasi. Pemandangan itu disaksikan Dina sang Tante dan juga Yudha. Sepertinya memang ada masalah dengan Rizka.Apakah penyakitnya parah sehingga dia pucat sedemikian rupa? Dina takut terjadi apa-apa dengan keponakannya. Mungkin terguncang akibat baru saja bercerai dengan Hans. Tapi, setahu Dina Rizka memang ingin bercerai. Hans menghianatinya. sungguh Dina kasihan dengan keponakannya yang teramat banyak tersakiti. Karena tersakiti Rizka jadi jatuh sakit.Ketika melihat hasil testpack tersebut. Dokter tersenyum. Dokter tidak tahu masalah yang sedang dihadapi Rizka. Dokter berpikir ini adalah suatu berita bahagia untuk sang pasien yang memeriksakan diri ke kliniknya.Senyum di bibir Dokter tersebut masih mengembang. Dia kemudian memberikan ucapan selamat ke Rizka yang tengah mengandung."Selamat ya ibu hamil. Siapa suami Ibu
Rizka hanya menganggukkan kepalanya. Dia kemudian diantar pulang oleh Yudha, adiknya. Dalam perjalanan Rizka tidak banyak berbicara. Merasa sedih dengan keadaan yang menimpanya terutama kandungannya yang dianggap menghambat ini."Kak, istirahat saja dulu. Aku akan ke Toko Kakak lagi. Membantu mereka bekerja sambil lihat-lihat," kata Yudha."Iya, di sana ada karyawan laki-laki kamu tanya saja sama dia dan awasi para karyawan kakak. Kakak percaya sama kamu. Kalau ada apa-apa hubungi segera."Yudha mengganggukan kepalanya. Dia pun berlalu untuk kembali ke Toko Rizka, sekalian ingin belajar dari Toko kakaknya.Dengan langkah gontai. Rizka masuk ke dalam kamar dan segera merebahkan dirinya di atas kasur. Sementara Dina sibuk menyiapkan bubur yang akan di konsumsi Rizka. Rizka memang sedikit sekali makan dengan kondisi kesehatan yang rentan. Dia masih juga memilih untuk ke Toko dan bekerja tadinya. Sampai setelah tahu kondisi kesehatan lemah akhirnya Rizka menyerah juga pulang ke rumah.Saa
SETELAH KITA BERPISAH 16.**PoV AuthorMereka berdua terkaget saat ada suara klakson. Yang meng-klakson pengendara sepeda motor yang terganggu ketika mobil Hans harus parkir di pinggir jalan satu arah."Bang, jangan parkir di sini. Mengganggu. Udah jalanan sempit. Cepat jalan. Anda itu mengganggu pengguna jalanan yang lain. Kalau ada mobil yang jalan nanti bakal sulit kalau Anda parkir sembarangan di sini!" katanya marah.Hans dan Delia terkaget. Untuk sementara mereka masih trauma akibat dicambuk 100 kali. Rasa sakit itu dan rasa malu masih mereka rasakan. Jadi saat ini mereka tidak mau cari masalah. Takut tertangkap lagi. Takut dihukum lagi dan takut berimbas ke masyarakat sosial serta pekerjaan."Bang Hans udahlah kita jalan aja," kata Delia panik.Hans pun melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu menuju kantor."Bang, pekerjaan aku berantakan gara-gara kejadian ini banyak orang yang mencibir dan menghujat. Apalagi Kantor baru dan orang baru!" Delia buka suara saat mobil sudah d