Share

Bab 392

Penulis: Julio
"Dia Renata, jangan takut." Klinton menjelaskan, "Renata itu wanitaku, jadi kamu jangan berpikir macam-macam. Aku akan mengantarmu pulang."

"Tapi Kak ...." Davira tiba-tiba menangis, "Aku sudah melakukan kesalahan. Aku sudah melakukan banyak hal buruk, aku sangat takut. Aku nggak berani meninggalkan tempat ini. Begitu meninggalkan tempat ini, aku nggak akan pernah bisa kembali. Aku akan tetap di sini dan tetap mempertahankan posisi istri sah Valerio. Nggak ada yang bisa merebutnya dariku."

"Nggak akan ada yang bisa merebut posisi itu darimu." Klinton menenangkan Davira, "Selama ada aku, nggak akan ada yang bisa merebut posisi itu darimu. Davira, ayo pulang."

Davira tidak dapat menghentikan air matanya yang mengalir. Tatapannya langsung tertuju pada Renata.

Renata tidak melakukan apa-apa, hanya berdiri di sana membawa guncangan kuat yang membuat Davira ketakutan.

Briella mengaitkan bibirnya sedikit, bahkan tersenyum tipis pada Davira.

Senyuman itu mengalirkan kepuasan. Karma tidak akan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 393

    Briella mengumpulkan kembali sorot matanya yang tajam, lalu tersenyum hangat pada Rieta. "Dengan senang hati. Sampai jumpa lagi di lain waktu, Bu Rieta."Setelah berpamitan dengan sopan, Briella berbalik saat senyum di wajahnya langsung memudar. Ambisi dan semangat juang yang kuat tertulis jelas di wajahnya. Karena Rieta ingin bertemu dengannya, jadi lebih baik beri dia kesempatan untuk menunjukkan kepadanya seperti apa sosok Briella yang sesungguhnya.Briella berjalan keluar dari vila. Klinton sudah membawa Davira masuk ke dalam mobil dan keluar lagi untuk menjemputnya.Pria itu berbisik di telinganya dengan suara pelan, "Adikku cukup kesal. Jadi demi aku, tolong jangan mengganggunya."Briella menganggapnya lucu. "Klinton, kenapa kamu bilang begitu kepadaku? Apa kamu nggak lihat? Dia sangat ketakutan saat melihatku. Aku malah nggak melakukan apa-apa. Lebih baik kamu tanya kepadanya, hal apa yang dia sembunyikan darimu."Klinton menempelkan jarinya pada bibir Briella, lalu berkata deng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 394

    Briella melihat sikap Davira yang seperti anak kecil, merasa kalau Davira masih tetap sama seperti empat tahun yang lalu, kekanakan, sombong, berubah-ubah dan sulit diatur. Davira masih belum memahami kalau apa yang diberikan orang lain itu bukanlah sesuatu yang akan bertahan selamanya. Satu-satunya cara untuk bertahan adalah dengan menjadi kuat.Namun, Briella tidak ingin berkomentar panjang lebar, hanya ingin menyaksikan dalam diam.Klinton mengangkat pandangannya dan melirik Davira dari kaca spion. Dia pun mengerutkan kening saat mengingat sifat Davira yang berkemauan keras."Davira, jangan bicara begitu sama Renata. Dia begitu karena peduli padamu."Mulut Davira ternganga, agak terkejut karena kakaknya membela dan berada di pihak wanita lain, bukan membelanya. Dia hampir menggila karena cemburu, lalu berteriak ke arah Klinton."Apa kamu juga keberatan dengan sikapku yang seperti ini? Kalau begitu hentikan mobilnya. Aku akan pulang ke rumah Papa Mama sendiri."Davira mengatakan itu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 395

    "Davira, kamu sudah jadi ibu dan sudah waktunya untuk menjadi dewasa."Davira marah, langsung mengambil bantal tempat tidur dan melemparkannya ke Klinton. "Wah, Klinton, sepertinya kamu mulai keberatan punya adik sepertiku ini! Kamu berprasangka buruk kepadaku. Menurutku Renata juga bukan wanita yang baik. Dia cuma wanita pembawa sial seperti Briella! Cepat atau lambat kamu akan disakiti olehnya."Klinton tertunduk tak berdaya. Dia mengambil bantal yang terjatuh di karpet dan meletakkannya di ujung tempat tidur. "Davira, Renata nggak sama dengan Briella. Kalau kamu lupa, Briella sudah nggak ada di dunia ini. Kalau kamu terus menyebutkannya seperti ini, bukankah kamu akan membuat semua orang teringat akan keberadaan Briella? Aku sih nggak masalah, tapi bagaimana dengan suamimu? Sekarang kamu sudah memilih untuk menikah dengannya. Kamu harus belajar untuk menjaga hubungan kalian dan jangan bersikap seenaknya. Kamu mengerti?"Davira terdiam dan memikirkan kata-kata kakaknya dengan hati-ha

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 396

    Briella melirik pakaian yang dilemparkan Klinton dan terlihat sedikit ragu.Klinton mendorongnya ke arah kamar mandi. "Kamu Renata sekarang dan kamu pacarku. Kita harus berpura-pura atau yang lain akan curiga. Kalau nggak mau orang lain tahu kalau kamu Briella, kamu harus melakukan apa yang aku perintahkan. Kamu mengerti?""Nggak akan." Briella menatap Klinton dengan yakin."Nggak akan apa?""Kamu nggak akan membiarkan siapa pun tahu kalau aku Briella. Kamu akan melindungiku."Klinton menatap Briella lekat-lekat dan terdiam sejenak. Setelah beberapa saat, dia tiba-tiba tersenyum.Bagus. Wanita ini sekarang sudah mencoba mengendalikannya."Kalau kamu percaya padaku, lakukan apa yang aku perintahkan. Mandi dan tidurlah lebih awal. Kalau nggak, orang tuaku akan berpikir macam-macam kalau melihat mata panda di matamu besok pagi."Briella segera mengambil pakaian milik pria itu dan membuka pintu kamar mandi.Apa yang dikatakan Klinton memang benar. Menggunakan nama Renata untuk melindungi d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 397

    Perkataan Renata mencerminkan kalau dia memiliki keluarga di lingkaran kelas atas dan sama seperti mereka. Dia pasangan yang cocok untuk Klinton.Davira memutar bola matanya. "Cih, Renata, perkataanmu sama seperti apa yang sering diucapkan sama perempuan murahan."Briella menyingkirkan senyuman di wajahnya dan mengabaikan Davira. Dia menunduk dan menatap makanannya, mencoba menunjukkan kalau dia sedang tidak senang.Dia juga manusia yang punya emosi dan harga diri, tidak bisa berpura-pura tegar setelah dibentak seperti itu.Resti dan Herman merasa kalau apa yang dikatakan Davira sangat tidak pantas, jadi dia memukul Davira pelan."Davira, kita nggak pernah mendidik anak kita di meja makan, tapi kamu sudah bicara nggak sopan sama Renata. Kamu selalu mengatakan apa pun yang ingin kamu katakan, itu malah membuatmu terlihat nggak berpendidikan. Apa kamu mengerti?"Davira tidak terima. "Itu karena Renata pacar kakak. Kalau kita jadi keluarga nantinya, apa kita akan menunjukkan sikap palsu s

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 398

    Valerio adalah bom berbahaya yang bisa merenggut separuh nyawa Briella kapan saja. Lebih baik Briella menghindari pria itu.Saat Briella tengah memikirkan hal ini, salah satu pihak dari kontraktor memanggilnya, "Bu Renata, Pak Valerio memintamu pergi ke kantor pusat. Pergilah ke sana sekarang."Briella terkejut, lalu bertanya "Kantor pusat? Apa maksudnya Perusahaan Regulus?""Ya. Apa Bu Briella nggak tahu tempat itu? Kalau begitu, aku akan minta sopir untuk menjemputmu."Renata masih terlihat bingung. Detik berikutnya, orang itu sudah mengatur sopir dari perusahaan agar datang menjemputnya.Setengah jam kemudian, Briella masuk ke dalam mobil Perusahaan Regulus. Briella pun tidak asing dengan sopir yang mengemudikan mobil ini. Dia pernah bertemu dengannya saat masih menjadi sekretaris Briella.Sopir itu juga melihat Briella di kaca mobil dari waktu ke waktu, merasa kalau wajah Briella tidak asing. Dia juga merasa kalau wanita ini seperti Bu Briella yang dulu yang selalu melakukan segala

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 399

    Briella menatap Siska dengan penuh kerinduan, bahkan hidungnya terasa masam.Siska mengatakan kalau Briella adalah seseorang yang sangat penting baginya. Briella berpikir setelah kepergiannya, kota yang tak bernyawa ini akan segera melupakannya.Siska sedikit cemas saat melihat Briella tidak mengatakan apa-apa. "Itu, Nona Renata, aku benar-benar minta maaf. Aku nggak seharusnya bersikap seperti barusan. Aku harap Nona nggak akan mengadukan ini pada Pak Valerio. Aku mohon, aku harus mempertahankan pekerjaanku ...."Briella kembali tersadar, tersenyum ramah dan menjawab perkataan Siska, "Jangan khawatir, kamu juga manusia. Nggak ada yang perlu diadukan, aku bisa mengerti perasaanmu. Ayo naik ke atas.""Ya. Pak Valerio masih rapat, sepertinya belum akan selesai dalam waktu setengah jam. Aku akan mengantarmu ke ruang tamu untuk menunggu sebentar.""Ya." Briella mengikuti Siska masuk ke dalam lift. Di ruang tamu, dia mencolek Siska. "Aku mau tanya, apa kamu tahu kenapa Pak Valerio memintaku

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 400

    Briella terlihat sedikit termenung saat mendengar Siska mengatakan hal ini.Valerio membawa putrinya ke kantor, jadi dia bisa bertemu dengannya nanti."Baiklah, Siska, terima kasih sudah memberitahuku banyak hal. Silakan lanjutkan pekerjaanmu. Aku akan menunggu di sini."Siska tiba-tiba menggenggam tangan Briella. "Nona Renata, aku sebenarnya sangat berharap kamu bisa bekerja bersama dengan kami. Kamu tahu, kamu sangat mirip dengan teman baikku yang sudah meninggal. Dia itu penolongku. Tapi aku nggak bisa menghubunginya. Melihatmu di sini membuatku merasa kalau kamu seperti teman lamaku. Kalau kamu bisa bekerja sama dengan Perusahaan Regulus, kita pasti bisa lebih sering berhubungan."Briella menarik kembali tangannya dan tersenyum pada Siska. "Persahabatan seorang itu seringan air. Menurutku, punya seseorang yang berarti dalam hidupmu mungkin bisa membuatmu menjadi lebih baik. Aku rasa temanmu itu nggak mau kamu terus memikirkannya seperti ini. Terus jalani hidupmu. Yang namanya perte

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status