Setelah insiden di kantin Fakultas Seni Musik, dimana Krist yang mengomel tanpa menghiraukan jika mereka menjadi tontonan. Satu bulan telah berlalu, New yang membawa banyak penghargaan karena mengikuti berbagai lomba. Juga Thana yang sama seperti adiknya, membawa penghargaan setelah memenangkan turnamen.
Kini akhirnya mereka semua berkumpul di meja makan. Memakan hidangan yang dimasak khusus oleh member tertua, Lion dan Krist. Semua menyantap hidangan dengan lahap dengan sesekali mengobrol ringan."Kak. Besok New mau ajak Claire pacaran."Celetuk New, membuat sebagian besar yang lebih tua tersedak. Bahkan Thana pun juga tersedak, namun dengan pandainya Thana menahannya hingga netranya berkaca-kaca."Kalian kenapa? Kenapa tersedak berjamaah?"New menatap semua orang di meja makan bingung. Sedang yang lain dengan serentak meneguk air minum untuk meredakan tenggorokan mereka yang perih."Yah. Kecuali Thana."Thana yang mendengar itu hanya masa bodoh dan melanjutkan makannya. Membuat Jump mendengus kesal lantaran tidak dihiraukan oleh teman seumurannya itu."Kenapa tiba-tiba?"Lion bertanya setelah menghabiskan makannya dan menatap New yang tengah menyantap es krim buatannya.New mengangkat kepalanya dan menatap Lion dengan alis terangkat, heran dengan pertanyaan yang lebih tua."Tiba-tiba bagaimana kak? New sudah mengenalnya selama satu bulan."Krist menghela nafas dan menggeleng tidak habis pikir dengan New. "Baru satu bulan New. Kau belum mengenalnya dengan baik."New mendengus kesal karena perkataan Krist dan menghentikan acara memakan es krim miliknya. Menatap kesal yang tua seraya melipat tangan di depan dada dan bersandar di sandaran kursi."Tapi New serius dengannya kak. Dari pada setiap akhir pekan Claire selalu meminta New untuk ke hotel, kan lebih baik New ajak pacaran."New berkata santai, namun yang mendengarnya luar biasa terkejut. Dimana, Lion yang menjatuhkan piring ke lantai karena dia yang telah usai makan dan berniat untuk mencucinya. Krist yang menjatuhkan sendok serta pisau. Phan yang menyemburkan airnya, dan untung saja tidak terkena siapapun. Jump yang tersedak tulang ayam seraya menepuk dadanya, dan untungnya tulang ayam itu tidak begitu besar. Terakhir Thana yang menggebrak meja dan beranjak, kemudian meninggalkan meja makan dengan kursi yang terjatuh akibat dorongannya.New yang melihat seluruh dari reaksi tersebut melotot dan membuka lebar mulutnya. Terkejut akan reaksi mereka."NEW! KAU DIAJAK KE HOTEL?"Teriak mereka bersamaan kecuali Thana setelah hening hampir satu menit lamanya. Dan New yang mendengar teriakan itu terlonjak dan semakin membulatkan matanya "Astaga! Kenapa kakak semua berteriak. Aduh. Telinga New sakit."Keluh New dan mengorek telinganya, berharap dengungannya akan sedikit berkurang."New. Astaga. Dia mengajakmu ke hotel?"Sekali lagi Lion bertanya, menegaskan omongan New. Berharap pendengarannya salah, namun itu tidak mungkin saat mereka semua mendengarnya juga New yang mengklarifikasi dengan menganggukkan kepalanya berulang kali."Memangnya kenapa sih? Hanya ke hotel. Bukankah itu ajakan kencan?"Mereka semua melotot saat mendengar perkataan enteng New. Kencan?"New. Ajakan hotel tidak selamanya kencan."Phan berkata gemas karena jawaban yang New berikan."Lalu apa lagi?"Mereka semua menghela nafas kesal saat New bertanya polos. Sedangkan Phan yang ingin menjelaskan terhenti karena Thana yang kembali ke meja makan seraya membanting ponselnya. Menampilkan profil gadis yang selama ini New suka.Melihat itu, New yang paling dekat dengan ponsel Thana meraihnya dan melihat baik-baik isi dari profil tersebut. Setelahnya menatap tajam Thana, kali pertamanya."Apa maksud kak Krath?"New bertanya dingin, menyebabkan yang lainnya syok minus Thana yang masih memasang wajah tenangnya. Mereka semua syok karena New belum pernah menunjukkan sikapnya yang seperti itu selama mereka mengenal sosok pemuda yang paling muda itu."Bukankah disana sudah jelas?"Thana menjawab masih dengan tenang dan menatap datar adiknya yang menatapnya dengan tatapan tajam."Cukup kakak tidak suka New lagi. Tapi, apa-apaan ini? Kakak membuat rekayasa orang yang New suka?"New menatap Thana merendahkan, membuat Thana geram dan meraih kerah baju New. Melihat itu teman yang lain melerainya dengan cepat, tidak ingin hal yang lebih buruk terjadi."Kau fikir itu rekayasa?!"Thana berteriak karena tidak terima dengan tuduhan dan tatapan New. Emosinya sudah tidak dapat dikontrol lagi."Terserah kakak!"
New balas berteriak dan meninggalkan meja makan menuju arah pintu utama. Melihat itu Thana semakin geram."Mau kemana kau?""Ini sudah malam!"Karena tidak mendapat jawaban Thana kembali berteriak murka."Bukan urusanmu!"New balas berteriak kemudian meraih gagang pintu utama, membukanya dan menutupnya dengan bantingan yang cukup keras. Membuat Thana semakin murka dan ingin menyusul New, namun tidak bisa karena badannya ditahan oleh Lion dan Jump."Adik biadab."Thana mendesis saat mengatakan itu, menyebabkan teman-temannya mematung dan melepas pegangannya kepada Thana."Thana."Panggilan Phan tidak dihiraukan oleh Thana. Pemuda itu masih mengatur napasnya yang tidak beraturan akibat emosi yang tidak dapat dikontrol."Bocah itu...."Melihat Thana yang mulai mengontrol emosinya, Lion menyentuh pundak pemuda yang lebih muda darinya, namun dengan kasar Thana menghempaskan tangan Lion dan mendorongnya hingga terjatuh di lantai. Dan untung saja punggung Lion tidak terkena meja televisi."LEPASKAN! BRENGSEK!"Teriakan dan tindakan Thana mengejutkan semua orang. Dimana pemuda itu semakin marah, dan emosinya kembali naik.Namun, detik berikutnya bunyi pukulan menyentak mereka. Phan yang kali pertamanya mengangkat tangan untuk memukul seseorang, dan itu adalah sahabatnya sendiri, Thana.Thana yang mendapat p
Sudah satu minggu sejak pertengkaran antara New dengan Thana, dan selama itu pula keadaan rumah sangat tidak nyaman. Di mana Phan dan Thana yang hanya sekedar saling bertegur sapa. Krist yang merasa canggung karena Lion dan Jump memiliki project berdua serta selalu menghabiskan waktu di studio karena deadline yang sudah dekat. Sedangkan New, setelah keluar dari rumah hari itu belum pernah kembali hingga saat ini.Dan itu tentu saja membuat Krist khawatir, namun Phan berkata jika dia pernah melihat New di sekitar kampus. Mengetahui itu, Krist sedikit tenang karena dia bisa menduga jika New tidak terluka.Thana yang merasa bosan, memutuskan untuk keluar sekedar menghirup udara segar di taman yang tidak jauh dari kediaman.Tiba di taman, Thana langsung saja mendudukkan dirinya di kursi yang terletak lumayan jauh dari jalan. Suasana yang nyaman membuat Thana hampir saja mengarungi mimpi, namun dirinya dikejutkan oleh tepukan ringan di bahunya. Memb
"New."Merasa terpanggil, New sontak menoleh dan melihat seorang gadis yang tidak dikenalinya. Berdiri canggung di samping tempat duduknya."Eum.... Ya?"Bingung, New merespon seadanya. Bukan maksud sombong, hanya saja New benar-benar tidak pernah bertemu, bahkan melihat gadis tersebut."Itu.... Tadi saya bertemu dengan dosen Mata Kuliah Sosiologi. Beliau memanggilmu, dan mengatakan untuk datang ke ruangannya."Mendengar itu New mengangguk mengerti seraya tersenyum manis dan mendapat respon yang sama dari gadis tersebut."Terima kasih, ya."Gadis itu mengangguk dan beranjak meninggalkan New beserta teman-temannya yang sejak tadi hanya diam, menyimak pembicaraan New dengan gadis asing itu."Dia cantik, New."New langsung saja menoleh saat mendengar salah satu temannya berbicara. Tersenyum sinis dan merampas ponselnya yang seenaknya digunakan oleh temannya itu.
"Hei. Kalian tahu? Pak Arief itu suka dengan New, makanya dia mengajak New ke Jerman."Thana yang sedang duduk di cafe seorang diri, sayup-sayup mendengar percakapan seorang pemuda yang diketahuinya sebagai Mahasiswa Keperawatan."Kau ini. Sudah pasti pak Arief menyukai New, kau tahu sendiri pemuda itu terlalu baik, ditambah dia memiliki otak cerdas. Bagaimana pak Arief tidak membawanya ke Jerman, jika dia baru saja memenangkan Karya Tulis Ilmiah yang bersangkutan dengan seminar di Jerman nantinya."Pembicaraan itu berlanjut dengan tanggapan temannya, yang dengan santai berbicara sembari memakan makanan yang tersedia di atas meja.Tuk!"Au. Kenapa kau menyentil dahiku? Kau kira itu tidak menyakitkan!"Thana masih saja menyimak pembicaraan kedua pemuda itu tanpa disadarinya. Bahkan kini Thana berpindah duduk di dekat mereka, penasaran dengan kelanjutan gosip tersebut.Mahasiswa yang menggosipka
"First, bantu aku."First langsung saja tersedak saat mendengar suara Thana juga tepukan di bahunya. Menatap tajam Thana yang dengan santainya duduk di hadapannya."Bisakah kau datang dengan pemberitahuan? Kau hampir membuatku mati."First bersungut-sungut, sedangkan Thana hanya merespon dengan alis yang terangkat."Tapi kau belum mati, bukan?"First melotot saat mendengar pertanyaan sarkas yang Thana ucapkan kepadanya. Membuat pemuda cerewet itu melempar Thana dengan sendok garpu kecil yang sebelumnya digunakan untuk makan kue bolu.Thana yang tidak sempat menghindar meringis lantaran lemparan First yang mengenai pelipisnya."Bantuan apa yang kau inginkan?"First bertanya sinis dan mengambil kembali sendok garpu yang sempat melayang dan mendarat di pelipis Thana. Kemudian dengan santai memakan kue bolu yang belum habis."Kau tahu sendiri tentang apa itu."
"New."New yang sedang menikmati semilir angin sore di taman menoleh. Dan mendapati seorang pemuda yang sangat dikenalinya sedang berjalan menghampirinya."Kak Joss?" New tersenyum dan bergeser saat pemuda tersebut sudah berada di hadapannya."Tumben kakak ke sini sore-sore." New memulai percakapan saat Joss sudah duduk di sampingnya. Dan yang lebih tua terkekeh kecil menanggapi kebingungan yang lebih muda."Tadi kakak beli makanan, dan melihatmu duduk di sini," ujar Joss masih dengan kekehannya, dan New hanya mengangguk mengerti."Beberapa hari yang lalu kakak bertemu dengan Krath."New langsung saja menatap penuh Joss, saat ia menyelesaikan kalimatnya. Setelahnya New menunduk dengan tujuan menyembunyikan netranya yang mulai berkaca-kaca. Joss yang melihat itu langsung saja menepuk pundak New, membuat yang lebih muda mengangkat kepalanya dan menatap Joss yang tersenyum mene
"Apa kita tidak terlalu keras kepadanya?" Phan berujar saat New sudah tidak ada lagi di ruang tengah. Pemuda yang lebih pendek dari kelima temannya itu menatap penghuni ruang tengah satu-persatu. Dan terakhir dirinya melihat Thana menyebabkan kontak mata selama lima detik."Persetan dengan dirinya," Thana berujar acuh tak acuh setelah melepas kontak mata antara dirinya dan Phan yang membuat Krist melemparnya dengan bantal sofa, dan secara kebetulan tepat mengenai wajahnya."Aku sangat ingin menghajar mulut busukmu itu," rutuk Krist sembari merampas bantal sofa yang telah dilemparnya dari tangan Thana.Thana yang melihat hal tersebut hanya membuang muka dan kembali memainkan ponselnya. Sedang Krist yang mendapat respon seperti itu berang dan kembali melempar Thana."Krist!" pekik Thana karena kembali terganggu. Dan mendapat tatapan tajam Krist."Apa?!" hardik Krist yang mendapat gelengan serta senyum kecut Thana.
Setelah semua situasi kembali kondusif, dengan member B2F2 yang tersisa di rumah. Mereka duduk di ruang tengah dengan keheningan. Sibuk dengan fikirannya masing-masing. Kecuali Thana yang masih asyik memainkan game di ponsel pintarnya.Jump yang melihat hal tersebut merasa jengah. Menyebabkan pemuda tampan itu menendang tangan Thana dan membuat ponselnya terjatuh, yang untung saja jatuhnya di karpet bulu."Sial! Jump!" teriak Thana dan menendang balik karena permainannya berakhir dengan kekalahan, hal tersebut malah mendapat tatapan tajam dari Jump. Membuat Thana menaikkan salah satu alisnya, bingung akan respon yang Jump berikan kepadanya. Padahal jelas-jelas Jump yang bersalah di sini, karena dialah yang memulai keributan."Tidak tahukah kau? Kita sibuk berfikir dan kau asyik memainkan ponsel jelek mu itu?" geram Jump masih dengan tatapan tajamnya, bahkan nada suara yang digunakannya sangat rendah akibat emosi yang ditahannya."A