Beranda / Pendekar / SERULING SAKTI SANG NAGA / 151. PENGGELEDAHAN DI WISMA BARAT

Share

151. PENGGELEDAHAN DI WISMA BARAT

Penulis: Evita Maria
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-17 00:49:29

Ujung bibir Ma Yin tertarik ke atas membentuk seringai ketika menyadari perubahan wajah Qi Yun. Ia menikmati momen ini, melihat musuhnya terpojok.

“Apa?” Mata Qi Xiang membelalak kaget sesaat, menit berikutnya wajahnya berubah menjadi bengis. “Sudah bosan hidup wanita tua itu rupanya, beraninya menginjakkan kaki di Kotaraja!”

“Yang Mulia,” tiba-tiba terdengar Qi Yun menyela, suaranya tenang namun tegas. “Tenangkan diri Yang Mulia, kabar burung tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.”

“Apakah kau tahu di mana wanita tua itu berada?” Qi Xiang memandang Ma Yin dengan penasaran, mengabaikan kata-kata Qi Yun.

“Menurut rumor, Xian Lian berada di rumah putra angkatnya, di Wisma Barat!” jawab Ma Yin, matanya berkilat seperti sedang memenangkan pertaruhan.

Kali ini, saking syoknya, Qi Yun menjatuhkan wadah bambu penyimpan biji-biji catur. Suara benda jatuh itu menggema di taman yang sepi, menambah ketegangan suasana.

“Wang Yun, jelaskan bagaimana mungkin ada pemberontak dan buronan ista
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   152. FITNAH KEJI

    “Di mana wanita itu?”Dewa Golok Putih bangkit berdiri, “Nyonya Xian Lian sudah dibawa ke tempat aman oleh Cao Lie, Tuan!”“Dibawa ke tempat aman? Bagaimana bisa?” Kening Qi Yun mengernyit keheranan. “Kedatangan Raja Qi Xiang sangat tiba-tiba, tidak mungkin Cao Lie mengetahuinya.”Dewa Golok Putih melirik ke arah para penghuni Wisma Barat yang masih berkumpul di sana menunggu perintah, ia seperti takut ada yang menguping pembicaraan mereka.Qi Yun yang mengetahui pikiran tangan kanannya segera membubarkan kumpulan itu. Setelah semua orang itu masuk ke dalam, barulah Dewa Golok Putih buka suara.“Sebenarnya ketika Yang Mulia Qi Xiang memerintahkan penggeledahan, aku berada di sana dan segera pulang lebih dulu!” tutur Dewa Golok Putih, “Cao Lie segera membawa Ibu Anda bersembunyi di tempat yang aman.”Qi Yun terduduk di kursi taman, menghembuskan napas lega. Ia sudah mengira semua rencananya akan gagal total bila ibunya tertangkap.“Kau cari siapa yang mula-mula menyebarkan rumor kebera

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   153. JANGAN TINGGALKAN AKU

    "Kau!" Qi Yun menunjuk ke arah Qing Ning dengan jari gemetar. "Kau telah merencanakan pengkhianatan ini sejak lama, bukan?"Qing Ning mengerjapkan matanya, berusaha mencerna tuduhan yang baru saja dilontarkan suaminya. "Apa maksudmu, suamiku? Mengapa tiba-tiba kau menuduhku yang bukan-bukan?"Qi Yun mendengus, suaranya penuh dengan kekecewaan. "Raja Qi Xiang baru saja menggeledah seluruh rumah kita, mencari Xian Lian, ibu angkatku. Kau tahu kenapa? Karena ada rumor bahwa ia bersembunyi di Wisma Barat ini."Qing Ning terkesiap, "Lalu apa hubungannya denganku?""Jangan pura-pura tidak tahu!" bentak Qi Yun. "Informasi itu datang darimu, Qing Ning. Kau yang menyebarkan rumor itu!"Mata Qing Ning melebar, terkejut dengan tuduhan t

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   154. PELAJARAN UNTUK PELAKOR

    Fajar menyingsing di kediaman Qi Yun, membawa kesejukan udara pagi yang menyapu lembut dedaunan di taman. Suara kicauan burung-burung kecil terdengar merdu di telinga siapapun yang mendengarnya.Cao Lie berdiri di depan cermin, memandangi bayangan dirinya yang telah berdandan cantik. Aroma wangi semerbak menguar dari tubuhnya yang dibalut gaun sutra mahal berwarna merah muda lembut. Jemarinya yang lentik menyisir rambutnya yang hitam berkilau untuk terakhir kali. Dalam hati, ia berharap penampilannya ini akan menarik perhatian Qi Yun, pemuda pujaannya.Dengan langkah ringan, Cao Lie melangkah menuju dapur. Ia yakin bahwa Qing Ning, istri Qi Yun, dan putra mereka yang masih balita, Qi Fei, telah meninggalkan Wisma Barat. Kesempatan emas untuk merayu Qi Yun, pikirnya sambil tersenyum.Cao Lie mengambil nampan berisi m

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   155. TERNODA

    Malam merayap perlahan di kota Xian Feng. Rembulan pucat mengintip di balik awan, menyinari jalanan yang mulai sepi. Di sebuah kedai arak, satu-satunya di kota itu, Cao Lie duduk termenung, hatinya hancur dan kesal karena gagal menyingkirkan Qing Ning.Aroma arak yang tajam memenuhi udara saat Cao Lie menenggak botol terakhirnya hingga tak tersisa setetes pun. Dengan suara parau, ia berteriak pada pelayan, "Pelayan, berikan aku arak lagi!"Kedai arak ini terkenal menyediakan arak terbaik di seluruh Xian Feng. Para pelayan dengan sigap mengantarkan botol demi botol ke meja Cao Lie. Tanpa terasa, malam semakin larut, dan gadis itu telah menghabiskan lima botol arak.Pemilik kedai, seorang pria paruh baya dengan wajah ramah namun lelah, menghampiri Cao Lie yang mulai mabuk berat. Gadis itu kini meletakkan kepalanya yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   156. DUNIA PERSILATAN BERSATU

    Jenderal Xiao Gang dan Yu Ping sedang larut dalam diskusi strategi yang intens, ketika suara ketukan lembut terdengar dari pintu kayu berukir."Masuk!" perintah Jenderal Xiao Gang dengan suara berwibawa.Pintu terbuka perlahan, dan Kepala Pelayan melangkah masuk dengan langkah hati-hati. Ia membungkuk dalam-dalam seolah takut bila membuat kesalahan."Tuanku Jenderal Xiao," lapor Kepala Pelayan dengan suara jernih, "Di luar ada beberapa tamu yang ingin menghadap Anda."Jenderal Xiao dan Yu Ping bertukar pandang penuh arti. Tanpa kata-kata, mereka berdua bangkit dan melangkah keluar untuk menemui para tamu yang menunggu di halaman depan yang luas dan terawat.Setibanya di halaman, mereka disambut oleh pemandangan yang mengejutk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   157. REUNI EMPAT SAHABAT

    Yu Ping tersentak dari lamunannya. Ia menoleh dan mendapati sosok kakak angkatnya, Xin Ru, telah berdiri di dekatnya. Wajah cantik Xin Ru diterangi cahaya bulan, matanya memancarkan kehangatan dan pengertian."Kakak," sapa Yu Ping dengan suara pelan, berusaha menyembunyikan gejolak perasaannya. "Bagaimana kabarmu? Kau pasti sangat lelah setelah melakukan perjalanan panjang untuk menemui dan mengajak Biarawati Feng Huang bekerja sama."Xin Ru tersenyum lembut, "Cukup melelahkan memang. Tapi percayalah, Yu Ping, aku akan melakukan apa pun untuk mendukungmu." Ia mengambil jeda sejenak sebelum melanjutkan, "Oh ya, Nyonya Feng Huang telah melepas jabatannya sebagai ketua Hoa Mei dan biarawati. Ia sudah menikah dengan Guru Liu Heng."Mendengar kabar itu, Yu Ping tersenyum tulus, "Aku turut senang mendengarnya, semoga Paman Liu Heng bisa segera sembuh dari gangguan ingatannya."Keduanya terdiam sejenak, membiarkan angin malam yang sejuk membelai wajah mereka. Yu Ping merasa sedikit lebih tena

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   158. PERENCANAAN

    Yu Ping menoleh ke arah Xue Yi, "Kulihat Kak Xue Yi mengajak Tetua Cheng ikut."Xue Yi mengangguk ragu-ragu, rasa bersalah terpancar di wajahnya."Benar, aku minta maaf karena tidak mengetahui permasalahan di antara kalian."Yu Ping tersenyum kecil, berusaha menenangkan rekannya. "Tidak apa-apa, Kakak Xue," ujarnya dengan nada memaafkan. "Aku tidak menyalahkanmu. Hanya saja," ia berhenti sejenak, memilih kata-katanya dengan hati-hati, "kita perlu berhati-hati padanya. Dia bukan orang yang berhati tulus."Ia mengambil napas dalam sebelum melanjutkan, "Terus terang, aku sempat heran bagaimana dia bisa setuju denganmu untuk mendukung Jenderal Xiao."“Ketika aku berkunjung ke Perguruan Kunlun, Tetua Cheng terlihat paling antusias dibandingkan Zhai Xing, Ketua Kunlun sendiri!” tutur Xue Yi terus terang, “Bahkan Tetua Cheng membawa serta tiga murid terbaiknya untuk ikut ke Perbatasan Timur. Aku sama sekali tidak memiliki perasaan curiga karena ia terlihat bersungguh-sungguh.”Suasana menjad

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • SERULING SAKTI SANG NAGA   159. PELANTIKAN JENDERAL BARU

    Hari-hari selanjutnya di Perbatasan Timur dipenuhi kesibukan yang tiada henti. Udara terasa tebal oleh debu dan keringat, sementara suara dentingan logam dan teriakan perintah bergema di seluruh penjuru kota. Penduduk kota, para prajurit di bawah kepemimpinan Jenderal Xiao, dan para pendekar dari dunia persilatan bahu-membahu memperkuat benteng perbatasan dengan tekad membara.Lelaki, perempuan, bahkan anak-anak secara sukarela berlatih ilmu bela diri dan menggunakan berbagai macam senjata. Tangan-tangan yang biasa mengolah tanah kini menggenggam erat pedang dan tombak. Mata mereka berkilat penuh keyakinan, lebih memilih gugur mempertahankan kota daripada menyaksikan Jenderal Xiao Gang - panutan mereka yang dihormati - jatuh ke tangan Raja Qi Xiang.Liu Kang dan Adik Keempat dengan penuh semangat melatih para penduduk dan prajurit. Teriakan instruksi mereka bercampur dengan deru napas dan derap langkah para pejuang yang berlatih tanpa kenal lelah.Yu Ping berdiri tegak di atas benten

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24

Bab terbaru

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   FINAL BONUS : PERPISAHAN

    Di puncak Gunung Kunlun yang menjulang tinggi, kabut tipis menyelimuti puncak-puncak batu yang tajam. Udara dingin pegunungan menerpa wajah dua sosok yang berdiri tegap di atas jembatan batu kuno. Yu Ping dan kakak angkatnya, Xin Ru, berdiri berdampingan, mata mereka menatap jauh ke dalam jurang yang dalam dan gelap di bawah.Yu Ping, mengenakan pakaian kerajaan dengan garis emas di sepanjang tepi kain sutra yang terjuntai hingga nyaris menyentuh tanah, menggenggam seruling emas di tangan, dan sebuah golok hitam diselipkan di belakang punggung. Di sampingnya, Xin Ru berdiri dengan postur waspada, matanya yang tajam menyapu sekeliling, siap menghadapi apapun yang mungkin terjadi."Kau yakin dia akan muncul?" tanya Xin Ru, suaranya nyaris berbisik.Yu Ping mengangguk pasti, senyum tipis tersungging di bibirnya. "Aku yakin, karena dia adalah guruku.” Dengan gerakan perlahan, Yu Ping mengangkat seruling ke bibirnya. Ia menarik napas dalam, lalu mulai meniup. Nada-nada lembut mengalir d

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   BONUS CHAPTER 3 : PELANTIKAN RAJA

    Aula kerajaan Qi dipenuhi oleh kemegahan dan kemewahan. Dinding-dinding berukir emas berkilau di bawah cahaya ribuan lilin yang menerangi ruangan. Aroma dupa yang manis mengambang di udara, menciptakan suasana sakral yang teduh.Di tengah aula, Yu Ping berdiri tegap, mengenakan jubah kerajaan berlapis emas. Wajahnya tenang berwibawa, mencerminkan seorang yang berhati lembut namun juga tegas. Kasim Liu, berlutut di hadapannya, menyodorkan mahkota dan jubah emas kerajaan di atas bantal beludru merah.Dengan gerakan perlahan, Yu Ping mengambil mahkota itu dan meletakkannya di atas kepala. Jubah emas kemudian disampirkan di bahunya, melengkapi penampilannya sebagai seorang raja. Seketika itu juga, seluruh ruangan dipenuhi oleh suara gemerisik kain—para Jenderal dan Menteri berlutut, memberikan penghormatan kepada raja baru mereka.Di samping singgasana raja, dua wanita cantik duduk dengan anggun. Di sisi kiri, Sayana, dengan pakaian mewah dan perhiasan yang gemerlap, tersenyum anggun. Mat

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   BONUS CHAPTER 2 : BENIH PENDEKAR IBLIS

    Mentari bersinar cerah di atas Kota Xianfeng, cahayanya memantul dari atap-atap bangunan. Udara dipenuhi oleh semangat dan kegembiraan yang menggelora, seiring dengan persiapan pelantikan Yu Ping sebagai raja baru Negeri Qi.Hiruk pikuk keramaian terdengar dari setiap sudut kota, sementara di dalam istana, para pelayan berlarian kesana-kemari, sibuk dengan persiapan acara yang akan berlangsung selama tujuh hari tujuh malam.Di aula utama istana, Kepala Pelayan, seorang pria paruh baya dengan wajah serius namun berwibawa, tampak kewalahan menerima bingkisan hadiah yang terus berdatangan. Utusan dari berbagai negeri jiran dan perwakilan sekte-sekte aliran putih dari seluruh penjuru negeri silih berganti memasuki ruangan, membawa persembahan untuk raja baru mereka."Yang Mulia pasti akan sangat senang melihat sem

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   BONUS CHAPTER 1 : PEMAKAMAN

    Suasana suram menyelimuti pemakaman keluarga kerajaan. Angin semilir membelai dedaunan pohon-pohon tua yang mengelilingi area sakral itu. Di tengah keheningan, sosok Yu Ping berlutut di depan sebuah makam yang masih baru. Tangannya gemetar memegang beberapa batang hio yang telah dinyalakan, asapnya mengepul tipis ke udara. Dengan hati-hati, ia menancapkan hio-hio tersebut ke dalam hiolo -tempat dupa yang terbuat dari logam berukir indah- yang terletak tepat di depan batu nisan ibunya, Xian Lian.Yu Ping menatap lekat nama yang terukir di batu nisan itu. Matanya yang berkaca-kaca menyiratkan kesedihan mendalam. Ia menghela napas berat sebelum berbisik lirih, suaranya nyaris terbawa angin."Ibu," ucap si pemuda dengan nada bergetar, "sekian lama aku mendambakan pertemuan dengan orang tua kandungku. Tapi mengapa, ketika akhirnya kita dipertemukan, waktu begitu kejam membatasi kebersamaan kita?"Jemarinya perlahan menelusuri ukiran nama ibunya di batu nisan. "Qi Yun sungguh beruntung,"

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   204. DUEL MAUT

    Kedua pendekar muda itu berhadapan di udara, aura mereka yang bertolak belakang - keemasan milik Yu Ping dan kegelapan milik Qi Yun - bertabrakan, menciptakan gelombang energi yang membuat udara bergetar."Qi Yun," balas Yu Ping, suaranya tenang namun penuh ketegasan. "Hentikan semua ini! Terlalu banyak nyawa yang telah melayang."Qi Yun tertawa sinis. "Hentikan? Tidak akan! Hari ini, salah satu dari kita akan mati!"Bersamaan dengan itu Qi Yun mengayunkan goloknya, menciptakan gelombang energi hitam yang melesat ke arah Yu Ping. Yu Ping dengan sigap mengeluarkan seruling saktinya, bersiap menghadapi pertarungan yang akan menentukan nasib kerajaan Qi.Di bawah, pasukan kedua belah pihak menghentikan pertempuran sejenak, mata mereka tertuju ke langit di mana dua sosok pemimpin mereka akan bertarung hingga titik darah penghabisan. Mereka tahu, hasil pertarungan ini akan menentukan tidak hanya nasib mereka, tapi juga masa depan seluruh kerajaan.Langit di atas Xianfeng menjadi arena perta

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   203. PERTEMPURAN TERAKHIR

    Di atas benteng kokoh, di kotaraja Xianfeng, Qi Yun berdiri tegak, jubah perang yang berat dan berkilauan menambah kegagahannya. Matanya yang tajam menatap ke kejauhan, menanti kedatangan musuh yang ia tahu pasti akan tiba.Berita kekalahan para Jenderal Perang dan pasukannya telah sampai ke telinganya, dibawa oleh prajurit-prajurit yang berhasil meloloskan diri dari pertempuran.Suasana di atas benteng sunyi senyap, hanya deru napas para pasukan yang merasa tegang memecah keheningan. Mereka telah mendengar desas-desus tentang kesaktian Yu Ping, dan ketakutan mulai merayapi hati mereka. Namun, di bawah tatapan dingin Qi Yun, tak seorang pun berani menunjukkan keraguan."Pasukan siap, Pangeran!" lapor seorang perwira. "Pemanah, infanteri, dan pelontar batu telah mengambil posisi."Qi Yun mengangguk singkat, matanya tak lepas memandang langit. Tak lama kemudian, apa yang ditunggunya muncul. Dari kejauhan, terlihat pasukan Yu Ping yang mulai mendekat. Mereka berhenti agak jauh dari bent

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   202. PENANTIAN JENDERAL TUA

    Asap pertempuran mengepul di berbagai sudut kota, menandai jejak perjuangan pasukan Yu Ping dalam perjalanan mereka menuju Xianfeng. Satu demi satu, pertempuran dimenangkan oleh Yu Ping dan pasukannya. Namun, kemenangan demi kemenangan ini tidak membuat Yu Ping lengah. Sebaliknya, instingnya sebagai strategi perang mulai menangkap pola yang mencurigakan.Yu Ping berdiri di atas bukit kecil, memandang ke arah kota yang masih diselimuti asap pertempuran. Matanya yang tajam menyipit, menganalisis situasi dengan cermat. Perlahan, sebuah kesimpulan terbentuk di benaknya."Dia ingin pasukan kita kelelahan saat tiba di Xianfeng," gumam Yu Ping, lebih kepada dirinya sendiri. Nada suaranya lebih kepada kekaguman namun juga mengandung kejengkelan. "Dasar licik!"Panglima Sung yang berdiri di sampingnya, menangkap gumaman itu. Dengan wajah serius, ia bertanya, "Apa yang harus kita lakukan, Jenderal Yu Ping?" Suaranya penuh hormat dan kesiapan. "Kami siap melakukan apapun perintahmu!"Yu Ping ter

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   201. PUTRA MAHKOTA

    Pemandangan itu menyadarkan Qi Xiang akan kenyataan yang mengerikan: ia benar-benar berhadapan dengan Raja Iblis. Ketakutan yang luar biasa mencengkeram hatinya, membuatnya gemetar hebat."B-baik," ujar Qi Xiang terbata-bata, keringat dingin membasahi dahinya. "Akan kulakukan apapun yang kau mau asal bunuh Yu Ping dan antek-anteknya untukku."Sebuah senyum tipis tersungging di bibir Qi Yun. "Bagus," ujarnya, suaranya dingin dan tanpa emosi. "Sekarang lakukan sesuatu untukku! Bebaskan ibuku dari penjara, obati luka-lukanya dan biarkan ia menempati kamar ratu.""A-apa?" Qi Xiang terkejut, tidak menyangka permintaan semacam ini akan datang dari Qi Yun."Kau merampas itu darinya," desis Qi Yun, matanya berkilat-kilat penuh ancaman. "Aku akan mengembalikan martabatnya seperti semula!"Qi Xiang, yang kini tak lebih dari boneka di tangan Qi Yun, tak berkutik. Ia hanya bisa mengangguk pasrah, menyadari bahwa hidupnya kini bergantung pada keinginan pemuda di hadapannya ini."Baik ... baik …,"

  • SERULING SAKTI SANG NAGA   200. PERJANJIAN DENGAN RAJA IBLIS

    Di dalam penjara bawah tanah istana yang lembab dan dingin, suara rintihan tertahan memecah keheningan. Seorang wanita, dengan rambut kusut dan pakaian compang-camping, terikat dengan kedua tangan terentang di atas sebuah papan kayu yang kasar. Wajahnya yang cantik kini penuh dengan luka dan lebam, hasil dari penyiksaan brutal yang baru saja ia alami.Ma Yin, dengan senyum puas tersungging di bibirnya, berdiri di hadapan wanita itu. Cambuk di tangannya masih basah oleh darah."Yang Mulia Ratu," ujarnya dengan nada mengejek, "ternyata Anda sungguh tangguh ... sudah dicambuk dan dihajar berulang kali tetapi masih berdiri tegak!"Xian Lian, mantan Ratu yang kini diperlakukan bagai penjahat kelas berat, hanya diam. Kepalanya tertunduk, seolah tak lagi memiliki kekuatan untuk mengangkatnya.Ma Yin melangkah mendekat, suara sepatunya bergema di dinding-dinding sel. "Seandainya Anda mau bekerja sama, tentu hal ini tak akan sampai terjadi."Tangan kanan Raja itu kini berada tepat di depan Xia

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status