Home / Pendekar / SERULING SAKTI SANG NAGA / 58. MENERIMA SENJATA PUSAKA

Share

58. MENERIMA SENJATA PUSAKA

Author: Evita Maria
last update Last Updated: 2024-04-11 23:50:32

Matahari baru saja terbit di ufuk timur ketika Qi Yun terbangun dari tidur. Itu pun karena saat ia memalingkan tubuh ke samping ingin memeluk Qing Ning, ternyata sang istri sudah tidak ada di sana.

Sambil mengucek mata yang masih mengantuk, Qi Yun bangkit dari peraduan. Ia menguap lebar, tetapi buru-buru menutup mulut menyadari bahwa dirinya tak lagi hidup sendiri.

“Sudah memiliki istri, haruslah menjaga sikap.” Qi Yun tersenyum-senyum sendiri, momen kemarin terasa seperti mimpi, terlalu indah untuk menjadi kenyataan.

“Seandainya kebahagiaan ini mimpi, aku tak ingin bangun selamanya!” gumam Qi Yun. Sejak kecil hanya ditempa untuk menjadi yang terkuat, kini memiliki gadis secantik dan selembut Qing Ning menjadi istri merupakan anugerah tak ternilai.

Qi Yun merapikan pakaian dan rambut sebelum keluar dari pondok, ia berpikir istrinya mungkin saja sedang memasak makanan bersama bibi baik hati. Ternyata Qing Ning tidak ada di dapur. Pemuda itu mulai mencari di sekitar pondok.

“Istrik
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   59. SERULING SAKTI SANG NAGA

    Ketika melihat ke dalam kotak, pemuda itu terkejut karena mendapati sembilan sisik berwarna keemasan, ia tentu saja ingat karena sisik-sisik tersebut adalah tanda lahirnya dulu. “I … ini bukan senjata pusaka!” protes Yu Ping kecewa. Ia berharap menemukan seruling yang nantinya dapat digunakan Dewa Keadilan Mengguncang Bumi, namun tak ada senjata apapun di dalam kotak. “Bawa semua sisik emas itu padaku!” perintah sang Dewa Naga. Meski ragu-ragu, Yu Ping melakukan apa yang diperintahkan. Ia meraup kesembilan sisik emas dengan kedua tangannya lalu membawa ke hadapan Ying Long. “Pejamkan kedua matamu!” perintah Dewa Naga bersisik emas lagi. “Kumpulkan lalu alirkan energi chi yang kau miliki pada sisik-sisik di tanganmu!” Yu Ping menurut, energi chi yang dikeluarkannya membentuk bola cahaya putih membungkus sembilan sisik dan mengangkatnya ke udara. Naga Ying long menyemburkan api ke arah bola cahaya, anehnya api itu sama sekali tak meluk

    Last Updated : 2024-04-12
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   60. UNDANGAN PERTANDINGAN KEDUA

    Genap dua tahun berlalu sejak jatuhnya Yu Ping ke dalam jurang Gunung Kunlun. Situasi daratan Cina dalam pemerintahan raja Qi Xiang semakin kacau balau. Kejahatan terjadi di mana-mana. Di dunia persilatan sendiri para pendekar sudah mulai acuh tak acuh, bahkan cenderung bersikap semaunya sendiri. Hal ini dikarenakan kekosongan jabatan ketua dunia persilatan sejak ketua terdahulu sekaligus Pendekar Nomor Satu, Wu Xian meninggal dunia. Lima petinggi perguruan ternama di dunia persilatan akhirnya memutuskan mengadakan pertemuan kembali di markas mereka yaitu sebuah kuil tua di pinggiran kota Ta Tung. Sebenarnya Ketua Bu Tong, Ketua Pedang Langit, dan Ketua Hoa Mei enggan datang bila mengingat betapa keji dan egois Tetua Wang yang kini telah menjadi Ketua Hoa San. Dalam hati mereka selalu mempertanyakan nasib murid Hoa San, Yu Ping. Sejak turun dari Gunung Kunlun dengan tangan hampa, Ketua Wang dan Tetua Cheng tidak pernah membahas tentang anak itu lagi. Yu Ping bagai hilang ditelan bu

    Last Updated : 2024-04-13
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   61. PANGLIMA KEADILAN TURUN GUNUNG

    Malam bulan purnama di atas Gunung Kunlun bila dilihat dari kejauhan seperti lukisan alam yang begitu indah. Namun bila orang berada di hutan belantara atau di puncak-puncak gunungnya, mereka tidak akan berpikir untuk menikmati keindahan alam tersebut. Suasana akan terasa mencekam dan menakutkan, seperti ada berpasang-pasang mata buas mengintai dari kegelapan. Di tengah kesunyian malam, tiba-tiba terdengar suara seruling mengalun lembut. Alunan musik dari seruling hanya terdengar samar-samar karena berasal jauh di bawah jurang, tetapi anehnya mampu menggetarkan dinding-dinding gunung. Bangunan terdekat di daerah Gunung Kunlun yaitu Perguruan Kunlun, ikut bergetar. Satu keanehan lagi, tak ada seorang penghuni pun yang menyadarinya, kebanyakan dari mereka tidur pulas. Irama seruling yang semula melantun lembut berubah makin lama makin cepat, energi suara dari seruling kemudian menggulung angin di dasar jurang. Gulungan angin itu segera berubah

    Last Updated : 2024-04-14
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   62. BERTEMU IBU KANDUNG

    “Hei, jangan bunuh aku!” terdengar teriakan melengking marah di dekat telinga Yu Ping, si pemuda melompat ke samping saking kagetnya. Seekor serangga sebesar kumbang melayang-layang di depan mata, makhluk mini inikah yang meneriakinya barusan? Yu Ping memejamkan mata, merangkum jari-jarinya sedemikian rupa seraya merapal mantera, “Mata Dewa!” Perlahan netra pemuda itu terbuka, bersamaan dengan itu mata ketiganya ikut pula terbuka. Ia mampu melihat benda mikro menjadi lebih jelas, dan ternyata makhluk yang ia kira kumbang adalah seekor naga berwarna merah. “Maaf … tapi siapakah namamu, Naga Kecil?” “Aku Dilong, Naga Bumi … ditugaskan kakak-kakakku untuk membantumu!” suara si naga mini melengking lagi. “Lain kali bersikap lembutlah pada perempuan, jangan asal pukul saja!” Ah, naga betina rupanya. Yu Ping tersenyum geli. Pantas saja cerewet sekali. Ia pun meminta maaf sekali lagi. “Dilong, tunjukkan ke manakah aku harus pergi

    Last Updated : 2024-04-15
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   63. PEDANG MUTIARA

    Di siang hari terik di kota Wenchuan, tampak empat laki-laki bersenjata memasuki sebuah rumah makan ‘Teratai’ yang terletak di tengah kota. Rumah makan tersebut selalu ramai pengunjung karena dikenal menyediakan arak terbaik di seluruh negeri. Ditambah lagi kota Wenchuan merupakan kota persinggahan bagi para pedagang maupun pengembara. Mereka duduk bersebelahan dengan meja di mana Yu Ping sedang menunggu pesanan makan siang. Murid Dewa Naga Fucanglong itu lebih banyak melamun, memikirkan keberadaan sang kekasih. Sementara naga mini, Dilong hinggap di kepala dan menarik-narik rambut Yu Ping dengan kedua kaki depannya sambil mengomel panjang lebar. “Ayo sadarlah! Tugasmu masih banyak, jangan hanya berkubang dalam penyesalan!” Tentu saja omelan Dilong hanya bisa didengarkan oleh telinga Yu Ping saja, namun pemuda itu tak menggubris rekannya. “Aku tidak akan tenang bila belum menemukan Qing Ning!” ucap Yu Ping melalui mata bati

    Last Updated : 2024-04-16
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   64. KLAN ELANG SAKTI

    Qi Yue menyusuri jalan setapak di sepanjang hutan pinus, langkahnya terlihat penuh semangat. Gadis yang menyamar sebagai pria itu sudah tak sabar ingin menyaksikan pertandingan para pendekar hebat di Gunung Hoa San. “Hmm, aku membutuhkan penunjuk jalan menuju Hoa San … tapi bagaimana menemukan orang yang dapat dipercaya?” gumam putri tunggal Kerajaan Qi sambil berpikir keras.Tiba-tiba si gadis mendengar suara beberapa langkah kaki di belakang, ia curiga jangan-jangan mereka sedang membuntutinya. Ketika Qi Yue mempercepat laju kaki, langkah di belakang juga ikut bergerak lebih cepat. Tak hilang akal, ia melompat tinggi, hinggap di atas dahan, lalu melesat di antara pepohonan. Orang-orang yang membuntutinya adalah empat pendekar yang ia permalukan di rumah makan Teratai beberapa saat lalu, melakukan hal yang sama. Beruntung ilmu meringankan tubuh Qi Yue masih jauh lebih baik, ia berhasil lepas dari kejaran dengan menyembunyikan diri berjongkok di balik semak-semak sementara keempat p

    Last Updated : 2024-04-17
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   65. PUTRI YANG ANGKUH

    Empat pendekar dari Klan Elang Sakti bukannya jatuh kasihan, justru tertawa menyaksikan calon mangsa mereka menangis, meski tanpa suara terlihat dari pupil mata yang membesar bahwa gadis itu ketakutan.“Ke mana semua kesombonganmu, Nona?” ejek Adik Keempat, “Bukankah tadi kau berkoar-koar akan menumbangkan kami satu per satu?” Qi Yue meronta-ronta berusaha melepaskan diri dari ikatan tali yang membelit tubuhnya, namun sia-sia saja. Ketua Wei mulai melepaskan baju bagian atasnya sendiri, mata bersinar penuh napsu tak lepas memandang gadis malang yang tergeletak tak berdaya di dekat kakinya. “Aku yang akan pertama kali mencicipi tubuh indahmu, Manis!” seringai Ketua Wei, air liur menetes dari bibirnya ketika membungkuk di atas tubuh Qi Yue, sungguh menjijikkan.Sayup-sayup terdengar suara seruling mengalun, keempat pria kejam dari Klan Elang Sakti terkesima mendengar alunan musik yang sangat indah. Tanpa mereka sadari gelombang suara yang dihasilkan seruling mengandung energi chi, ya

    Last Updated : 2024-04-18
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   66. PELAJARAN UNTUK GADIS MANJA

    "Selamat datang di Ekspedisi Naga Merah, namaku Xue Yi siap melayani Anda!" pria itu menangkupkan tangan ke depan dada, memberi salam pada Yu Ping dan Putri Qi Yue. “Tuan Xue Yi, aku ingin menyewa jasa Ekspedisi Naga Merah untuk mengirimkan sebuah paket ke Hoa San!” kata Qi Yue tanpa basa basi, “Berapapun akan kubayar.” “Hoa San lagi,” Xue Yi mengelus dagunya. Pria pemilik Ekspedisi Naga Merah sedang berpikir cara menolak permintaan pemuda bertubuh mungil di depannya. Qi Yue mengeluarkan beberapa keping emas, “Apakah emas-emas ini tidak cukup bagimu?” “Tuan Muda, saya bukannya menolak, tetapi dua tahun ini perampokan merajalela … terutama di jalur menuju Gunung Hoa San.” “Apakah Anda tahu alasan maraknya kejahatan akhir-akhir ini?” tanya Yu Ping penasaran. “Haihh, sejak pemerintahan Raja Qi Xiang, banyak kekacauan terjadi … ditambah dengan wafatnya Ketua Wu Xian makin memperburuk keadaan!” tutur Xue Yi sedih. “Aku jadi merasa bersalah pada almarhum Ketua Wu, sepertinya paket mis

    Last Updated : 2024-04-19

Latest chapter

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   FINAL BONUS : PERPISAHAN

    Di puncak Gunung Kunlun yang menjulang tinggi, kabut tipis menyelimuti puncak-puncak batu yang tajam. Udara dingin pegunungan menerpa wajah dua sosok yang berdiri tegap di atas jembatan batu kuno. Yu Ping dan kakak angkatnya, Xin Ru, berdiri berdampingan, mata mereka menatap jauh ke dalam jurang yang dalam dan gelap di bawah.Yu Ping, mengenakan pakaian kerajaan dengan garis emas di sepanjang tepi kain sutra yang terjuntai hingga nyaris menyentuh tanah, menggenggam seruling emas di tangan, dan sebuah golok hitam diselipkan di belakang punggung. Di sampingnya, Xin Ru berdiri dengan postur waspada, matanya yang tajam menyapu sekeliling, siap menghadapi apapun yang mungkin terjadi."Kau yakin dia akan muncul?" tanya Xin Ru, suaranya nyaris berbisik.Yu Ping mengangguk pasti, senyum tipis tersungging di bibirnya. "Aku yakin, karena dia adalah guruku.” Dengan gerakan perlahan, Yu Ping mengangkat seruling ke bibirnya. Ia menarik napas dalam, lalu mulai meniup. Nada-nada lembut mengalir d

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   BONUS CHAPTER 3 : PELANTIKAN RAJA

    Aula kerajaan Qi dipenuhi oleh kemegahan dan kemewahan. Dinding-dinding berukir emas berkilau di bawah cahaya ribuan lilin yang menerangi ruangan. Aroma dupa yang manis mengambang di udara, menciptakan suasana sakral yang teduh.Di tengah aula, Yu Ping berdiri tegap, mengenakan jubah kerajaan berlapis emas. Wajahnya tenang berwibawa, mencerminkan seorang yang berhati lembut namun juga tegas. Kasim Liu, berlutut di hadapannya, menyodorkan mahkota dan jubah emas kerajaan di atas bantal beludru merah.Dengan gerakan perlahan, Yu Ping mengambil mahkota itu dan meletakkannya di atas kepala. Jubah emas kemudian disampirkan di bahunya, melengkapi penampilannya sebagai seorang raja. Seketika itu juga, seluruh ruangan dipenuhi oleh suara gemerisik kain—para Jenderal dan Menteri berlutut, memberikan penghormatan kepada raja baru mereka.Di samping singgasana raja, dua wanita cantik duduk dengan anggun. Di sisi kiri, Sayana, dengan pakaian mewah dan perhiasan yang gemerlap, tersenyum anggun. Mat

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   BONUS CHAPTER 2 : BENIH PENDEKAR IBLIS

    Mentari bersinar cerah di atas Kota Xianfeng, cahayanya memantul dari atap-atap bangunan. Udara dipenuhi oleh semangat dan kegembiraan yang menggelora, seiring dengan persiapan pelantikan Yu Ping sebagai raja baru Negeri Qi.Hiruk pikuk keramaian terdengar dari setiap sudut kota, sementara di dalam istana, para pelayan berlarian kesana-kemari, sibuk dengan persiapan acara yang akan berlangsung selama tujuh hari tujuh malam.Di aula utama istana, Kepala Pelayan, seorang pria paruh baya dengan wajah serius namun berwibawa, tampak kewalahan menerima bingkisan hadiah yang terus berdatangan. Utusan dari berbagai negeri jiran dan perwakilan sekte-sekte aliran putih dari seluruh penjuru negeri silih berganti memasuki ruangan, membawa persembahan untuk raja baru mereka."Yang Mulia pasti akan sangat senang melihat sem

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   BONUS CHAPTER 1 : PEMAKAMAN

    Suasana suram menyelimuti pemakaman keluarga kerajaan. Angin semilir membelai dedaunan pohon-pohon tua yang mengelilingi area sakral itu. Di tengah keheningan, sosok Yu Ping berlutut di depan sebuah makam yang masih baru. Tangannya gemetar memegang beberapa batang hio yang telah dinyalakan, asapnya mengepul tipis ke udara. Dengan hati-hati, ia menancapkan hio-hio tersebut ke dalam hiolo -tempat dupa yang terbuat dari logam berukir indah- yang terletak tepat di depan batu nisan ibunya, Xian Lian.Yu Ping menatap lekat nama yang terukir di batu nisan itu. Matanya yang berkaca-kaca menyiratkan kesedihan mendalam. Ia menghela napas berat sebelum berbisik lirih, suaranya nyaris terbawa angin."Ibu," ucap si pemuda dengan nada bergetar, "sekian lama aku mendambakan pertemuan dengan orang tua kandungku. Tapi mengapa, ketika akhirnya kita dipertemukan, waktu begitu kejam membatasi kebersamaan kita?"Jemarinya perlahan menelusuri ukiran nama ibunya di batu nisan. "Qi Yun sungguh beruntung,"

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   204. DUEL MAUT

    Kedua pendekar muda itu berhadapan di udara, aura mereka yang bertolak belakang - keemasan milik Yu Ping dan kegelapan milik Qi Yun - bertabrakan, menciptakan gelombang energi yang membuat udara bergetar."Qi Yun," balas Yu Ping, suaranya tenang namun penuh ketegasan. "Hentikan semua ini! Terlalu banyak nyawa yang telah melayang."Qi Yun tertawa sinis. "Hentikan? Tidak akan! Hari ini, salah satu dari kita akan mati!"Bersamaan dengan itu Qi Yun mengayunkan goloknya, menciptakan gelombang energi hitam yang melesat ke arah Yu Ping. Yu Ping dengan sigap mengeluarkan seruling saktinya, bersiap menghadapi pertarungan yang akan menentukan nasib kerajaan Qi.Di bawah, pasukan kedua belah pihak menghentikan pertempuran sejenak, mata mereka tertuju ke langit di mana dua sosok pemimpin mereka akan bertarung hingga titik darah penghabisan. Mereka tahu, hasil pertarungan ini akan menentukan tidak hanya nasib mereka, tapi juga masa depan seluruh kerajaan.Langit di atas Xianfeng menjadi arena perta

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   203. PERTEMPURAN TERAKHIR

    Di atas benteng kokoh, di kotaraja Xianfeng, Qi Yun berdiri tegak, jubah perang yang berat dan berkilauan menambah kegagahannya. Matanya yang tajam menatap ke kejauhan, menanti kedatangan musuh yang ia tahu pasti akan tiba.Berita kekalahan para Jenderal Perang dan pasukannya telah sampai ke telinganya, dibawa oleh prajurit-prajurit yang berhasil meloloskan diri dari pertempuran.Suasana di atas benteng sunyi senyap, hanya deru napas para pasukan yang merasa tegang memecah keheningan. Mereka telah mendengar desas-desus tentang kesaktian Yu Ping, dan ketakutan mulai merayapi hati mereka. Namun, di bawah tatapan dingin Qi Yun, tak seorang pun berani menunjukkan keraguan."Pasukan siap, Pangeran!" lapor seorang perwira. "Pemanah, infanteri, dan pelontar batu telah mengambil posisi."Qi Yun mengangguk singkat, matanya tak lepas memandang langit. Tak lama kemudian, apa yang ditunggunya muncul. Dari kejauhan, terlihat pasukan Yu Ping yang mulai mendekat. Mereka berhenti agak jauh dari bent

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   202. PENANTIAN JENDERAL TUA

    Asap pertempuran mengepul di berbagai sudut kota, menandai jejak perjuangan pasukan Yu Ping dalam perjalanan mereka menuju Xianfeng. Satu demi satu, pertempuran dimenangkan oleh Yu Ping dan pasukannya. Namun, kemenangan demi kemenangan ini tidak membuat Yu Ping lengah. Sebaliknya, instingnya sebagai strategi perang mulai menangkap pola yang mencurigakan.Yu Ping berdiri di atas bukit kecil, memandang ke arah kota yang masih diselimuti asap pertempuran. Matanya yang tajam menyipit, menganalisis situasi dengan cermat. Perlahan, sebuah kesimpulan terbentuk di benaknya."Dia ingin pasukan kita kelelahan saat tiba di Xianfeng," gumam Yu Ping, lebih kepada dirinya sendiri. Nada suaranya lebih kepada kekaguman namun juga mengandung kejengkelan. "Dasar licik!"Panglima Sung yang berdiri di sampingnya, menangkap gumaman itu. Dengan wajah serius, ia bertanya, "Apa yang harus kita lakukan, Jenderal Yu Ping?" Suaranya penuh hormat dan kesiapan. "Kami siap melakukan apapun perintahmu!"Yu Ping ter

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   201. PUTRA MAHKOTA

    Pemandangan itu menyadarkan Qi Xiang akan kenyataan yang mengerikan: ia benar-benar berhadapan dengan Raja Iblis. Ketakutan yang luar biasa mencengkeram hatinya, membuatnya gemetar hebat."B-baik," ujar Qi Xiang terbata-bata, keringat dingin membasahi dahinya. "Akan kulakukan apapun yang kau mau asal bunuh Yu Ping dan antek-anteknya untukku."Sebuah senyum tipis tersungging di bibir Qi Yun. "Bagus," ujarnya, suaranya dingin dan tanpa emosi. "Sekarang lakukan sesuatu untukku! Bebaskan ibuku dari penjara, obati luka-lukanya dan biarkan ia menempati kamar ratu.""A-apa?" Qi Xiang terkejut, tidak menyangka permintaan semacam ini akan datang dari Qi Yun."Kau merampas itu darinya," desis Qi Yun, matanya berkilat-kilat penuh ancaman. "Aku akan mengembalikan martabatnya seperti semula!"Qi Xiang, yang kini tak lebih dari boneka di tangan Qi Yun, tak berkutik. Ia hanya bisa mengangguk pasrah, menyadari bahwa hidupnya kini bergantung pada keinginan pemuda di hadapannya ini."Baik ... baik …,"

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   200. PERJANJIAN DENGAN RAJA IBLIS

    Di dalam penjara bawah tanah istana yang lembab dan dingin, suara rintihan tertahan memecah keheningan. Seorang wanita, dengan rambut kusut dan pakaian compang-camping, terikat dengan kedua tangan terentang di atas sebuah papan kayu yang kasar. Wajahnya yang cantik kini penuh dengan luka dan lebam, hasil dari penyiksaan brutal yang baru saja ia alami.Ma Yin, dengan senyum puas tersungging di bibirnya, berdiri di hadapan wanita itu. Cambuk di tangannya masih basah oleh darah."Yang Mulia Ratu," ujarnya dengan nada mengejek, "ternyata Anda sungguh tangguh ... sudah dicambuk dan dihajar berulang kali tetapi masih berdiri tegak!"Xian Lian, mantan Ratu yang kini diperlakukan bagai penjahat kelas berat, hanya diam. Kepalanya tertunduk, seolah tak lagi memiliki kekuatan untuk mengangkatnya.Ma Yin melangkah mendekat, suara sepatunya bergema di dinding-dinding sel. "Seandainya Anda mau bekerja sama, tentu hal ini tak akan sampai terjadi."Tangan kanan Raja itu kini berada tepat di depan Xia

DMCA.com Protection Status