Share

101. HILANGNYA SANG PUTRI

Suara terbanyak dalam rapat adalah menolak mencari Golok Pembunuh Naga, hal itu tidak memuaskan hati Tetua Cheng dan Ketua Hui gadungan. Mereka tak dapat berbuat apa-apa ketika satu per satu ketua perguruan ternama meninggalkan ruang baca.

“Kita bisa pergi sendiri ke Bukit Tengkorak tanpa mereka,” cetus Ketua Hui namun Tetua Cheng menggeleng.

“Bukit Tengkorak adalah tempat terlarang, bahkan konon seorang pendekar hebat ‘Si Pisau terbang’ tak pernah kembali sejak mencoba memasuki kawasan itu,” terang Tetua Cheng dengan mimik serius.

“Sejak kapan kau menjadi pengecut, Tetua Cheng?” ejek Ketua Hui. Tetua Cheng menatapnya gusar karena tersinggung.

“Jangan kau kira aku tak tahu siapa dirimu sebenarnya, Wang!” dengus Tetua Cheng. Ketua Hui menanggapinya dengan senyuman sinis, seolah tak takut ancaman rekannya.

“Maafkan bila aku bercanda keterlaluan,” Ketua Hui palsu menangkupkan tangan ke depan dada sebagai permintaan maaf, namun senyum miring di bibirnya menunjukkan ia tak benar-benar meny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status