Home / Romansa / SECRET MARRIAGE / 2. Perkenalan Menghapus Wasangka

Share

2. Perkenalan Menghapus Wasangka

Author: Pena_Violet
last update Last Updated: 2021-08-14 14:31:24

Langit kelabu terukir di hari kedua bulan September. Seakan-akan menggambarkan suasana hati Narendra yang sedang redum. 

Narendra dan Sadewo sedang dalam perjalanan menuju rumah Anyelir. Namun, tak ada suara di antara mereka. Tiga puluh menit bukan waktu singkat untuk kedua insan itu meskipun dalam suasana hening. Kesunyian, hanya ada di mobil, tidak untuk pemikiran mereka. 

Keduanya hanyut dalam pemikiran masing-masing. Narendra sibuk merutuki keinginan konyol sang ayah. Ia sangat tak rela melepas masa muda yang penuh sukacita.

Narendra, hanya mahasiswa yang malas. Dirinya memang tak pernah bolos. Namun, hadir pun percuma sebab saat dosen sedang memberi materi, pria berhidung bangir itu sibuk berkutat dengan gawai, tentu saja tanpa ketahuan dosen. Kadang, ia mengusili Yudha dan Panji --sahabatnya--. 

Sadewo mwmberi amanah kepada Narendra untuk menjadi CEO di salah satu perusahaan miliknya. Namun, dengan dalih perusahaan itu bukan yang ia inginkan, Narendra pun malas mengurusnya. Lelaki itu meginginkan perusahaan sang ayah yang bergerak di bidang konsultan hukum. Perusahaan itu memang bonafit dan terkenal. Justru itu yang membuat Sadewo tak memberikannya karena ia tahu kemampuan sang putra. Narendra sedang dalam tahap belajar. Jadi, lebih baik dimulai dari perusahaan kecil saja. 

Jadi, dengan jiwa anak muda malas yang sangat melekat di diri Narendra, wajar saja ia keberatan dengan permintaan sang ayah untuk segera menikah. 

Sementara itu, Sadewo juga tenggelam dalam pemikirannya sendiri. Ia cemas apakah rencananya --entah apa itu-- akan berhasil? 

Kedua insan yang duduk bersebelahan di jok bagian belakang pengemudi itu menyadarkan diri dari lamunan masing-masing ketika Parman --sopir pribadi-- menegur keduanya. 

Mereka pun turun dari mobil dan melangkah menuju rumah sederhana berpagar bunga asoka merah dan kuning --tanpa ada pagar yang bergembok--. 

Narendra mengikuti langkah Sadewo melintasi halaman tanpa rumput dan sampah sedikit pun. Begitu sampai di depan pintu kayu cokelat tanpa ukiran, Sadewo gegas mengetuk pintu. 

"As-salamu'alaikum!" ucap Sadewo. 

"Wa'alaikummus-salam!" Suara seorang pria terdengar dari dalam. 

Tak menunggu lama, pintu terbuka dan tampak sesosok pria sebaya Sadewo dengan tubuh sedikit gempal dan berkulit kuning langsat. 

"Wah, tamu spesial sudah datang. Ayo, masuk, Wo, Rendra! " 

Narendra mengikuti langkah sang ayah. Semula, dirinya sempat nanar ketika pria yang diperkirakan ayah Anyelir itu mengetahui namanya. Namun, pria itu baru sadar, tak mungkin ayahnya tak bercerita tentang nama anaknya.

'Kalau ini ayahnya, kemungkinan anaknya 'not bad' lah. Setidaknya meski tak cinta, tak bikin enek ketika melihatnya', gumamnya dalam hati seraya duduk di samping ayah. 

Ayah dan anak itu duduk di kursi rotan minimalis berwarna putih dengan dudukan berbahan busa dibalut kain motif bunga-bunga kecil warna merah muda-putih. 

Seorang perempuan yang dua tahun lebih muda dari Sadewo dan Darmawan, muncul dari arah kanan di depan ruang tamu. "Wah, Ternyata Kak Dewo dan si ganteng sudah datang. Sebentar, saya suruh Anyelir membuatkan kopi, ya!"

"Maaf, saya tidak minum kopi, Bu," celetuk Narendra. "Air putih saja tidak apa-apa, Bu," lanjutnya sopan. 

Inilah salah satu kelebihan Narendra, selain tampan dan anak orang kaya. Di balik sikap bergajul dan jangla, ia tetap sopan jika berhadapan dengan orang tua. 

"Buatkan teh saja. Gulanya Satu setengah sendok makan. Dia suka manis," timpal Sadewo seraya melirik sang putra yang sedang menatapnya. "Calon istrimu harus tahu kesukaanmu. Jadi, kalau sudah berumah tangga tidak bertanya lagi."

Narendra tak menjawab. Dalam hatinya menggerutu, 'Siapa juga yang butuh pelayanannya'. 

"Baiklah, kalau begitu. Saya permisi ke dalam ya," ucap Wanita bernama Wulandari itu seraya membungkuk sedikit, memberi takzim kepada dua pria di kursi. 

Darmawan mengambil posisi di kursi single dekat tempat duduk tamunya. 

"Jadi, ini calon menantuku, ya?" ucap Darmawan seraya menepuk lutut Narendra. 

"Iya, ini putra saya, Dar. Dia agak sedikit susah diatur. Berbeda dengan saya."

Darmawan tergelak. "Ah, tak apa-apa. Tak semua sikap Ayah harus menurun pada anaknya." Netra Darmawan beralih ke Narendra. "Namun, ada baiknya kamu belajar mengikuti karakter ayahmu. Lihatlah! Dia sukses, kan? Itu karena ayahmu anak penurut dan berkepribadian bak malaikat, sedangkan aku tak jauh beda denganmu, Nak. Lihat hasilnya, hanya rumah sederhana ini yang bisa kuberi untuk anak-anak dan istriku."

Narendra mencoba mencerna ucapan Darmawan. Bukan perihal nasihatnya, tetapi lelaki itu menangkap signal bahwa pria di depannya sangat dekat dengan sang ayah. Sepertinya, ia mesti membuang wasangka terhadap sang ayah dan calon istri. Dirinya sempat menganggap bahwa Anyelir adalah kekasih ayahnya. Meski ia sempat menepis pikiran itu dengan alasan ayahnya bisa menikahi gadis itu jika memang dia adalah kekasihnya. Toh, ayahnya seorang duda. Namun, Narendra tak sepenuhnya menepis pikiran tersebut, sampai malam ini ia baru yakin bahwa pikirannya salah. 

"Dalam mendidik anak pun, aku gagal sehingga anakku hamil dengan pria tak jelas dan pengecut." Rahang Darmawan mengeras sebab menahan emosi. 

"Jangan bicara begitu. Semoga dengan berumah tangga mereka bisa menjadi dewasa, apalagi setelah bayi Anyelir lahir. Meski bukan anak biologis Narendra, tetap saja dia harus bertanggung jawab dengan keluarganya karena di akta lahir, tertulis namanya sebagai ayah. Aku berharap Narendra pun bisa lebih rajin bekerja."

Kali ini Narendra menangkap signal bahwa ia akan lebih menderita setelah menikah nanti. Namun, lelaki berkemeja slimfit lengan panjang warna kelam baja itu menunda wasangkanya kala melihat sesosok perempuan yang tampak cantik alami tanpa polesan make up. Kalaupun ada, mungkin, hanya sedikit bedak tabur dan olesan lipstik warna natural. Perempuan itu membawa nampan berisi tiga gelas minuman. Dua gelas berisi kopi hitam dan satu gelas berisi teh manis. 

"Jaga dulu pandanganmu. Nanti kalau sudah menikah, kau bisa memandang Anyelir sepuasnya." Kata-kata Sadewo membuat sang putra menunduk. 

Narendra menggaruk leher bagian belakang yang tak gatal. Dirinya pun merutuki iris yang tiba-tiba betah memandang gadis bernama Anyelir itu. 'Sadar, Ren. Dia, hanya gadis kampung. Tak ada apa-apanya dibanding Felicia', jeritnya dalam hati. 

Anyelir meletakkan gelas-gelas tersebut di meja tamu berbentuk oval berbahan rotan --senada kursi-- yang dilapisi taplak kain model klasik dengan motif bunga mawar bordir. 

"Duduk di sini, Nak." Sang ibu yang baru muncul, mengajak Anyelir duduk bersamanya di kursi model double, tepat berseberangan dengan sang ayah. 

"Baiklah, kami minum dulu, ya, sebelum berbicara. Untuk menghilangkan kecanggungan." Sadewo kembali bersuara. 

"Hoalah! Kok, canggung? Kayak sama siapa aja," seloroh Wulandari. 

Sadewo dan Narendra menyeruput minuman hangat itu setelah meniupnya terlebih dulu. 

"Jadi, begini. Sebelum masuk topik inti, Narendra ini masih bingung dengan hubungan saya sama keluarga ini." Tak ada yang menjawab. 

Baik Wulandari maupun Darmawan menunggu Sadewo melanjutkan ucapannya. Mereka berharap Sadewo segera menjelaskan kepada putranya. 

Sadewo menatap lekat Narendra. "Kamu tahu, kan, Nak, sejak kecil Papa sudah ditinggal kakekmu untuk selamanya. Waktu itu, usia Papa baru tiga tahun. Nenekmu yang kewalahan mengurus tiga anak sendiri, meminta tolong nenek Anyelir untuk mengurus Papa. Nenekmu lepas tangan sepenuhnya, termasuk urusan keuangan. Namun, nenekmu tetap menjenguk Papa sesekali. Saat Papa berusia sepuluh tahun, nenekmu meninggal dunia. Jadi, Papa sudah seperti anak kandung bagi ibu Anyelir."

"Jadi, Pak Darmawan ini, saudara angkat Papa? Kok, aku tak pernah melihat dan mengetahui? Kan, masih satu kota dengan kita."

"Begitulah, Nak. Papamu, kan, pengusaha sukses. Dia punya kesibukan sendiri. Kami pun sungkan mengganggunya. Meskipun demikian, ia masih sering mengunjungiku, juga kedua adik dan kakakku untuk sekadar memberi uang."

"Selain Papa yang sibuk, kamu pun sibuk sendiri dengan duniamu yang unfaedah itu," ketus pria dengan tinggi serarus enam puluh delapan itu. 

Narendra, hanya mengernyih menampilkan gigi rapi nan putihnya. Lalu, ia ingat ucapan papanya. "Tapi, kenapa Papa bilang bahwa Anyelir ini pasien Papa?"

"Jadi, Anyelir ini pingsan di jalan dan di bawa ke rumah sakit. Setelah diperiksa suster, ternyata hamil. Dibawalah ke ruang kebidanan . Kebetulan, Papa yang visit di sana. Ketika melihat datanya, Papa merasa kenal dengan orang tuanya. Sampai di sini paham, Nak?"

Narendra paham meski sang ayah tak menjelaskan dengan detail. Namun, ia tak terlalu bodoh untuk mengerti arah pembicaraan papanya. Ia pun mengangguk mantap. 

"Baiklah, kita to the point saja, ya. Seperti yang kalian ketahui, kedatangan kami kemari untuk melamar Anyelir."

"Sebentar, Kak Dewo." Wulandari bersuara. "Saya ingin bertanya pada Nak Narendra dulu. Apakah serius akan menikahi putri saya? Meski pernikahan kalian, hanya sampai dua tahun, tetapi selama itu kalian sah sebagai suami istri dan bukan waktu singkat, loh, untuk menjalani rumah tangga, apalagi kalian tak saling mencintai. Saya sebagai ibu, tentu saja tak mau kalau Anyelir sampai terluka. Sudah cukup ia dicampakkan oleh ayah biologis dari bayinya. Tolong bahagiakan dia selama dua tahun saja." Wulandari meminta sepenuh hati. 

Narendra menghela napas teratur. "Baiklah, Bu. Saya akan bahagiakan Anyelir di rumah, tetapi di luar rumah, tak ada yang boleh mengetahui status kami."

"Ibu setuju! Toh, Anyelir tak akan kemana-mana. Jadi, untuk syarat itu bukan hal berat. Lagipula, kalau seluruh dunia tahu pernikahan kalian, akan banyak pertimbangan untuk kalian bercerai nanti. Orang akan menilai buruk jika baru dua tahun menikah, sudah bercerai. Terutama, papamu yang akan malu," sahut wanita berdaster lengan panjang motif batik itu. 

"Baiklah, aku rasa perdebatannya sudah cukup. Narendra pun sudah paham dengan hubungan keluarga kita. Jadi, untuk mempersingkat waktu, lamaran ini kami terima. Tak ada alasan untuk menolak karena memang pernikahan ini harus terlaksana," ujar Darmawan

"Syukurlah kalau begitu. Untuk persiapan pernikahan, Wulandari tak perlu mempersiapkan apapun. Saya punya banyak kaki tangan yang bisa membantu mengurus pernikahan mereka. Toh, kita, hanya kumpul keluarga, bukan? Tak ada relasi lain. Jadi, tak perlu banyak persiapan," sahut Sadewo. "Untuk Narendra dan Anyelir, lebih baik persiapkan diri kalian melewati hari setelah pernikahan karena berumah tangga itu memerlukan kedewasaan. Jadikan waktu selama dua tahun untuk membentuk karakter dewasa, keibuan dan kebapakan dalam diri kalian."

Narendra menautkan alis. Ia merasa wasangkanya tadi akan menjadi nyata. 'Semoga bukan pertanda bahwa aku akan menjadi miskin'. 

Sementara itu, Sadewo meneguk sampai habis kopi hitamnya, diikuti oleh Narendra. 

"Baiklah, kalau sudah selesai, kami permisi pulang, ya. Saya harus istirahat. Besok saya harus keliling menemui keluarga untuk mengundang mereka." Sadewo beranjak dari duduknya. 

"Inilah yang aku suka darimu, Wo. Kau selalu menyempatkan diri menemui keluarga meski, hanya sekadar mengundang, padahal kau bisa menghubungi mereka via telepon." Darmawan turut bangkit. 

"Kalau via telepon, tak ada kesan silahturahminya, Wan," kekeh Sadewo. "Ya sudah, kami pamit dulu, ya."

Anyelir memberi takzim pada punggung tangan Sadewo.

"Kamu sehat-sehat, ya, Nak. Jaga kandunganmu."

Gadis berkaus lengan panjang warna hijau toska itu mengangguk sembari menunduk. Ia tampak salah tingkah kala Narendra mengulurkan tangan padanya. Dengan gemetar, ia menyambut uluran tangan itu.

'Sok polos banget, nih, cewek, padahal sampai hamil gitu, berarti, kan, bukan cewek baik-baik, tetapi salam sama aku saja tangannya sampai dingin. Dasar wanita memang sulit dimengerti'. Lagi-lagi Narendra bersenandika. 

Narendra dan Sadewo meninggalkan rumah sederhana tak bertingkat itu. 

Related chapters

  • SECRET MARRIAGE   3. Kontrak Pernikahan

    Baskara merangkak naik menghantar kehangatan pada atmosfer bumi. Seakan-akan merestui akad nikah yang berlangsung hari ini.Sesuai kesepakatan, pernikahan, hanya diketahui keluarga inti.Adik perempuan dan kakak laki-laki Sadewo bersama pasangan masing-masing dan anak-anaknya, kedua kakak laki-laki almarhum Sekar --ibu Narendra-- Adik laki-laki dan kakak perempuan Darmawan, serta kedua adik perempuan Wulandari beserta anak-anak mereka, juga tentu saja Anindya dan suaminya. Tak ada tamu lain selain itu.Dua jam lalu, Narendra dengan lancar mengucapkan ijab kabul. Sekarang, keluarga tampak saling bercengkerama dan berkenalan. Kehangatan dan keakraban tampak jelas terlihat. Namun, lain halnya dengan Narendra yang memilih berkutat pada gawai karena sedang bertengkar dengan Felicia.Sementara itu, Anyelir memilih menikmati kue dan hidangan lain yang tersedia. Ia berusaha menyembunyikan rasa pusing dan mual yang

    Last Updated : 2021-08-14
  • SECRET MARRIAGE   Hari Keempat

    Udara September begitu sejuk setelah beberapa hari hujan melanda bentala bagian barat Indonesia, tak terkecuali Jakarta Pusat. Namun, tak sesejuk hati Anyelir dan Narendra yang menjalani hari kedua di rumah baru. Rumah sederhana tak bertingkat itu menjadi saksi pertama ketidakharmonisan hubungan penghuninya.Anyelir tetap membuat sarapan untuk kekasih halalnya meski ia sudah tahu tak akan disentuh lelaki itu. Akan tetapi, dirinya tetap berusaha menjadi istri yang baik meskipun tak mendapat respons baik suami.“Aku, kan, sudah bilang, tak usah buatkan sarapan lagi. Percuma, aku tak mau makan. Tak usah melakukan hal yang sia-sia dan membuat makanan mubazir.”“Tak ada yang sia-sia dan taka da yang mubazir. Aku bisa antar ke rumah Papa atau ke rumah orang tuaku. Anggap saja Tuhan menyuruhku beramal.”“

    Last Updated : 2021-08-15
  • SECRET MARRIAGE   5. Sedikit Cemburu

    Narendra melepas pagutan bibirnya dengan kesal kala terdengar ketukan pintu. Felicia lekas mengancing bagian atas kemejanya yang terbuka, lalu beranjak dari pangkuan Narendra seraya merapikan rok span pendek warna kelabu. Felicia gegas meraih Map di meja tamu, lalu melangkah menuju pintu.Tampak sosok cantik dengan setelan kemeja berbalut blazer putih dan celana panjang ketat berdiri di ambang pintu. Perempuan yang berprofesi sebagai sekretaris Narendra itu memegang beberapa Map dan sebuah tas bekal di tangan.Felicia melangkah ke pinggir agar peremuan bernama Adelia itu bisa melewatinya terlebih dulu. Setelah Adelia sudah tak di ambang pintu, Felicia melangkah keluar tanpa pamit, lalu menutup pintu."Maaf, Pak, kalau saya menggangu," ucap Adelia hati-hati.Semua karyawan tahu tentang hubungan Felicia dan Narendra. Felicia juga bekerja di perusahaan sama dengan Narendra. Ia yang,hanya lulusan SMA bisa bekerja di perusahaan milik pengusah

    Last Updated : 2021-08-18
  • SECRET MARRIAGE   6. Cemburu yang Terselubung

    Narendra menekan pedal rem kala mobil mewahnya tiba di halaman rumah. Dilihatnya dari celah lubang angin, tampak tak ada cahaya dari rumah sederhana itu. Pasti sudah tidur, pikirnya. Ia melirik Alexander Christie di pergelangan kiri. Pukul 01.05. Narendra gegas turun dari mobil lalu melangkah menuju pintu, lalu membukanya dengan kunci duplikat. Sengaja dirinya membuat kunci duplikat sebab ia tahu akan sering pulang malam. Begitu pintu terbuka, ruang tamu memang gelap, tetapi ada cahaya dari arah dapur.'Apa iya, Anyelir memasak tengah malam begini? Ah, mungkin ia haus, lalu minum ke dapur', gumamnya.Namun, dirinya terkesiap melihat istrinya tertidur di meja makan. Raga bagian bawahnya duduk di kursi, kepalanya bersandar pada meja makan dengan beralaskan lengan. Diperhatikan wajah polos natural yang sering ia kagumi tanpa sengaja.'Wajar, sih, Panji menyukainya'. Namun, buru-buru ditepis pikirannya.Dirinya hendak melangkah ke kama

    Last Updated : 2021-08-20
  • SECRET MARRIAGE   7. Hati yang Lelah

    Buana terus berputar pada poros, membawa perubahan waktu dari menit ke menit. Tak terasa sepuluh hari telah dilewati Anyelir dan Narendra di rumah baru dengan status yang baru pula. Meski sama sekali tak ada kebahagiaan di rumah itu, tetapi Anyelir tetap menjalankan kesehariannya dengan tegar. Perempuan itu berniat ke rumah sakit untuk memeriksa kandungannya. Sadewo pernah memberinya uang untuk mengontrol kehamilan. Meski pria itu merupakan dokter kandungan langganan Anyelir, tetapi terkadang dirinya tak bertugas. Jadi, untuk persiapan apabila dirinya sedang tak praktik, menantunya itu tetap bisa mengontrol kandungan.Bagsakara yang memancarkan kehangatan, menambah kekesalan di hati Anyelir. Sejak sebelum sarapan, ia sudah menanti sang suami bangun sebab dirinya hendak meminta tolong pada lelakiitu untuk mengantarnya ke rumah sakit. Akan tetapi, Narendra malah pergi begitu saja tanpa pamit, bahkan tak melirik istrinya sama sekal

    Last Updated : 2021-08-21
  • SECRET MARRIAGE   8. Wanita Berhak Bahagia

    WANITA BERHAK BAHAGIASemburat mentari muncul di sela mega yang masih berwarna kelabu, sisa hujan semalam. Namun, tetap memberi cahaya terang di sebagian bentala. Kehangatan baskara memberi semangat tersendiri bagi Anyelir.Luka dan nyeri di hatinya tentu masih sangat terasa. Namun, sejak bangun subuh tadi, dirinya bertekad untuk tetap tegar dan kuat dan mengikuti keinginan sang suami untuk tak mencampuri urusannya. Ia pun berusaha bahagia dengan caranya sendiri. Biarpun demikian, ia tetap melakukan tugas sebagai istri. Anyelir tak peduli dengan perjanjian pernikahan bagian itu sebab jika tak melakukan apapun, membuat dirinya jenuh.Seperti saat ini, ia baru selesai menyiapkan air hangat untuk suaminya mandi. Setelah itu, dirinya mengeluarkan pakaian kerja Narendra yang sudah disetrika subuh tadi. Biasanya, Anyelir menggosok baju kerja sang suami saat malam, tetapi semalam suasana hati perempuan itu sedang tak baik-baik saja sehingga memilih tidur lebih cepat.

    Last Updated : 2021-08-22
  • SECRET MARRIAGE   9. Meringankan beban pikiran

    Hari terus berganti. Tak terasa hampir satu bulan Anyelir menjalani kehidupan bersama suami di tempat tinggal barunya. Ia merasa waktu berjalan sangat lambat. Memang benar, apabila kehidupan yang dijalani tak sesuai harapan, maka waktu akan terasa lama bergulir.Narendra semakin sering membawa Felicia ke rumah dan Anyelir sudah terbiasa dengan itu. Sakit? Pasti. Namun, ada banyak cara untuk mengalihkan rasa sakit. Kalau sudah lelah mengerjakan pekerjaan rumah, dirinya berkirim pesan dengan Panji atau Gilang. Kadang, ia tak menolak kala kedua lelaki itu mengajaknya jalan-jalan.Setiap insan butuh hiburan meski, hanya sekadar menemani seseorang belanja ke minimarket. Kalau suami sendiri tak peduli akan kebutuhan hati istrinya, maka tak ada salahnya menerima tawaran bantuan dari orang lain.Hari ini, Anyelir sedang tak ingin keluar rumah. Dirinya memilih berkutat dengan tanaman. Ia menyiram berbagai tanaman di halaman belakang rumah yang m

    Last Updated : 2021-08-22
  • SECRET MARRIAGE   10.setitik asa

    Anyelir pun segera menemui Dokter Devan dan berkosultasi. Tentu saja setelah mengantri."Kandunganmu sangat lemah, Anyelir. Aku kasih resep obat penguat janin, tetapi kau harus istirahat total. Sedikit pun kau bekerja atau berpikir serius, kau akan kehilangan calon bayimu," jelas Dokter Devan.Anyelir mencangah mendengar penjelasan tersebut. "Kau sungguh membuatku takut, Dokter.""Takut kehilangan anakmu?""Tentu saja.""Kalau begitu, turuti saranku, Nona cantik."Entah kenapa, Anyelir tak suka mendengar panggilan itu. Ia merasa sang dokter, hanya sekadar merayu saja."Baiklah, terimakasih, Dokter. Kalau begitu, aku pulang dulu, ya." Anyelir terpaksa mengurai senyum. "Oh, iya! Sekadar memberitahu. Adikmu adalah sahabatku sejak kecil.""What? Really?""Jangan sering berbahas

    Last Updated : 2021-08-26

Latest chapter

  • SECRET MARRIAGE   14. Cemburu|| Part-2

    "Kalian berdua sengaja mengikuti aku?"Spontan Anyelir dan Panji bersirobok. Posisi Anyelir yang sedikit merenggangkan jarak dengan lelaki di sampingnya, membuat Narendra melihat pegangan tangan keduanya.Belum sempat Panji dan Anyelir menjawab, Narendra terlebih dulu bersuara. "Jangan manja, Nye! sudah dewasa masih minta dituntun segala. Kan, tak menyeberang jalan. Kenapa harus digandeng segala? Tak akan hilang juga, kan?" racau Narendra.Panji baru hendak menjawab, tetapi kalah cepat dengan sang Felicia. "Kau ini kenapa? Kenapa diriku terlihat tak suka melihat mereka gandengan? Tak mungkin, kan, kau cemburu ketika ada lelaki yang mendekati saudaramu?" Felicia sengaja menekan kata-kata cemburu dan saudara untuk memberi kode kepada sang kekasih agar menyadari bahwa dirinya membuat kesal."Aku pun heran. sejak pagi tadi kekasihmu ini aneh, Fel. Sepertinya, dia tak suka aku mendekati saudaranya ini, padahal dia tahu bahwa aku tak mungkin menyakiti Any

  • SECRET MARRIAGE   13. Cemburu part-1

    Suasana Arunika yang kelabu, menciptakan dingin membelai lapisan epidermi. Namun, tak menyurutkan semangat Narendra untuk mandi sebab dirinya akan mengisi Hari Minggu ini dengan jalan-jalan bersama Felicia.Usai mandi, dirinya mendengar suara lelaki sedang bercengkerama dengan istrinya dan ia sangat mengenali suara tersebut. Lelaki itu pun gegas mengenakan kemeja lengan pendek warna biru dan celana chino panjang warna hitam. Tak lupa dirinya menyemprotkan parfum ke sebagian tubuh, lalu mengoleskan gel di rambut.Setelah itu, Narendra lekas menuju sumber suara. Dirinya sedikit terkesiap kala mendapati Panji asyik bercanda dengan istrinya."Panji!" sapanya. "Pagi sekali kau ke sini.""Iya, mau sarapan bareng wanita cantik," ucapnya sembari melirik Anyelir yang tampak tersipu. "Kau mau ke mana? Tak mau sarapan dengan kami?""Dia mana pernah mau makan masakank

  • SECRET MARRIAGE   12. Tentang sandiwara

    September telah berakhir sejak tiga hari yang lalu. Di hari ketiga Oktober, langit Jakarta tetap redum seperti hari sebelumnya. Mentari, hanya muncul sekali dalam satu minggu. Hal yang senada dengan hari-hari yang dilalui Anyelir. Kelabu sebab tanpa kasih sayang dan perhatian seorang suami. Dirinya punya kekasih halal, tetapi seperti janda.Sejak subuh tadi, Sadewo menghubungi Narendra. Beliau mewajibkan ia, Anyelir, dan Anindya untuk berkunjung ke rumahnya.Anyelir menebak, mertuanya akan membicarakan perihal keributan di minimarket milik Frans kemarin. Namun, ia tak menceritakan hal tersebut kepada Narendra. Toh, tak ada gunanya, hanya akan memperpanjang masalah dan membuatnya semakin pusing.Ia dan Narendra sedang berada dalam perjalanan menuju rumah Sadewo. Mereka gegas masuk ke dalam, ketika mobil sudah terparkir manis di halaman rumah dokter sekaligus pengusaha itu.Pint

  • SECRET MARRIAGE   11. Pertengkaran

    BAB 11Sementara itu, ketika sudah di mobil, Anyelir memilih diam daripada banyak bicara. Setiap ucapan atau pertanyaan dari Dokter Devan, hanya dijawab sekadarnya."Kita mampir ke minimarket sebentar, ya. Ada yang mau kubeli," ucap sang dokter."Baiklah! Aku juga ingin membeli camilan dan susu hamil."Devan tak menjawab. Pria itu fokus pada jalan di depan saja. Sepuluh menit kemudian, sebuah minimarket terkenal se-Indonesia, terpampang di netra Anyelir. Kedua insan itu gegas turun, kemudian melangkah masuk. Anyelir berjalan ke rak makanan, sedangkan Devan menuju rak sabun, sampo, dan peralatan rumah lainnya.Ketika sedang asyik memasukkan beberapa pilihan makanan ke keranjang pastik warna merah, suara seorang perempuan membuatnya menoleh. "Wah, ada cewek kampung masuk minimarket, nih."Perempuan di sampingnya menoleh ke Anyelir. "isi keranjangnya camilan semua. Sebelum menikah dengan orang kaya, tak pernah makan camilan sebanyak

  • SECRET MARRIAGE   10.setitik asa

    Anyelir pun segera menemui Dokter Devan dan berkosultasi. Tentu saja setelah mengantri."Kandunganmu sangat lemah, Anyelir. Aku kasih resep obat penguat janin, tetapi kau harus istirahat total. Sedikit pun kau bekerja atau berpikir serius, kau akan kehilangan calon bayimu," jelas Dokter Devan.Anyelir mencangah mendengar penjelasan tersebut. "Kau sungguh membuatku takut, Dokter.""Takut kehilangan anakmu?""Tentu saja.""Kalau begitu, turuti saranku, Nona cantik."Entah kenapa, Anyelir tak suka mendengar panggilan itu. Ia merasa sang dokter, hanya sekadar merayu saja."Baiklah, terimakasih, Dokter. Kalau begitu, aku pulang dulu, ya." Anyelir terpaksa mengurai senyum. "Oh, iya! Sekadar memberitahu. Adikmu adalah sahabatku sejak kecil.""What? Really?""Jangan sering berbahas

  • SECRET MARRIAGE   9. Meringankan beban pikiran

    Hari terus berganti. Tak terasa hampir satu bulan Anyelir menjalani kehidupan bersama suami di tempat tinggal barunya. Ia merasa waktu berjalan sangat lambat. Memang benar, apabila kehidupan yang dijalani tak sesuai harapan, maka waktu akan terasa lama bergulir.Narendra semakin sering membawa Felicia ke rumah dan Anyelir sudah terbiasa dengan itu. Sakit? Pasti. Namun, ada banyak cara untuk mengalihkan rasa sakit. Kalau sudah lelah mengerjakan pekerjaan rumah, dirinya berkirim pesan dengan Panji atau Gilang. Kadang, ia tak menolak kala kedua lelaki itu mengajaknya jalan-jalan.Setiap insan butuh hiburan meski, hanya sekadar menemani seseorang belanja ke minimarket. Kalau suami sendiri tak peduli akan kebutuhan hati istrinya, maka tak ada salahnya menerima tawaran bantuan dari orang lain.Hari ini, Anyelir sedang tak ingin keluar rumah. Dirinya memilih berkutat dengan tanaman. Ia menyiram berbagai tanaman di halaman belakang rumah yang m

  • SECRET MARRIAGE   8. Wanita Berhak Bahagia

    WANITA BERHAK BAHAGIASemburat mentari muncul di sela mega yang masih berwarna kelabu, sisa hujan semalam. Namun, tetap memberi cahaya terang di sebagian bentala. Kehangatan baskara memberi semangat tersendiri bagi Anyelir.Luka dan nyeri di hatinya tentu masih sangat terasa. Namun, sejak bangun subuh tadi, dirinya bertekad untuk tetap tegar dan kuat dan mengikuti keinginan sang suami untuk tak mencampuri urusannya. Ia pun berusaha bahagia dengan caranya sendiri. Biarpun demikian, ia tetap melakukan tugas sebagai istri. Anyelir tak peduli dengan perjanjian pernikahan bagian itu sebab jika tak melakukan apapun, membuat dirinya jenuh.Seperti saat ini, ia baru selesai menyiapkan air hangat untuk suaminya mandi. Setelah itu, dirinya mengeluarkan pakaian kerja Narendra yang sudah disetrika subuh tadi. Biasanya, Anyelir menggosok baju kerja sang suami saat malam, tetapi semalam suasana hati perempuan itu sedang tak baik-baik saja sehingga memilih tidur lebih cepat.

  • SECRET MARRIAGE   7. Hati yang Lelah

    Buana terus berputar pada poros, membawa perubahan waktu dari menit ke menit. Tak terasa sepuluh hari telah dilewati Anyelir dan Narendra di rumah baru dengan status yang baru pula. Meski sama sekali tak ada kebahagiaan di rumah itu, tetapi Anyelir tetap menjalankan kesehariannya dengan tegar. Perempuan itu berniat ke rumah sakit untuk memeriksa kandungannya. Sadewo pernah memberinya uang untuk mengontrol kehamilan. Meski pria itu merupakan dokter kandungan langganan Anyelir, tetapi terkadang dirinya tak bertugas. Jadi, untuk persiapan apabila dirinya sedang tak praktik, menantunya itu tetap bisa mengontrol kandungan.Bagsakara yang memancarkan kehangatan, menambah kekesalan di hati Anyelir. Sejak sebelum sarapan, ia sudah menanti sang suami bangun sebab dirinya hendak meminta tolong pada lelakiitu untuk mengantarnya ke rumah sakit. Akan tetapi, Narendra malah pergi begitu saja tanpa pamit, bahkan tak melirik istrinya sama sekal

  • SECRET MARRIAGE   6. Cemburu yang Terselubung

    Narendra menekan pedal rem kala mobil mewahnya tiba di halaman rumah. Dilihatnya dari celah lubang angin, tampak tak ada cahaya dari rumah sederhana itu. Pasti sudah tidur, pikirnya. Ia melirik Alexander Christie di pergelangan kiri. Pukul 01.05. Narendra gegas turun dari mobil lalu melangkah menuju pintu, lalu membukanya dengan kunci duplikat. Sengaja dirinya membuat kunci duplikat sebab ia tahu akan sering pulang malam. Begitu pintu terbuka, ruang tamu memang gelap, tetapi ada cahaya dari arah dapur.'Apa iya, Anyelir memasak tengah malam begini? Ah, mungkin ia haus, lalu minum ke dapur', gumamnya.Namun, dirinya terkesiap melihat istrinya tertidur di meja makan. Raga bagian bawahnya duduk di kursi, kepalanya bersandar pada meja makan dengan beralaskan lengan. Diperhatikan wajah polos natural yang sering ia kagumi tanpa sengaja.'Wajar, sih, Panji menyukainya'. Namun, buru-buru ditepis pikirannya.Dirinya hendak melangkah ke kama

DMCA.com Protection Status