共有

SANG PUTRI PEWARIS
SANG PUTRI PEWARIS
作者: Lerina

Bab 1

作者: Lerina
last update 最終更新日: 2024-12-26 14:48:08

"Nona, Tuan Colin memanggil anda untuk segera menemuinya di ruang kerjanya," Silfester sang kepala pelayan dengan sopan memberitahukan pada Maureen.

Maureen yang sedang mengelap pedangnya menghentikan aktivitasnya. Dahinya mengeryit, ini sudah hampir tengah malam, ada apa pamannya ingin menemuinya.

Dengan segera dia meletakkan pedang dan membereskan beberapa alat tempurnya.

Tanpa memandang Silfester, Maureen berkata, "Sampaikan pada paman, aku akan segera ke sana."

"Baik," Silfester segera undur diri.

Maureen membereskan peralatannya yang sedikit berantakan. Kemudian dia segera menuju ke ruang kerja pamannya.

"Tok... Tok... Tok...."

"Paman ini aku."

"Masuk!" terdengar perintah dari dalam.

Maureen masuk, dia melihat pamannya duduk di kursi sambil memegang sebuah surat.

"Duduklah, ada yang ingin aku katakan padamu!"

Maureen berjalan masuk dan duduk di hadapan pamannya.

Dia memindai wajah pamannya, terlihat jelas raut wajah khawatir dan kebingungan di wajahnya.

"Bacalah surat ini!"

"Ini surat dari ayahmu."

Colin menyerahkan surat yang tadi di pegangnya kepada keponakannya.

Pupil mata Maureen bergetar saat tau surat itu dari siapa.

Maureen menerimanya, dengan teliti dia membaca dengan seksama, berusaha memahami maksud isi surat.

Tangannya mengepal, matanya memancarkan kemarahan yang tertahan.

Dia berusaha menahan gejolak kemarahan yang ada dalam hatinya.

Setelah membaca surat tersebut, dia memahami arti surat itu.

Melihat perubahan raut Maureen, Colin tau jika keponakannya sedang menahan amarah yang hampir meledak.

"Tahan dulu amarahmu, kau tau maksud ayahmu mengirim surat itu kan?"

"Ya, disini tertulis dengan jelas paman."

"Dia memintaku menggantikan Mattew, sampai Mattew membaik."

 "Ya, kau diperintahkan oleh Kaisar Kerajaan Starian yang juga adalah ayahmu untuk menggantikan posisi adikmu untuk sementara."

"Kau tidak dapat menyangkal dan menolak, karena dalam dirimu masih ada darah keluarga kerajaan."

Colin mencoba memberi pengertian.

Dia hanya tidak mau Maureen berfikir buruk tentang orang tuanya.

"Jadi intinya aku harus secepatnya pergi ke Ibukota Herda kan?"

"Aku akan bersiap paman, agar besok aku bisa segera pergi ke sana."

Maureen berusaha bersikap tenang mesti kemarahan tertahan di hatinya. Dia tidak mau kemarahan menguasainya.

"Maafkan paman yang tidak bisa membantu banyak Maureen, paman hanya ingin yang terbaik untukmu," rasa bersalah Colin muncul.

Pasalnya dulu Maureen dititipkan padanya saat masih bayi. Ibu Maureen adalah adiknya, dan dia tidak bisa menolak. Terlebih lagi hanya itu jalan satu - satunya untuk menyelamatkan Maureen.

"Aku tau paman melakukan yang terbaik untukku."

"Jangan terlalu merasa bersalah paman, takdirku aku yang memutuskan."

Kemudian Maureen bangkit dan bersiap untuk meninggalkan ruang kerja.

Sampai didepan pintu, dia berhenti.

"Paman, kapan surat itu sampai?"

"Surat ini baru saja tiba. Roland yang mengantarkannya. Sekarang dia sedang istirahat di paviliun samping."

Tubuh Maureen menenggang.

"Roland?" dia bergumam. 

Setelahnya dia bisa menguasai dirinya kembali. 

"Aku permisi dulu paman."

Maureen berbalik dan segera menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar, dia segera menyiapkan keperluannya untuk segera berangkat ke kota Herda.

Kota Herda adalah ibukota kerajaan Starian.

Maureen sebenarnya adalah keturunan dari kerajaan Starian.

Hanya karena peraturan konyol leluhur, dia sampai harus disembunyikan dari seluruh dunia.

Maureen tidak pernah marah pada orangtuanya, karena dia tau orangtuanya pun terpaksa melakukannya.

#flashback on

18 tahun yang lalu sang Ratu kerajaan Starian melahirkan bayi kembar.

Dikarenakan bayi kembar di percaya membawa bencana maka Kaisar dan Ratu menyembunyikan salah satu anaknya.

Ya, anak itu adalah Maureen, yang seharusnya menjadi pewaris tahta karna terlahir lebih dulu.

Akan tetapi, tidak ada dalam silsilah Kerajaan di pimpin oleh seorang Ratu, hingga akhirnya Maureen lah yang di sembunyikan dan di titipkan kepada kakak kandung Ratu, Tuan Colin Taro di perbatasan timur.

Dan sang adiklah yang berjenis kelamin laki - laki yang di tinggal di istana.

Demi menjaga dan melindungi anak perempuannya, Kaisar memerintahkan pengawal khusus untuk menjaganya sampai di perbatasan timur, di rumah keluarga Taro.

Mesti tidak rela tapi mereka harus mengikhlaskan anak perempuannya hidup jauh demi kehidupan yang lebih baik untuk anak perempuannya.

# flashback off

......

Hari masih gelap.

Terlihat dua orang menunggangi kuda dengan kecepatan tinggi melewati pesisir pantai timur.

Dengan tidak sabar, salah satunya mencambuk kudanya dengan sangat keras. Berharap kudanya dapat berlari lebih cepat.

"Maureen...! Jangan terlalu keras mencambuk kudamu..! Dia bisa mati kalau kau cambuk seperti itu..."

Roland yang berada di belakang Maureen meneriakinya.

"Kalau kau tidak bisa cepat, aku akan meninggalkanmu..!!!"

Tanpa perasaan Maureen berkata dengan kejam.

Roland mengeryit, dia bahkan belum beristirahat cukup lama setelah datang, dan sekarang dia harus kembali ke kota Herda dengan terburu - buru.

Maureen benar - benar tidak punya hati, dia benar - benar meninggalkan Roland.

Akhirnya mau tidak mau Roland berusaha mengejarnya.

Jarak antara perbatasan timur dan kota Herda adalah empat hari perjalanan.

Jika Roland saat membawa pesan datang semalam, itu berarti sudah hampir lima hari adiknya dalam keadaan koma karena racun.

Maureen sangat mengkhawatirkan adiknya, Mattew.

Meskipun dibesarkan secara terpisah, baik Maureen ataupun Mattew akan selalu memiliki cara untuk saling bertemu.

Terkadang Maureen yang datang ke kota Herda ataupun Mattew yang datang menemui Maureen.

Dia tidak bisa membuang waktu sedetikpun.

Masa depan kerajaan Starian dipertaruhkan.

Jika sampai keadaan koma Putra Mahkota di ketahui oleh banyak orang, maka akan sangat berbahaya.

Akan terjadi kekacauan bahkan pemberontakan.

Bahkan bisa jadi akan terjadi perebutan kekuasaan oleh Pangeran Andrew, saudara tiri Maureen.

Memikirkan itu semua membuat tatapan Maureen semakin suram.

Dia sudah menerima nasibnya hidup di luar keluarga Kerajaan, dia sudah senang melihat Mattew dalam keadaan baik.

Tapi sekarang, ada yang berani bermain - main dengan nyawa adiknya, itulah yang tidak bisa diterima oleh Maureen.

Dia harus melindungi tahta adiknya sampai adiknya sehat kembali.

"Hiyaa.... Hiya.....!!! "

Dengan keras Maureen terus mencambuk kudanya.

Saat pagi mereka sudah sampai di desa Malka. Desa Malka berada di sebelah barat perbatasan timur.

Maureen dan Roland menaruh kudanya di tiang penyangga di samping rumah makan.

Tak lupa mereka memberi makan kudanya. Kuda juga butuh makan bukan. 

Mereka akan mengisi perut dulu sebelum kembali melanjutkan perjalanan ke kota Herda.

Maureen memesan sedikit makanan karena tidak memiliki nafsu makan, pikirannya melayang membayangkan bagaimana kondisi adiknya.

Sedangkan Roland, dia memesan banyak makanan, di samping dia sangat lapar karena semalam juga belum makan, dia juga butuh tenaga untuk mengikuti kecepatan Maureen.

Maureen memang memiliki stamina yang sangat kuat. Sejak kecil dia dilatih langsung oleh pamannya dan juga kakak sepupunya Justine.

Tak heran dia memiliki fisik dan seni bela diri yang kuat dan bagus.

Dulu saat Roland berkunjung bersama Mattew ke perbatasan timur, dia melihat Maureen yang sudah bisa mengalahkan anak laki - laki yang bahkan usianya berada di atasnya.

Roland benar - benar mengagumi bakat Maureen.

Hanya saja, Maureen memiliki sifat yang cuek dan terlihat dingin.

Pertama kali Roland berkenalan dengannya bahkan Maureen tidak mau balik menyapa.

Dia bahkan mengabaikan dan meninggalkan Roland yang mengajaknya berjabat tangan.

Saat itu Mattew mamberi tahu bahka kakaknya punya sifat yang dingin, tetapi hatinya lembut.

Tapi sejauh ini hanya sifat kejam dan dingin yang selalu Maureen tunjukkan di hadapannya.

Roland bahkan ragu apakah Maureen benar - benar seorang wanita, melihat penampilannya yang sepanjang waktu memakai baju laki - laki. 

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

関連チャプター

  • SANG PUTRI PEWARIS   Bab 2

    Hampir Fajar. Setelah perjalanan selama empat hari. Maureen dan Roland tiba di pintu gerbang kota Herda. Pintu gerbang besar dan menjulang tinggi dengan megah berdiri kokoh seakan dibangun untuk melindungi kota Herda dari serangan - serangan luar. Roland berjalan lebih dulu dan menunjukkan plakat miliknya kepada petugas pemeriksaan. Setelah petugas melihat plakat milik Roland, mereka langsung hormat, dan mempersilahkan Roland masuk. "Dia bersamaku."Tunjuk Roland pada Maureen.Para petugas memberikan jalan pada Roland dan juga Maureen. Jarak antara pintu gerbang kota dan Istana tidaklah jauh. Roland menyejajarkan posisinya kudanya disamping Maureen. "Kita akan masuk melalui gerbang samping, akan terlalu mencolok jika kita masuk melalui gerbang depan!"Roland memberi instruksi. Maureen hanya mengangguk, tidak ada emosi di wajahnya. Dia hanya fokus ke depan. Gerbang Istana bagian samping. Saat hari masih gelap .Para penjaga Istana melihat dua orang menunggangi kuda menuj

    最終更新日 : 2024-12-26
  • SANG PUTRI PEWARIS   Bab 3

    "Siapa tadi kau bilang?" Kaisar bertanya pada kasim Yassa. "Tadi pagi, pelayan Ratu memberi tahu, jika Kaisar sudah bangun, Ratu menunggu anda di Kediaman Putra Mahkota." Kasim Yassa yang membantu Kaisar berpakaian memberitahukan bahwa tadi Ratu menyampaikan pesan melalui pelayannya. "Lebih cepat sedikit, setelahnya kita sarapan di Kediaman Putra Mahkota!!" Kaisar memberi perintah.Langkah Kaisar semakin bergegas, sedikit kekhawatiran muncul diraut wajahnya. Apakah Ratu mencarinya karena kondisi Mattew? Semakin memikirkannya, samakin dia merasa gelisah. "Ayo lebih cepat!!"Kaisar langsung masuk aula dalam begitu sampai di kediaman Putra Mahkota. Di luar pintu dia melihat Roland sedang berjaga. Tampang Roland benar - benar mengenaskan, dengan kantung mata yang hitam dan wajah tampak kuyu. "Roland..." "Tampangmu buruk sekali." Roland melihat Kaisar datang dan menyapanya, dia pun memberikan hormat. "Hamba memberi hormat pada Kaisar," ucapnya sambil menundukkan kepala.

    最終更新日 : 2024-12-26
  • SANG PUTRI PEWARIS   Bab 4

    Hari sudah semakin terang. Kaisar harus meninggalkan mereka untuk rapat dengan para menteri. Sebelum pergi, tadi dia meminta Maureen untuk membersihkan diri dan mengenakan pakaian Mattew. Kaisar ingin Ratu mengajak Maureen berkeliling, selain untuk memperkenalkan Maureen pada tempat - tempat di Istana, itu juga bertujuan untuk mberi tahu semua orang bahwa Putra Mahkota sudah sehat. Sehingga dia bisa mencegah para menteri yang meminta Mattew turun tahta. Seseorang pelayan wanita masuk ke kamar Putra Mahkota. "Dia adalah Mulan, dia akan melayanimu saat kau ada dalam kamarmu.""Sedangkan kasim Haris, hanya melayanimu sebagai formalitas dimata orang luar, "Ratu Calista menjelaskan. "Untuk sementara kamu akan menempati kamar sebelah." "Setelah Mattew dibawa keluar Istana, kau bisa menempati kamarnya." "Kamu tenang saja, aku dan ayahmu sudah mengganti semua pelayan dan pengawal di Kediaman ini dengan orang - orang kepercayaan kami."Maureen yang awalnya khawatir dengan identita

    最終更新日 : 2024-12-26
  • SANG PUTRI PEWARIS   Bab 5

    Kediaman Ibu Suri."Yang Mulia Ibu Suri, Yang Mulia Ratu dan Putra Mahkota meminta ijin untuk menemui anda," ucap pelayan. Ibu Suri yang hendak meminum teh menghentikan aktivitasnya. Dia menatap dayang pengasuhnya, bibi Nanik dengan bingung. "Bukankah kondisi Putra Mahkota sedang koma? Kenapa dia bisa berada di sini? Dia sudah sembuh?""Maaf, hamba juga tidak tau Yang Mulia," bibi Nanik dengan bingung menjawab pertanyaan Ibu Suri. "Suruh mereka masuk!!!" Ibu Suri memberi perintah. Setelah mendapat ijin dari Ibu Suri, Ratu Calista masuk lebih dulu diikuti oleh Maureen. "Hamba memberi hormat pada Ibu." Dengan lembut Ratu memberi hormat pada Ibu Suri. "Hamba memberi hormat pada nenek," Maureen yang berada di sebelah Ratu juga melakukan penghormatan. "Bangunlah kalian!!""Pelayan, siapkan teh untuk Ratu dan Putra Mahkota!!" Ibu Suri memberi perintah. Ratu segera menolak. "Maaf Ibu, kami hanya mampir sebentar." "Kami mampir hanya ingin menyapa anda, dan memberitahu kalau kea

    最終更新日 : 2024-12-28
  • SANG PUTRI PEWARIS   Bab 6

    "Dia sudah bangun?"Tangan Pengeran Andrew yang hendak makan tiba - tiba terhenti karena menerima kabar ini. "Keberuntungan benar - benar berada di dekatnya." Jika di pikir - pikir nasib Putra Mahkota benar - benar beruntung. Dia yang terkena racun mematikan dan masuk dalam kondisi vegetatif bisa bangun bahkan belum ada sebulan. Bukankah sesuatu yang sangat ajaib. Pangeran Andrew yang mendengar laporan bawahannya hanya bisa tersenyum sinis. Rasa iri yang terlihat jelas muncul diwajahnya. Seandainya....... Ah..Semakin dia memikirkannya, semakin dia membenci dirinya sendiri.Pangeran Andrew adalah anak Kaisar dari selir Jeslin. Selir yang seharusnya menjadi Ratu. Tetapi karena Kaisar lebih memilih Calista menjadi Ratunya, menyebabkan Jeslin harus menerima dia hanya menjadi seorang selir. "Roy... !!!" "Kita ke arena pacuan kuda.""Baik, pangeran..." Roy yang mendapatkan perintah langsung menyiapkan pakaian berkuda Pangeran Andrew. Pangeran Andrew dan Roy kasimnya, men

    最終更新日 : 2025-01-01
  • SANG PUTRI PEWARIS   Bab 7

    Angin bertiup dengan pelan, membawa beterbangan daun - daun berwarna kuning yang sudah jatuh dari ranting - ranting pohon.Sebuah hutan yang cukup jauh dari kerajaan.Hutan yang jarang terkena sinar matahari, membuat tanahnya lembab dan basah.Banyak hewan -hewan berbisa hidup di dalam hutan tersebut.Terdapat sebuat tempat di sisi hutan tersebut.Terlihat seperti lubang goa yang sempit, padahal jika di masuki goa itu menyimpan ruangan yang cukup besar di dalamnya.Dalam sebuah ruangan rahasia, sebuah goa yang cukup besar di dalamnya terdapat seorang wanita tua sedang menyiapkan sebuah ramuan di dalam kuali yang ada di atas tungku .Mulutnya tak henti - henti tertawa karena merasa rencananya sudah berhasil.Sambil terus mengaduk - aduk kuali tersebut dia menambahkan bahan - bahan ke dalamnya.Suhu kuali yang sangat panas, tidak menghilangkan bau busuk dan lembab yang ada di dalam goa. Terlebih lagi, bangkai tikus dan burung yang berserakan menambah bau tidak sedap dalam goa itu.kSeak

    最終更新日 : 2025-01-02
  • SANG PUTRI PEWARIS   Bab 8

    Dua hari berlalu, Maureen sudah bisa menghafal letak, nama dan kegunaan bangunan - bangunan yang ada di Istana. Dia juga sudah mengawasi Rumah Lebah Es yang berada di taman tengah. Nanti malam adalah saat dimana Mattew akan dikirim keluar untuk menjalani pengobatan khusus. Kaisar bahkan sudah menyiapkan pengawal khusus yang akan melindungi Mattew. Tiba - tiba pengawal meminta ijin untuk melapor pada Maureen yang sedang belajar di aula dalam kediaman Putra Mahkota. "Kau bilang tadi siapa?" Maureen yang sedang membaca buku, mau tidak mau meletakkan bukunya. "Ada seseorang di gerbang depan yang mengaku sebagai teman anda Yang Mulia." "Dia berkata dari keluarga Shilan."Maureen sedikit memijit pelipisnya. Ternyata rasa kedutan yang dia rasakan dua hari ini berasal dari kedatangan Bryan. Bagaimana orang itu bisa sampai berada disini? "Suruh dia masuk, dan langsung bawa ke kediamanku..!""Baik Yang Mulia." Pengawal itu langsung keluar dan pergi menuju gerbang depan. Bryan de

    最終更新日 : 2025-01-02
  • SANG PUTRI PEWARIS   Bab 9

    Setelah kepergian Bryan, Maureen dengan langkah cepat pergi ke ruang kerja Istana. Saat tengah hari biasanya Kaisar akan berada di sana untuk memeriksa laporan dari para menteri. Haris yang mengikuti dibelakangnya terpaksa harus sedikit berlari untuk mengimbangi langkah Maureen. "Apa Kaisar ada didalam?" Maureen melihat kasim Luo yang berdiri didepan pintu ruang kerja. "Hormat pada Yang Mulia Putra Mahkota." "Menjawab Putra Mahkota." "Kaisar ada didalam, apakah anda ingin menemuinya?""Ya..,aku ingin menemuinya," jawab Maureen. "Sebentar, akan hamba sampaikan kedatangan anda pada Kaisar." "Mohon anda tunggu sebentar." Kasim Luo berbalik dan masuk ke dalam ruang kerja. Maureen menunggu dengan tidak sabaran. Dia terus meremas kedua tangannya tanda tak sabar."Putra Mahkota?" "Ada apa dia kesini?""Hamba tidak tau Kaisar, tadi Putra Mahkota hanya berkata ingin menemui anda." Kasim Luo memberitahukan. "Suruh dia masuk!""Baik Kaisar.""Yang Mulia..." "Kaisar mengijinkan a

    最終更新日 : 2025-01-02

最新チャプター

  • SANG PUTRI PEWARIS   Bab 24

    Di tempat lain. Maira merasakan nyeri di belakang kepalanya. Pandangannya gelap karena matanya ditutup menggunakan kain hitam. Tangannya diikat di belakang tubuhnya. Sedangkan tubuhnya diikat di tiang. Samar - samar, Maira masih bisa mendengar suara seseorang sedang menyesap minumannya. Bau arak bercampur sesuatu ramuan tercium jelas di hidungnya. "Siapa kau!!" teriaknya. Untung saja mulut Meira tidak disekap, jadi dia bisa berteriak melampiaskan kekesalannya. Tidak mendapat jawaban Maira menggeliat berusaha melepaskan ikatan di tubuhnya. Tapi usahanya sia - sia. "Sialan..!!!" umpatnya. "Diamlah gadis kecil, sekeras apapun kau berteriak dan berusaha melepaskan talinya, itu sudah tidak berguna." "Jadi diamlah dan simpan tenagamu." Suara itu... Itu suara laki - laki. Maira terdiam, meski tidak terlalu pandai bela diri, dia bisa menebak jika orang yang menyekapnya bukan orang sembarangan. Yang perlu dia lakukan sekarang adalah diam mengamat

  • SANG PUTRI PEWARIS   Bab 23

    Dengan nafas yang tersenggal - senggal, seorang pria dengan baju basah kuyup masuk kedalam sebuah penginapan. Para pelayan melihatnya dengan terkejut. Tampangnya mengenaskan, dengan banyak noda lumpur yang menempel di wajahnya. Dia bergegas masuk dan bertanya ke meja penjaga. "Apakah sekitar kemarin ada dua orang laki - laki yang menginap disini?" Kemudian pria itu mengatakan ciri - ciri mereka. Penjaga penginapan itu mengingat - ingat, dan tersadar. "Ah...ada..., kemarin ada dua orang pria yang memesan dua kamar tidur." "Mereka bilang sedang menunggu teman mereka." Penjaga penginapan menelisik wajah yang ada dihadapannya. "Apakah kau salah satu dari mereka?" "Kau yang mereka tunggu...?" tanyanya dengan ragu - ragu.

  • SANG PUTRI PEWARIS   Bab 22

    Tidak ada jawaban pasti yang diterima oleh Maira. Bahkan ayahnya seperti menyembunyikan sesuatu. Rasa cinta yang dia rasakan selama 5 tahun ini seperti sia - sia. Bahkan kak Bryan juga tidak menemuinya. Bukankah seharusnya kak Bryan menyapanya dan sekedar menanyakan kabarnya. Tapi sama sekali dia tidak perduli. "Ayah....," Maira dengan terisak - isak memanggil ayahnya. Tuan Mahesa Huang, ayah Maira hanya bisa diam saja. "Jangan seperti anak kecil Maira, kau sudah dewasa, maka bersikaplah seperti orang dewasa," ayahnya berkata. Mendapat jawaban yang tidak memuaskan dari ayahnya, Maira menjadi lebih sakit hati. Dia seperti dipermainkan. "Silahkan kalian istirahat di kamar tamu, aku sudah menyiapkannya, " Jimmy Shilan berkata. "Maaf sudah merepotkan anda tuan Shilan," ayah Maira tidak enak dengan kebaikan tuan Shilan.

  • SANG PUTRI PEWARIS   Bab 21

    "Kakak...." Seorang gadis berusia 17 tahun muncul dari balik pohon. Bryan membelalakkan matanya tak percaya. Bagaimana gadis itu bisa ada di sini. "Kau...!!!" "Apa yang kau lakukan di sini?" "Dan kenapa kau bisa ada di tempat seperti ini?" Gadis itu tersenyum, menunjukkan giginya yang putih dan rapi. Dia berjalan mendekati Bryan yang terjatuh. Dia ingin memegang kaki Bryan yang terluka dan mengobatinya. Tetapi Bryan menghentikan tangan gadis itu dengan tangannya sendiri. "Tidak usah menyentuhku!" "Aku bisa mengobatinya sendiri." Bryan berkata pada gadis itu dengan dingin. Raut wajah gadis itu yang semula riang menjadi sendu. "Tidak usah menangis, kau bisa kembali ke keperluanmu dan tidak usah mengurusiku." "Aku sedang sibuk sekarang, jadi kau jangan menggangguku Maira!"

  • SANG PUTRI PEWARIS   Bab 20

    Roland masih linglung. Pikirannya masih dilema. Memalukan sekali menjadi tidak bisa diandalkan saat bersama orang yang disukai. "Jelak sekali mukamu.""Kalau tidak sanggup lebih baik kau kembali saja.""Aku bisa pergi bersama dengan Bryan saja," Maureen berujar. Roland yang sejak peristiwa panah tadi, masih merasa malu. Dia diam seribu bahasa. Sampai - sampai Maureen merasa kesal sendiri.Dia seperti bersama dengan orang bisu. "Kau sudah selesai istirahat?" Maureen mencoba bertanya. Dia tidak ingin menggoda Roland lagi. "Aku sudah selesai, jika kau juga sudah selesai, ayo kita lanjutkan perjalanan lagi."Tanpa menatap Maureen, Roland berdiri dan bersiap. Maureen, "!?"Akhirnya dia bangkit dan bersiap juga. Sepertinya pilihan yang salah dia pergi bersama Roland. Ternyata Roland adalah orang yang gampang sakit hati, tidak bisa digoda. Keduanya naik ke kuda masing - m

  • SANG PUTRI PEWARIS   Bab 19

    Hawa dingin perlahan - lahan menusuk ke dalam tulang. Rasa dingin karena malam semakin larut, semakin terasa di keheningan malam. Maureen dan Roland sudah berjalan jauh ke barat dan akan memasuki hutan hujan. Hutan itu disebut sebagai hutan hujan karena kelembabannya yang sangat besar dan butiran embunnya yang besar menyerupai hujan. Maureen semakin mengencangkan bajunya. Untungnya dia tadi memakai baju berlapis, jadi hawa dingin ini tidak terlalu mengganggunya."Kita tidak akan bisa membuat kemah disini." "Tanahnya lembab, alasnya akan basah jika kita berkemah disini." Roland menyejajarkan kudanya didekat Maureen. "Kita tunggu sampai didekat perbatasan barat. "Tanahnya lebih kering dan pohonnya lebih jarang tidak selebat disini," kata Maureen. "Baiklah."Keduanya tetap melaju, tapi tidak secepat sebelumnya karena saking lebatnya hutan hujan barat ini. Beberapa kali pandangan Roland mandapati Maureen yang selalu mengok ke belakang. Dia pun menengok dan tidak melihat ap

  • SANG PUTRI PEWARIS   Bab 18

    Di kediaman tersembunyi. Suhu tubuh Mattew sudah mulai stabil saat ditangani oleh Bryan dan juga tabib Istana. Sepertinya resep yag dibuat oleh Bryan cocok dengan tubuh Mattew. Terbukti dari hawa panas yang ada di tubuh Mattew secara perlahan keluar dan menjadikan suhu tubuhnya stabil. Tabib Istana yang sudah agak tua merasa kagum akan dari keluarga Shilan. "Ini benar - benar keajaiban."Pantas saja keluarga itu dijuluki sebagai keluarga dewa pengobatan. Bryan yang notabene mempunyai umur yang masih sangat muda saja bisa membuat resep dengan cepat dan akurat. Selama bertahun - tahun dia bekerja di Istana dia belum pernah menemui keahlian seperti ini. Banyak tabib yang ingin belajar dari keluarga Shilan. Tetapi mereka selalu menolak dengan tegas, bahkan saat Istana menawarkan gaji yang tinggi pun mereka menolak dengan tegas. Dan sekarang dihadapannya ada seorang tuan muda keluarga Shilan, bukankah dia sangat beruntung bisa bertemu dengan penerus keluarga Shilan. Pada sore

  • SANG PUTRI PEWARIS   Bab 17

    Wanita tua berambut putih itu berjalan tertatih - tatih dengan badan membungkuk didalam kegelapan goa yang sangat dalam. Ramuan dalam kualinya sudah hampir selesai. Sebentar lagi... Sebentar lagi... Dia menerawang, melihat di ujung kegelapan. Matanya yang sudah terlihat memudar, tetapi masih dapat fokus melihat di kegelapan memancarkan aura kelicikan. Dengan tidak sabar dia menunggu ramuan buatannya selesai. Sesekali dia mematut dirinya di cermin perunggu yang sudah mulai buram. Wajahnya yang banyak kerutan muncul dari bayangan cermin perunggu. Dia membelai pipi dan bibirnya. Bibirnya yang sudah berkerut tersenyum tipis memandangi wajahnya yang tua. "Cantik..." Pujinya memandang wajahnya. ...... Di Istana. Kediaman Kaisar. Maureen berdiri di hadapan Kaisar. Tatapan matanya tajam memandang kedepan. Kaisar sedikit memijat keningnya. Banyak permasalahan yang terjadi dirapat pagi ini. Banyak terjadi pemberontakan dan korupsi yang dilakukan oleh pejabat daera

  • SANG PUTRI PEWARIS   Bab 16

    "Yang Mulia....." dengan suara rendah kasim Haris menyangkal kecurigaan yang diungkapkan oleh Maureen."Aku tidak akan berbelas kasihan, mesti kau orang terdekat yang selalu berada di samping Mattew!" "Jadi sebaiknya kau ungkapkan sendiri, karena kesabaranku tidaklah besar." Dengan cueknya Maureen duduk tenang sambil memainkan cangkir tehnya. "Hamba benar - benar tidak tahu Yang Mulia," ucap kasim Haris sambil bersujud. Maureen bahkan tidak meliriknya sedikitpun. Kesabarannya masih bisa dia kendalikan. "Hamba tidak tahu racun itu, lagipula hamba juga sudah diperiksa dan tidak ditemukan kesalahan pada hamba." "Hamba sangat setia pada Putra Mahkota, lagipula Putra Mahkota sudah hamba anggap anak hamba sendiri, bagaimana hamba bisa begitu tega melihatnya terluka?" kasim Haris terus membela diri. Maureen mengedikkan bahunya. "Siapa yang tau hati manusia, sekarang bisa putih, besok bisa berubah hitam." "Lagipula aku punya buktinya, aku tau kau terlibat."Kasim Haris yang masih

無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status