Beranda / Thriller / SANG PEWARIS PERKASA / Chapter 20 - Bunuh Aaron

Share

Chapter 20 - Bunuh Aaron

Penulis: Dewa Amour
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-01 12:44:58

Aaron melepaskan tangan Miranda saat mereka tiba di teras balkon ruang rawat VIP. Wanita itu dibuat keheranan melihatnya yang kemudian termenung.

"Aku tidak ingin kejadian tiga tahun itu kembali terulang. Oleh karena itu, aku tak ingin para bajingan itu sampai melihatmu."

Miranda terkejut mendengar penuturan Aaron. Mungkin karena wajahnya yang teramat mirip dengan Jesica. Oleh karena itu Aaron mencemaskannya.

Terdengar langkah kecil Miranda yang mendekat. Aaron dibuat terkejut saat kedua tangan putih melingkar di sekitar perutnya.

"Terima kasih sudah mencemaskan aku," bisik Miranda dari balik punggung Aaron.

Laki-laki itu tersenyum. Ia lantas memutar tubuhnya dan menghadap pada Miranda. Sorot mata wanita itu membuatnya kagum.

Seperti dirinya yang pernah sangat hancur karena kehilangan Jesica. Sampai mati Aaron akan melindungi Miranda.

"Kau tahu, jika aku tidak pernah merasakan hal seperti ini pada wanita lain sebelumnya. Kau maupun Jesica. Kalian sangatlah berarti bagiku."

Miranda men
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 21 - Kebangkitan Sang Pewaris

    "Cepat siapkan ruang operasi!"Marquez meneriaki semua dokter di rumah sakit. Dia berjalan cepat mengikuti brangkar yang membawa Marisa.Sang ibu mengalami luka tembak di bahu kirinya. Kondisinya sedang kritis saat ini.Setelah pintu ruang operasi ditutup, Marquez segera memanggil beberapa orang penjaga."Periksa kamera pengawas di ruang rawat VIP! Cepat!"Para penjaga bergegas lari menuju ruang rawat VIP yang dimaksud oleh Marquez. "Shit! Aku butuh kalian sekarang. Cepatlah datang!"Klik!Usai menghubungi seseorang lewat sambungan ponselnya, laki-laki itu segera pergi bersama tiga orang bodyguard.Dari ujung lorong Aaron memperhatikan. Bibirnya menyeringai tipis.["Nyonya Marisa mengalami luka tembak sewaktu mengunjungi Tuan Muda Fortman di ruang rawat VIP. Pelaku penembakan masih sedang diselidiki."]Brak!Jeremy yang sedang menonton tayangan televisi pagi itu dibuat terkejut melihat kemunculan seorang wanita di ruangan kerjanya."Miranda?"Dengan wajah heran ia segera bangkit. Dil

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 22 - Wanita Mirip Jesica

    Hujan peluru berjatuhan dari atas helikopter. Aaron tidak gentar sedikit pun. Pria itu terus berjalan menuju pada lawannya sambil memegang senapan laser."Kau ..."Marquez ketakutan melihat Aaron. Ia ingin segera kabur. Namun satu tembakan berhasil mengupas kulit bahunya. Lelaki itu menoleh kaget seraya mengerang kesakitan. Dilihatnya Aaron yang semakin mendekat."Matilah kau, Bajingan!"Duar!Duar!"Shit!"Baru saja Aaron mengincar kepala Marquez, tapi dari helikopter seseorang berhasil menjatuhkan senjata di tangannya dengan rentetan tembakan yang bertubi-tubi. Tak ingin mati konyol di sini, Aaron pun segera menyelinap ke balik sebuah drum."Tangkap dia!"Mereka terus berteriak dari atas helikopter. Aaron tidak mengenal mereka. Namun ini pasti kerjaan Marquez. Orang-orang itu datang untuk menangkapnya. Dia harus kabur sekarang juga.Suasana di atas gedung sangat kacau malam itu. Dua unit helikopter segera melakukan pendaratan.Masing-masing tiga orang unit satuan khusus melompat da

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 23 - Perang Sengit

    Aaron berjalan menyusuri pipa air yang berada di bawah tanah rumah sakit. Sambil memegangi lengannya yang terluka, ia berusaha menghentikan pendarahan itu.Punggung lelaki itu teramat asing baginya. Dia melihatnya saat Nacos menyeret Miranda dari ruang laboratorium. Aaron menyadari jika wanitanya dalam bahaya. Maka dia segera menghubungi Jeremy."Tuan Muda, bertahanlah! Kami akan segera tiba!"Brum!Mobil-mobil dinas melaju dengan kecepatan tinggi merajai jalan kota. Dari dalam mobil, Jeremy melihat Nacos yang mengemudikan mobilnya sambil makan permen karet.Shit!Orang itu yang sedang membawa Miranda!"Atur posisi! Selamatkan Tuan Muda Aaron dan sisanya kepung mobil yang membawa Miranda!""Baik, Pak!"Mobil-mobil dinas itu terbagi menjadi dua arah saat melintasi pertigaan jalan. Jeremy dan tiga orang detektif segera menacri Aaron. Sementara Luca dan dua orang unit mengejar mobil Nacos."Berhenti!"Duar!Duar!Shit!Nacos sangat terkejut saat mobilnya ditembaki dari arah belakang. Ap

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 24 - Kastil Tua

    Di dalam pipa air yang berada di bawah tanah. Aaron berhasil mengeluarkan peluru yang bersarang di lengan kirinya. Dia merobek bagian celananya lalu membalut lukanya agar pendarahan berhenti.Fuuh ...Tubuhnya terasa amat lemas usai kehabisan banyak darah. Namun, kekacauan yang sedang terjadi saat ini tak bisa membuatnya istirahat meski sejenak saja.Nacos sudah menculik Miranda. Sedang Jeremy dan orang-orangnya sedang dikepung oleh unit khusus bersenjata laser. Dia harus bangkit dan segera menolong mereka.Brak!Sebuah revolver selesai dirakit. Aaron segera bangkit dengan tenaga yang baru saja pulih. Ia melihat ke sekitar. Di mana jalan keluarnya?"Kejar mereka!"Duar!Duar!Jeremy dan Andito berlari sekuatnya menuju bukit. Dari sana mereka bisa terjun ke bawah dan mendapat bantuan. Namun unit khusus bersenjata yang mengejar seolah ingin mendapatkan mereka lebih dulu."Cepat naik!" teriak Jeremy pada Andito. Ia ingin menyelamatkan tim yang paling muda ketimbang dirinya.Sayangnya An

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 25 - Perang Di Kastil

    Langkah sepasang pantofel hitam mengkilat terayun memasuki sebuah kamar yang berada di paling sudut kastil.Bibir tebal laki-laki itu menyeringai tipis saat matanya menangkap sosok yang sedang tergolek tak berdaya di tengah ranjang.Itu Miranda, dokter kejiwaan yang katanya sedang membantu Aaron bersama Jeremy dan tim para detektif swasta.Marquez segera maju menuju seonggok tubuh yang masih belum sadarkan diri di depan matanya kini.Miranda memiliki postur tubuh yang langsing dan proporsional. Dia lebih pantas berjalan di atas catwalk daripada memainkan jarum suntik di rumah sakit jiwa."Hei, kenapa kau memiliki wajah yang bisa membangunkan adik kecilku?"Marquez berdiri di samping ranjang. Matanya membidik wajah wanita yang terbaring di depannya. Ia benar-benar tercengang.Wajah Miranda teramat mirip dengan Jesica. Mereka sulit untuk dibedakan bagai pinang dibelah dua.Kendati demikian, ini bukan waktu yang tepat untuk mengagumi wajah cantik itu. Aaron akan segera datang jika dia ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 26 - Balas Dendam

    Pagi yang dingin di penghujung musim salju. Bongkahan es mulai meleleh diterpa sinar jingga yang muncul dengan pongah dari ufuk timur. Ikan kecil berwarna tampak berenang menuju penghulu sungai yang mulai mencair. Hawa dingin tidak lagi mereka hiraukan.Di rumah sakit jiwa tempat di mana Marisa dirawat. Terdengar suara gaduh dari sebuah ruang rawat VIP. Itu pasien kelas berat yang sedang mengamuk."Aku tidak mau makan! Aku butuh Aaron! Bawa dia padaku!"Marquez cuma tersenyum getir melihat kondisi ibunya. Wanita itu sudah tidak waras. Entah apa yang terjadi. Marisa terus meminta untuk membawakan Aaron."Aku akan bawakan dia padamu, tapi hanya kepalanya saja. Kau dengar itu?" Marisa menanggapi dengan mata melotot merah saat Marquez berbisik ke depan wajahnya. Maka dengan kesal dia segera menyambar kerah jas laki-laki itu."Cepat bawa dia padaku! Aku mau Aaron ku!"Plaak!Dokter Jacob dan dua orang perawat dibuat sangat tercengang melihat apa yang terjadi.Marquez, lelaki itu menampar

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 27 - Melawan Banteng

    Sinar jingga sudah setinggi kepala orang dewasa. Di pelataran luas yang menyerupai area pacuan kuda, orang-orang sedang berkumpul.Marquez berjalan memasuki arena tersebut sambil memegang pecut di tangannya. Dia melihat ke sekeliling. Orang-orang bersorak sambil bertepuk tangan.Bibir tebal itu membentuk suatu lengkungan di sudutnya. Rupanya mereka sudah tidak sabaran ingin melihat atraksi hari ini."Hei, semuanya! Dengarkan aku baik-baik! Ada seekor banteng raksasa yang aku kurung di sana!" Marquez menunjuk ke arah pintu warna merah yang berada di sekitar area.Semua orang menoleh ke arah tempat yang Marquez tunjuk. Kemudian mereka kembali menatap ke arah laki-laki dengan stelan jas putih yang kini berdiri di tengah arena.Marquez menyeringai tipis lalu melanjutkan, "Hewan buas itu akan keluar jika pintunya dibuka! Dia yang sedang mengamuk akan menerjang apa saja di depannya!"Semua orang merinding mendengar ucapan Marquez. Mata mereka kembali menoleh ke arah pintu warna merah di sek

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 28 - Ranjau

    Angin kencang menerbangkan ranting kering Maple. Di tengah arena Aaron dan Nacos saling berhadapan. Mereka sama-sama melempar tatapan dingin.Sedang dari kejauhan Marquez memperhatikan dua orang lelaki itu. Bibirnya menyeringai tipis di balik fedora putih yang menutupi kepalanya. Aaron akan tamat hari ini. Nacos si pembantai ulung akan meremukkan tulang-tulang lelaki itu dan mengeluarkan isi perutnya."Apa yang sedang kau pandangi? Kau membuatku jengkel karena harus menunggu!"Bug!Pow!Gbut!Aaron berguling di pasir. Tungkai panjang Nacos bergerak tak terbaca dan terus mengincar wajah pria itu."Matilah kau, Aaron!"Nacos mengangkat kaki kanannya tinggi-tinggi lalu dengan cepat ia mengincar wajah Aaron. Dengan cepat Aaron menangkap kaki panjang Nacos, lantas melemparnya jauh-jauh. Pria itu jatuh tersungkur dan Aaron bergegas bangkit."Ayo lawan aku, Pengecut!"Nacos segera bangkit. Dia membawa tinjunya menyambut tantangan Aaron. Namun kepalan kuat itu segera ditangkap oleh Aaron da

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30

Bab terbaru

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 53 - Penculikan

    Bruk!Pintu sebuah super car dibuka dengan cepat. Tergesa-gesa tangan seorang pria mengeluarkan seonggok tubuh wanita yang tampak tidak sadarkan diri.Miranda Foster, nyaris dua jam ia pingsan setelah benturan benda tumpul menghantam tengkuk lehernya dari arah belakang.Tak banyak hal yan g ia ingat. Kecuali percakapan terakhirnya dengan Jeremy lewat sambungan ponsel."Dengar, tetaplah di dalam kamar sampai kami tiba!"Begitu yang dikatakan oleh Jeremy. Namun, saat ia hendak menoleh untuk melihat ke arah pintu satu pukulan keras lebih dulu merenggut kewarasannya. Miranda jatuh pingsan seketika."Sayang, aku tahu ini sangat gila. Namun, asal kau tahu jika aku memang cowok yang menyukai banyak hal ekstrim, seperti menculik calon istri orang begini. Hahaha!"Pria itu tertawa begitu lantang saat berhasil mengeluarkan tubuh Miranda dari dalam mobil. Dengan kedua tangan ia menggendong wanita itu memasuki sebuah kastil.Di sisi lain, Aaron tampak sedang mengemudikan super car miliknya tak te

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 52 - Miranda Menghilang

    Hari mulai malam. Jeremy dan Luca tampak berjalan setengah berlari menuju mobil dinas di pelataran markas. Miranda dalam bahaya saat ini. Jeremy harus segera menghubungi Aaron. Ia dan Luca segera menuju gedung apartemen di mana Miranda tinggal."Apa?"Aaron bangkit dari sofa. Benda pipih dalam genggaman didekatkan ke telinga kanan. Wajah pria itu tampak diliputi rasa cemas. Sedang pendar matanya dipenuh amarah yang siap diledakan.Apa yang terjadi?Siapa yang menelepon Aaron?Mari kita cari tahu bersama.Hari mulai sore saat Marquez mendatangi unit apartemen Miranda. Pria itu datang dengan maksud yang buruk. Marquez ingin menculik Miranda.Namun saat ia tiba di gedung apartemen, Marquez melihat dua orang pria yang sedang berjalan di lobi gedung. Sepertinya Aaron yang menugaskan mereka untuk mengantar Miranda pulang setelah menghadiri pemakaman Tuan Fortman.Marquez yang licik tentu tak ingin Jeremy sampai melihatnya. Maka dia pun segera bersembunyi ke balik dinding dan baru muncul s

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 51 - Penyamaran Marquez

    Miranda baru saja selesai mandi saat terdengar suara bel pintu yang ditekan oleh seseorang. Sedikit heran dan cemas, sambil mengeringkan rambut dengan handuk Miranda berjalan menuju pintu. Ya Tuhan, siapa yang datang di saat yang tidak tepat begini? Apakah Aaron? Ah, tidak mungkin. Bukankah pria itu sedang berada di mansion saat ini? Lantas siapa yang datang? Miranda hanya bisa menerka-nerka dalam hati tentang tamu yang sedang berdiri di luar pintu unit apartemennya saat ini. Ting tong! Deg! Oh, tidak! Orang itu terus saja menekan bel pintu. Seolah dia sudah tak sabar ingin masuk. Jantung Miranda berdegup kencang disertai rasa takut dan cemas yang sedang memenuhi jiwanya. Satu jam sudah Jeremy dan Luca meninggalkan unit apartemen. Kini ia hanya seorang diri di sini. Jeremy dan Aaron pernah mengatakan jika akan banyak hal yang mungkin terjadi saat ia sedang sendirian. Marisa tidak mungkin akan diam saja dan menerima kematian putranya, bukan? Wanita jahat itu pasti a

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 50 - Miranda Dalam Bahaya

    Hari mulai siang, namun sinar jingga sang mentari seolah enggan untuk terbit saat ini. Langit tampak mendung dengan angin yang lumayan kencang.Orang-orang masih berkumpul di pemakaman. Dari dalam mobil, sepasang iris biru terang mengamati punggung mereka.Anthony de Fortman, kematiannya menggemparkan warga San Alexandria Baru. Bersamaan dengan kasus berlapis yang menjerat Marquez.Semua orang berpikir jika kematian Tuan Fortman pasti ada hubungannya dengan eksekusi mati yang menewaskan anak tirinya, Marquez.Beberapa jurnalis mulai merancang cerita untuk artikel terbaru mereka. Sementara para Awak Media sibuk mengumpulkan informasi tentang kematian klan bangsawan, Anthony de Fortman tersebut."Aaron ..."Miranda berkata dengan pelan setelah menutup pintu mobil. Dengan mata telanjang ia pandangi punggung seorang laki-laki yang masih berdiri di samping makan Tuan Fortman.Aaron de Fortman, dia pasti sangat terpukul atas kematian sang ayah. Mengapa berita duka ini harus sampai ke teling

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 49 - Kematian Tuan Besar

    "Kau suka gaunnya?"Suara bass itu mengembalikan kesadaran Miranda dari fantasinya. Hampir lima menit ia berdiri di depan cermin dan memandangi siluetnya.Sedang pria yang bertanya tak lain adalah Aaron. Pria itu tersenyum manis saat manik-manik hijau Miranda menangkap bayangan dirinya di cermin."Kau yang pilih gaun ini, mana mungkin aku tak menyukainya."Wanita itu berkata dengan malu-malu. Miranda menunduk sambil tersenyum usai bicara. Pipinya bersemu merah akibat tatapan lembut Aaron.Pria yang sedang duduk di sofa itu lantas bangkit. Bahu lebar dalam balutan Tuxedo hitam itu menuju pada wanita yang masih berdiri di depan cermin.Miranda Foster, sehelai gaun pengantin warna putih tampak begitu elegan membalut tubuhnya yang proposional. Tiara dari berlian menghias kepalanya dengan begitu indah.Aaron tersenyum kagum melihat calon mempelai pengantinnya. Dia seperti sedang melihat Jesica saat ini. Akan tetapi, dia tak boleh mengungkapkan perasaan itu. Miranda mungkin tidak akan suka.

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 48 - Kemarahan Marisa

    Mobil-mobil polisi melaju beriringan di jalan pegunungan. Mobil ambulans tampak berjalan di barisan terdepan.Setelah dieksekusi mati, Nacos yang dikira adalah Marquez rencananya akan segera dibawa ke sebuah gereja untuk proses kremasi.Di dalam mobil sebujur tubuh yang sudah kaku tampak berbaring. Di kedua sisi terlihat masing-masing dua orang polisi yang duduk di sekitar.Sementara mobil Marisa mengikuti di belakang ambulans yang membawa jenazah Nacos. Wajah paripurna itu tampak gelisah. Sekali lagi Marisa bertanya dalam hati kecilnya, apa ini sudah benar?"Selamat, Nona! Anda melahirkan bayi kembar laki-laki! Kembar yang sangat identik!"Saat mendengar penuturan seorang dokter yang menangani proses persalinan saat itu, Marisa tampak tidak senang. Tidak ada sinar dari manik matanya yang memancarkan kebahagiaan.Kenapa demikian?30 tahun yang lalu saat usianya baru 20 tahun, Marisa meninggalkan rumah dan seorang ibu yang sakit-sakitan.Menurut para dokter, ibunya tak punya harapan un

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 47 - Eksekusi Mati

    Angin bertiup cukup kencang dari arah laut. Burung-burung kecil terbang rendah di sekitar gedung kejaksaan. Kadang kala makhluk kecil bersayap itu hinggap di dahan-dahan maple yang rentan.Hari Senin di penghujung bulan Desember pada musim panas. Gedung kejaksaan tampak dipenuhi orang-orang. Mereka berkerumun di pelataran gedung. Ada juga yang nekat menerobos masuk.Tidak hanya warga sipil yang berbondong-bondong datang ke gedung kejaksaan. Para Awak Media juga tampak memadati pelataran gedung sampai ke lobi. Semuanya tampak sibuk mencari informasi.Hari ini tanggal 21 Desember, menurut keputusan pengadilan hari ini Marquez akan di eksekusi mati. Jelas semua warga kota sudah tak sabaran menunggu hari ini tiba.Kejahatan Marquez amat banyak. Pria itu pantas di hukum mati!Warga kota sangat geram saat melihat seorang pria yang baru saja keluar dari mobil polisi. Itu Marquez! Dengan bersemangat mereka segera maju ingin menghajarnya."Habisi dia!""Hukum mati dia!""Bajingan!"Ujaran ke

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 46 - Dokter Mesum

    Restoran cepat saji yang berada tidak jauh dari Pusat Kejiwaan San Alexandria Baru tampak ramai oleh pengunjung. Dikarenakan sudah waktu jam makan siang, para pekerja restoran mulai sibuk melayani pesanan para tamu.Di antara tamu-tamu di restoran itu, tampak Aaron dan Miranda yang sedang duduk di meja VIP. Keduanya menikmati menu makan siang sambil berbincang dengan santai.Beef Pepper Rice merupakan menu klasik dari Pepper Lunch. Salah satu menu yang dipesan oleh Miranda untuk makan siangnya bersama Aaron.Potongan daging sapi dipanggang dengan bumbu lada di atas plat panas, lalu disajikan dengan nasi yang lezat. Sensasi panas dan rasa gurih yang nikmat, juga aroma yang menggugah selera.Aroma Shochu yang mencair bersama butiran es di dalam gelas menambah semaraknya makan siang mereka.Aaron teringat banyak hal tentang waktu yang ia lalu bersama Jesica dahulu. Mereka amat sering mengunjungi restoran mewah di seluruh kota. Juga menikmati aneka kuliner di setiap musim."Aku merasa ad

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 45 - Tindak Pelecehan Di Rumah Sakit Jiwa

    Sinar jingga baru saja terbit dari ufuk timur. Miranda berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Kamar Ester yang sedang ia tuju."Dia tak mau makan apa pun sejak kemarin. Hanya diam saja seperti ini."Seorang perawat menjelaskan kondisi pasien saat Miranda bertanya. Matanya tertuju pada gadis belia dengan stelan biru muda yang tampak sedang duduk di sudut kamar sambil mendekap kedua lututnya.Miranda membuang nafas panjang. "Bisa tinggalkan kami berdua?""Baik, Dokter."Perawat segera pergi setelah diminta oleh Miranda. Dengan langkah yang pelan, Miranda segera menghampiri gadis belia di sudut kamar. Ester diam saja saat ia berjongkok di samping gadis itu."Hei, apa kau tidak ingin jalan-jalan ke taman? Aku bisa temani jika kau mau."Miranda berusaha berinteraksi dengan pasien. Dia teresenyum saat tatapan kosong Ester terangkat ke wajahnya."Si-siapa kau?! Pergi! Jangan dekati aku!"Ester mengamuk. Dengan ketakutan dia mengusir Miranda."Hei, jangan takut. Aku dokter di rumah sakit ini

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status