Share

83. Lulusan Pesantren

"Om!" Akhirnya aku menyerah untuk mengimbangi langkahnya.

Mendengar aku memanggilnya seketika dia berhenti.

"Hem?" Ia berbalik, tanpa merasa berdosa bertanya sambil mengangkat kedua alisnya.

"Bisa nggak jalannya diperlambat, aku 'kan ketinggalan."

"Oh ya, sorry. Aku lupa, kebiasaanku kalau belanja sendiri," ucapnya kemudian sambil mengulurkan tangannya.

Aku sedikit melebarkan mata lalu memberikan isyarat dengan mengangkat daguku.

"Ayo! Katanya tadi ketinggalan. Makanya sekarang berpegangan, supaya aku tahu kalau aku sedang berjalan dengan istriku," lanjutnya sambil tersenyum.

Mendengar dia menyebutku sebagai istrinya mendadak pipiku menghangat. Lalu dengan malu-malu aku melangkah sambil mengangkat tanganku dengan ragu. Namun pada akhirnya tangan kami pun bertaut.

"Kenapa ragu dan malu? Bukankah yang aku katakan tadi benar. Dengan cara berpegangan seperti ini, aku tidak akan lupa kalau aku sedang jalan berdua." Bukannya berjalan, Om Do malah menggodaku sambil menggerakkan tangannya yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status