Setelah beberapa saat hening. Jump menatap tajam Thana yang masih berdiri berhadapan dengannya.
"Apa kau harus berkata seperti itu?"
Thana menaikkan salah satu alisnya saat mendengar perkataan dingin Phan dan melepas kontak mata antara dirinya dengan Jump.
"Lalu? Aku harus berkata seperti apa? Bukankah aku mengatakan sebuah fakta?"
Kata-kata sinis Thana membuat Jump melayangkan tinjunya. Menyebab Thana terjatuh di atas sofa. Dengan Jump yang menindihnya juga mencengkeram erat kerah baju Thana.
"Jummest Ludakorn!"
Teriakan itu tidak diindahkan oleh sang empu. Dia tetap fokus dengan Thana yang menatap marah dirinya.
"Lepas!"
Thana berkata tenang namun netranya mengatakan kemarahan yang besar.
"Aku bilang lepas!"
Jump tetap tidak bergerak. Dan itu membuat Thana semakin berang.
"Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kau meminta maaf kepada adikmu."
Tidak ada yang bereaksi saat mereka semua mendengar perkataan Jump yang menyiratkan kemarahan mendalam.
"Mau mati?"
Dengan seringainya Thana membalik keadaan. Dan akan melayangkan tinjunya namun Phan dengan cepat menghentikannya.
"TIDAK BISAKAH KALIAN DUDUK TENANG DAN MEMBICARAKAN INI DENGAN KEPALA DINGIN?!"
Teriakan menggelegar Phan memenuhi seluruh penjuru rumah dan menyentak keduanya. Membuat mereka tiba-tiba menurut dan duduk rapi dengan kepala menunduk. Karena difikiran mereka hanya ada satu, yaitu Phan yang kali pertamanya berteriak penuh emosi kepada B2F2 member.
"Jika kalian terus melakukan pukulan juga melontarkan kata-kata sinis apakah masalah bisa terselesaikan? Juga, pertunjukan yang tinggal menghitung hari. Kalian ingin babak belur dan membuat semua orang khawatir?"
Masih menunduk, mereka mendengar perkataan Phan dan bergilir mengucap maaf dengan suara lirih. Membuat pemuda berhati malaikat itu mengangkat salah satu tangannya untuk menghentikan acara permintaan maaf mereka.
"Thana, Jump. Jangan berkata kasar. Walau kalian seumuran, bahkan walau kita seumuran. Harus tetap sopan. Sekarang minta maaf. Dan berbaikan, okay."
Keduanya menurut saat Phan menasehati mereka dengan tutur kata yang lembut. Membuat hati mereka tenang dan mendinginnya suasana yang sempat memanas.
"Aku sudah mengatakan kepada Lion. Kalau saja New pergi ke studio."
Phan masih bertutur kata lembut saat mengatakan itu. Membuat mereka semakin menunduk dan kembali mengucapkan permintaan maaf. Phan hanya tersenyum menanggapi itu.
"Terima kasih."
Phan kembali tersenyum lembut saat mengatakannya dan beranjak untuk mengambil kotak P3K.
Sedangkan Lion yang mendapat pesan dari Phan langsung saja bergegas menuju studio yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah mereka.
Tiba di studio mereka bersikap seperti biasa, tidak ingin menarik perhatian dengan sikap mereka yang sebenarnya panik juga khawatir.
Masuk di ruang vokalis utama, akhirnya mereka bisa menghela nafas lega juga prihatin saat melihat pemuda dengan senyum cerah itu sedang latihan bersama dengan pelatih.
"New."
Panggilan Lion tidak didengar oleh New dan membuat Krist yang sejak tadi di sampingnya tertawa mengejek.
"Dek?"
"Eh? Kakak?"
Lion menatap sinis Krist yang masih memasang wajah mengejeknya. Juga mencibir New yang menanggapi panggilan Krist dengan suara cerianya. Sedangkan dirinya diabaikan.
"Oh? Jadi begitu? Saat kak Krist panggil adek langsung jawab? Terus dipanggil sama kak Lion adek abaikan?"
Krist yang mendengar perkataan Lion terbahak karena tidak bisa lagi menahan tawanya, sedangkan New menatap bingung Lion.
"Kakak Singa panggil adek?"
Dan pertanyaan New semakin membuat Krist terpingkal-pingkal membuat Lion kesal dan meninju bahu Krist. Membuat pemuda itu meringis menahan sakit dan menendang tulang kering Lion.
"Aw. Aw. Aw. Sakit Krist."
Lion memekik dengan tangan yang memegang tulang keringnya dan meloncat-loncat akibat keseimbangannya buruk.
"Rasakan. Kau fikir tinjuanmu tidak menyakitkan."
Perkataan sinis Krist semakin membuat Lion kesal, sedangkan New hanya menatap malas kedua pemuda yang lebih tua darinya.
"Kakak ini kapan akurnya sih? Coba sini New lihat kaki kakak Singa."
New berkata datar dan mendekati Lion yang semakin kesal lantaran panggilan New untuknya.
"Oh. Tendangan kak Krist keren juga. Kaki kakak Singa sampai lebam."
Usai melihat lebam kaki Lion, New beranjak. Mengambil salep dari kotak P3K dan memberikannya kepada Lion.
"Kemana saja kau pagi ini, hm? Kau membuat semua orang khawatir."
Setelah mereka duduk, juga kaki Lion yang telah diberi salep. Krist bertanya dengan nada lembut. Tidak ingin menyakiti perasaan yang lebih muda.
"Maaf kak. Aku hanya melakukan hal yang rutin aku lakukan setiap pagi."
Lion juga Krist saling berpandangan dan mengangkat alis. Melihat itu New kembali membuka suara dan membuat kedua pemuda tampan itu mengangguk mengerti.
"Olahraga di taman dekat distrik."
"Lalu. Kenapa kau pulang terlambat?"
"Itu. New bertemu dengan kak Joss yang juga olahraga disana. Dan kak Joss mentraktir New makan dessert di kedai."
Ujar New malu. Bahkan telinganya memerah saat mengatakan itu dengan kepala tertunduk.
"Astaga!"
Teriak Lion dan Krist.
Pukul 10.00 pagi semua member B2F2 berkumpul di tempat latihan. Mereka akan mulai latihan setelah banyaknya drama dipagi hari. Walau atmosfer di ruangan itu tidak mencekam, namun tentu saja tidak bagus. Karena perang dingin antara New dan Thana belum berakhir. New sudah meminta maaf kedua kalinya kepada semua member dan meminta maaf secara pribadi kepada kakaknya. Namun, Thana tidak menanggapi permintaan maaf adiknya itu dan memilih untuk mengutak-atik gitar bass miliknya. Mereka berenam merupakan anak yang tergolong dari kalangan atas. Orang tua Thana dan New memiliki perusahaan yang bergerak di bidang kesenian, mulai dari musik, teater, lukis, bahkan memiliki agensi. Itu sebabnya orang tua Thana memberikan mereka studio lengkap dengan staf dan pelatihnya. Karena melihat ketekunan pada bakat dan minat mereka. Studio mereka cukup besar. Terdiri dari tiga lantai, dimana lantai pertama mencakup ruang tamu, kamar mand
Setelah latihan dengan giat selama dua minggu. Akhirnya pertunjukan dimulai. Pertunjukan mereka digelar di lapangan yang terletak di pusat kota. Pertunjukan mereka sukses membawa dua ribu penonton dan berlangsung selama tiga hari.Walau grup B2F2 belum terkenal seperti grup-grup besar lainnya. Namun, cukup banyak yang menjadi penggemar grup tersebut karena sudah berdiri selama lima tahun. Bahkan mereka kekurangan tiket karena banyaknya penggemar yang menanti pertunjukan yang baru dilangsungkan.Hampir satu tahun B2F2 tidak menggelar pertunjukan karena sibuknya mereka di kampus. Walau mereka masih saja tampil di acara-acara kampus tapi tidak menggelar pertunjukan mandiri.Hari ini merupakan hari terakhir pertunjukan mereka. Dan mereka baru saja mengucapkan salam perpisahan dan rasa terima kasih karena menyempatkan waktu untuk hadir meriahkan pertunjukan mereka.Setelah mereka meninggalkan panggung dan
"Kakak! New jatuh cinta!"Teriakan New memenuhi seluruh penjuru rumah. Menyebabkan semua penghuni tergopoh-gopoh keluar dari kamar minus Thana, menemui termuda.New yang memang memiliki kelas sore tiba paling akhir di rumah. Jam sudah menunjukkan pukul 19.30 malam saat New tiba dan berteriak."Astaga. Kamu ini, kenapa harus berteriak?"Lion berkata dengan tangan yang memijat kepala, kepalang gemas dengan tingkah New. Sedangkan New hanya menampilkan cengirannya."New jatuh cinta kak Singa."New berkata antusias, binar matanya menunjukkan betapa gembiranya dia."Sama siapa?"Krist bertanya malas, namun antusias New semakin meningkat saat salah satu kakaknya menanggapi ucapannya."Claire, mahasiswi pertukaran dari Jerman."Ucapnya menggebu-gebu dan yang le
"Lihatlah."Thana, Drake, First, dan Khema langsung saja mengerubungi ponsel Wave yang diletakkan pemiliknya di tengah-tengah meja."Kosong?"Khema memandang bingung dan menatap Wave yang mengangguk, meyakinkan teman-temannya yang masih belum yakin dan masih mencoba untuk menggeser layar namun tidak menemukan apapun."Tapi aku kurang yakin, aku akan mencarinya kembali. Kalian ikut?"Wave meletakkan gelasnya dan meraih ponsel miliknya, bertanya kepada teman-temannya seraya beranjak."Aku ikut."Thana berujar dan berdiri dari duduknya, mengikuti langkah Wave menuju ruangan pribadi, ruangan Wave di lantai empat.Wave merupakan pemilik bar yang mereka tempati berkumpul. Bar Wave sudah ada sejak pemuda itu berusia tujuh belas tahun. Dan sudah memiliki beberapa cabang.Awalnya bar Wave dikelola ol
Setelah insiden di kantin Fakultas Seni Musik, dimana Krist yang mengomel tanpa menghiraukan jika mereka menjadi tontonan. Satu bulan telah berlalu, New yang membawa banyak penghargaan karena mengikuti berbagai lomba. Juga Thana yang sama seperti adiknya, membawa penghargaan setelah memenangkan turnamen.Kini akhirnya mereka semua berkumpul di meja makan. Memakan hidangan yang dimasak khusus oleh member tertua, Lion dan Krist. Semua menyantap hidangan dengan lahap dengan sesekali mengobrol ringan."Kak. Besok New mau ajak Claire pacaran."Celetuk New, membuat sebagian besar yang lebih tua tersedak. Bahkan Thana pun juga tersedak, namun dengan pandainya Thana menahannya hingga netranya berkaca-kaca."Kalian kenapa? Kenapa tersedak berjamaah?"New menatap semua orang di meja makan bingung. Sedang yang lain dengan serentak meneguk air minum untuk meredakan tenggorokan mereka yang perih."Yah. Kecuali Thana."
"Adik biadab."Thana mendesis saat mengatakan itu, menyebabkan teman-temannya mematung dan melepas pegangannya kepada Thana."Thana."Panggilan Phan tidak dihiraukan oleh Thana. Pemuda itu masih mengatur napasnya yang tidak beraturan akibat emosi yang tidak dapat dikontrol."Bocah itu...."Melihat Thana yang mulai mengontrol emosinya, Lion menyentuh pundak pemuda yang lebih muda darinya, namun dengan kasar Thana menghempaskan tangan Lion dan mendorongnya hingga terjatuh di lantai. Dan untung saja punggung Lion tidak terkena meja televisi."LEPASKAN! BRENGSEK!"Teriakan dan tindakan Thana mengejutkan semua orang. Dimana pemuda itu semakin marah, dan emosinya kembali naik.Namun, detik berikutnya bunyi pukulan menyentak mereka. Phan yang kali pertamanya mengangkat tangan untuk memukul seseorang, dan itu adalah sahabatnya sendiri, Thana.Thana yang mendapat p
Sudah satu minggu sejak pertengkaran antara New dengan Thana, dan selama itu pula keadaan rumah sangat tidak nyaman. Di mana Phan dan Thana yang hanya sekedar saling bertegur sapa. Krist yang merasa canggung karena Lion dan Jump memiliki project berdua serta selalu menghabiskan waktu di studio karena deadline yang sudah dekat. Sedangkan New, setelah keluar dari rumah hari itu belum pernah kembali hingga saat ini.Dan itu tentu saja membuat Krist khawatir, namun Phan berkata jika dia pernah melihat New di sekitar kampus. Mengetahui itu, Krist sedikit tenang karena dia bisa menduga jika New tidak terluka.Thana yang merasa bosan, memutuskan untuk keluar sekedar menghirup udara segar di taman yang tidak jauh dari kediaman.Tiba di taman, Thana langsung saja mendudukkan dirinya di kursi yang terletak lumayan jauh dari jalan. Suasana yang nyaman membuat Thana hampir saja mengarungi mimpi, namun dirinya dikejutkan oleh tepukan ringan di bahunya. Memb
"New."Merasa terpanggil, New sontak menoleh dan melihat seorang gadis yang tidak dikenalinya. Berdiri canggung di samping tempat duduknya."Eum.... Ya?"Bingung, New merespon seadanya. Bukan maksud sombong, hanya saja New benar-benar tidak pernah bertemu, bahkan melihat gadis tersebut."Itu.... Tadi saya bertemu dengan dosen Mata Kuliah Sosiologi. Beliau memanggilmu, dan mengatakan untuk datang ke ruangannya."Mendengar itu New mengangguk mengerti seraya tersenyum manis dan mendapat respon yang sama dari gadis tersebut."Terima kasih, ya."Gadis itu mengangguk dan beranjak meninggalkan New beserta teman-temannya yang sejak tadi hanya diam, menyimak pembicaraan New dengan gadis asing itu."Dia cantik, New."New langsung saja menoleh saat mendengar salah satu temannya berbicara. Tersenyum sinis dan merampas ponselnya yang seenaknya digunakan oleh temannya itu.
Setelah semua situasi kembali kondusif, dengan member B2F2 yang tersisa di rumah. Mereka duduk di ruang tengah dengan keheningan. Sibuk dengan fikirannya masing-masing. Kecuali Thana yang masih asyik memainkan game di ponsel pintarnya.Jump yang melihat hal tersebut merasa jengah. Menyebabkan pemuda tampan itu menendang tangan Thana dan membuat ponselnya terjatuh, yang untung saja jatuhnya di karpet bulu."Sial! Jump!" teriak Thana dan menendang balik karena permainannya berakhir dengan kekalahan, hal tersebut malah mendapat tatapan tajam dari Jump. Membuat Thana menaikkan salah satu alisnya, bingung akan respon yang Jump berikan kepadanya. Padahal jelas-jelas Jump yang bersalah di sini, karena dialah yang memulai keributan."Tidak tahukah kau? Kita sibuk berfikir dan kau asyik memainkan ponsel jelek mu itu?" geram Jump masih dengan tatapan tajamnya, bahkan nada suara yang digunakannya sangat rendah akibat emosi yang ditahannya."A
"Apa kita tidak terlalu keras kepadanya?" Phan berujar saat New sudah tidak ada lagi di ruang tengah. Pemuda yang lebih pendek dari kelima temannya itu menatap penghuni ruang tengah satu-persatu. Dan terakhir dirinya melihat Thana menyebabkan kontak mata selama lima detik."Persetan dengan dirinya," Thana berujar acuh tak acuh setelah melepas kontak mata antara dirinya dan Phan yang membuat Krist melemparnya dengan bantal sofa, dan secara kebetulan tepat mengenai wajahnya."Aku sangat ingin menghajar mulut busukmu itu," rutuk Krist sembari merampas bantal sofa yang telah dilemparnya dari tangan Thana.Thana yang melihat hal tersebut hanya membuang muka dan kembali memainkan ponselnya. Sedang Krist yang mendapat respon seperti itu berang dan kembali melempar Thana."Krist!" pekik Thana karena kembali terganggu. Dan mendapat tatapan tajam Krist."Apa?!" hardik Krist yang mendapat gelengan serta senyum kecut Thana.
"New."New yang sedang menikmati semilir angin sore di taman menoleh. Dan mendapati seorang pemuda yang sangat dikenalinya sedang berjalan menghampirinya."Kak Joss?" New tersenyum dan bergeser saat pemuda tersebut sudah berada di hadapannya."Tumben kakak ke sini sore-sore." New memulai percakapan saat Joss sudah duduk di sampingnya. Dan yang lebih tua terkekeh kecil menanggapi kebingungan yang lebih muda."Tadi kakak beli makanan, dan melihatmu duduk di sini," ujar Joss masih dengan kekehannya, dan New hanya mengangguk mengerti."Beberapa hari yang lalu kakak bertemu dengan Krath."New langsung saja menatap penuh Joss, saat ia menyelesaikan kalimatnya. Setelahnya New menunduk dengan tujuan menyembunyikan netranya yang mulai berkaca-kaca. Joss yang melihat itu langsung saja menepuk pundak New, membuat yang lebih muda mengangkat kepalanya dan menatap Joss yang tersenyum mene
"First, bantu aku."First langsung saja tersedak saat mendengar suara Thana juga tepukan di bahunya. Menatap tajam Thana yang dengan santainya duduk di hadapannya."Bisakah kau datang dengan pemberitahuan? Kau hampir membuatku mati."First bersungut-sungut, sedangkan Thana hanya merespon dengan alis yang terangkat."Tapi kau belum mati, bukan?"First melotot saat mendengar pertanyaan sarkas yang Thana ucapkan kepadanya. Membuat pemuda cerewet itu melempar Thana dengan sendok garpu kecil yang sebelumnya digunakan untuk makan kue bolu.Thana yang tidak sempat menghindar meringis lantaran lemparan First yang mengenai pelipisnya."Bantuan apa yang kau inginkan?"First bertanya sinis dan mengambil kembali sendok garpu yang sempat melayang dan mendarat di pelipis Thana. Kemudian dengan santai memakan kue bolu yang belum habis."Kau tahu sendiri tentang apa itu."
"Hei. Kalian tahu? Pak Arief itu suka dengan New, makanya dia mengajak New ke Jerman."Thana yang sedang duduk di cafe seorang diri, sayup-sayup mendengar percakapan seorang pemuda yang diketahuinya sebagai Mahasiswa Keperawatan."Kau ini. Sudah pasti pak Arief menyukai New, kau tahu sendiri pemuda itu terlalu baik, ditambah dia memiliki otak cerdas. Bagaimana pak Arief tidak membawanya ke Jerman, jika dia baru saja memenangkan Karya Tulis Ilmiah yang bersangkutan dengan seminar di Jerman nantinya."Pembicaraan itu berlanjut dengan tanggapan temannya, yang dengan santai berbicara sembari memakan makanan yang tersedia di atas meja.Tuk!"Au. Kenapa kau menyentil dahiku? Kau kira itu tidak menyakitkan!"Thana masih saja menyimak pembicaraan kedua pemuda itu tanpa disadarinya. Bahkan kini Thana berpindah duduk di dekat mereka, penasaran dengan kelanjutan gosip tersebut.Mahasiswa yang menggosipka
"New."Merasa terpanggil, New sontak menoleh dan melihat seorang gadis yang tidak dikenalinya. Berdiri canggung di samping tempat duduknya."Eum.... Ya?"Bingung, New merespon seadanya. Bukan maksud sombong, hanya saja New benar-benar tidak pernah bertemu, bahkan melihat gadis tersebut."Itu.... Tadi saya bertemu dengan dosen Mata Kuliah Sosiologi. Beliau memanggilmu, dan mengatakan untuk datang ke ruangannya."Mendengar itu New mengangguk mengerti seraya tersenyum manis dan mendapat respon yang sama dari gadis tersebut."Terima kasih, ya."Gadis itu mengangguk dan beranjak meninggalkan New beserta teman-temannya yang sejak tadi hanya diam, menyimak pembicaraan New dengan gadis asing itu."Dia cantik, New."New langsung saja menoleh saat mendengar salah satu temannya berbicara. Tersenyum sinis dan merampas ponselnya yang seenaknya digunakan oleh temannya itu.
Sudah satu minggu sejak pertengkaran antara New dengan Thana, dan selama itu pula keadaan rumah sangat tidak nyaman. Di mana Phan dan Thana yang hanya sekedar saling bertegur sapa. Krist yang merasa canggung karena Lion dan Jump memiliki project berdua serta selalu menghabiskan waktu di studio karena deadline yang sudah dekat. Sedangkan New, setelah keluar dari rumah hari itu belum pernah kembali hingga saat ini.Dan itu tentu saja membuat Krist khawatir, namun Phan berkata jika dia pernah melihat New di sekitar kampus. Mengetahui itu, Krist sedikit tenang karena dia bisa menduga jika New tidak terluka.Thana yang merasa bosan, memutuskan untuk keluar sekedar menghirup udara segar di taman yang tidak jauh dari kediaman.Tiba di taman, Thana langsung saja mendudukkan dirinya di kursi yang terletak lumayan jauh dari jalan. Suasana yang nyaman membuat Thana hampir saja mengarungi mimpi, namun dirinya dikejutkan oleh tepukan ringan di bahunya. Memb
"Adik biadab."Thana mendesis saat mengatakan itu, menyebabkan teman-temannya mematung dan melepas pegangannya kepada Thana."Thana."Panggilan Phan tidak dihiraukan oleh Thana. Pemuda itu masih mengatur napasnya yang tidak beraturan akibat emosi yang tidak dapat dikontrol."Bocah itu...."Melihat Thana yang mulai mengontrol emosinya, Lion menyentuh pundak pemuda yang lebih muda darinya, namun dengan kasar Thana menghempaskan tangan Lion dan mendorongnya hingga terjatuh di lantai. Dan untung saja punggung Lion tidak terkena meja televisi."LEPASKAN! BRENGSEK!"Teriakan dan tindakan Thana mengejutkan semua orang. Dimana pemuda itu semakin marah, dan emosinya kembali naik.Namun, detik berikutnya bunyi pukulan menyentak mereka. Phan yang kali pertamanya mengangkat tangan untuk memukul seseorang, dan itu adalah sahabatnya sendiri, Thana.Thana yang mendapat p
Setelah insiden di kantin Fakultas Seni Musik, dimana Krist yang mengomel tanpa menghiraukan jika mereka menjadi tontonan. Satu bulan telah berlalu, New yang membawa banyak penghargaan karena mengikuti berbagai lomba. Juga Thana yang sama seperti adiknya, membawa penghargaan setelah memenangkan turnamen.Kini akhirnya mereka semua berkumpul di meja makan. Memakan hidangan yang dimasak khusus oleh member tertua, Lion dan Krist. Semua menyantap hidangan dengan lahap dengan sesekali mengobrol ringan."Kak. Besok New mau ajak Claire pacaran."Celetuk New, membuat sebagian besar yang lebih tua tersedak. Bahkan Thana pun juga tersedak, namun dengan pandainya Thana menahannya hingga netranya berkaca-kaca."Kalian kenapa? Kenapa tersedak berjamaah?"New menatap semua orang di meja makan bingung. Sedang yang lain dengan serentak meneguk air minum untuk meredakan tenggorokan mereka yang perih."Yah. Kecuali Thana."