Share

BAB 38A

Penulis: NawankWulan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-28 20:43:07

POV : FIKA

Aku tak menyangka jika Mas Eris memberikan jatah skincareku itu pada Hanin. Heran, kenapa dia bisa berubah perhatian sama mantan istrinya itu. Apa Mas Eris benar-benar jatuh hati pada Hanin sesuai dugaanku karena perempuan itu mulai cantik setelah berpisah dengan Mas Eris?

Bukankah Hanin bukan tipe perempuan idaman Mas Eris, tapi kenapa sekarang dia berubah seperhatian itu? Sementara denganku yang biasanya penuh cinta, romantis dan perhatian, mendadak cuek dan dingin. Aku sempat protes, tapi dia justru semakin semena-mena.

Teringat kejadian beberapa hari lalu yang membuat emosiku semakin memuncak. Mas Eris secara tak langsung memuji mantan istrinya itu dan membandingkannya denganku. Menyebalkan. Tak ada seorang pun istri yang rela dibanding-bandingkan dengan perempuan lain, apalagi dengan mantan madunya.

"Aku sudah terlalu sering memanjakanmu, Fika. Tapi apa timbal baliknya? Kamu justru semakin ngelunjak dan semena-mena. Jarang masak, mulai sering keluar dengan teman-tem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 38B

    "Apa maksudmu ngomong begitu, Fika?! Jangan terus memancing amarahku. Kamu juga tahu kalau aku dan Hanin sudah berpisah, kenapa terus mengaitkan dia dengan hubungan kita? Jika sekarang aku menghargainya, itu karena dia tamu di rumah ini. Bukan karena cinta. Kamu harusnya memahami itu, bukan terus menyudutkanku," ucap Mas Eris sembari membuang pandangan.Sikapnya kali ini benar-benar membuatku semakin curiga jika sebenarnya dia membenarkan apa yang kuucapkan. Aku selalu mengamati, ekspresinya berbeda tiap kali menyebut nama Hanin. "Omong kosong. Jangan sok cuek jika saat tak bersamaku kamu perhatian pada perempuan itu.""Kapan? Memangnya kamu lihat aku memperhatikan, Hanin? Apa kurang rasa perhatian dan sayangku padamu, sampai kamu securiga itu? Aku sudah memenuhi tanggungjawabku sebagai ayah dan suami. Semua kebutuhanmu aku penuhi. Baju, sepatu, kebutuhan dapur dan skincaremu semua kusiapkan dengan baik. Bahkan saat kamu habiskan tabunganku dan jual motor Edo, aku masih berusaha mema

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-29
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 39A

    "Makan ya? Belum makan siang kan?" Aku kembali menggeleng. "Kenapa? Kalau nggak mau makan di sini, kita cari cafe lain." Lagi-lagi aku menggeleng. "Geleng-geleng terus. Hmmm ... kalau kita segera menikah, gimana?" Kali ini aku terdiam, membuat laki-laki yang kini duduk di seberang meja itu terkekeh. Mendadak salah tingkah sebab dia menatapku sedari tadi sembari menyandarkan punggungnya ke kursi. Di ruangan yang tak terlalu luas ini, hanya ada aku dan dia. Dadaku masih saja berdebar tiap kali mengingat kejadian beberapa menit lalu di depan kasir saat tiga perempuan rese itu datang dengan angkuhnya. Mereka yang berusaha mempermalukanku, ternyata dipermalukan balik oleh Mas Eros. Sungguh tak pernah menyangka aku akan mengalami kejadian seperti tadi. Aku tak tahu harus senang atau sedih saat melihat bagaimana Mas Eros membelaku di depan banyak orang. Mala sempat berbisik jika Mas Eros tak pernah membawa gadis lain ke ruang kerjanya kecuali aku. Selama ini dia cukup tertutup dan kaku

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-29
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 39B

    Aku tercekat mendengar pertanyaan Mas Eros. Dia kembali menatapku beberapa saat, tapi aku masih bergeming dan tak menanggapi pertanyaannya. "Hemmm ... gimana, Nin? Sudah ada jawaban kan?" tanya Mas Eros sembari sedikit menaikkan dagunya ke arahku. Aku menghirup napas dalam lalu menghembuskannya panjang. "Aku tahu, pasti jawabannya iya kan?" Lagi-lagi Mas Eros mengangkat-angkat kedua alisnya begitu percaya diri sembari terkekeh. Aku hanya melirik sekilas lalu memijit kening pelan. "Kenapa begitu? Kamu terpesona dengan jambangku ini?" ucap Mas Eros lagi sembari mengusap jambang tipisnya. Dia mulai memberikan lawakan, mungkin agar aku tak terlalu kaku saat bersamanya. "Atau ... jangan-jangan kamu terpesona dengan rambutku?" Laki-laki itu menyugar rambutnya lalu menatapku beberapa saat. Aku menghela napas panjang. Tak kusangka jika Mas Eros bisa bertindak di luar kenormalannya. Biasanya dia masih menjaga image tiap kali bertemu denganku. Apa karena sekarang dia mulai merasa nyaman,

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-29
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 40A

    "Om Danang?" Laki-laki dewasa itu menatapku lekat. Dia pun sepertinya sama denganku yang shock bertemu di rumah ini. "Hanin? Kamu di sini?" Aku sedikit membungkukkan badan lalu tersenyum tipis."Papa kenal sama perempuan itu? Dia Hanin, yang sering aku ceritakan sama papa," ucap perempuan itu, Tania. Kekagetanku bertambah saat mendengar panggilan papa keluar dari bibirnya. "Ja-- jadi dia?" Om Danang menunjukku dengan jarinya. Lagi-lagi sepertinya dia masih nggak percaya jika akulah perempuan yang sering diceritakan anaknya. "Iya, Pa. Dia!" Tania menatapku tajam sembari menghela napas kasar. Tak ingin ada keributan di teras, ibu meminta kami masuk ke rumah semua. Tania dan papanya duduk di sofa seberang meja, sementara aku duduk di samping ibu dan Mas Eros."Tania dan papanya datang ke sini untuk bertemu denganmu, Ros. Mereka datang sekitar sepuluh menit yang lalu." Ibu kembali menjelaskan. Mas Eros pun manggut-manggut lalu menatap perempuan itu beberapa saat. "Tadi di cafe aku su

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 40B

    Pertanyaan Tania dari samping mobil papanya benar-benar membuatku tercekat. Ternyata dia pun heran, kenapa papanya bisa mengenal ibuku bahkan akhir-akhir ini Om Danang beberapa kali datang ke warung ibu. Entah apa yang mereka obrolkan, aku pun tak tahu. Namun, dalam hatiku juga yakin ada suatu rahasia yang masih berusaha mereka sembunyikan dan simpan rapat-rapat. "Kamu ngomong apa, Tania? Ibunya Hanin teman sekolah papa dulu. Apa salahnya tanya kabar? Sudah, masuk dulu. Kita bicarakan masalah kamu di rumah." Aku mengernyit. Mungkinkah mereka pernah berteman saat sekolah? Kenapa ibu tak pernah menceritakan namanya, padahal ibu sering menceritakan padaku tentang masa-masa sekolahnya dulu yang hanya tamat SMP. Lantas, Om Danang teman SD atau SMP ibu? Apa dia pindahan dari kota, jadi ibu tak terlalu lama mengenalnya bahkan tak pernah cerita tentang sosoknya? Sepertinya aku tanya pada ibu saja siapa sebenarnya Om Danang. Setelah berbagai perdebatan, kedua tamu ibu itu pulang. Tania tam

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 41A

    Persiapan lamaran sudah selesai. Ibu mengundang beberapa orang untuk ikut menghadiri acara bahagia ini. Tak terlalu banyak, sebagian besar kerabat dan tetangga dekat saja. Camilan dan minuman sudah disiapkan di ruang tengah dan ruang tamu secara lesehan. Beragam menu untuk makan besar pun siap. Jarum jam berputar dengan cepat. Beberapa tamu lelaki yang sudah datang, pamit ke masjid lebih dulu saat adzan isya berkumandang. Aku masih di kamar memakai gamis abu muda dengan hijab abu tua saat ibu masuk ke kamarku. "Akhirnya anak ibu akan dilamar." Wanita yang telah melahirkanku itu memegangi pundakku lalu menatapku dari cermin. "Kaya masih perawan saja sih, Bu. Hanin kan pernah dilamar sebelumnya." Aku membalas dengan senyum. "Beda dong. Kemarin lamaran yang salah, sementara ini InsyaAllah lamaran yang pas. Ibu akan selalu mendoakan kalian berdua.Lagi-lagi ibu mengusap kepalaku yang tertutup hijab secara perlahan. Kupegang punggung tangan ibu lalu mendongak. Mata ibu berkaca saat mel

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 41B

    "Sebelumnya saya minta maaf kalau sedikit mengganggu waktu bapak dan ibu semuanya. Saya ucapkan terima kasih karena bapak dan ibu sudah mau ikut menyaksikan acara spesial saya ini. Langsung saja, saya di sini hanya ingin berbagi kabar bahagia karena malam ini saya berniat melamar Hanin. Benar jika Hanin adalah mantan istri saudara kembar saya. Namun, saya bukanlah orang ketiga dari retaknya hubungan mereka. Tentu mereka punya alasan tersendiri kenapa memilih berpisah," ucap Mas Eros lalu kembali mengulas senyuman, sementara para tamu mulai bisik-bisik. Ada pula yang manggut-manggut mengerti. "Meskipun mereka sudah berpisah, tapi hubungan kami semua InsyaAllah masih baik-baik saja. Jadi, nggak ada yang perlu dikhawatirkan atau menjadi bahan perbincangan lebih. Lagipula Eris juga sudah bahagia dengan keluarga barunya. Jadi, tak ada salahnya jika Hanin membuka hati untuk lelaki lain sekalipun itu mantan iparnya sendiri kan?" Mas Eros menatap beberapa tamu yang ikut memberikan komentar.

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 42A

    Persiapan pernikahan sudah diurus oleh Mas Eros dan keluarganya. Mereka tak ingin melihatku kerepotan mengurus berkas, catering, tenda dan lain sebagainya. Fokus menjaga hati untuk mempersiapkan diri sebagai seorang istri lagi. "Nduk, ada Nak Eris datang." Ibu melangkah tergesa ke halaman belakang saat aku masih mencabuti rumput di sela-sela kebun sayuran mini milik ibu. "Mas Eris atau Mas Eros, Bu?" ulangku. Ibu memang belum bisa membedakan wajah keduanya, tapi dari segi suara harusnya jelas berbeda. "Nak Eris. Penampilan dan suaranya berbeda kok. Masa iya ibu nggak hafal mantan menantu sendiri. Meski jarang ke sini, ibu masih bisa bedain mana Eros dan mana Eris." Ibu kembali meyakinkan, sementara aku menghela napas panjang. "Mau ngapain lagi sih dia? Apa jangan-jangan mau marah-marah karena aku akan menikah dengan saudara kembarnya dalam waktu dekat? Dia hanya sekadar mantan, jadi tak punya hak untuk mengatur hidupku bukan?" "Ayo, Nin. Nanti dia ngamuk kalau kelamaan nunggu kam

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-31

Bab terbaru

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 68 [TAMAT]

    "Mas, boleh minta sesuatu?" tanya Hanin setelah terdiam beberapa saat. Eros begitu setia dan bersabar menunggu Hanin bicara. "Minta apapun boleh, Sayang. Apaa yang nggak buat kamu. Asalkan tak menyalahi aturanNya, InsyaAllah aku berusaha mewujudkan." Eros membingkai wajah istrinya lalu tersenyum tipis."Kita kembali ke makam Tania sebentar saja, boleh? Mumpung masih di sini," tanya Hanin dengan mengedipkan mata seolah memohon agar permintaannya dikabulkan. "Boleh." Eros membalas singkat dengan seulas senyum di kedua sudut bibirnya. "Makasih, Mas." Eros mengangguk lagi. Setelahnya membuka sabuk pengaman Hanin dan mengajaknya turun dari mobil. Sepasang suami istri itu kembali ke tempat semula. Mereka berdiri di depan sebuah makam yang telah berwarna-warni dengan taburan bunga. Hanin dan Eros jongkok di depan makam itu seperti yang dilakukannya beberapa menit lalu. Bulir-bulir bening menetes di kedua pipinya saat mengusap nisan putih itu. Tania Putri Salsabila binti Danang Saputro.

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 67

    "Hanin, Eros, kalian di sini?" tanya Delima saat melihat Hanin dan Eros di depan makam Tania. Hanin yang masih memejamkan mata sembari merapalkan doa pun mendongak. Dia menatap Delima yang sudah berdiri di sampingnya."Tante Delima ...." Hanin beranjak dari tempatnya berjongkok lalu menyalami Delima, sementara Eros sedikit membungkuk sebagai pengganti jabat tangan. Eros belajar banyak dari Hanin yang tak mau bersentuhan dengan non mahram. "Maafkan saya yang baru datang ke pemakaman Tania, Tante," lirih Hanin setelah kedua perempuan itu mengurai pelukan. Delima mengusap lengan Hanin pelan lalu menggelengkan kepala. "Nggak apa-apa, Nin. Tante tahu kamu baru saja melahirkan. Pamali kalau datang ke pemakaman sebelum masa nifas usai. Hanin mengangguk sembari tersenyum tipis menatap Delima yang berkaca. "Om Danang nggak ikut, Tante?" tanya Hanin setelah menyadari jika Delima datang sendirian ke pemakaman ini. "Papanya Tania ke kantor, ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Kebetulan T

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 66

    [Assalamualaikum, Bu. Gimana keadaan Tania sekarang?]Sudah tiga kali Hanin mengirimkan pesan yang sama pada ibunya, tapi sampai saat ini belum ada balasan apapun. Eros juga sudah menelepon Eris, tapi tak diangkat bahkan pesannya pun belum dibaca. Hanin dan Eros tak tenang. Mereka curiga ada sesuatu yang tak diinginkan terjadi pada Tania, tapi tak mungkin pergi sekarang karena Arkana baru saja aqiqah dan masih ada beberapa tamu di rumah. "Gimana, Mas?" tanya Hanin pada Eros yang baru masuk ke kamar mereka. Eros menggeleng pelan lalu mengusap lengan istrinya. "Nggak apa-apa, Sayang. Mungkin ibu sama Eris masih menjaga orang tua Tania. Jadi, mereka nggak sempat membuka handphone. Nanti kalau sudah longgar pasti menghubungi kita," ucap Eros dengan senyum tipisnya. Dia berusaha menenangkan Hanin yang terus gelisah. "Eros benar, Nin. Kamu tenang saja. Nanti ibu juga telepon," ucap Desy, kakak iparnya yang masuk kamar sembari menggendong Arkana. Desy tersenyum lalu menidurkan Arkan di

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 65

    "Tania? Mana Tania, Del?" tanya Yuningsih mengikuti pandangan Delima ke area jalan raya. "Itu, Mbak. Dia tersenyum menatapku," balas Delima lagi. Salah satu jemarinya kembali menunjuk ke arah jalan. "Nggak ada, Del. Tania sudah pergi. Dia kembali ke pangkuanNya, Del. Ikhlaskan kepergiannya ya, supaya dia juga bisa tenang di sana." Yuningsih mengusap lengan Delima lalu kembali memeluknya. "Tania masih ada, Mbak. Dia bilang akan mengajakku dan Mas Danang jalan-jalan ke taman kota. Dia pasti sudah menunggu di rumah kan?" lirih Delima lagi. Air matanya masih bercucuran. Delima benar-benar belum bisa menerima kenyataan jika Tania telah tiada. Delima merasa jika anak angkatnya itu masih ada bersamanya bahkan kini menunggunya di rumah. Berulang kali Yuningsih menjelaskan, berulang kali pula Delima bersikukuh dengan ucapannya. "Tante, Tania sudah pergi. Om dan papa masih mengurus jenazahnya. Nanti kita makamkan bersama ya? Tak apa jika sekarang Tante belum bisa menerima ini semua, tapi k

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 64

    Dokter Erwin keluar dari UGD. Dia mencari keluarga pasien yang ditanganinya saat ini. Danang dan Delima yang berada tak jauh dari ruangan itu pun saling tatap lalu buru-buru beranjak dari kursi. Mereka melangkah tergesa menghampiri sang dokter. Keduanya tak sabar ingin mendengar penjelasan dokter tentang keadaan Tania saat ini. "Keluarga pasien Tania?" tanya Dokter Erwin saat Danang dan Delima sampai di dekatnya. Sepasang suami istri itu mengangguk bersamaan. "Benar dokter. Kami orang tua Tania. Bagaimana keadaan anak kami, Dok?" tanya Delima sedikit terbata. Dokter Erwin menghela napas panjang lalu menatap Danang dan Delima dengan sorot mata berbeda. Ada mendung di kedua matanya. "Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, Pak, Bu, tapi Allah berkehendak lain," ucap dokter lirih, tapi cukup jelas terdengar. Delima shock. Dia tak sanggup mendengarkan ucapan dokter selanjutnya. Wanita itu menangis histeris. Tubuhnya lemas dan luruh di lantai begitu saja. Danang yang berada di samping

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 63B

    "Ya Allah Tania kenapa, Tante? Padahal tadi tampak bersemangat dan ceria. Kenapa mendadak seperti ini?" Hanin kembali gugup dan terkejut melihat perubahan drastis perempuan di sampingnya. Tania benar-benar tampak lemas dan tak berdaya. "Tania memang begitu, Nin. Dia selalu berusaha kuat dan baik-baik saja makanya selama ini Tante dan Om juga nggak tahu kalau sakitnya sudah separah ini. Dia pintar menyembunyikan semuanya dan tak ingin melihat orang lain kerepotan." Delima mengoles minyak angin di kening Tania, tapi tak ada efek apapun karena Tania tetap terdiam."Maafkan kami, Nin. Kami harus bawa Tania ke rumah sakit," ujar Danang kemudian.Hanin mengiyakan dan mendoakan yang terbaik untuk Tania. Eros dan Eris pun ikut membantu Danang membawa Tania ke mobilnya. Ahmad, Yuningsih dan Eris ikut mengantar Tania ke rumah sakit. Sementara Rukmini dan Eros tetap di rumah menemani Hanin. Bahkan Hana pun ingin menginap di rumah sahabatnya itu."Semoga Tania baik-baik saja," lirih Hanin saat m

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 63A

    Hari ini acara syukuran kelahiran Arkana Bima Atharrazka, anak pertama Hanin dan Eros. Bayi mungil itu tampan dan lucu. Dia begitu menggemaskan, membuat kedua orang tuanya semakin bahagia. Saat ini, dua keluarga berkumpul di rumah Eros, termasuk keluarga kakaknya Dani dari Semarang dan adiknya perempuannya, Ayu. Sejak pernikahan Eros dan Hanin, apalagi setelah Fika masuk penjara, Ayu tak kembali ikut campur masalah Hanin. Mungkin dia malu atau tak enak hati jika terus menghina kakak iparnya itu, apalagi setelah dia tahu jika ternyata kedua kakak kembarnya mencintai orang yang sama. Mereka sama-sama menyukai Hanin, perempuan yang selama ini dibenci dan selalu dihinanya. Bukan tanpa alasan Ayu selalu menyudutkan Hanin di setiap waktu dan kesempatan. Dia selalu berpikir jika Hanin tak pantas menjadi bagian dari keluarganya. "Selamat ya, Nin. Semoga jagoan kecil ini bisa menjadi anak yang shaleh dan sukses dunia akhirat. Mbak mendoakan yang terbaik buat kalian." Desy, istri Dani yang k

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 62B

    Waktu terus bergulir dan kini hari perkiraan lahir tinggal menghitung hari. Hanin mulai kewalahan dengan perutnya yang membesar dan cukup susah untuk digerakkan. Dia sering begadang tiap malam karena susah tidur. Entah mengapa mata susah diajak kompromi. Rasanya nggak nyaman. Miring susah, terlentang nggak enak dan nggak mungkin tengkurap juga kan?Sudah tiga hari belakangan Eros tak memeriksa cafe maupun bisnis ekspedisinya. Dia ingin fokus mengurus dan menemani Hanin jika melahirkan sewaktu-waktu. Eros tak ingin kehilangan momen penting dalam hidupnya. Dia benar-benar berharap bisa menemani dan memberi dukungan pada Hanin saat persalinan nanti. "Istrimu lama sekali di kamar mandi, Ros. Cek sana. Ibu takut dia kepleset atau kenapa-kenapa. Perutnya sudah segede itu soalnya." Rukmini baru saja memerintah. Tak selang lama, suara Hanin dari kamar mandi membuat menantu dan mertua itu shock seketika. "Hanin!" teriak keduanya bersamaan lalu buru-buru lari ke kamar mandi. Benar kata Rukmi

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 62A

    "Hamil?" Hanin menggumam. "Mungkinkah aku hamil? Secepat itu?" lirihnya lagi seolah tak percaya jika dia bisa hamil secepat itu. Rasanya seperti tak mungkin, tapi jika iya, tentu dia sangat mensyukurinya. Hanin buru-buru mencuci muka lalu membuka pintu kamar mandi. Eros sudah menunggu di sana dengan ekspresi cemas. "Kamu nggak kenapa-kenapa kan, Sayang?" ucapnya sembari membingkai wajah Hanin dengan kedua telapak tangan. Hanin tersenyum tipis lalu menggeleng pelan. "Nggak apa-apa, Mas. Kamu tenang saja ya? Mungkin karena kebanyakan minum air putih saja tadi makanya mual begini." Lagi-lagi Hanin mengusap punggung tangan Eros yang masih menempel di pipinya. "Syukurlah kalau begitu. Kita ke dokter saja ya? Bisa jadi mual-mualmu ini bukan mual sembarangan." "Maksudnya?" Hanin mengernyit. "Iya, mual karena hamil. Coba kamu ingat-ingat, telat nggak datang bulannya?" Eros merangkul sang istri lalu mengajaknya duduk di sofa ruang tengah. Hanin pun berusaha mengingat tanggal haid bulan

DMCA.com Protection Status