Jam sudah menujukan pukul 12.30 itu artinya jam istirahat hanya tersisa 30 menit sementara rapat baru selesai, beberapa staff SDM yang mengikuti rapat terlihat mengeluh namun tidak dengan Nadheera, ia terlihat masih dalam mode konsentrasi tinggi, bahkan terlihat menelpon seseorang dan memastikan semua materi rapat tidak tercecer, lalu beberapa detik kemudian tangannya dengan cekatan memberikan tab nya kepada atasannya itu yah dia Frans, tertulis di dalamnya 'Notulensi', benar semua itu adalah Notulensi yang selalu Frans baca ulang setelah rapat selesai dan ia selalu meminta tab sebagai medianya agar ia bisa membacanya sambil berjalan saat mengejar jadwalnya yang lain, seperti itu lah pesan Tom dan berhasil di fahami oleh Nadheera.
'baner-benar tanpa cela, apa dia merekam semua perkataan Tom? Atau dia kloningan Tom?' Batin Frans.Nadheera membungkuk memberi hormat kepada Frans, lalu segera berlalu, 'benar-benar kebiasaan Tom' dalam benak Frans, lalu ia melihat jam Rolex yang melingkar di tangannya dan segera menebak-nebak 'kali ini pasti Sendwich Tuna dan Ice Samendo Cold Brew juga jadwal selanjutnya' Ujar Frans hanya dalam kepalanya. Beberapa menit kemudian Nadheera masuk dan segera menyajikan makan siang sang Atasan,"Sandwich Tuna dan Ice Samendo Cold Brew." Nadheera terlihat menjeda ucapannya lalu ia membuka tabnya,"Pukul 13.30 anda akan kedatangan tamu dari Pimpinan Mariot Hotel untuk membahas acara gathering yang akan di laksanakan di Mariot Hotel saya sudah meminta Alvin untuk meluangkan waktunya untuk ikut serta dalam pertemuan kali ini karena dia yang bertanggung jawab untuk acara gathering, saya hanya memberi waktu satu jam, untuk pembahasan lebih lanjut Alvin dan Tim yang akan melanjutkannya karena anda ada jadwal rapat kembali pada pukul 14.30 bersama tim perencanaan untuk membahas materi yang akan kita bawa ke Singapura lusa nanti. Ada makan malam juga bersama ketua Ikatan Pengusaha Wanita Indonesia Ibu Elly Resly di Daily inn Hotel." Frans terlihat menyimak sambil menikmati Sandwich nya, saat Nadheera menuturkan kalimat yang panjang lebar."Terimakasih, silahkan istirahat makan siang" Ujar Frans setelah Nadheera selesai menuturkan jadwalnya."Ah benar-benar tanpa cela ini sih potocopyan si Tom, tapi suaranya lebih enak di dengar dari pada si Tom, awas saja kalau sifat implusif si Tom yang suka tiba-tiba muncul juga dia copy" gerutu Frans pada angin mungkin, karena di ruangan itu benar-benar tinggal ia sendiri.Tepat pukul 13.30 tamu pun datang, Nadheera mempersilahkan masuk, namun hal pertama yang tamu itu lakukan setelah masuk ke dalam adalah mengomentari keberadaan Nadheera, entah apa maksudnya"Ah, sekarang bapak mengganti sekertaris bapak ke yang lebih cantik rupanya. Sayangkan pak yang kemarin ganteng banget." Ujar Soni, entah apa maksudnya, namun yang Frans tangkap adalah ia penikmat gosip murahan yang beredar di luaran sana sehingga berani mengejek Frans saat ini. Yah, apalagi kalau bukan tentang Frans menolak setiap perkenalan dengan anak atau keponakan para petinggi perusahaan karena Tom, yah memang Tom selalu mencarikan cara dan alasan agar Frans terbebas dari mereka bukan berarti Tom dan Frans ada main,"Saya rasa walau pun misalkan sekertaris saya berganti setiap minggu pun tidak ada kaitannya dengan masalah kerjasama kita" Jawab Frans dingin"Ah, anda benar maafkan saya!" Soni yang faham akan perkataan Frans pun segera meminta maaf dan datanglah Alvin yang membawa beberapa berkas di tangannya dan langsung membicarakan inti pertemuan mereka tanpa basa basi yang benar-benar basi. Setelah satu jam berlalu Nadheera masuk dan memberitahukan bahwa Frans harus menghadiri rapat selanjutnya, Alvin yang faham segera menyudahi pembahasannya dan mengajak pimpinan dari Mariot Hotel tersebut untuk ke ruangannya dan berpamitan kepada Frans.Kini tiba-tiba mood Frans terlihat tidak baik, ia pun tidak memahami kenapa bisa moodnya berubah hanya karena penuturan bodoh tukang gosip itu, apa dia benar-benar tidak terima dengan gosip itu atau tidak terima ada yang memperhatikan Nadheera, yah ia pun tidak memahaminya.Nadheera terlihat memejamkan mata seolah sedang menekan pikirannya, sialnya gerakan kecil itu tertangkap oleh Frans, dalam benak Frans berkata'Ah, kenapa sih itu orang? Jangan-jangan dia sedang mengantuk. Nah, nah, nah ada acara mengantuk segala, satu point untuk aku jadikan catatan alasan pemecatan dan akan aku serahkan kepada Tom' dan ia tersenyum ringan.'Astaga swing mood nya bener-bener deh ah.' dalam hati Nadheera, lalu ia tersenyum ke arah Frans saat tertangkap oleh manik emerald nya Frans yang sedang memandang ke arahnya. Blussh Frans tiba-tiba merasa ada yang aneh'Manis sekali senyumannya' Batin Frans 'Aiiihhh...hus, hus, hus dia itu wanita dan semua wanita sama saja' Batin Frans kembali.Rapat berjalan lancar seperti biasanya Frans sesekali memperhatikan Nadheera yang cekatan, 'bener-bener si Tom jangan-jangan emaknya mengkloning si Tom tapi di buat versi cewek' batin Frans. Kini tiba waktunya mereka makan malam bersama dengan pimpinan Ikatan Pengusaha Wanita Indonesia dan mereka sedang bersiap-siap untuk menuju Daily Inn Hotel."Kamu yakin makan malam dengan penampilan seperti ini?" Tanya Frans."Apa ada masalah?" Tanya Nadheera. Frans memindai dari bawah ke atas, memang terlihat masih sangat rapih, Nadheera menjaga penampilannya tetap rapih dari pagi hingga petang fikir Frans namun entah kenapa Frans merasa ingin makan malam dengan gaya yang berbeda bukan dengan mode sekertaris, ia melihat sepatu kantor wanita, celana bahan panjang, kemaja di masukan ke dalam dan blazer serta rambut yang di kucir kuda, Frans merasa sekertaris nya ini kurang modis. Namun, ia merasa kok lebih nyaman di lihat yah dari pada para sekertaris pimpinan lain yang roknya hanya 5cm di bawah bokong, baju super ngetat dan belahan dada rendah malah bikin sakit mata."Pak, apa ada masalah dengan penampilan saya?" Tanya Nadheera kembali."Tidak, ayo berangkat" Jawab Frans sangat ketus dan wajahnya menjadi merah padam entah mengapa, apa ia membayangkan hal yang tidak-tidak entahlah."Silahkan Pak" Nadheera mempersilahkan Frans naik ke dalam sebuah mobil yang sudah di siapkan dan ia membawa mobil tersebut."Hei, kamu yang nyetir?" Tanya Frans."Bukannya setiap hari bapak diantar oleh Pak Tommy? maka saya yang mulai hari ini mengantar bapak" Jawab Nadheera."Aissshhh! Okay, Jalan!" Kini nada Frans memerintah namun terdengar sedikit kesal.'Kenapa Pak Frans?' dalam batin Nadheera.Pertemuan berjalan lancar apalagi bu Elly sangat ramah dan sangat pengertian tidak sedikit pun menyinggung urusan pribadi seperti kebanyakan ibu-ibu yang banyak bergosip. Nadheera mengantar Ibu Elly untuk keluar Hotel sementara Frans sedang memainkan phonselnya. Bu Elly dan juga Nadheera tidak mempermaslahkan itu mungkin memang Frans sedang ada urusan pribadi. Selang beberapa lama Frans keluar dan dengan nada memerintah ia berkata."Dira! Saya tidak nyaman di sopiri oleh seorang wanita, saya sudah telphone sopir dari kantor, kamu duduk di belakang bersama saya!" Ekspresi Nadheera kini hanya seperti orang shock dengan mata terbelalak dan memandangi Frans dengan lekat, lalu wajahnya tiba-tiba memucat."Heiii...!" Frans membuyarkan lamunannya. "Kenapa sih?" Tanya Frans."Apa pak?" Nadheera mengerjap."Kamu kok lambat sekali, saya sudah menelphon sopir dari kantor dan sebentar lagi akan datang kamu duduk di belakang bersama saya!" Frans menjeda ucapannya "Ada sedikit hal yang mau saya bicarakan." Lanjutnya kembali."Bukan itu Pak, tadi Bapak panggil saya apa?" Tanya Nadheera."Dira? Apa ada yang salah?" Frans terlihat kebingungan, namun wajah Nadheera terlihat semakin pucat pasi "Ah, sorry kalau kamu keberatan its okay saya akan panggil nama kamu saja Nadheera, bagi saya terlalu kepanjangan sih." Lanjutnya. Dan Kini Nadheera berusaha mencerna ucapan Frans juga kembali berusaha menguasai dirinya sendiri."Baik Pak, mari itu seperinya mobilnya sudah datang!" Nadheera mengalihkan pembicaraan.'Kenapa dia?' Batin Frans lalu ia naik kedalam mobil dan memilih acuh."Apa yang akan bapak bicarakan" Nadheera kembali dalam mode sekertaris, ia membuka tab nya seolah akan mencatat hal-hal penting."Ah, simpan tab mu ini bukan urusan pekerjaan namun memang terjadi di tempat kerja!" Ucapnya, terlihat oleh Nadheera melalui spion kening sopir mengernyit seolah ikut menyimak apa yang akan Frans utarakan."Ah, iya tentang apa?" Tanya Nadheera kembali "Apa ada yang membuat anda tidak nyaman?" Kini Nadheera banyak bertanya."Aiisshhh, kamu ini. Apa kamu mendengar gosip tentang saya sebelum masuk ke kantor saya? Atau di hari pertamamu bekerja ada yang bergosip tentang saya kepadamu?" Tanya Frans, 'apakah dia akan menutupinya atau menjawab dengan cari aman? kita lihat wanita seperti apa dia'"Bapak menginginkan jawaban seperti apa?" Diluar ekspetasi dia malah bertanya jawaban seperti apa yang F'ans ingin dengar, 'apa dia dalam mode sekertaris yang ingin menyenangkan tuannya?' seperti itu isi fikiran Frans."Yang sejujur-jujurnya" Jawab Frans tegas."Di hari pertama ini saya tidak banyak berinteraksi dengan orang lain, tidak ada yang mengajak saya mengobrol di luar pekerjaan. Namun, sebelumnya saya pernah mendengar banyak hal tentang pimpinan Frasya Corporate dari berbagai pandangan, ada yang berkata pemimpin Frasya Corp mempunyai penyakit..." Belum sempat Nadheera melanjutkan kata-katanya Frans sudah memotong dengan nada yang tinggi"Pe..penyakit?" Tertangkap oleh netra Nadheera dari pantulan kaca spion mata pak sopir ikut terbelalak."Iya, penyakit alergi terhadap wanita atau OCD""Ouh astaga itu lumayan parah banget yah?" Kini nada Frans sedikit rendah. "Aku bukan alergi cuman, ahh gituh lah apa lagi yang kamu dengar?" Tanya Frans."Pimpinan Frasya Copr memiliki wajah sangat tampan, kekayaan melimpah namun orang-orang curiga akan orientasi seksualnya." Senyum yang sempat mengembang dari wajah Frans seketika luntur."Terus apalagi?" Ucapnya ketus."Digosipkan gay, karena mustahil seorang pimpinan perusahaan tampan dan mapan tidak mempunyai kekasih. Bahkan ada yang bilang anda kekasih Pak Tommy." Jawaban yang sudah Frans duga namun soal dia mempunyai penyakit itu baru ia dengar dari mana asal mula gosip itu menyebar setidaknya kini itu yang Frans fikirkan."Kamu mempercayai itu semua?" Tanya Frans."Entahlah, saya hanya seorang sekertaris saya tidak begitu mempedulikan kehidupan pribadi atasan saya, selama hal tersebut tidak mengganggu pekerjaan saya maka saya akan bersikap profesional saja. Namun, jika hal-hal tersebut membuat pekerjaan anda terganggu maka otomatis menjadi urusan saya sebagai sekertaris anda." Jawabnya. Kini terlihat mata pak sopir melirik ke arah Nadheera namun bayangan yang terpantul di spion itu tertangkap oleh Frans."Umar, apa kamu juga mau berkomentar?" Tanya Frans."Ti...ti..tidak Pak, Ma..maafkan saya telah menguping." Jawabnya terbata. Kini mata Nadheera seakan mengawasi gerak gerik sopir yang oleh Frans di panggil dengan sebutan Umar."Baguslah, berarti kamu siap jika suatu saat kita harus bersih-bersih tukang gosip kalau-kalau berpengaruh terhadap jalannya perusahaan" Frans terhadap Nadheera."Jika anda menugaskan" Jawab Nadheera percaya diri."Oh iya, kamu sakit?" Tanya Frans dan Nadheera kini menatap Frans 'kenapa dia so perhatian begitu?' Batin Nadheera. "Oh, maaf kamu terlihat pucat tadi, namun sekarang sepertinya sudah lebih baik." Lanjut Frans kembali."Oh, tidak apa-apa" Jawab Nadheera. Yah, dia akan selalu bungkam tentang masalah pribadinya apalagi Frans adalah orang yang baru ia temui tidak mungkin ia menceritakan semua masalah pribadinya pada atasan yang baru ia temui. Kepada Nyonya Adhitama pun perlu beberapa tahun sampai ia nyaman bercerita.29 Hari berlalu, Nadheera lewati tanpa hambatan menurutnya dan Frans juga sudah mulai banyak terbuka kepada Nadheera, ia mulai nyaman dan mulai meminta bantuan-bantuan kecil yang bersifat pribadi seperti mengirim hadiah sebagai tanda ucapan selamat ulang tahun kepada ayahnya dan tak ragu ia menceritakan kenapa ia tidak mau menemui ayahnya dan hal-hal lain yang bersifat lebih pribadi, sementara Nadheera, Frans sama sekali tidak mengetahui kehidupan Nadheera. "Nanti malam saya ada undangan ulang tahun dari sahabat saya Nadine kamu kenal? Dia adik bungsu Nyonya Adhitama" Ujar Frans. "Baik akan saya catat dan masukan kedalam jadwal Bapak." Jawab Nadheera."Bukan itu, kamu di undang juga?" Tanya Frans."Oh, iya Nyonya Adhitama memberikan saya undangan juga." Jawab Nadheera."Kamu akan pergi?" Tanya Frans, seperti biasa Umar curi dengar karena mereka sedang dalam perjalanan menuju tempat meeting, kini umar merapatkan bibirnya seolah sedang menahan senyum."Sepertinya iya karena Nyonya bila
Bak Pangeran dan Putri dari dalam dongeng kedatangan Frans dan juga Nadheera Jadi pusat perhatian bahkan jadi pusat bidikan camera, Nadheera yang tidak terbiasa dengan itu cukup risih di buatnya, terlihat gerak gerik Nadheera tidak nyaman,"Dira, pandanganmu lurus kedepan. Anggap kamu sedang mendampingi saya saat akan rapat dan anggap orang-orang yang memperhatikan kita adalah pepohonan dan angin." Frans berbisik lalu tersenyum saat Nadheera memandang ke arahnya, Hal tersebut sontak menjadi pemandangan indah untuk anggel camera para wartawan. Deg! Jantung Nadheera seolah berhenti sepersekian detik, lagi-lagi panggilan itu, yah panggilan yang selalu membuat ia mengingat masa lalu suramnya, kini wajah Nadheera kembali pucat namun Frans terus memegangi Nadheera kini tangan Frans bertengker di pinggang Nadheera dan ia terus tersenyum ke arah rekan-rekannya. "Ouh dunia sepertinya sebentar lagi kiamat" Bisik Nadine yang memperhatikan gerak-gerik Frans, hal tersebut masih dapat terdengar ole
Nadheera mengikuti Frans masuk ke Vila ia melewati minibar dan ruang keluarga hingga sampai ke sebuah taman mawar yang indah, indah memang wangi khas bunga mawar yang berwarna warni seakan menenangkan dan angin sepoi-sepoi menerpa mereka semakin membawa semerbak wangi yang lembut, Nadheera menjadi tenang di buatnya, kendati air mata masih dengan tidak sopannya keluar tak tertahankan,"Nevermind, kamu boleh menangis" Frans berubah menjadi sangat lembut malam ini, entah kemana tuan presdir yang dingin pergi yang ada hanya seorang Frans yang memperlakukan wanita seolah-olah terbuat dari kaca yang seolah-olah akan pecah sewaktu-waktu jika ia perlakukan sesikit kasar."Aku ke dalam dulu, aku akan minta pelayan mencarikan selimut yah" ucap Frans, Nadheera hanya mengangguk, entah lah kenapa mereka terlihat romantis dan tanpa mereka sadari sari atas balkon ayah dari presdir dingin ini sedang memperhatikan interaksi mereka yang terlihat sweet,"Greta, coba lihat kesini" panggilnya kepada seseo
Aku seorang duda di tinggal mati, aku memimpin sebuah perusahaan dan merupakan seorang perintis bukan pewaris. Yah, saat-saat aku merintis perusahaanku mungkin aku terlalu mengabaikan istriku sehingga ia tega mencari kepuasan dan kesenangan dengan laki-laki lain, ia berselingkuh dengan mantan pacarnya dan betapa bodohnya dia, laki-laki itu sudah beristri. Lebih sialnya lagi istri selingkuhannya itu adalah seorang wanita yang mengidap Borderline Personality Disorder (BPD) yah gangguan mental yang membuat dia sulit mengendalikan emosi sehingga kejadian naas itu terjadi.Istriku di tikam istri selingkuhannya hingga tewas di sebuah hotel dalam keadaan tanpa busana di pelukan selingkuhannya, betapa tragisnya itu bukan? Bahkan lebih tragis dan pilu dari kisah sinetron-sinetron televisi bertema azab. Kalau di fikir secara akal sehatku pun jangankan pengidap Borderline Personality Disorder (BPD) aku juga yang normal dan terbiasa mengontrol emosi jika melihat kejadian langsung, mereka dalam kea
Sinar mentari menyeruak masuk di sela-sela gordeng jendelaku, sinarnya membersit hingga menyentuh wajahku, yah rupanya ini sudah pagi dan Tuhan memberikan ku kesempatan untuk bangun di pagi ini. Aku melakukan rutinitas pagiku seperti biasa mandi pagi, mengenakan setelan untuk ke kantor yah seperti biasa. Aku turun untuk sarapan dan menunggu Tom yang datang menjemputku untuk berangkat ke kantor. Namun tiba-tiba,braaakkkk!Seorang pelayan menabrakku dan menumpahkan cairan berwarna merah muda seperti detergen cair. Aku menghela nafas untuk menahan emosiku, pagi yang ku awali dengan ketenangan tiba-tiba terusik. Aku menoleh ke arah pelayan tersebut, yah wajah yang tidak asing, pelayan ini yang beberapa kali kerap mencari kesempatan untuk menggodaku, namun sumpah demi apa pun aku tidak pernah tergoda. Kepala pelayan terlihat berlari ke arahku,"Maafkan saya tuan, saya akan mendisiplinkan pelayan ini!" Paman Jo terlihat membungkuk ke arahku. "Pecat dia!" ucapku dan berlalu meninggalkan me
Tom dalam perjalanan menuju kantor Frans yah, tentu saja bersama Nadheera, setelah ia mengantar ibunya ke kantor Adhitama Group kini ia tengah menjelaskan berbagai hal secara singkat sepanjang perjalanan kepada Nadheera, Tom tahu Nadheera sangat cerdas dan cepat tanggap sehingga tidak perlu waktu khusus untuk menjelaskan aturan main berada di dekat pimpinan Frasya Corporate. setelah beberapa menit perjalanan karena jalan sudah mulai lancar kini Tom bersama Nadheera sudah sampai di perusahaan tersebut dan kini mereka sedang berjalan menuju kantor sang pimpinan perusahaan Frans Prasetya Sukmajaya, sempat menjadi pusat perhatian pria tampan pewaris Adhitama Group yang super duper dingin jalan bersama wanita yang tak kalah dingin, satu kata yang mereka fikirkan saat pertama melihat Nadheera 'cantik' yah, tubuh semampai bak model bahkan dengan tinggi Tom saja mungkin hanya terpaut beberapa centi meter saja, terlebih ia tidak menyukai hak tinggi, celana panjang dan blazer yang sangat sopan u
Nadheera mengikuti Frans masuk ke Vila ia melewati minibar dan ruang keluarga hingga sampai ke sebuah taman mawar yang indah, indah memang wangi khas bunga mawar yang berwarna warni seakan menenangkan dan angin sepoi-sepoi menerpa mereka semakin membawa semerbak wangi yang lembut, Nadheera menjadi tenang di buatnya, kendati air mata masih dengan tidak sopannya keluar tak tertahankan,"Nevermind, kamu boleh menangis" Frans berubah menjadi sangat lembut malam ini, entah kemana tuan presdir yang dingin pergi yang ada hanya seorang Frans yang memperlakukan wanita seolah-olah terbuat dari kaca yang seolah-olah akan pecah sewaktu-waktu jika ia perlakukan sesikit kasar."Aku ke dalam dulu, aku akan minta pelayan mencarikan selimut yah" ucap Frans, Nadheera hanya mengangguk, entah lah kenapa mereka terlihat romantis dan tanpa mereka sadari sari atas balkon ayah dari presdir dingin ini sedang memperhatikan interaksi mereka yang terlihat sweet,"Greta, coba lihat kesini" panggilnya kepada seseo
Bak Pangeran dan Putri dari dalam dongeng kedatangan Frans dan juga Nadheera Jadi pusat perhatian bahkan jadi pusat bidikan camera, Nadheera yang tidak terbiasa dengan itu cukup risih di buatnya, terlihat gerak gerik Nadheera tidak nyaman,"Dira, pandanganmu lurus kedepan. Anggap kamu sedang mendampingi saya saat akan rapat dan anggap orang-orang yang memperhatikan kita adalah pepohonan dan angin." Frans berbisik lalu tersenyum saat Nadheera memandang ke arahnya, Hal tersebut sontak menjadi pemandangan indah untuk anggel camera para wartawan. Deg! Jantung Nadheera seolah berhenti sepersekian detik, lagi-lagi panggilan itu, yah panggilan yang selalu membuat ia mengingat masa lalu suramnya, kini wajah Nadheera kembali pucat namun Frans terus memegangi Nadheera kini tangan Frans bertengker di pinggang Nadheera dan ia terus tersenyum ke arah rekan-rekannya. "Ouh dunia sepertinya sebentar lagi kiamat" Bisik Nadine yang memperhatikan gerak-gerik Frans, hal tersebut masih dapat terdengar ole
29 Hari berlalu, Nadheera lewati tanpa hambatan menurutnya dan Frans juga sudah mulai banyak terbuka kepada Nadheera, ia mulai nyaman dan mulai meminta bantuan-bantuan kecil yang bersifat pribadi seperti mengirim hadiah sebagai tanda ucapan selamat ulang tahun kepada ayahnya dan tak ragu ia menceritakan kenapa ia tidak mau menemui ayahnya dan hal-hal lain yang bersifat lebih pribadi, sementara Nadheera, Frans sama sekali tidak mengetahui kehidupan Nadheera. "Nanti malam saya ada undangan ulang tahun dari sahabat saya Nadine kamu kenal? Dia adik bungsu Nyonya Adhitama" Ujar Frans. "Baik akan saya catat dan masukan kedalam jadwal Bapak." Jawab Nadheera."Bukan itu, kamu di undang juga?" Tanya Frans."Oh, iya Nyonya Adhitama memberikan saya undangan juga." Jawab Nadheera."Kamu akan pergi?" Tanya Frans, seperti biasa Umar curi dengar karena mereka sedang dalam perjalanan menuju tempat meeting, kini umar merapatkan bibirnya seolah sedang menahan senyum."Sepertinya iya karena Nyonya bila
Jam sudah menujukan pukul 12.30 itu artinya jam istirahat hanya tersisa 30 menit sementara rapat baru selesai, beberapa staff SDM yang mengikuti rapat terlihat mengeluh namun tidak dengan Nadheera, ia terlihat masih dalam mode konsentrasi tinggi, bahkan terlihat menelpon seseorang dan memastikan semua materi rapat tidak tercecer, lalu beberapa detik kemudian tangannya dengan cekatan memberikan tab nya kepada atasannya itu yah dia Frans, tertulis di dalamnya 'Notulensi', benar semua itu adalah Notulensi yang selalu Frans baca ulang setelah rapat selesai dan ia selalu meminta tab sebagai medianya agar ia bisa membacanya sambil berjalan saat mengejar jadwalnya yang lain, seperti itu lah pesan Tom dan berhasil di fahami oleh Nadheera.'baner-benar tanpa cela, apa dia merekam semua perkataan Tom? Atau dia kloningan Tom?' Batin Frans.Nadheera membungkuk memberi hormat kepada Frans, lalu segera berlalu, 'benar-benar kebiasaan Tom' dalam benak Frans, lalu ia melihat jam Rolex yang melingkar d
Tom dalam perjalanan menuju kantor Frans yah, tentu saja bersama Nadheera, setelah ia mengantar ibunya ke kantor Adhitama Group kini ia tengah menjelaskan berbagai hal secara singkat sepanjang perjalanan kepada Nadheera, Tom tahu Nadheera sangat cerdas dan cepat tanggap sehingga tidak perlu waktu khusus untuk menjelaskan aturan main berada di dekat pimpinan Frasya Corporate. setelah beberapa menit perjalanan karena jalan sudah mulai lancar kini Tom bersama Nadheera sudah sampai di perusahaan tersebut dan kini mereka sedang berjalan menuju kantor sang pimpinan perusahaan Frans Prasetya Sukmajaya, sempat menjadi pusat perhatian pria tampan pewaris Adhitama Group yang super duper dingin jalan bersama wanita yang tak kalah dingin, satu kata yang mereka fikirkan saat pertama melihat Nadheera 'cantik' yah, tubuh semampai bak model bahkan dengan tinggi Tom saja mungkin hanya terpaut beberapa centi meter saja, terlebih ia tidak menyukai hak tinggi, celana panjang dan blazer yang sangat sopan u
Sinar mentari menyeruak masuk di sela-sela gordeng jendelaku, sinarnya membersit hingga menyentuh wajahku, yah rupanya ini sudah pagi dan Tuhan memberikan ku kesempatan untuk bangun di pagi ini. Aku melakukan rutinitas pagiku seperti biasa mandi pagi, mengenakan setelan untuk ke kantor yah seperti biasa. Aku turun untuk sarapan dan menunggu Tom yang datang menjemputku untuk berangkat ke kantor. Namun tiba-tiba,braaakkkk!Seorang pelayan menabrakku dan menumpahkan cairan berwarna merah muda seperti detergen cair. Aku menghela nafas untuk menahan emosiku, pagi yang ku awali dengan ketenangan tiba-tiba terusik. Aku menoleh ke arah pelayan tersebut, yah wajah yang tidak asing, pelayan ini yang beberapa kali kerap mencari kesempatan untuk menggodaku, namun sumpah demi apa pun aku tidak pernah tergoda. Kepala pelayan terlihat berlari ke arahku,"Maafkan saya tuan, saya akan mendisiplinkan pelayan ini!" Paman Jo terlihat membungkuk ke arahku. "Pecat dia!" ucapku dan berlalu meninggalkan me
Aku seorang duda di tinggal mati, aku memimpin sebuah perusahaan dan merupakan seorang perintis bukan pewaris. Yah, saat-saat aku merintis perusahaanku mungkin aku terlalu mengabaikan istriku sehingga ia tega mencari kepuasan dan kesenangan dengan laki-laki lain, ia berselingkuh dengan mantan pacarnya dan betapa bodohnya dia, laki-laki itu sudah beristri. Lebih sialnya lagi istri selingkuhannya itu adalah seorang wanita yang mengidap Borderline Personality Disorder (BPD) yah gangguan mental yang membuat dia sulit mengendalikan emosi sehingga kejadian naas itu terjadi.Istriku di tikam istri selingkuhannya hingga tewas di sebuah hotel dalam keadaan tanpa busana di pelukan selingkuhannya, betapa tragisnya itu bukan? Bahkan lebih tragis dan pilu dari kisah sinetron-sinetron televisi bertema azab. Kalau di fikir secara akal sehatku pun jangankan pengidap Borderline Personality Disorder (BPD) aku juga yang normal dan terbiasa mengontrol emosi jika melihat kejadian langsung, mereka dalam kea