Setelah latihan dengan giat selama dua minggu. Akhirnya pertunjukan dimulai. Pertunjukan mereka digelar di lapangan yang terletak di pusat kota. Pertunjukan mereka sukses membawa dua ribu penonton dan berlangsung selama tiga hari.
Walau grup B2F2 belum terkenal seperti grup-grup besar lainnya. Namun, cukup banyak yang menjadi penggemar grup tersebut karena sudah berdiri selama lima tahun. Bahkan mereka kekurangan tiket karena banyaknya penggemar yang menanti pertunjukan yang baru dilangsungkan.
Hampir satu tahun B2F2 tidak menggelar pertunjukan karena sibuknya mereka di kampus. Walau mereka masih saja tampil di acara-acara kampus tapi tidak menggelar pertunjukan mandiri.
Hari ini merupakan hari terakhir pertunjukan mereka. Dan mereka baru saja mengucapkan salam perpisahan dan rasa terima kasih karena menyempatkan waktu untuk hadir meriahkan pertunjukan mereka.
Setelah mereka meninggalkan panggung dan masuk kedalam ruang ganti. Mengganti pakaian serta menghapus riasan mereka.
Tidak bisa dipungkiri jika New sangat menyukai saat mereka mengadakan pertunjukan seperti saat ini. Karena New bisa lebih dekat dengan kakaknya. Walau Thana melakukan itu karena tidak ingin penggemar mereka tahu. Walau sebenarnya cukup banyak yang merasa jika ada sesuatu yang terjadi antara keduanya.
"Malam ini kakak traktir di restoran langganan kita."
Lion adalah yang pertama membuka percakapan setelah keheningan. Mereka semua telah selesai dengan urusan masing-masing, tinggal pulang dan beristirahat. Membuat Lion berinisiatif untuk membuka percakapan.
"Tidak perlu kak. Setelah ini aku akan ke studio. Ada yang harus aku ambil. Aku duluan, sampai jumpa."
Mereka semua menghela nafas saat melihat kepergian Thana yang semakin menjauhi ruang ganti tersebut. Sedang New menunduk, sedih karena dia yakin jika Thana sengaja menghindarinya.
Kepala New terangkat saat merasa seseorang mengusap bahunya, dan dia adalah Jump. Melihat itu New memberikan senyuman manis seakan mengatakan jika dia sudah terbiasa dan baik-baik saja.
"Ayo. Kita makan, setelah itu pulang dan beristirahat."
Tidak ingin membuat yang termuda larut dalam kesedihan. Akhirnya Krist mengambil alih dan menuntun New yang memang sudah berdiri sejak tadi untuk keluar ruangan dengan Phan yang menutup pintu.
Pukul 23.00 malam akhirnya mereka tiba di rumah dan melihat sepatu yang Thana kenakan tadi sudah tersusun rapi di rak sepatu. Yang artinya pemuda itu sudah tiba di rumah sebelum kedatangan mereka.
"Ah. Akhirnya sampai juga. Aku akan ke kamar beristirahat, kalian juga ya. Selamat malam."
Krist berkata sambil melangkah menuju lantai dua meninggalkan keempat member B2F2 yang masih melepas sepatu mereka.
"Kak Krist itu. Cepat sekali lepas sepatunya. Tidak ditaruh di rak lagi."
Yang lain hanya bisa terkekeh kecil kala mendengar gerutuan member termuda. New sama dengan Thana yang mencintai kebersihan dan kerapian. Itu sebabnya jika salah satu penghuni rumah membuat kekacauan keduanya akan mengomel lama.
"Aku akan ke kamar. Selamat malam kakak-kakak."
New berkata riang dan berlari-lari kecil menuju kamarnya yang juga terletak di lantai dua.
Melihat itu mereka hanya bisa menghela nafas karena sudah terbiasa dengan kebiasaan dan tabiat member termuda mereka. Karena New merupakan anak bungsu menyebabkan dirinya dimanja hingga sifat manjanya mendarah daging sampai umurnya yang sudah memasuki delapan tahun.
...
Pagi harinya mereka bangun sedikit terlambat. Namun, saat mencapai ruang makan yang tergabung dengan dapur. Mereka mendapati banyaknya sajian di atas meja. Menu sarapan sehat. Sedikit bingung, mereka menemukan New yang baru saja keluar dari ruang loundry. Dan paham akan situasi.
"Oh sudah bangun kak. Ayo sarapan. New juga baru selesai cuci baju."
New yang melihat semua penghuni minus Thana mengajak mereka untuk sarapan bersama. Dan tentu saja ajakan itu tidak ditolak oleh mereka, karena mereka sangat tahu jika masakan member termuda tidak pernah mengecewakan.
"Sudah selesaikan cuci bajunya?"
Phan bertanya setelah suapan pertama berhasil ditelannya. New hanya mengangguk mendengar pertanyaan Phan dan fokus dengan makanannya, karena netranya sejak tadi melirik puding coklat yang tidak jauh dari jangkauannya.
"Ya sudah. Gantian. Kakak juga mau cuci baju."
Phan kembali bersuara dan melanjutkan makannya. Sedang Lion sejak tadi menahan tawanya membuat Jump juga Krist terheran. Namun, setelah Lion menunjukkan hal yang membuatnya tertawa Jump dan Krist mengangguk paham.
"Bocah itu. Suka sekali dengan makanan manis."
Krist berkomentar dengan suara kecil dan mendapat anggukan dari mereka semua minus New.
"Bukan hanya makanan. Minuman manis juga kesukaannya."
Phan ikut menimpali saat tahu situasi. Dan mereka hanya bisa terkekeh saat melihat New yang telah menyelesaikan makannya dan menyambar puding coklat tanpa menyadari jika dirinya menjadi pusat perbincangan pagi yang lebih tua.
Sebenarnya sudah sejak tadi New sangat ingin memakan puding coklat itu. Namun, New tidak berani membantah perkataan Lion yang selalu menegaskan untuk memakan sarapan yang memiliki kandungan karbohidrat terlebih dahulu, setelahnya bebas. Dan itu menjadi patokan New untuk terus mengingatnya.
Usai dengan sarapan, Jump mengambil alih pekerjaan New dibantu dengan Lion. Sedangkan Phan melesat menuju kamarnya untuk mengambil pakaian kotor miliknya dan mencucinya.
New sendiri yang sudah mandi memilih untuk duduk di ruang tengah dengan laptop dipangkuannya dan banyaknya cemilan di atas meja.
Tidak lama setelah itu semua berkumpul di ruang tengah dan melihat anggota termuda, tidak heran lagi dengan tingkah lakunya.
"Besok hari pertama masuk kuliah. Adek sudah menyiapkan semuanya?"
Lion bertanya dengan pandangan mengarah pada ponselnya. New menghentikan kegiatannya dan menyimpan laptop di atas meja. Meraih toples cookies dan melahapnya.
"Sudah. Kakak sendiri bagaimana?"
New bertanya balik dan mendapat anggukan dari Lion. Setelahnya ruang tengah tidak terdapat lagi obrolan. Mereka sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Hingga atensi mereka teralihkan saat melihat kedatangan Thana.
"Oh? Thana. Darimana?"
Krist bertanya setelah Thana bergabung dan duduk di dekat Jump yang sedang bermain game diponselnya.
"Dari studio."
Jawabnya setelah meneguk jus yang memang sudah tersedia di atas meja.
"Sejak semalam kau di studio. Apa yang kau lakukan?"
Phan bertanya karena penasaran dengan apa yang dilakukan pemuda itu.
"Itu. Tadi malam aku ke studio mengambil laptop. Dan pagi ini aku mengambil dompet yang semalam aku tinggal."
Thana menjawab seraya meringis. Malu dengan tingkah cerobohnya yang sudah mendarah daging. Sedang mereka yang mendengar jawaban Thana hanya mendengus malas. Terbiasa dengan tabiat pemuda itu. New sendiri diam-diam tersenyum, paham dengan tingkah laku Thana.
"Kakak! New jatuh cinta!"Teriakan New memenuhi seluruh penjuru rumah. Menyebabkan semua penghuni tergopoh-gopoh keluar dari kamar minus Thana, menemui termuda.New yang memang memiliki kelas sore tiba paling akhir di rumah. Jam sudah menunjukkan pukul 19.30 malam saat New tiba dan berteriak."Astaga. Kamu ini, kenapa harus berteriak?"Lion berkata dengan tangan yang memijat kepala, kepalang gemas dengan tingkah New. Sedangkan New hanya menampilkan cengirannya."New jatuh cinta kak Singa."New berkata antusias, binar matanya menunjukkan betapa gembiranya dia."Sama siapa?"Krist bertanya malas, namun antusias New semakin meningkat saat salah satu kakaknya menanggapi ucapannya."Claire, mahasiswi pertukaran dari Jerman."Ucapnya menggebu-gebu dan yang le
"Lihatlah."Thana, Drake, First, dan Khema langsung saja mengerubungi ponsel Wave yang diletakkan pemiliknya di tengah-tengah meja."Kosong?"Khema memandang bingung dan menatap Wave yang mengangguk, meyakinkan teman-temannya yang masih belum yakin dan masih mencoba untuk menggeser layar namun tidak menemukan apapun."Tapi aku kurang yakin, aku akan mencarinya kembali. Kalian ikut?"Wave meletakkan gelasnya dan meraih ponsel miliknya, bertanya kepada teman-temannya seraya beranjak."Aku ikut."Thana berujar dan berdiri dari duduknya, mengikuti langkah Wave menuju ruangan pribadi, ruangan Wave di lantai empat.Wave merupakan pemilik bar yang mereka tempati berkumpul. Bar Wave sudah ada sejak pemuda itu berusia tujuh belas tahun. Dan sudah memiliki beberapa cabang.Awalnya bar Wave dikelola ol
Setelah insiden di kantin Fakultas Seni Musik, dimana Krist yang mengomel tanpa menghiraukan jika mereka menjadi tontonan. Satu bulan telah berlalu, New yang membawa banyak penghargaan karena mengikuti berbagai lomba. Juga Thana yang sama seperti adiknya, membawa penghargaan setelah memenangkan turnamen.Kini akhirnya mereka semua berkumpul di meja makan. Memakan hidangan yang dimasak khusus oleh member tertua, Lion dan Krist. Semua menyantap hidangan dengan lahap dengan sesekali mengobrol ringan."Kak. Besok New mau ajak Claire pacaran."Celetuk New, membuat sebagian besar yang lebih tua tersedak. Bahkan Thana pun juga tersedak, namun dengan pandainya Thana menahannya hingga netranya berkaca-kaca."Kalian kenapa? Kenapa tersedak berjamaah?"New menatap semua orang di meja makan bingung. Sedang yang lain dengan serentak meneguk air minum untuk meredakan tenggorokan mereka yang perih."Yah. Kecuali Thana."
"Adik biadab."Thana mendesis saat mengatakan itu, menyebabkan teman-temannya mematung dan melepas pegangannya kepada Thana."Thana."Panggilan Phan tidak dihiraukan oleh Thana. Pemuda itu masih mengatur napasnya yang tidak beraturan akibat emosi yang tidak dapat dikontrol."Bocah itu...."Melihat Thana yang mulai mengontrol emosinya, Lion menyentuh pundak pemuda yang lebih muda darinya, namun dengan kasar Thana menghempaskan tangan Lion dan mendorongnya hingga terjatuh di lantai. Dan untung saja punggung Lion tidak terkena meja televisi."LEPASKAN! BRENGSEK!"Teriakan dan tindakan Thana mengejutkan semua orang. Dimana pemuda itu semakin marah, dan emosinya kembali naik.Namun, detik berikutnya bunyi pukulan menyentak mereka. Phan yang kali pertamanya mengangkat tangan untuk memukul seseorang, dan itu adalah sahabatnya sendiri, Thana.Thana yang mendapat p
Sudah satu minggu sejak pertengkaran antara New dengan Thana, dan selama itu pula keadaan rumah sangat tidak nyaman. Di mana Phan dan Thana yang hanya sekedar saling bertegur sapa. Krist yang merasa canggung karena Lion dan Jump memiliki project berdua serta selalu menghabiskan waktu di studio karena deadline yang sudah dekat. Sedangkan New, setelah keluar dari rumah hari itu belum pernah kembali hingga saat ini.Dan itu tentu saja membuat Krist khawatir, namun Phan berkata jika dia pernah melihat New di sekitar kampus. Mengetahui itu, Krist sedikit tenang karena dia bisa menduga jika New tidak terluka.Thana yang merasa bosan, memutuskan untuk keluar sekedar menghirup udara segar di taman yang tidak jauh dari kediaman.Tiba di taman, Thana langsung saja mendudukkan dirinya di kursi yang terletak lumayan jauh dari jalan. Suasana yang nyaman membuat Thana hampir saja mengarungi mimpi, namun dirinya dikejutkan oleh tepukan ringan di bahunya. Memb
"New."Merasa terpanggil, New sontak menoleh dan melihat seorang gadis yang tidak dikenalinya. Berdiri canggung di samping tempat duduknya."Eum.... Ya?"Bingung, New merespon seadanya. Bukan maksud sombong, hanya saja New benar-benar tidak pernah bertemu, bahkan melihat gadis tersebut."Itu.... Tadi saya bertemu dengan dosen Mata Kuliah Sosiologi. Beliau memanggilmu, dan mengatakan untuk datang ke ruangannya."Mendengar itu New mengangguk mengerti seraya tersenyum manis dan mendapat respon yang sama dari gadis tersebut."Terima kasih, ya."Gadis itu mengangguk dan beranjak meninggalkan New beserta teman-temannya yang sejak tadi hanya diam, menyimak pembicaraan New dengan gadis asing itu."Dia cantik, New."New langsung saja menoleh saat mendengar salah satu temannya berbicara. Tersenyum sinis dan merampas ponselnya yang seenaknya digunakan oleh temannya itu.
"Hei. Kalian tahu? Pak Arief itu suka dengan New, makanya dia mengajak New ke Jerman."Thana yang sedang duduk di cafe seorang diri, sayup-sayup mendengar percakapan seorang pemuda yang diketahuinya sebagai Mahasiswa Keperawatan."Kau ini. Sudah pasti pak Arief menyukai New, kau tahu sendiri pemuda itu terlalu baik, ditambah dia memiliki otak cerdas. Bagaimana pak Arief tidak membawanya ke Jerman, jika dia baru saja memenangkan Karya Tulis Ilmiah yang bersangkutan dengan seminar di Jerman nantinya."Pembicaraan itu berlanjut dengan tanggapan temannya, yang dengan santai berbicara sembari memakan makanan yang tersedia di atas meja.Tuk!"Au. Kenapa kau menyentil dahiku? Kau kira itu tidak menyakitkan!"Thana masih saja menyimak pembicaraan kedua pemuda itu tanpa disadarinya. Bahkan kini Thana berpindah duduk di dekat mereka, penasaran dengan kelanjutan gosip tersebut.Mahasiswa yang menggosipka
"First, bantu aku."First langsung saja tersedak saat mendengar suara Thana juga tepukan di bahunya. Menatap tajam Thana yang dengan santainya duduk di hadapannya."Bisakah kau datang dengan pemberitahuan? Kau hampir membuatku mati."First bersungut-sungut, sedangkan Thana hanya merespon dengan alis yang terangkat."Tapi kau belum mati, bukan?"First melotot saat mendengar pertanyaan sarkas yang Thana ucapkan kepadanya. Membuat pemuda cerewet itu melempar Thana dengan sendok garpu kecil yang sebelumnya digunakan untuk makan kue bolu.Thana yang tidak sempat menghindar meringis lantaran lemparan First yang mengenai pelipisnya."Bantuan apa yang kau inginkan?"First bertanya sinis dan mengambil kembali sendok garpu yang sempat melayang dan mendarat di pelipis Thana. Kemudian dengan santai memakan kue bolu yang belum habis."Kau tahu sendiri tentang apa itu."