Share

Bab 372

Penulis: Julio
Pengasuh itu menggerutu kepada Davira. Begitu Davira mendengar itu, dia langsung melayangkan tamparan tepat di wajah pengasuh itu.

Pengasuh itu sampai jatuh ke sofa, bersama dengan anak kecil yang berada dalam gendongannya. Anak kecil itu merintih dan menangis keras. Pengasuh itu terdiam. Wajahnya terasa panas dan sakit, bahkan sampai berdarah karena tergores kuku Davira.

Davira menjambak rambut pengasuh itu, lalu memakinya habis-habisan.

"Apa kamu tahu kalau aku ibu kandung anak ini? Kamu pikir kamu siapa, berani-beraninya mengarahkan apa yang harus aku lakukan! Apa kamu tidur sama Elbert? Kamu pikir kamu nyonya sah di rumah ini! Aku beritahukan, akulah yang menyewa apartemen ini dan akulah yang menghidupi Elbert! Kamu cuma pengasuh yang menjaga anakku! Beraninya menyuruhku melakukan sesuatu! Apa kamu cari mati?"

Davira menarik rambut pengasuh itu dengan sangat keras hingga hampir merobek kulit kepalanya. Pengasuh itu menangis dan memohon ampun. Tangisan anak yang ada di gendongannya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 373

    Elbert hanya bisa menghela napas panjang saat mendengar keteguhan hati Davira.Dia tahu betul bahwa dalam tiga tahun ini kehidupan Davira tidak sebaik yang diinginkannya. Sebagai orang yang menyaksikan hubungan mereka, Elbert pun merasa tertekan.Hanya saja, sebelumnya Davira mengalami semua penderitaan ini sendirian. Sekarang, dia melibatkan kedua anak kecil di dalam penderitaannya. Setiap kali memikirkan masalah ini, Elbert tidak bisa tidur dan tidak nafsu makan. Dia bahkan merasa kalau Davira tidak punya hati nurani karena melakukan semua ini. Kalau tidak, bagaimana setiap hari dia bisa hidup dengan tenang sebagai seorang nyonya dari keluarga besar?"Davira, mungkin kehidupan yang sekarang kamu jalani nggak cocok untukmu.""Apa maksudmu?" Davira menjadi sedikit marah, "Apa maksudmu nggak cocok untukku? Kehidupan yang aku jalani sekarang adalah kehidupan yang aku impikan! Menikah dengan Rio adalah takdirku.""Apa kamu sudah memikirkan konsekuensi apa yang akan kamu tanggung kalau Val

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 374

    Proyek yang dilimpahkan kepada Briella cukup besar, membuat Briella sedikit kurang percaya diri dalam mengerjakannya. Untung saja pihak klien memberikan waktu tiga bulan untuk menyusun proyek ini. Saat itu Briella sudah kembali dan lingkungan di negaranya sendiri akan memudahkannya mengurus proyek ini.Setelah menyelesaikan kuliahnya, Briella dan Klinton berencana untuk kembali.Identitas Briella menjadi masalah. Bagaimanapun juga, dia seharusnya sudah terkubur di laut dalam kecelakaan yang terjadi empat tahun lalu. Akan sangat berisiko kalau Briella kembali dengan menggunakan identitasnya yang dulu.Untung saja Klinton sudah memikirkan hal ini dan membuatkan identitas baru untuk Briella."Namamu Renata Yasmine, orang tuamu imigran dari luar negeri. Kamu memilih untuk memulai bisnis di Kota Tamar setelah menyelesaikan pendidikanmu di luar negeri. Aku pacarmu, jadi kamu melakukan perjalanan menyeberangi lautan demi cinta dan menetap di Kota Tamar bersamaku."Klinton meletakkan berkas ya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 375

    Ketika pertemuan dengan pihak klien selesai, Klinton datang menjemput Briella dan mengajaknya ke acara makan malam keluarga.Briella ragu-ragu. Bagaimanapun juga, dia harus menghadapi musuh masa lalunya, di saat dia sendiri saja masih belum terbiasa dengan identitas barunya."Sebenarnya kamu nggak perlu terlalu memikirkannya." Klinton meraih tangan Briella. "Sekarang kamu sudah kembali, cepat atau lambat kamu akan menghadapi banyak orang dan banyak hal. Sekarang kamu juga punya aku, apa yang kamu takutkan?"Briella berpikir sejenak, lalu bertanya, "Jadi, apa adikmu akan ada di sana?"Klinton sedikit mengernyit, lalu mencubit hidung mancung Briella. "Sekarang kamu itu Renata. Mana mungkin Renata pernah bertemu dengan adikku! Aku paham kalau kamu ingin membalas dendam, tapi sekarang bukan waktu yang tepat. Tahan dulu sebentar, kamu mengerti?"Briella mengatupkan mulutnya dan menatap Klinton dengan tatapan kosong. "Kamu benar-benar banyak omong. Aku tanya, apa Davira ada di sana? Kamu cum

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 376

    #Itulah salah satu ketakutan terbesar Klinton. Dia takut Briella kembali teringat akan Zayden. Mungkin kehidupan tenang dan stabil yang dijalaninya saat ini adalah yang terbaik untuknya.Setidaknya, semua orang menemukan kehidupan terbaik untuk mereka, bukan?"Briella." Klinton bertanya dengan suara pelan saat menyetir. Matanya melirik sekilas ke arah Briella. "Apa kamu bahagia?"Briella membolak-balik buku proyek di tangannya. Mendengar Klinton mengajukan pertanyaan ini, dia mengangkat pandangannya dan menatap pria itu, lalu menjawab pelan, "Cukup bahagia. Kenapa memangnya?"Klinton pun menjawab sambil tersenyum, "Aku harap kamu bahagia. Aku akan membuatmu lebih bahagia dan lebih bahagia lagi di masa depan."Briella malah menggodanya, "Yang membuatku bahagia sekarang adalah menjadi versi diriku yang lebih baik lagi dan nggak ada orang yang menyebalkan di sekitarku. Tapi, lebih bahagia lagi kalau bisa jadi orang kaya dalam semalam."Klinton menatap Briella dengan tatapan memanjakan. "D

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 377

    Briella menjawab dengan tenang, "Terima kasih, Om, Tante. Maaf sudah merepotkan kalian."Briella memang tidak sering berhubungan dengan Resti dan Herman, jadi tidak memiliki kekesalan atau semacamnya kepada mereka. Sebenarnya, dia memiliki kesan yang cukup baik terhadap keduanya.Jelas sekali kalau Resti dan Herman saling mencintai dan sangat menyayangi anak-anak mereka. Sangat disayangkan kalau pasangan yang harmonis seperti mereka melahirkan seorang anak yang pendendam dan buas seperti Davira.Briella datang karena ingin menemukan kebenaran waktu itu. Anaknya tidak mungkin meninggal begitu saja. Kalau bisa menemukan kebenaran di balik semua itu, Briella akan membalas dendam kepada mereka yang terkait dan tidak akan melibatkan mereka yang tidak terkait dengan masalah itu.Briella memikirkan hal ini dan memberikan senyuman ramah kepada Resti dan Herman."Klinton, bawa Renata masuk. Adikmu barusan menelepon, katanya dia akan datang terlambat."Resti menatap Klinton dengan tatapan penuh

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 378

    Berpikir seperti itu, Davira ingin menyulitkan Briella. Dia melirik remeh pakaian resmi yang dikenakan Briella, lalu mengatakan, "Ternyata kamu yang bernama Renata? Kamu datang ke mari dengan tangan kosong? Dengan pakaianmu ini, aku hampir mengira kalau kamu sekretaris kakakku. Kakakku itu pewaris bisnis keluarga. Dengan penampilanmu yang lusuh seperti ini, sejujurnya akan sangat sulit untuk menyukaimu."Briella tidak peduli sedikitpun dengan ejekan Davira. Dia sangat mengenal Davira. Makin ketus ejekan yang dia lontarkan, itu menunjukkan kalau dia makin ciut dan tidak percaya diri."Kakakmu mengejarku selama empat tahun. Dia bahkan memperluas proyeknya ke kota tempatku kuliah biar bisa menjadi pacarku. Dengan meremehkanku seperti ini, apa kamu sedang meremehkan selera kakakmu sendiri?""Aku nggak mau bicara omong kosong denganmu. Kalau kamu mampu, coba minta kakakku untuk menikahimu. Sebagai istri Valerio, orang terkaya di Kota Tamar, aku akan memberikan nasihat. Nggak mudah kalau kam

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 379

    Briella berbalik dan masuk ke dalam vila Keluarga Atmaja. Klinton melihat Briella masuk sendirian tanpa Davira yang mengikutinya, sekilas tahu kalau adiknya sedang kesal.Senyum tak berdaya tersungging di wajahnya. Dia menatap Briella sejenak dan Briella pun tahu apa maksud dari tatapan pria itu.Briella bisa merasakan kalau pria ini makin toleran terhadapnya, bahkan lebih dari apa yang dia lakukan kepada adiknya sendiri.Resti dan Herman pun menyadari akan hal ini. Resti merasakan kekhawatiran yang samar di dalam hatinya, merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ini bukan hanya sekadar tentang Renata yang terlalu mirip dengan Briella.Dia melirik ke arah suaminya. Pria itu menggenggam tangannya di bawah meja dan membujuknya dengan lembut dan sabar. Hal itu pun mampu membuat Resti merasa lebih baik."Renata, kami menyiapkan semua ini untukmu. Aku nggak tahu apa ini sesuai dengan seleramu. Cobalah."Resti tersenyum dan menawarkan makanan kepada Renata. Tatapannya diam-diam mengamati wajah R

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 380

    Semua yang hadir mendengar suara penelepon, yang ternyata seorang gadis kecil. Suaranya terdengar manja, kekanak-kanakan dan menggemaskan. Semua orang tahu kalau itu adalah putri kecil kesayangan Valerio.Setelah Valerio meninggalkan ruangan, beberapa orang mulai membicarakannya dan mengatakan kalau Valerio adalah seorang ayah yang sangat bertanggung jawab. Dia bahkan datang ke pertemuan khusus untuk melakukan hal semacam ini sendiri.Briella menundukkan kepalanya dan terus memperhatikan materi rapat. Namun, dia tidak bisa memahami isi di dalamnya. Mereka sudah sepakat mau jadi orang asing, tetapi malah dipertemukan dalam proyek yang begitu penting. Sebagai perancang proyek ini, Briella tidak bisa menghindar untuk berhubungan dengan pria itu.Pikiran seperti ini hanya melintas dalam sekejap dan Briella bisa kembali fokus pada pekerjaannya. Dia mencatat beberapa persyaratan yang baru saja disebutkan Valerio dan meminta mereka yang bergosip untuk berhenti. Dia menarik topik pembicaraan p

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status