Pukul 08.00 pagi keadaan rumah B2F2 kacau, teriakan juga tangisan serta perasaan khawatir memenuhi seluruh penghuni rumah. Keadaan itu berawal dari aktivitas rutin mereka, yaitu sarapan bersama. Namun, dua member yang sejak tiga tahun berperang dingin tidak terlihat batang hidungnya, membuat leader B2F2 itu panik dan menelfon mereka.
Lion sedikit tenang saat Thana mengangkat panggilannya. Dan mengatakan jika dirinya pergi ke studio terlebih dahulu, juga mengucapkan permintaan maaf karena tidak sempat memberi kabar. Serta bertanya apa yang membuat Lion sebegitu khawatirnya. Dan saat mendapat jawaban dari sang leader. Thana hampir saja murka, namun dia masih bisa menahan diri.
Dan yang membuat keadaan asrama semakin kacau adalah New yang meninggalkan ponselnya di meja nakas samping tempat tidurnya. Meninggalkan tempat tidur yang tersusun rapi juga dingin. Terlihat bila pemuda itu telah meninggalkan asrama sejak subuh atau bahkan saat semua member mengarungi dunia mimpi.
"Lion. Bagaimana ini?"
Pertanyaan itu terucap sejak tadi dari bibir Phan. Nada bicaranya menyiratkan betapa khawatirnya dia, juga netranya yang merah akibat menahan tangis. Phan adalah member yang berhati lembut dan mudah menangis seperti New. Namun, New masih bisa mengendalikan dirinya tidak seperti Phan.
"Semua akan baik-baik saja. Okay. Jangan panik. Aku akan mencarinya. Ayo Krist bantu aku."
Krist yang sedang menenangkan Phan langsung beranjak dan mengikuti langkah leader keluar dari asrama setelah Jump mengambil alih posisinya.
"Aku mengkhawatirkannya."
Jump yang sejak tadi membisu mengeluarkan suaranya seraya mengusap bahu Phan. Hingga mereka tersentak dengan dorongan keras yang berasal dari pintu utama.
Disana, berdiri pemuda tampan dengan hoodie di tangan kanannya dan tas kecil di tangan kirinya menatap kedalam asrama dan memandang Jump juga Phan dengan tatapan tajam. Bahkan mereka bisa mendengar suara nafas pemuda itu dengan sangat jelas akibat heningnya suasana.
"Apa bocah sialan itu tidak mengatakan apapun kepada kalian? Kemarin? Atau bahkan semalam?"
Suaranya rendah dan tajam. Hingga tidak bisa dipungkiri jika yang mendengarnya akan merasakan bulu roma mereka berdiri.
"Ada apa denganmu? Tidak bisakah kau berbicara sedikit sopan?"
"Persetan dengan sopan santun-"
"Yak!"
Jump langsung saja berteriak dan menghentikan ucapan Thana, menatap tajam pemuda tampan itu. Merasa berang dengan tingkah lakunya belakangan ini yang semakin menjadi. Membuat atmosfer mencekam di ruang tamu semakin meningkat lantaran kedua pihak yang saling menatap tanpa ada yang mau mengalah.
Semua berawal dari kejadian tadi malam, mereka yang merayakan ulang tahun member termuda serta melakukan siaran langsung diakun i*******m B2F2. Awalnya semua berjalan normal sebagaimana mestinya hingga salah satu penggemar B2F2 membuat permintaan tentang New yang harus memberikan kue potongan pertama kepada Thana sekalian menyuapi kakak kandungnya itu.
New tentu saja dengan senang hati menerimanya, namun dia juga takut jika kakaknya akan marah kepadanya. Dan ternyata itu semua terjadi, setelah Thana menerima suapan dari New suasana siaran langsung, langsung berubah. Tidak lagi seru, melainkan mencekam karena aura dingin yang Thana keluarkan. Bahkan jawaban yang Thana utarakan saat penggemar bertanya sangat singkat.
Hal itulah yang membuat penggemar B2F2 bingung bahkan menjadi trending topik di twitter dan tersebar luas.
Atensi mereka teralihkan saat mendengar suara seseorang sedang memasukkan sandi rumah. Dan saat pintu terbuka, keheningan semakin meningkat. Menutup pintu, New menatap semua penghuni ruang tamu dengan pandangan bingung. Dan meletakkan barang bawaannya dimeja dekat rak sepatu.
"Apa yang terjadi?"
Pertanyaan New membuat Thana berang dan langsung saja meninju perut New, membuat pemuda yang lebih muda itu mundur hingga menghantam rak sepatu dan jatuh dengan beberapa sepatu yang menimpanya.
Melihat itu Jump juga Phan panik dan memegang Thana agar tidak kembali melancarkan pukulannya. Mereka terkejut akibat perbuatan Thana. Karena selama ini, pemuda tampan itu tidak pernah mengangkat tangannya untuk memukul seseorang.
"Setelah perbuatanmu kau bertanya apa yang terjadi!"
New semakin bingung dengan situasi. Dan hanya berdiri bodoh dengan tangan yang memegang perutnya lantaran nyeri. Juga Phan yang memapahnya.
"Pertunjukan sudah tinggal menghitung hari dan kau masih bersikap santai juga membuat semua orang panik?"
Heningnya suanana membuat suara Thana memenuhi penjuru ruangan. Dan membuat New semakin tidak mengerti.
"Apa kau merasa telah berada di puncak? Cih. Kau bahkan membuat semua orang repot akan kehadiranmu. Menyusahkan orang akan tingkah lakumu. Ketertinggalanmu membuat semua orang berang. Hah. Kau tidak-"
"Krathana Vanitcha! Cukup!"
Thana langsung saja menghentikan ucapannya saat mendengar Jump membentaknya. Dan menatap sinis teman seumurannya.
"Cih. Bukankah yang ku katakan sebuah fakta?"
"Thana. Hentikan, okay. Kau menyakitinya."
Phan berkata lembut, mencoba menghentikan pertikaian dan menenangkan New yang berurai air mata.
"Maafkan aku."
Perkataan lirih New membekukan suasana. Setelah meminta maaf juga membungkuk 90°. New berjalan keluar dan meninggalkan rumah tanpa menatap pintu yang tertutup juga terkunci otomatis.
Setelah beberapa saat hening. Jump menatap tajam Thana yang masih berdiri berhadapan dengannya."Apa kau harus berkata seperti itu?"Thana menaikkan salah satu alisnya saat mendengar perkataan dingin Phan dan melepas kontak mata antara dirinya dengan Jump."Lalu? Aku harus berkata seperti apa? Bukankah aku mengatakan sebuah fakta?"Kata-kata sinis Thana membuat Jump melayangkan tinjunya. Menyebab Thana terjatuh di atas sofa. Dengan Jump yang menindihnya juga mencengkeram erat kerah baju Thana."Jummest Ludakorn!"Teriakan itu tidak diindahkan oleh sang empu. Dia tetap fokus dengan Thana yang menatap marah dirinya."Lepas!"Thana berkata tenang namun netranya mengatakan kemarahan yang besar."Aku bilang lepas!"Jump tetap tidak bergerak. Dan itu membuat Thana semaki
Pukul 10.00 pagi semua member B2F2 berkumpul di tempat latihan. Mereka akan mulai latihan setelah banyaknya drama dipagi hari. Walau atmosfer di ruangan itu tidak mencekam, namun tentu saja tidak bagus. Karena perang dingin antara New dan Thana belum berakhir. New sudah meminta maaf kedua kalinya kepada semua member dan meminta maaf secara pribadi kepada kakaknya. Namun, Thana tidak menanggapi permintaan maaf adiknya itu dan memilih untuk mengutak-atik gitar bass miliknya. Mereka berenam merupakan anak yang tergolong dari kalangan atas. Orang tua Thana dan New memiliki perusahaan yang bergerak di bidang kesenian, mulai dari musik, teater, lukis, bahkan memiliki agensi. Itu sebabnya orang tua Thana memberikan mereka studio lengkap dengan staf dan pelatihnya. Karena melihat ketekunan pada bakat dan minat mereka. Studio mereka cukup besar. Terdiri dari tiga lantai, dimana lantai pertama mencakup ruang tamu, kamar mand
Setelah latihan dengan giat selama dua minggu. Akhirnya pertunjukan dimulai. Pertunjukan mereka digelar di lapangan yang terletak di pusat kota. Pertunjukan mereka sukses membawa dua ribu penonton dan berlangsung selama tiga hari.Walau grup B2F2 belum terkenal seperti grup-grup besar lainnya. Namun, cukup banyak yang menjadi penggemar grup tersebut karena sudah berdiri selama lima tahun. Bahkan mereka kekurangan tiket karena banyaknya penggemar yang menanti pertunjukan yang baru dilangsungkan.Hampir satu tahun B2F2 tidak menggelar pertunjukan karena sibuknya mereka di kampus. Walau mereka masih saja tampil di acara-acara kampus tapi tidak menggelar pertunjukan mandiri.Hari ini merupakan hari terakhir pertunjukan mereka. Dan mereka baru saja mengucapkan salam perpisahan dan rasa terima kasih karena menyempatkan waktu untuk hadir meriahkan pertunjukan mereka.Setelah mereka meninggalkan panggung dan
"Kakak! New jatuh cinta!"Teriakan New memenuhi seluruh penjuru rumah. Menyebabkan semua penghuni tergopoh-gopoh keluar dari kamar minus Thana, menemui termuda.New yang memang memiliki kelas sore tiba paling akhir di rumah. Jam sudah menunjukkan pukul 19.30 malam saat New tiba dan berteriak."Astaga. Kamu ini, kenapa harus berteriak?"Lion berkata dengan tangan yang memijat kepala, kepalang gemas dengan tingkah New. Sedangkan New hanya menampilkan cengirannya."New jatuh cinta kak Singa."New berkata antusias, binar matanya menunjukkan betapa gembiranya dia."Sama siapa?"Krist bertanya malas, namun antusias New semakin meningkat saat salah satu kakaknya menanggapi ucapannya."Claire, mahasiswi pertukaran dari Jerman."Ucapnya menggebu-gebu dan yang le
"Lihatlah."Thana, Drake, First, dan Khema langsung saja mengerubungi ponsel Wave yang diletakkan pemiliknya di tengah-tengah meja."Kosong?"Khema memandang bingung dan menatap Wave yang mengangguk, meyakinkan teman-temannya yang masih belum yakin dan masih mencoba untuk menggeser layar namun tidak menemukan apapun."Tapi aku kurang yakin, aku akan mencarinya kembali. Kalian ikut?"Wave meletakkan gelasnya dan meraih ponsel miliknya, bertanya kepada teman-temannya seraya beranjak."Aku ikut."Thana berujar dan berdiri dari duduknya, mengikuti langkah Wave menuju ruangan pribadi, ruangan Wave di lantai empat.Wave merupakan pemilik bar yang mereka tempati berkumpul. Bar Wave sudah ada sejak pemuda itu berusia tujuh belas tahun. Dan sudah memiliki beberapa cabang.Awalnya bar Wave dikelola ol
Setelah insiden di kantin Fakultas Seni Musik, dimana Krist yang mengomel tanpa menghiraukan jika mereka menjadi tontonan. Satu bulan telah berlalu, New yang membawa banyak penghargaan karena mengikuti berbagai lomba. Juga Thana yang sama seperti adiknya, membawa penghargaan setelah memenangkan turnamen.Kini akhirnya mereka semua berkumpul di meja makan. Memakan hidangan yang dimasak khusus oleh member tertua, Lion dan Krist. Semua menyantap hidangan dengan lahap dengan sesekali mengobrol ringan."Kak. Besok New mau ajak Claire pacaran."Celetuk New, membuat sebagian besar yang lebih tua tersedak. Bahkan Thana pun juga tersedak, namun dengan pandainya Thana menahannya hingga netranya berkaca-kaca."Kalian kenapa? Kenapa tersedak berjamaah?"New menatap semua orang di meja makan bingung. Sedang yang lain dengan serentak meneguk air minum untuk meredakan tenggorokan mereka yang perih."Yah. Kecuali Thana."
"Adik biadab."Thana mendesis saat mengatakan itu, menyebabkan teman-temannya mematung dan melepas pegangannya kepada Thana."Thana."Panggilan Phan tidak dihiraukan oleh Thana. Pemuda itu masih mengatur napasnya yang tidak beraturan akibat emosi yang tidak dapat dikontrol."Bocah itu...."Melihat Thana yang mulai mengontrol emosinya, Lion menyentuh pundak pemuda yang lebih muda darinya, namun dengan kasar Thana menghempaskan tangan Lion dan mendorongnya hingga terjatuh di lantai. Dan untung saja punggung Lion tidak terkena meja televisi."LEPASKAN! BRENGSEK!"Teriakan dan tindakan Thana mengejutkan semua orang. Dimana pemuda itu semakin marah, dan emosinya kembali naik.Namun, detik berikutnya bunyi pukulan menyentak mereka. Phan yang kali pertamanya mengangkat tangan untuk memukul seseorang, dan itu adalah sahabatnya sendiri, Thana.Thana yang mendapat p
Sudah satu minggu sejak pertengkaran antara New dengan Thana, dan selama itu pula keadaan rumah sangat tidak nyaman. Di mana Phan dan Thana yang hanya sekedar saling bertegur sapa. Krist yang merasa canggung karena Lion dan Jump memiliki project berdua serta selalu menghabiskan waktu di studio karena deadline yang sudah dekat. Sedangkan New, setelah keluar dari rumah hari itu belum pernah kembali hingga saat ini.Dan itu tentu saja membuat Krist khawatir, namun Phan berkata jika dia pernah melihat New di sekitar kampus. Mengetahui itu, Krist sedikit tenang karena dia bisa menduga jika New tidak terluka.Thana yang merasa bosan, memutuskan untuk keluar sekedar menghirup udara segar di taman yang tidak jauh dari kediaman.Tiba di taman, Thana langsung saja mendudukkan dirinya di kursi yang terletak lumayan jauh dari jalan. Suasana yang nyaman membuat Thana hampir saja mengarungi mimpi, namun dirinya dikejutkan oleh tepukan ringan di bahunya. Memb
Setelah semua situasi kembali kondusif, dengan member B2F2 yang tersisa di rumah. Mereka duduk di ruang tengah dengan keheningan. Sibuk dengan fikirannya masing-masing. Kecuali Thana yang masih asyik memainkan game di ponsel pintarnya.Jump yang melihat hal tersebut merasa jengah. Menyebabkan pemuda tampan itu menendang tangan Thana dan membuat ponselnya terjatuh, yang untung saja jatuhnya di karpet bulu."Sial! Jump!" teriak Thana dan menendang balik karena permainannya berakhir dengan kekalahan, hal tersebut malah mendapat tatapan tajam dari Jump. Membuat Thana menaikkan salah satu alisnya, bingung akan respon yang Jump berikan kepadanya. Padahal jelas-jelas Jump yang bersalah di sini, karena dialah yang memulai keributan."Tidak tahukah kau? Kita sibuk berfikir dan kau asyik memainkan ponsel jelek mu itu?" geram Jump masih dengan tatapan tajamnya, bahkan nada suara yang digunakannya sangat rendah akibat emosi yang ditahannya."A
"Apa kita tidak terlalu keras kepadanya?" Phan berujar saat New sudah tidak ada lagi di ruang tengah. Pemuda yang lebih pendek dari kelima temannya itu menatap penghuni ruang tengah satu-persatu. Dan terakhir dirinya melihat Thana menyebabkan kontak mata selama lima detik."Persetan dengan dirinya," Thana berujar acuh tak acuh setelah melepas kontak mata antara dirinya dan Phan yang membuat Krist melemparnya dengan bantal sofa, dan secara kebetulan tepat mengenai wajahnya."Aku sangat ingin menghajar mulut busukmu itu," rutuk Krist sembari merampas bantal sofa yang telah dilemparnya dari tangan Thana.Thana yang melihat hal tersebut hanya membuang muka dan kembali memainkan ponselnya. Sedang Krist yang mendapat respon seperti itu berang dan kembali melempar Thana."Krist!" pekik Thana karena kembali terganggu. Dan mendapat tatapan tajam Krist."Apa?!" hardik Krist yang mendapat gelengan serta senyum kecut Thana.
"New."New yang sedang menikmati semilir angin sore di taman menoleh. Dan mendapati seorang pemuda yang sangat dikenalinya sedang berjalan menghampirinya."Kak Joss?" New tersenyum dan bergeser saat pemuda tersebut sudah berada di hadapannya."Tumben kakak ke sini sore-sore." New memulai percakapan saat Joss sudah duduk di sampingnya. Dan yang lebih tua terkekeh kecil menanggapi kebingungan yang lebih muda."Tadi kakak beli makanan, dan melihatmu duduk di sini," ujar Joss masih dengan kekehannya, dan New hanya mengangguk mengerti."Beberapa hari yang lalu kakak bertemu dengan Krath."New langsung saja menatap penuh Joss, saat ia menyelesaikan kalimatnya. Setelahnya New menunduk dengan tujuan menyembunyikan netranya yang mulai berkaca-kaca. Joss yang melihat itu langsung saja menepuk pundak New, membuat yang lebih muda mengangkat kepalanya dan menatap Joss yang tersenyum mene
"First, bantu aku."First langsung saja tersedak saat mendengar suara Thana juga tepukan di bahunya. Menatap tajam Thana yang dengan santainya duduk di hadapannya."Bisakah kau datang dengan pemberitahuan? Kau hampir membuatku mati."First bersungut-sungut, sedangkan Thana hanya merespon dengan alis yang terangkat."Tapi kau belum mati, bukan?"First melotot saat mendengar pertanyaan sarkas yang Thana ucapkan kepadanya. Membuat pemuda cerewet itu melempar Thana dengan sendok garpu kecil yang sebelumnya digunakan untuk makan kue bolu.Thana yang tidak sempat menghindar meringis lantaran lemparan First yang mengenai pelipisnya."Bantuan apa yang kau inginkan?"First bertanya sinis dan mengambil kembali sendok garpu yang sempat melayang dan mendarat di pelipis Thana. Kemudian dengan santai memakan kue bolu yang belum habis."Kau tahu sendiri tentang apa itu."
"Hei. Kalian tahu? Pak Arief itu suka dengan New, makanya dia mengajak New ke Jerman."Thana yang sedang duduk di cafe seorang diri, sayup-sayup mendengar percakapan seorang pemuda yang diketahuinya sebagai Mahasiswa Keperawatan."Kau ini. Sudah pasti pak Arief menyukai New, kau tahu sendiri pemuda itu terlalu baik, ditambah dia memiliki otak cerdas. Bagaimana pak Arief tidak membawanya ke Jerman, jika dia baru saja memenangkan Karya Tulis Ilmiah yang bersangkutan dengan seminar di Jerman nantinya."Pembicaraan itu berlanjut dengan tanggapan temannya, yang dengan santai berbicara sembari memakan makanan yang tersedia di atas meja.Tuk!"Au. Kenapa kau menyentil dahiku? Kau kira itu tidak menyakitkan!"Thana masih saja menyimak pembicaraan kedua pemuda itu tanpa disadarinya. Bahkan kini Thana berpindah duduk di dekat mereka, penasaran dengan kelanjutan gosip tersebut.Mahasiswa yang menggosipka
"New."Merasa terpanggil, New sontak menoleh dan melihat seorang gadis yang tidak dikenalinya. Berdiri canggung di samping tempat duduknya."Eum.... Ya?"Bingung, New merespon seadanya. Bukan maksud sombong, hanya saja New benar-benar tidak pernah bertemu, bahkan melihat gadis tersebut."Itu.... Tadi saya bertemu dengan dosen Mata Kuliah Sosiologi. Beliau memanggilmu, dan mengatakan untuk datang ke ruangannya."Mendengar itu New mengangguk mengerti seraya tersenyum manis dan mendapat respon yang sama dari gadis tersebut."Terima kasih, ya."Gadis itu mengangguk dan beranjak meninggalkan New beserta teman-temannya yang sejak tadi hanya diam, menyimak pembicaraan New dengan gadis asing itu."Dia cantik, New."New langsung saja menoleh saat mendengar salah satu temannya berbicara. Tersenyum sinis dan merampas ponselnya yang seenaknya digunakan oleh temannya itu.
Sudah satu minggu sejak pertengkaran antara New dengan Thana, dan selama itu pula keadaan rumah sangat tidak nyaman. Di mana Phan dan Thana yang hanya sekedar saling bertegur sapa. Krist yang merasa canggung karena Lion dan Jump memiliki project berdua serta selalu menghabiskan waktu di studio karena deadline yang sudah dekat. Sedangkan New, setelah keluar dari rumah hari itu belum pernah kembali hingga saat ini.Dan itu tentu saja membuat Krist khawatir, namun Phan berkata jika dia pernah melihat New di sekitar kampus. Mengetahui itu, Krist sedikit tenang karena dia bisa menduga jika New tidak terluka.Thana yang merasa bosan, memutuskan untuk keluar sekedar menghirup udara segar di taman yang tidak jauh dari kediaman.Tiba di taman, Thana langsung saja mendudukkan dirinya di kursi yang terletak lumayan jauh dari jalan. Suasana yang nyaman membuat Thana hampir saja mengarungi mimpi, namun dirinya dikejutkan oleh tepukan ringan di bahunya. Memb
"Adik biadab."Thana mendesis saat mengatakan itu, menyebabkan teman-temannya mematung dan melepas pegangannya kepada Thana."Thana."Panggilan Phan tidak dihiraukan oleh Thana. Pemuda itu masih mengatur napasnya yang tidak beraturan akibat emosi yang tidak dapat dikontrol."Bocah itu...."Melihat Thana yang mulai mengontrol emosinya, Lion menyentuh pundak pemuda yang lebih muda darinya, namun dengan kasar Thana menghempaskan tangan Lion dan mendorongnya hingga terjatuh di lantai. Dan untung saja punggung Lion tidak terkena meja televisi."LEPASKAN! BRENGSEK!"Teriakan dan tindakan Thana mengejutkan semua orang. Dimana pemuda itu semakin marah, dan emosinya kembali naik.Namun, detik berikutnya bunyi pukulan menyentak mereka. Phan yang kali pertamanya mengangkat tangan untuk memukul seseorang, dan itu adalah sahabatnya sendiri, Thana.Thana yang mendapat p
Setelah insiden di kantin Fakultas Seni Musik, dimana Krist yang mengomel tanpa menghiraukan jika mereka menjadi tontonan. Satu bulan telah berlalu, New yang membawa banyak penghargaan karena mengikuti berbagai lomba. Juga Thana yang sama seperti adiknya, membawa penghargaan setelah memenangkan turnamen.Kini akhirnya mereka semua berkumpul di meja makan. Memakan hidangan yang dimasak khusus oleh member tertua, Lion dan Krist. Semua menyantap hidangan dengan lahap dengan sesekali mengobrol ringan."Kak. Besok New mau ajak Claire pacaran."Celetuk New, membuat sebagian besar yang lebih tua tersedak. Bahkan Thana pun juga tersedak, namun dengan pandainya Thana menahannya hingga netranya berkaca-kaca."Kalian kenapa? Kenapa tersedak berjamaah?"New menatap semua orang di meja makan bingung. Sedang yang lain dengan serentak meneguk air minum untuk meredakan tenggorokan mereka yang perih."Yah. Kecuali Thana."