Share

Pesta Nadine Part 2

Bak Pangeran dan Putri dari dalam dongeng kedatangan Frans dan juga Nadheera Jadi pusat perhatian bahkan jadi pusat bidikan camera, Nadheera yang tidak terbiasa dengan itu cukup risih di buatnya, terlihat gerak gerik Nadheera tidak nyaman,

"Dira, pandanganmu lurus kedepan. Anggap kamu sedang mendampingi saya saat akan rapat dan anggap orang-orang yang memperhatikan kita adalah pepohonan dan angin." Frans berbisik lalu tersenyum saat Nadheera memandang ke arahnya, Hal tersebut sontak menjadi pemandangan indah untuk anggel camera para wartawan. Deg! Jantung Nadheera seolah berhenti sepersekian detik, lagi-lagi panggilan itu, yah panggilan yang selalu membuat ia mengingat masa lalu suramnya, kini wajah Nadheera kembali pucat namun Frans terus memegangi Nadheera kini tangan Frans bertengker di pinggang Nadheera dan ia terus tersenyum ke arah rekan-rekannya.

"Ouh dunia sepertinya sebentar lagi kiamat" Bisik Nadine yang memperhatikan gerak-gerik Frans, hal tersebut masih dapat terdengar oleh kakaknya yaitu Nyonya Adhitama.

"Husss!" Nyonya Adhitama menatap Nadheera dengan lekat bahkan seolah tak berkedip. Dan mereka menghampiri Nyonya Adhitama yang masih terpaku juga Nadine.

"Tante" Frans menyalami Nyonya Adihtama namun tangannya masih menggenggam kuat Nadheera, terlihat Nadheera berkeringat seolah menahan sesuatu, tanpa Frans sadari karena banyak orang yang menyapanya setelah sebelumnya Frans merasa sangat gugup karena untuk pertamakalinya Frans menghadiri pesta dengan membawa pasangan.

"Nadheera....!" Nyonya Adhitama merentangkan tangannya dengan gaya centilnya. Nadheera menatap Frans seolah memberikan kode untuk melepaskan tangannya karena Nyonya Adhitama hendak memeluknya, mau tak mau Frans melepaskan genggamannya,

"Are you okay?" bisik Nyonya Adhitama dan pertanyaan Nyonya Adhitama di jawab hanya dengan anggukan oleh Nadheera. "Kamu cantik sekali" Nyonya Adhitama memindai Nadheera dari atas ke bawah,

"Tunggu, Frans" Panggilnya dengan lembut,

"Iya Tan" Jawab Frans

"Ini bukan gaun yang tante berikan, kemana anak itu?" Frans sedikit tersentil, yah kini perasaannya seakan menjadi orang yang merebut kekasih orang lain,

"Terjebak badai katanya, ini gaun rancangan tante saya" Frans terlihat gugup,

"Waiiiiiitttttt..... are you Nadheera? AI nya Ibu?" Yah, Nadine memanggil kakaknya dengan sebutan Ibu, karena dulu yang menemukan Nadine di panti Asuhan adalah Nyonya Adhitama, Nadine adalah anak mantan asisten ayahnya Nyonya Adhitama yang tak lain adalah sahabat Nyonya Aditama setelah test DNA Nadine benar-benar adik seayahnya Nyonya Adhitama sangat plot twist bukan?, Nyonya baik hati ini membawanya dan membesarkannya kini panggilan itu seakan sudah tidak dapat di ubah mungkin karena Nadine merasa Nyonya Aditama seusia Ibunya, tidak cocok jadi kakaknya dan kisah mereka cukup rumit dan panjang untuk di ceritakan,

"Huuusss, Nadine!" Nyonya Aditama membungkam Nadine. Wajah Nadheera terlihat kikuk, kini Frans memandanginya dan mulai mendekati Nadheera,

"Kamu gak apa-apa?" Bisik Frans, Nadheera kembali tercengang dengan tingkah Frans, namun bukan hanya Nadheera, Nadine dan juga Nyonya Aditama pun tercengang, pasalnya adegan tersebut terlihat seperti adegan romantis, ketakutan mulai menyelinap dalam hati Nyonya Aditama bukan, bukan karena ia takut akan 'calon mantunya' di rebut oleh Frans, namun ia memikirkan kondisi Nadheera semoga Frans bukan hanya mempermainkan Nadheera,

"Waww, kamu yang gak apa-apa?" ujar Nadine, kini perhatian Frans tertuju pada Nadine dan terlihat ia mengerutkan dahinya, "Ini beneran anda mister Frans?" lanjutnya kembali seakan meledek. Frans tidak mehiraukannya dan berpamitan kepada Nyonya Adhitama untuk membawa Nadheera ke arah kursi yang di sediakan di setiap sudut ruangan sambil terlihat Frans meminta camilan juga minuman ke arah pelayan,

"Bu, Ibu kenapa? Kenapa hari ini orang-orang terlihat aneh?" Tanya Nadine.

"Nadine, Ibu khawatir terhadap Nadheera? Frans beneran suka atau sedang sandiwara? Ibu Takut jika beneran suka, dengan latar belakang Frans yang pernah di khianati ia akan over protectif dan membuat Nadheera mengingat luka masa lalunya" Nyonya Adhitama tanpa sadar mencurahkan kekhawatirannya.

"Memangnya masa lalu Nadheera bagaimana?" Tanya Nadine,

"Ah bukan apa-apa" Nyonya Aditama mulai tersadar, "Have fun adiku yang cantik, heump...sudah tua sudah saatnya cari jodoh okay Ibu tinggal dulu mau cari ponakanmu yang gak tau diuntung!" Nyonya Adhitama kini berhasil menghindar, dan terlihat menelepon seseorang yah dapat di tebak itu adalah panggilan untuk anaknya yang entah berada dimana.

Sementara di sudut ruangan Nadheera terlihat meminum segelas jus yang di sajikan pelayan, gerak gerik Nadheera terus menerus diawasi mata emerald dari Frans,

"Are you okay Dira?" Tanya Frans,

"Can you stop calling me Dira?" Kini Nadheera seakan tak mampu lagi mendengar kata Dira keluar dari mulut Frans,

"Okay I'm sorry, but tell me why?" Jawab Frans. Nadheera tak mampu lagi menahan emosinya, kini air matanya tiba-tiba meluncur tak tertahan, entah karena merasa benar-benar tertekan atau memang Frans sudah mulai membuatnya sedikit nyaman hingga ia pun seakan ingin mencurahkan semua hal yang menekannya kepada Frans, ia mampu membentak Frans hanya karena nama panggilan, yah nama panggilan yang pernah ia dengar dari seseorang yang membuatnya hancur sehancur-hancurnya.

"Hei, I'm sorry" Nada bicara Frans sangat lembut seolah ia tak mau menyakiti Nadheera bahkan kini tangannya tanpa di perintah menghapus air mata Nadheera. "Kita pulang yah" ajak Frans "Disini terlalu ramai, kamu harus menenangkan diri dulu." Dengan sangat hati-hati Frans membujuk Nadheera, kini Nadheera mengikuti apa yang Frans minta, tangan Frans tak lagi terasa seperti kekangan, kini tangannya menggenggam dengan lembut dan menuntun Nadheera menuju ke mobil, di perjalanan pun Frans hanya sesekali menanggapi sapaan seseorang yang mengenalnya yah, ia tahu akan banyak gosip besok yang beredar dengan segala spekulasi yang di buat dari musuh-musuhnya dan akan banyak cerita fiksi yang di karang media-media.

Sesampainya di mobil, Frans berkata

"Aku tidak akan terus bertanya kamu kenapa dan apa yang kamu rasakan, tapi jika kamu ingin bercerita silahkan ceritakan, seperti aku yang menceritakan semua yang ingin aku ceritakan kepada kamu" Suara Frans yang khas dengan nada yang lembut membuat siapa pun pasti merasa sedang mendengar rayuan romantis, Nadheera mengusap air matanya dan tersenyum, entah apa yang membuatnya tersenyum, keheningan mulai menyelimiti mereka, yah entah kemana Frans mengemudikan kendaraannya, tanpa banyak tanya Nadheera hanya pasrah dan ia merasa jalan yang di lalui Frans seolah memberikan ketenangan, cuaca malam ini yang di sertai gerimis, suara air yang terlindas ban juga angin malam yang meniup dahan dengan lembut seakan menghanyutkan fikiran dua insan dengan ketenangan.

Tiba-tiba mobil berhenti dan Frans melirik kearah Nadheera,

"Aku kira kamu tertidur" Ucap Frans

"Ini dimana?" Tanya Nadheera

"Ini Villa ayahku, aku punya taman yang indah itu taman ibuku sih, aku tiba-tiba teringat taman ini saat tadi kamu tiba-tiba menangis, aku tidak pandai menenangkan tangisan seorang wanita, tapi dulu jika ibuku menangis ia akan pergi ke taman itu yuk, ikut aku aku pinjamkan malam ini tamanku untuk kamu" Ajakan Frans tak bisa di tolak oleh Nadheera entah kenapa.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Destyani
banyak typo tapi ok di tunggu kelanjutan2 nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status